Anda di halaman 1dari 5

STATEMENT OF AUTHORSHP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah ini adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa
kami menyatakan menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.



Nama : Dennis Givari Hendrawan
NPM : 1106021815





















Ringkasan Buku Ajar 2 BAB 3


Masyarakat dan Kebudayaan

Pengertian Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang anggotanya saling berhubungan
satu sama lain. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling berinteraksi
tentunya akan menghasilkan suatu ide, gagasan, atau karya yang selanjutnya
disebut budaya atau kebudayaan.
Kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang menjadi
pegangan bagi masyarakat tertentu. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
berpendapat bahwa kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat,
karena segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri, yang disebut dengan istilah
Cultural-Determinism. Determinisme budaya adalah suatu keyakinan bahwa budaya
menentukan perilaku individunya. Hal ini mendukung teori bahwa pengaruh
lingkungan lebih dominan dibandingkan dengan warisan biologis. Perilaku individu
merupakan perwujudan warisan biologis, namun di lain sisi lingkungan budaya dan
masyarakat juga ikut menentukan. Mana yang lebih menentukan antara keduanya?
Paham Cultural-Determinism mengatakan bahwa lingkungan budayalah yang lebih
banyak berperan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa masyarakat tanpa
kebudayaan akan mati atau statis, sedangkan kebudayaan tidak akan muncul tanpa
adanya masyarakat.
Kebudayaan dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dalam bentuk:
1. kebudayaan nonmateri, seperti ideologi, religi, gagasan, tindakan,
seperangkat peraturan, norma, moral, hukum, adat istiadat, pengetahuan,
kepercayaan, kesenian.
2. kebudayaan materi, yaitu teknologi dan berbagai benda seni (artefak)
3. secara keseluruhan merupakan pedoman yang mengarahkan setiap individu
dalam bersikap.
Bentuk-bentuk kebudayaan tersebut bermanfaat untuk masyarakat itu sendiri, yaitu :
1. untuk melindungi diri terhadap lingkungannya, seperti bencana alam dan
lingkungan sosial, seperti peperangan.
2. untuk membuat kehidupan menjadi efisien dan efektif
3. sebagai pedoman bagi manusia dalam bertingkah laku.


Orientasi Nilai Budaya

Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di
dunia. Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak
kebudayaan di dunia ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap
yang lainnya. Jika dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-
orientasi nilai budaya hampir serupa.
Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia (
kerangka Kluckhohn ) :
a. Hakikat hidup manusia
b. Hakikat karya manusia
c. Hakikat waktu manusia
d. Hakikat alam manusia
e. Hakikat hubungan manusia
Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya ini
sangat berharga dan paling penting dalam hidup sehingga berfungsi sebagai
pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan masyarakat.

Hubungan Masyakat dengan Kebudayaan

Masyarakat dalam menjalani hidup merekat berorientasi pada kebudayaan dalam
lingkungannya dan cara mereka berorientasi pada nilai budayanya sangat berbeda
di setiap masing-masing masyarakat.
Kebudayaan itu bersifat spesifik sebab aspek ini menggambarkan pola kehidupan.
Masing-masing masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda. Masyarakat
yang tingkat kebudayaannya tinggi, pasti kehidupan masyarakatnya tertata bagus.
Segala sesuatu yang ada dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat itu sendiri. Baik buruknya perilaku masyarakat juga bergantung pada
kebudayaannya. Memang kondisi kehidupan masyarakat sangatlah beragam. Hal ini
sangat tergantung pada tingkat kemampuan masyarakat dalam memahami keadaan
sekitarnya. Dengan kondisi tersebut, maka kebudayaan yang berbeda seharusnya
bukan dianggap sebagai sebuah perbedaan, melainkan sebagai keberagaman pola
kehidupan. Kita hidup dari sebuah perbedaan dan perbedaan itulah yang merupakan
variasi atas kehidupan. Hal ini membuat kehidupan menjadi berwarna dan dinamis.
Setiap saat selalu ada kebudayaan baru yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa tidak ada kebudayaan tanpa
masyarakat, demikian pula sebaliknya. Masyarakat dan kebudayaan apabila tidak
berkembang akan mengalami kepunahan. Masyarakatlah yang mampu
menghasilkan serta mengembangkan kebudayaan, maka masyarakat dan
kebudayaan merupakan satu kesatuan yang utuh.

Manusia sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah makhluk budaya. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu
ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Kebudayaan adalah hasil
kreasi manusia untuk menjadikan kehidupan lebih baik. Kebudayaan itu berkembang
sesuai dengan manusia atau dengan kata lain kebudayaan itu tak lain adalah
manusia pada dirinya itu sendiri Karena manusia senantiasa berada dalam
dinamika, maka kebudayaan dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana
mentransformasikan dirinya melintasi sekat waktu dan region. Oleh karena itu
dikenal istilah transformasi kebudayaan.

Transformasi Kebudayaan

Transformasi kebudayaan adalah proses merubah "formasi kebudayaan agar bisa
melakukan proses "trans. Ada 3 pilihan peran yang bisa dimainkan kebudayaan
dalam konteks proses transfomasi. Pertama, kebudayaan menjadi penghalang
terjadinya transformasi. Kedua, kebudayaan justru menjadi faktor pendorong
bergulirnya proses transformasi. Ketiga, kebudayaan merupakan produk dari proses
transformasi itu sendiri (rwan Abdullah: 2002). Proses mengubah kebudayaan inilah
yang disebut sebagai transformasi budaya. Dalam proses kebudayaannya, manusia
tentunya tidak begitu saja menerima apa adanya. a akan selalu menggunakan daya
nalarnya untuk memahami, menyelami, memilih, dan melaksanakan apa yang
menurut pandangannya baik. Bisa saja yang ia lakukan sedikit berbeda atau
berbeda sama sekali dengan yang diajarkan oleh kebudayaan atau masyarakatnya.
Proses transformasi budaya dapat dilakukan melalui ucapan, sikap atau perilaku
yang sudah terpola, yaitu proses sosialisasi dan enkulturasi.
Mari kita ambil contoh dengan membandingkan masyarakat ndonesia dengan
masyarakat China. China kini menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia.
Bagaimana bisa China mencapai prestasi tersebut? Jawabannya adalah
transformasi budaya di negeri itu berlangsung sukses. Transformasi budaya di China
dipicu oleh sabda Deng Xiaoping pada tahun 1982 yang mengatakan bahwa:
kemiskinan bukan sosialisme; sosialisme berarti melenyapkan kemiskinan. Pada
kesempatan lain Deng berkata: menjadi kaya itu mulia. Deng Xiaoping mengubah
mindset bangsa China bahwa miskin bukan bagian dari sosialisme dan kaya adalah
hak sosialis. Kata-kata tersebut ternyata telah merubah sistem nilai di China dan
mindset bangsa China. Akibat dari perubahan sistem nilai tersebut banyak para
pejabat, kader partai, dosen-dosen perguruan tinggi hengkang ke sektor
perdagangan yang menggeliatkan bisnis secara besar-besaran di China. Perkataan
Deng tersebut menjadi filsafat sosial yang mempengaruhi semangat kerja, menjadi
sumber inspirasi, dan merubah sikap hidup yang berorientasi pada kemajuan.

Kesimpulan

Kebudayaan itu tidak akan hilang, tetapi yang ada adalah transformasi budaya.
Kalau kebudayaan hilang maka kita sebagai manusia otomatis akan kehilangan jati
diri kita sendiri, baik sebagai individu, suku bangsa, bangsa ataupun bernegara.
Setiap yang kehilangan jati diri akan sulit untuk mengembangkan diri sesuai dengan
karakternya sendiri dan membuat kita hanya akan terombang ambing saja oleh
banyaknya kebudayaan lain. Meski kebudayaan itu berubah dan dinamis sesuai
keadaan zaman, tetapi kita sebagai pewaris kebudayaan leluhur harus tetap
menjaga nilai-nilai luhur kebudayaan tersebut. Nilai-nilai luhur itulah yang sangat
berharga dan paling penting sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi
kepada kehidupan.

Daftar Pustaka

http://www.fahamindonesia.org/opini316-transformasi-kebudayaan-kita.htm
http://www.anneahira.com/masalah-kebudayaan.htm

Anda mungkin juga menyukai