Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA)

Volume 1, No 1, Juni 2018


e-ISSN : 2598-4934
p-ISSN : 2621-119X

PEMBELAJARAN FILOLOGI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM


MENGUNGKAP DAN MEMBANGUN KARAKTER SUATU BANGSA

Trie Utari Dewi


Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Email. trie.utarid@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pentingnya peran filologi dalam
membangun karakter bangsa yaitu dengan cara menggali nilai-nilai moral dan
karakter bangsa melalui penelitian atau penggarapan terhadap naskah-naskah, baik
yang yang telah diteliti maupun yang belum dianalisis oleh para filologi. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif analitik dengan
pendekatan kualitatif. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
manfaat dari pembelajaran filologi di antaranya yaitu memahami kebudayaan
suatu bangsa, terungkapnya kebiasaan masyarakat dan adat istiadat orang-orang
terdahulu, serta terungkapnya sejarah suatu bangsa yang sesungguhnya. Dengan
terungkapnya kebudayaan, adat istiadat, dan sejarah di masa lampau, maka akan
terungkap pula identitas dan karakter suatu bangsa. Salah satunya yaitu melalui
penggarapan terhadap naskah Anis Al-Muttaqin dan Naskah Siksakandang
Karesian, yang di dalamnya terkandung nilai moral dan karakter yang seharusnya
dimiliki oleh seorang pemimpin.

Kata Kunci: Karakter, Pembelajaran Filologi

ABSTRACT
The aim of the research to know, the importance of the role of philology in
building the character of the nation that is by digging the moral values and
character of the nation through research or cultivation of manuscript, both those
that have been studied and that have not been analyzed by the philologists.The
method used in this research is descriptive analytic method with qualitative
approach. The results obtained from this study is the benefits of philology
learning among which is to understand the culture of a nation, the unfolding of
habits and customs of the people of the past, and the disclosure of the history of a
real nation. With the unfolding of culture, customs, and history in the past, it will
reveal the identity and character of a nation. One of them is through the
cultivation of the text Anis Al-Muttaqin and Siksakandang Karesian script, in
which contained moral values and character that should be owned by a leader.

Keywords: Character, Philology Study

48
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

PENDAHULUAN Permasalahan korupsi,


Maraknya kasus korupsi yang kekerasan, pembunuhan, tawuran,
terjadi belakangan di negara Indonesia pemerkosaan, dan lain sebagainya
menunjukkan masih banyaknya telah membuat masyarakat semakin
perilaku tidak jujur para pemimpin resah. Ditambah lagi dengan jawaban-
negara ini. Selain itu, kasus jawaban yang dilontarkan oleh para
pembakaran rumah-rumah ibadah dan pemimpin saat ini yang dirasa tidak
pengusiran atau pembunuhan atas bijaksana oleh rakyatnya atas
agama tertentu juga membuktikan permasalahan-permasalahan bangsa
bahwa masih kurangnya toleransi yang terjadi.
yang terjadi di kehidupan masyarakat. Sehingga jawaban-jawaban
Ditambah lagi kasus-kasus tersebut yang seharusnya dapat
perselingkuhan yang melibatkan menjadi solusi namun malah
aparatur negara. menambah masalah dan keresahan
Hal ini menunjukkan kurangnya bagi masyarakat. Akan dibawa ke
moral baik yang tertanamkan dalam mana kelak negara ini jika pemimpin
diri seseorang. Alasan mengapa dan generasinya terus seperti itu?
masalah moral menjadi persoalan Sikap ramah, jujur, dan saling
penting dalam sejarah kehidupan menghormati yang merupakan ciri
manusia sejak zaman dahulu sampai khas bangsa Indonesia yang
dengan sekarang yaitu: 1) secara multikultural kini perlahan luntur dan
eksistensial, manusia adalah makhluk musnah dikarenakan permasalahan-
berakal (homo sapiens). permasalah tersebut.
Sebagai makhluk berakal, dalam Lalu, bagaimana caranya agar
realitasnya, manusia mewujud sebagai jati diri dan karakter bangsa ini tidak
sosial (homo socius)²yang memiliki semakin terkikis dan musnah? dimana
fitrah (natural endowment) yang saat ini sulitnya mencari figur atau
secara alamiah harus mengada sosok yang dapat dijadikan contoh
bersama orang lain. Untuk menjaga, bagi para pemimpin maupun
memelihara, menertibkan relasi di masyarakat dan para penerus generasi
antara makhluk sosial ini, secara bangsa. Berdasarkan hal tersebut,
normatif diperlukan tatanan berupa perlu adanya upaya yang sungguh-
norma sopan santun, norma moral, dan sungguh dalam membangun kembali
norma hukum; 2) perdebatan yang karakter bangsa Indonesia.
WHUMDGL LNKZDO ³GDUL PDQD VXPEHU QLODL Pembelajaran filologi
moral, siapa yang berotoritas penuh merupakan salah satu upaya untuk
GDQ DEVDK XQWXN PHUXPXVNDQ ³moral dapat mengungkap informasi tentang
judgment´ QLODL PRUDO GDQ EDJDLPDQD kehidupan masyarakat di masa
skala keberlakuan nilai moral itu lampau, baik mengenai sejarahnya,
sendiri masih berlangsung sengit adat istiadat, maupun pemikiran dan
hingga kini (Yusuf, 2013). hasil karyanya, yang tersimpan dalam
bentuk peninggalan tertulis atau

49
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

disebut sebagai naskah kuno/lama. sebelumnya yang membahas tentang


Namun, untuk dapat mengetahui isi ilmu filologi adalah pada pidato
dari sebuah naskah diperlukan pengukuhan Guru Besar ilmu filologi
kemampuan dalam memahami bahasa di Universitas Sebelas Maret
serta aksara yang digunakan dalam Surakarta oleh Bani Sudardi pada
naskah tersebut. Akan tetapi, saat ini tahun 2007 yang berjudul Sumbangan
hanya sedikit sekali yang dapat Filologi dalam Penyusunan Strategi
memahami bahasa dan aksara yang Kebudayaan Indonesia.
terdapat dalam naskah Nusantara. Akan tetapi, penelitian tersebut
Hal ini dikarenakan bahasa dan hanya membahas tentang ilmu filologi
aksara yang digunakan dalam naskah dan sumbangannya dalam strategi
adalah bahasa serta aksara yang tidak kebudayaan Indonesia. Sedangkan
biasa digunakan oleh masyarakat dalam penelitian ini, penulis akan
umum dalam kehidupan sehari-hari menguraikan tentang proses
pada masa kini. Bahasa tersebut pembelajaran filologi dan
adalah bahasa Arab, Melayu, Sunda, mengungkap tentang manfaat dan
Jawa, Bali, dll. Sedangkan aksaranya perannya dalam membangun karakter
adalah aksara pegon, Arab, jawa kuno, bangsa.
maupun sunda kuno. Ilmu filologi berusaha untuk
Dikarenakan kendala tersebut, menemukan teks asli atau mendekati
maka banyak orang yang tidak tertarik asli dan menempatkannya dalam
untuk membaca dan mengetahui isi seluruh aspek sejarah suatu bangsa,
dalam naskah, ditambah lagi dengan yaitu dengan cara melakukan
kesibukan para ahli filologi yang penggarapan terhadap naskah. Filologi
banyak menghabiskan waktu dan lebih yang menitikberatkan penelitiannya
mementingkan suntingan naskah dan kepada hal tersebut disebut filologi
kritik teks, sehingga membuat filologi tradisional, adapun filologi modern
semakin ketinggalan zaman dan tidak memandang naskah sebagai dokumen
terungkap nilai-nilai penting yang budaya yang merupakan refleksi dari
terkandung di dalamnya. Padahal, zamannya.
kajian filologi Indonesia haruslah Dengan kata lain, karakter suatu
kosmopolitan, sekuler, dan modern bangsa dapat dibangun dengan cara
(Sudibyo, 2007). mengetahu identitas suatu bangsa, dan
Berdasarkan hal tersebut, maka tidak lepas dari sejarah bangsa yang
diperlukan pemahaman mendalam dapat diungkap melalui proses
mengenai pembelajaran filologi agar pembelajaran filologi. Sebagaimana
dapat menghasilkan penggarapan yang dinyatakan oleh Bachtiar (dalam
naskah yang tidak hanya terfokus pada Suryani, 2012) bahwa sebagian besar
suntingan naskah dan kritik teks saja, sejarah dapat diangkat kembali
tetapi juga pengungkapan nilai-nilai melalui pengetahuan filologi.
dan kandungan yang terdapat dalam Pengetahuan bangsa Indonesia
naskah tersebut. Adapun penelitian terhadap sejarah akan memperkuat

50
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

kebudayaan yang dikembangkannya berhubungan dengan Tuhan Yang


dan juga makin memperkuat identitas Maha Esa, diri sendiri, sesama
kebangsaannya. Oleh karena itu, studi manusia, lingkungan, dan kebangsaan
filologi/pembelajaran filologi sangat yang terwujud dalam pikiran, sikap,
penting dan besar bantuannya demi perasaan, perkataan, serta perbuatan
membangun karakter suatu bangsa. berdasarkan norma-norma agama,
hukum, tata krama, budaya, dan adat
METODE PENELITIAN istiadat (dalam Johansyah, 2011).
Metode yang digunakan dalam Untuk dapat memahami nilai-nilai
penelitian ini adalah metode deskriptif tersebut, menekankan pentingnya tiga
analitik dengan pendekatan kualitatif, komponen karakter yang baik
yaitu dengan cara menguraikan (components of good character), yaitu
tentang pentingnya pendidikan moral knowing atau pengetahuan
karakter, pembelajaran filologi, dan tentang moral, moral feeling atau
proses penggarapan naskah yang perasaan tentang moral, dan moral
merupakan objek kerja filologi. Lalu action atau perbuatan moral.
dari uraian tersebut dianalisis hal-hal Hal ini diperlukan agar anak
yang dapat dijadikan penguat bagi mampu memahami, merasakan dan
pembangunan karakter bangsa. mengerjakan sekaligus nilai-nilai
Adapun jenis penelitian yang kebijakan (dalam Citra, 2012).
digunakan yaitu studi literatur. Metode Adapun nilai-nilai pendidikan karakter
studi literatur adalah serangkaian yang dikembangkan oleh
kegiatan yang berkenaan dengan Kemendikbud (Kementerian
metode pengumpulan data pustaka, Pendidikan dan Kebudayaan) ada
membaca dan mencatat, serta delapan belas karakter.
mengolah bahan penelitian (Zed Nilai-nilai tersebut bersumber
dalam Kartiningrum, 2015). dari agama, Pancasila, budaya, serta
Adapun data penelitian yang tujuan pendidikan nasional. Delapan
digunakan berasal dari jurnal, artikel belas nilai tersebut yaitu: religius,
ilmiah, dan buku mengenai filologi jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
serta naskah yang berisikan tentang kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
nilai-nilai moral yang dapat tahu, semangat kebangsaan, cinta
membangun karakter suatu bangsa. tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai,
HASIL DAN PEMBAHASAN gemar membaca, peduli lingkungan,
Pendidikan Karakter peduli sosial, dan tanggung jawab
Pendidikan karakter dapat (Maunah, 2015). Nilai-nilai tersebut
dipahami sebagai upaya yang sesungguhnya telah ada dalam jati diri
dirancang dan dilaksanakan secara bangsa Indonesia sejak lama.
sistematis dan terencana untuk Pendidikan karakter pada intinya
membantu peserta didik memahami bertujuan membentuk bangsa yang
nilai-nilai perilaku manusia yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

51
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

bermoral, bertoleran, bergotong bahasa atau ilmu bahasa (linguistik);


royong, berjiwa patriotik, berkembang dan 4) filologi ialah suatu disiplin
dinamis, serta berorientasi pada ilmu yang mendasarkan kerjanya pada
pengetahuan dan teknologi yang bahan tertulis dan bertujuan
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa mengungkapkan makna teks tersebut
kepada Tuhan yang Maha Esa dalam segi kebudayaan (Baried dkk,
berdasarkan Pancasila. Pendidikan 1985). Berdasarkan pengertian-
karakter berfungsi (1) pengertian tersebut, dapat dikatakan
mengembangkan potensi dasar agar bahwa filologi bukan hanya dipandang
berhati baik, berpikiran baik, dan sebagai pintu gerbang kehidupan masa
berperilaku baik; (2) memperkuat dan lampau, tetapi juga pintu gerbang
membangun perilaku bangsa yang berbagai ilmu pengetahuan yang dapat
multikultur; (3) meningkatkan diketahui melalui naskah.
peradaban bangsa yang kompetitif Studi filologi dalam menyajikan
dalam pergaulan dunia (Kementerian teks seperti suntingan naskah yang
Pendidikan Nasional dalam disertai catatan berupa aparat kritik,
Johansyah, 2011). kajian bahasa naskah, singkatan isi
naskah, bahasa teks, dan terjemahan
Pembelajaran Filologi teks ke dalam bahasa nasional ataupun
Menurut Baried (dalam Suryani, bahasa internasional, berperan sebagai
2012) filologi dalam arti yang luas ilmu bantu bagi disiplin ilmu lainnya.
adalah ilmu yang menyelidiki Mengingat bahwa kandungan naskah
perkembangan kerohanian suatu itu beraneka ragam maka filologi
bangsa dan kekhususannya atau dapat membantu berbagai ragam ilmu.
menyelidiki kebudayaan berdasarkan Beberapa di antaranya ialah linguistik,
bahasa dan kesusastraannya. ilmu sastra, ilmu sejarah, sejarah
Berdasarkan hal tersebut, dapat kebudayaan, ilmu hukum adat, ilmu
dinyatakan bahwa melalui kegiatan agama, dan ilmu filsafat (Baried dkk,
studi filologi dapat terungkap 1985).
pemikiran-pemikiran orang-orang Pentingnya ilmu filologi telah
terdahulu, tidak hanya nilai, norma, terlihat sejak masa Yunani lama. Di
dan ajaran agamanya, tetapi juga mana ilmu filologi digunakan untuk
kebudayaan, adat istiadat, serta menyajikan kebudayaan Yunani lama
sejarahnya. yang tertuang dalam naskah yang
Adapun filologi sebagai istilah dimilikinya. Kebudayaan tersebut
mempunyai beberapa arti sebagai sangat berperan dalam memperluas
berikut: 1) filologi berarti ilmu dan memperdalam pengetahuan
pengetahuan tentang segala sesuatu mengenai sumber dari segala ilmu
yang pernah diketahui orang; 2) pengetahuan dan berpengaruh tidak
filologi pernah dipandang sebagai hanya di dunia Barat, tetapi juga di
sastra secara ilmiah; 3) filologi dipakai kawasan Timur Tengah, Asia, sampai
juga sebagai untuk menyebut studi kepada kawasan Nusantara. Di Eropa

52
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

sendiri, isi-isi naskah yang merupakan terbangun kembali karakter dan


penggarapan dari ilmu filologis telah terbaca pula masa depan suatu bangsa.
banyak mewarnai dunia pendidikan. Dalam dunia filologi, sedikitnya
Sedangkan di kawasan Timur jumlah filolog atau ahli filologi yang
Tengah, teori filologi digunakan untuk mampu membaca dan menerjemahkan
menelaah naskah-naskah Yunani dan naskah menjadi perhatian penting. Di
naskah-naskah yang dihasilkan oleh mana pemuda penerus bangsa saat ini
penulis-penulis dari daerah itu, karena sudah sangat asing dengan bahasa dan
bangsa-bangsa di Timur tengah aksara yang terdapat dalam naskah.
dikenal sebagai bangsa yang memiliki Sedangkan jumlah naskah Nusantara
dokumen lama yang bernilai agung. sangatlah banyak. Hal ini sebagaimana
Adapun studi filologi di kawasan Asia yang disampaikan oleh Muhammad
terhadap naskah-naskah yang dimiliki Syarif Bando bahwa, profesi filolog di
telah berhasil membuka khazanah Indonesia tergolong langka. Ia juga
kebudayaan Asia serta telah menyampaikan bahwa, Indonesia
menyajikan isi naskah-naskah tersebut memiliki banyak sekali naskah kuno
untuk kepentingan studi humaniora di yang bisa menjadi sumber
Asia pada umumnya. pengetahuan bahkan penelitian.
Hasil studi ini telah memperjelas Namun naskah kuno tersebut
sejarah bangsa Asia serta mesti diteliti isinya (Ryanthie, 2017).
kebudayaannya. Sedangkan di Oleh karena itu, pembelajaran filologi
kawasan Nusantara, kegiatan filologi sangat penting bagi masyarakat luas
terhadap naskah-naskah Nusantara agar penggarapan atau penelitian
telah mendorong berbagai kegiatan terhadap naskah dapat dilakukan oleh
ilmiah yang hasilnya telah banyak orang. Dengan begitu,
dimanfaatkan oleh berbagai disiplin, masyarakat dapat mengetahui dan
terutama disiplin humaniora dan mengungkap isi yang terkandung
disiplin ilmu-ilmu sosial. Semua dalam naskah tersebut.
kegiatan itu telah memenuhi tujuan Adapun tujuan umum dan
ilmu filologi, yaitu melalui telaah khusus filologi, di mana tujuan umum
naskah-naskah dapat membuka filologi adalah: 1) memahami sejauh
kebudayaan bangsa dan telah mungkin kebudayaan suatu bangsa
mengangkat nilai-nilai luhur yang melalui hasil sastranya, baik lisan
disimpan di dalamnya (Baried dkk, maupun tulisan; 2) memahami makna
1985). dan fungsi teks bagi masyarakat
Dengan melakukan kegiatan penciptanya; 3) mengungkapkan nilai-
filologi melalui pelestarian dan nilai budaya lama sebagai alternatif
penggarapan terhadap naskah-naskah pengembangankebudayaan.
kuno, maka akan terungkap nilai-nilai Sedangkan tujuan khusus
yang terkandung di dalam naskah, filologi yaitu: 1) menyunting sebuah
sehingga akan terungkap pula sejarah teks yang dipandang mendekati teks
bangsa. Dengan begitu, dapat aslinya; 2) mengungkap sejarah

53
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

terjadinya teks dan sejarah menerjemahkan teks. 4)


perkembangannya; 3) mengungkap mengemukakan nilai kandungan yang
resepsi pembaca pada setiap kurun terdapat dalam naskah.
penerimaannya (Baried, dkk 1985). Dalam proses ini dibutuhkan
Dari tujuan-tujuan tersebut dapat kejujuran dalam mengungkap isi
ditemukan manfaat pembelajaran naskah tersebut. Dengan mengetahui
filologi, yaitu: a) dengan mengetahui nilai kandungan yang terdapat dalam
dan memahami kebudayaan suatu naskah, maka akan diketahui
bangsa, maka akan terungkap kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan,
pemikiran-pemikiran orang-orang serta karakter suatu bangsa. Tanpa
terdahulu ; b) dapat terungkap mengetahui isi naskah, maka tidak
kebiasaan masyarakat dan adat istiadat akan diketahui sejarah serta karakter
orang-orang terdahulu; c) dapat suatu bangsa dari bukti fisik yang
melestarikan budaya-budaya lama dan otentik.
mengembangkannya sesuai dengan Sebaliknya, dengan mengetahui
perkembangan masyarakat pada isi naskah maka akan terungkap pula
zamannya; d) dapat terungkap sejarah sejarah serta karakter suatu bangsa dan
suatu bangsa yang sesungguhnya; e) berbagai macam ilmu pengetahuan
terungkapnya proses-proses penulisan yang ada di dalam naskah yang dapat
dan penyalinan naskah serta kejujuran dijadikan pelajaran untuk kehidupan
atau ketidakjujuran para penyalin masa kini. Dengan memahami sejarah
naskah; f) mengetahui bagaimana Indonesia pada masa lampau, maka
pandangan masyarakat yang membaca arah pembentukan kepribadian bangsa
naskah pada zamannya. Indonesia akan lebih jelas.
Proses dalam pembelajaran Sebagai contoh, penggalian
filologi atau penggarapan naskah naskah Nagarakertagama penting bagi
memerlukan tahapan-tahapan sebagai pembangunan Negara RI di masa kini,
berikut: 1) melakukan transliterasi karena Nagarakertagama berisi
terhadap naskah atau penyalinan sejarah pembangunan kerajaan
naskah, yaitu menulis ulang naskah Majapahit di masa lampau. Sejarah
dengan tulisan atau huruf yang masa silam merupakan senjata ampuh,
berbeda. Dalam kegiatan transliterasi yang dapat digunakan untuk
ini dibutuhkan ketelitian dan menghilangkan hambatan dalam
kecermatan dalam membaca naskah; perjuangan kebudayaan untuk
2) membandingkan teks yang paling membentuk kepribadian serta masa
lengkap dan mendekati asli jika depan (Suryani, 2012).
terdapat beberapa teks yang sama atau Hal ini sejalan dengan yang
memiliki kemiripan. 3) diujarkan oleh Prof. Syarief, Guru
menerjemahkan teks agar pembaca Besar Fakultas Ilmu Budaya Unpad
dapat mengetahui isi naskah tersebut. sekaligus mantan Ketua Masyarakat
Dalam proses ini dibutuhkan Pernaskahan Nusantara (Manassa)
kemampuan bahasa naskah dalam Jabar 2003-2008 bahwa, dengan

54
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

pengungkapan nilai-nilai budaya lama terhadap peninggalannya. Dengan


akan bisa memberikan inspirasi semakin banyaknya masyarakat yang
kepada masyarakat kini dalam memahami proses pembelajaran
pembinaan karakter bangsa. Ia juga filologi, maka semakin banyak pula
mengungkapkan banyaknya pesan orang yang dapat menggarap suatu
moral yang terkandung di dalam naskah, sehingga akan semakin
naskah. Pesan moral tersebut di banyak naskah-naskah yang
antaranya meliputi pembinaan akhlak diterjemahkan. Dengan begitu, akan
hingga ajaran Islam yang berkaitan semakin banyak pula berbagai
dengan ekonomi, hukum, maupun pengetahuan dan pola pikir
kehidupan lainnya (Maulana, 2015). masyarakat terdahulu yang terungkap
Kekuatan naskah yang serta dapat membina masyarakat saat
merupakan kajian dalam ilmu filologi ini agar menjadi bangsa yang beradab.
mampu membangun moral dan
karakter masyarakat suatu bangsa. Hal Peran Filologi dalam Menyusun
ini sejalan dengan yang diungkapkan Strategi Pembangunan Karakter
oleh Prof. Syarief tentang Kisah yang Bangsa
Peran filologi dalam
tertuang dalam naskah Hikayat Abu
membangun karakter bangsa yaitu
Samah (dalam naskah Sunda disebut
dengan cara menggali nilai-nilai moral
Abdussomad), itu tentang penerapan
dan karakter bangsa melalui penelitian
hukum. Bagaimana Khalifah Umar bin
atau penggarapan terhadap naskah-
Khattab yang menerapkan hukum
naskah, baik yang yang telah diteliti
cambuk sampai mati terhadap anaknya
maupun yang belum dianalisis oleh
sendiri yang melanggar. Inilah
para filolog, beberapa naskah yang
gambaran pemimpin yang adil dalam
telah digarap dan di dalamnya
menegakkan hukum (Maulana, 2015).
mengandung nilai moral yang penting
Kisah religius seperti itu dapat
dalam membangun karakter bangsa di
dijadikan oleh tiap negara untuk
antaranya yaitu:
menjadikan pembelajaran filologi
sebagai alat dalam mengungkap
Membangun Karakter Bangsa Melalui
karakter suatu bangsa guna dijadikan
Naskah Anis Al-Muttaqin .DU\D µ$EG
contoh bagi anak-anak generasi al-samad al-Palimbani
penerus bangsa. Sebagai pembentuk Naskah Anis Al-Muttaqin (AM)
moral dan karakter anak, kisah atau .DU\D µ$EG DO-samad al-Palimbani
cerita dalam naskah yang telah yang merupakan hasil penelitian dari
diterjemahkan dapat dijadikan Nurrahmah dalam Jurnal Penelitian
inspirasi dan panutan bagi anak-anak Lektur dan Khazanah Keagamaan Vol.
generasi penerus bangsa, karena 11, No. 1, Juni 2013 dengan judul
dengan membaca kisah atau cerita ³.RQVHS 0DQXVLD 8QJJXO .DMLDQ
lama yang terdapat dalam naskah Atas Naskah Anis Al-Muttaqin´
mereka dapat mengetahui sosok nenek mengandung banyak pesan moral
moyangnya terdahulu dan bangga yang dapat membangun karakter

55
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

mayarakat sebagai generasi penerus yang beriman dan mengerjakan


bangsa. Berikut ini beberapa nilai kebajikan serta saling menasihati
religius untuk dapat menjadi manusia untuk kebenaran dan saling menasihati
XQJJXO \DQJ GLWDZDUNDQ ROHK µ$EG DO- untuk kesabaran.
samad al-Palimbani dalam naskah Maraknya kejahatan yang terjadi
AM. di masyarakat seperti perampokan,
Untuk menjadi manusia yang perampasan, maupun tindakan korupsi
unggul haruslah memiliki keimanan merupakan akibat dari tekanan hidup
yang kokoh, yaitu dengan cara tidak dan rasa tidak puas terhadap apa yang
lalai dari zikir dan fikir. Pesan ini dimiliki. Hal yang melatarbelakangi
terdapat dalam bab pertama naskah sikap tersebut yaitu dikarenakan tidak
AM tentang al-gaflah (lalai) dan al- adanya Allah dalam hati dan pikiran
tafakur. Hal tersebut tampak pada mereka. Mereka lupa untuk berzikir
bagian berikut. dan mengingat Allah. Seandainya
Al-gaflah (kelalaian) dalam hati dan pikiran mereka selalu
menghalangi kebaikan mengingat Allah dan berzikir kepada-
sementara anda adalah orang Nya, pastilah mereka malu untuk
yang butuh kebaikan. Anda tahu
melakukan kejahatan tersebut.
bahwa tidak ada keselamatan
bagi seseorang jika tidak Dikatakan oleh sebagian musafir,
memiliki kebaikan. Bagaimana bahwa berzikir haruslah didahulukan
jadinya engkau menemui Tuhan dari pada berfikir karena dengan
tanpa membawa kebaikan berzikir hati akan menjadi tenang, dan
(Naskah AM, 2) ketenangan hati akan mampu
Mengingat banyaknya manusia menjadikan manusia berfikir dengan
yang saat ini banyak sekali lalai, baik jernih dan tidak emosional (Shihab
dalam beribadah yang berkaitan dalam Nurrahmah, 2013). Pesan ini
dengan dirinya dan Tuhannya, tampak dalam kutipan berikut.
maupun dalam menjalankan tugas ...tafakkur menghilangkan angan-
serta tanggung jawabnya terhadap diri angan, dan memelihara
sendiri dan orang lain. Sehingga kelengahan. Tafakkur cerminan
kelalaian tersebut mengakibatkan fana terhadap dunia, dan
kerugian bagi diri sendiri serta orang menghilangkan kecintaan
lain. Maka, pesan moral yang padanya, dan mewariskan baqa
terhadap akhirat, dan
terkandung dalam kutipan di atas yaitu mengharapkan perolehannya
mengingatkan seseorang agar jangan (Naskah AM, 7)
menjadi manusia yang lalai, karena Pesan moral yang dapat diperoleh
kelalaian dapat menghalangi dari kutipan tersebut yaitu sebagai
seseorang dari perbuatan kebaikan. manusia yang beriman haruslah selalu
Hal ini sebagaimana yang tertuang mengingat Tuhannya, karena dengan
dalam Q.S. Al-µ$VU -3 yang selalu mengingat Tuhannya maka
berbunyi, ³VXQJJXK PDQXVLD EHUDGD segala tindakan pasti akan terkendali
dalam kerugian, kecuali orang-orang dan tidak menjadi manusia yang

56
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

ceroboh. Setiap manusia yang beriman dan amal ini juga akan melahirkan
kepada Tuhannya juga wajib meyakini manusia yang ikhlas. Lebih lanjut
bahwa sumber ketenangan hati dan terdapat dalam kutipan berikut.
jiwa dengan selalu mengingat kepada- ...akan tetapi, wahai saudaraku,
Nya. Hal ini sebagaimana yang segalanya tidak akan memberi
tertuang dalam Q.S. ar-5D¶GX \DQJ manfaat kecuali dengan ikhlas,
jujur, dan keyakinan yang benar
EHUEXQ\L ³ \DLWX RUDQJ \DQJ EHULPDQ
(Naskah AM, 11)
dan hati mereka menjadi tenteram Buah daripada zikir, tafakkur,
dengan mengingat Allah. Ingatlah, ilmu, dan amal adalah lahirnya
hanya dengan mengingat Allah hati manusia yang berakhlak mulia.
PHQMDGL WHQWHUDP´ Dampaknya adalah akan lahir sebuah
Untuk menjadi manusia unggul tatanan kehidupan masyarakat
harus memiliki keseimbangan dalam makmur dan sejahtera, aman, damai,
ilmu dan amal, karena keduanya akan harmonis, yang diselubungi roh Islam
membawa manusia kepada yang rahamatan li-al-µDODPLQ.
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Kejayaan suatu bangsa pasti akan
Hal tersebut ditunjukkan dalam tercapai, karena individu-individu
kutipan berikut. yang unggul pastilah merupakan
Maka bahagialah orang yang orang-orang yang amanah dan
hidup dengan memiliki
terpercaya sebagai konsekwensi logis
keduanya. Ketahuilah bahwa
semua ilmu tanpa amal adalah dari kemampuannya menyelaraskan
dosa besar (Naskah AM, 13) antara zikir, fikir, ilmu, dan amal. Dia
Belakangan ini, banyak orang- adalah asas ketahanan umat,
orang yang berilmu dan memiliki kestabilan negara, kekuasaan,
gelar tinggi akan tetapi perilaku dan kehormatan dan roh keadilan (Baba
kata-katanya sangat bertentangan dalam Nurrahmah, 2013).
dengan ilmu yang dimilikinya. Membangun Karakter Bangsa
Sehingga ilmu tersebut seakan tidak Melalui Naskah Siksakandang
ada manfaat bagi dirinya bahkan Karesian (SSK) Koleksi
Skriptorium Naskah Sunda
membuat dirinya tersesat.
Buhun Kabuyutan Ciburuy
Sebagaimana pesan moral yang Salah satu krisis yang dialami
disampaikan dalam kutipan naskah bangsa Indonesia saat ini adalah krisis
tersebut bahwa amal yang tidak kepemimpinan. Di mana sosok
dilatarbelakangi oleh ilmu hanya akan karakter pemimpin bangsa saat ini
membawa kepada kesesatan. seakan tidak dapat dijadikan contoh
Sedangkan ilmu yang tidak dibarengi bagi para pemuda penerus generasi
dengan amal hanyalah akan menjadi bangsa. Maka sangat dibutuhkan
hal yang sia-sia. Untuk itu perlunya sosok yang dapat dijadikan sebagai
keseimbangan antara ilmu dan amal. contoh atau panutan bagi penerus
Untuk menjadi manusia atau generasi bangsa. Salah satunya yaitu
pribadi yang unggul melalui melihat kembali identitas jati diri
penyelarasan antara zikir, fikir, ilmu,

57
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

bangsa Indonesia di masa lalu melalui rakyat yang dipimpinnya sehingga


naskah. tidak terjadi kesalahpahaman.
Salah satu naskah yang Seorang pemimpin juga harus
memberikan konsep figur pemimpin seperti orangtua yang bijaksana
yaitu terdapat dalam naskah SSK yang sehingga dapat menumbuhkan rasa
merupakan salah satu pembahasan nyaman dalam beraktifitas. Perintah
yang disajikan oleh Elis Suryani NS seorang pemimpin dianggap sebagai
dalam makalahnya yang berjudul representasi kekaguman atas prestasi
³.RQVHS )LJXU 3HPLPSLQ GDQ dari orang yang diperintahnya. Selain
Kepemimpinan Yang Terungkap itu, seorang pemimpin harus mampu
Dalam Skriptorium Naskah Sunda mengikat hati bawahannya yang juga
Buhun Kabuyutan Ciburuy pada merupakan kebanggaan bagi
Simposium Internasional Pernaskahan bawahannya.
Nusantara di Yogyakarta. Seorang Perintah dari seorang pemimpin
pemimpin dalam naskah SSK dalam harus dilandasi dengan perasaan
rangka membina dan memimpin kemanusiaan yang penuh getaran
bawahannya haruslah memiliki kasih serta harus terasa sebagai suatu
sepuluh pedoman yang disebut dengan kepercayaan dari pemimpin kepada
Dasa Prasanta. Kesepuluh pedoman yang dipimpinnya. Seorang pemimpin
tersebut adalah Guna µ ELMDNVDQD¶ juga harus mampu membujuk dan
Ramah µELMDN DWDX EHVWDUL¶ Hook menentramkan hati yang dipimpinnya.
µNDJXP¶ Pésok µPHPLNDW KDWL¶, Asih Tidak ada salahnya jika seorang
µVD\DQJ FLQWD NDVLK¶, Karunya pemimpin memuji pekerjaan atau
µLED EHODV NDVLK¶ Mupreruk keberhasilan yang dipimpinnya
µPHPEXMXN GDQ PHQHQWUDPNDQ KDWL¶ sebagai penghargaan dan pendorong
Ngulas µPHPXML GDQ PHQJRUHNVL¶, ke arah yang lebih baik, serta memberi
Nyecep µPHPEHVDUNDQ KDWL GDQ perhatian berupa moril maupum
memberikan kata-kata yang materil walaupun hanya sekedar
PHQ\HMXNNDQ¶, Ngala angen ucapan terima kasih. Dan yang
µPHQJDPELO KDWL¶ terakhir, seorang pemimpin harus
Jika diuraikan lebih dalam, dapat menyambung ikatan silaturahmi
kesepuluh pedoman tersebut memiliki yang kental dan harmonis terhadap
pesan moral yang dapat dijadikan bawahannya.
contoh bagi pemimpin saat ini agar Selain karakter baik yang harus
dapat menjadi seorang pemimpin yang dimiliki seorang pemimpin seperti
mampu mensejahterakan kehidupan yang telah diuraikan di atas, seorang
dengan rahmat dan ridha Allah SWT. pemimpin juga harus mampu
Pesan moral tersebut yaitu seorang menjauhi empat karakter negatif, yang
pemimpin dalam memberikan perintah dikenal dengan sebutan µRSDW
harus dapat dipahami manfaat dan SDKDUDPDQ¶ atau empat hal yang
kegunaannya oleh bawahannya atau diharamkan, yakni sifat babarian
µPXGDK WHUVLQJJXQJ¶, pundungan

58
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

mudah merajuk, humandeuar tiga komponen karakter yang baik,


µEHUNHOXK NHVDK¶, dan kukulutus yaitu pengetahuan tentang moral,
µPHQJJHUXWX¶ serta menjauhi watak perasaan tentang moral, dan perbuatan
manusia yang membuat kerusakan di moral. Kemerosotan moral dan krisis
dunia. Keempat karakter negatif kepemimpinan yang terjadi saat ini
tersebut haruslah dijauhi oleh seorang telah menyebabkan lunturnya karakter
pemimpin jika ingin menjadi dan jati diri bangsa Indonesia.
pemimpin yang berkharisma dan Salah satu penyebab dari
disukai oleh bawahan atau rakyatnya. kemerosotan moral dan krisis
Jika masyarakat atau generasi kepemimpinan adalah tidak adanya
penerus bangsa saat ini mengetahui contoh atau figur yang dapat diikuti
konsep untuk menjadi manusia yang dan dijadikan panutan oleh
unggul serta contoh figur pemimpin masyarakat generasi penerus bangsa.
yang baik, maka akan tercipta Agar dapat melihat figur karakter dan
masyarakat suatu bangsa yang jati diri bangsa yang sesungguhnya,
memiliki karakter yang kuat serta maka suatu bangsa haruslah melihat
terwujudnya tatanan masyarakat yang kembali kepada sejarah. Pembelajaran
harmonis, sejahtera, serta stabilitas filologi yang kajiannya berupa naskah
negara yang baik. Dengan kata lain, sangat berperan penting dalam
dibutuhkan pembelajaran filologi mengembalikan karakter suatu bangsa.
untuk dapat melakukan penggarapan Hal ini dikarenakan ilmu filologi
dan pengkajian terhadap naskah agar berusaha untuk menemukan teks asli
dapat mengungkap nilai-nilai serta atau mendekati asli dan
kandungan yang terdapat dalam menempatkannya dalam seluruh aspek
naskah. Dengan begitu, kemerosotan sejarah suatu bangsa, yaitu dengan
moral dan krisis kepemimpinan yang cara melakukan penggarapan terhadap
terjadi saat ini dapat teratasi serta naskah. Dengan kata lain, karakter
dapat menjadi contoh dan pembinaan suatu bangsa dapat dibangun dengan
karakter bagi generasi penerus bangsa cara mengetahui identitas suatu
untuk dapat membangun kembali bangsa, dan tidak lepas dari sejarah
karakter suatu bangsa. bangsa yang dapat diungkap melalui
proses pembelajaran filologi.
KESIMPULAN Dengan melakukan kegiatan
Untuk memahami nilai-nilai filologi melalui pelestarian dan
perilaku manusia yang berhubungan penggarapan terhadap naskah-naskah
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri kuno, maka akan terungkap nilai-nilai
sendiri, sesama manusia, lingkungan, yang terkandung di dalam naskah,
dan kebangsaan yang terwujud dalam sehingga akan terungkap pula sejarah
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, bangsa.
serta perbuatan berdasarkan norma- Dengan begitu, dapat terbangun
norma agama, hukum, tata krama, kembali karakter dan terbaca pula
budaya, dan adat istiadat diperlukan masa depan suatu bangsa. Proses

59
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

dalam pembelajaran filologi atau DAFTAR PUSTAKA


penggarapan naskah memerlukan Baried. (1985). Pengantar Teori
ketelitian dan kecermatan dalam Filologi. Jakarta: Pusat
membacanya. Hal ini dikarenakan jika Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan
terjadi kelalaian atau kecerobohan
dan Kebudayaan
dalam membaca naskah, maka akan Citra, Yulia. (2012). Pelaksanaan
terjadi perubahan dalam proses Pendidikan Karakter dalam
transliterasi dan terjemahan naskah Pembelajaran. E-JUPEKhu
sehingga akan merubah isi naskah (Jurnal Ilmiah Pendidikan
tersebut. Khusus), Vol. 1, No. 1, Januari
Selain itu, dalam 2012.
Johansyah. (2011).Pendidkan Karakter
mengungkapkan isi naskah dibutuhkan
dalam Islam: Kajian dari Aspek
kejujuran dari peneliti. Hal ini Metodologis. Jurnal Ilmiah
dikarenakan jika peneliti tidak jujur ISLAM FUTURA, Vol. XI, No.
dalam mengungkapkan isi naskah, 1, Agustus 2011
maka akan terjadi ketidaksesuaian Kartiningrum, Eka Diah. (2015).
makna yang terkandung dalam naskah Panduan Penyusunan studi
dengan apa yang diungkapkan. literatur. Mojokerto: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian
Peran filologi dalam
Masyarakat Politeknik
membangun karakter bangsa yaitu Kesehatan Majapahit.
dengan cara menggali nilai-nilai moral Kementerian Agama RI. (2010). Al-
dan karakter bangsa melalui penelitian Quran Terjemah dan Tafsir
atau penggarapan terhadap naskah- Perkata. Bandung: Pondok
naskah, baik yang yang telah diteliti Yatim Al Hilal.
Maulana, Arief. (2015). Naskah Kuno
maupun yang belum dianalisis oleh
Bisa Jadi Inspirasi Pembinaan
para filolog. Dengan semakin Karakter Masa Kini.
banyaknya masyarakat yang Unpad.ac.id
memahami proses pembelajaran Maunah, Binti. (2015). Implementasi
filologi, maka semakin banyak pula Pendidikan Karakter dalam
orang yang dapat menggarap suatu Pembentukan Kepribadian
naskah, sehingga akan semakin Holistik Siswa. Jurnal
Pendidikan Karakter, Tahun V,
banyak naskah-naskah yang
No. 1, April 2015.
diterjemahkan. Nurrahmah. (2013). Konsep Manusia
Dengan begitu, akan semakin Unggul: Kajian Atas Naskah
banyak pula berbagai pengetahuan dan Anis Al-Muttaqin. Jakarta:
pola pikir masyarakat terdahulu yang Jurnal Penelitian Lektur dan
terungkap serta dapat membina Khazanah Keagamaan, Vol. 11,
masyarakat saat ini agar menjadi No. 1, Juni 2013.
Ryanthie, Septhia. (2017). Hanya
bangsa yang beradab serta menjadi
Punya 30 Ahli, Indonesia Butuh
solusi bagi permasalahan rakyat saat Ribuan Filolog.
ini dalam menghadapi krisis moral dan Harianjogja.com.
krisis kepemimpinan.

60
2018. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 1 (1): 48-61

Sudibyo, (2007). Kembali ke Filologi:


Filologi Indonesia dan Tradisi
Orientalisme. Jurnal
Humaniora, Vol. 19, No. 2, Juni
2007.
Suryani, Elis. (2012). Konsep Figur
Pemimpin dan Kepemimpinan
yang Terungkap dalam
Skriptorium Naskah Sunda
Buhun Kabuyutan Ciburuy.
Yogyakarta: Makalah
Simposium Internasional
Pernaskahan Nusantara.
Yusuf, Choirul Fuad. (2013). Kritik
Atas The Moral Landscape:
How Science an Determine
Human Values. Jakarta: Jurnal
Penelitian Lektur dan Khazanah
Keagamaan, Vol. 11, No. 1, Juni
2013.

61

Anda mungkin juga menyukai