A. Hasil Penelitian
Pangeran Ulat Tanduk, peneliti mencari data-data yang berkaitan dengan nilai
sebagai berikut. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
menganalisis cerita rakyat Gadis Keladi dan Pangeran Ulat Tanduk karya
Mariyadi, hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, nilai moral dalam kumpulan
kedua, nilai moral dalam kumpulan cerita rakyat GKPUT yang menggambarkan
hubungan manusia dengan sesama manusia, ketiga, nilai moral dalam kumpulan
lingkungan sekitar, dan ke empat, rencana implementasi hasil penelitian ini dalam
pembelajaran bahasa dan sastra di SMA∕SMP. Hasil penelitian ini disusun dalam
Pada bagian analisis dan pembahasan hasil penelitian ini akan berturut-
turut dibahas mengenai nilai moral, Pertama, nilai moral dalam kumpulan cerita
hubungan manusia dengan sesama manusia, ketiga, nilai moral dalam kumpulan
lingkungan sekitar, dan ke empat, rencana implementasi hasil penelitian ini dalam
a. Salat
pernikahan tetap dikatakan anak. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya
suatu generasi baru, penerus keturunan dari orang tuannya selain itu.
f. Bertaubat
“Nak, kaya dan miskin itu tidak ada bedanya di mata Tuhan Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Syukurilah apa yang kita dapatkan selama
ini. Kita juga tidak kurang makan. Itu semua atas anugerah Yang Maha
Kuasa.”
“Banyak Nak. Dengan anugerah Tuah, kita bisa panen ubi hari ini.
Kita masih diberinya kehidupan. Udara yang segar ini contohnya.
Coba banyangkan jika Tuhan memberikan harga mahal untuk udara
yang kita hirup. Atau Tuhan melenyapkan udara, apa jadinya kita?”
kata Mak Itam. “Banyak yang patut kita syukuri, Nak. Bahkan kita
akan mampu berterima kasihuntuk semua kenikmatan yang diberikan
Tuhan karena betapa banyaknya kemudahan yang ia berikan. Sebagai
hamba-Nya kita harus terus berdoa, mensyukuri, dan meminta
pertolongan pada-Nya,” tambah Mak Itam. (GKPUT.H-8)
Kutipan yang terdapat di dalam cerita GKPUT di atas menunjukkan
sikap atau rasa percaya kepada takdir Allah seorang hamba seorang ibu
kepada anak semata wayangnya, meski dalam kondisi susah sang ibu
a. Keberanian
b. Pengorbanan
d. Kemenangan
e. Kekasihsayangan
“Mak Itam berpikir kembali. Untuk apa kiranya nampan tembaga bagi
ulat tanduk? Namun, ia tidak ingin anaknya sedih jika keinginan tidak
terwujud. Mau tidak mau, ia juga harus memikirkan cara untuk
mendapatkan napan tembaga yang dimaksud oleh anaknya.”
(GKPUT.H-19)
Kutipan yang terdapat di dalam cerita GKPUT di atas menunjukkan
kasih sayang seorang ibu kepada anak semata wayangnya, meski dalam
kondisi susah sang ibu tersebut rela berkorban demi tidak mau melihat
anaknya sedih.
Nilai moral kasih sayang dalam kutipan cerita GKPUT di atas
seperti yang dimiliki oleh Mak Itam demi anak semata wanyang yang ia
cintai merupakan contoh sikap yang harus diteladani. Kasih sayang adalah
bentuk perasaan atau bentuk respon kejiwaan terhadap pengaruh dari luar
f. Kegotongroyongan
g. Perjuangan
h. Kepedulian
“Selain memperbaiki hidup, Mak Itam dan Gadis Keladi juga ringan
tangan membantu sesame. Mereka menyantuni orang-orang tidak mampu.
Mereka membeli pakaian dan bahan makanan untuk orang-orang yang
dulu tidak mampu seperti mereka.” (GKPUT.H-41)
3. Nilai moral dalam kumpulan cerita rakyat GKPUT yang
a. Kebijaksanaan
b. Keteguhan
c. Keegoisan
“Kalian mau makan apa jika kebanyakan bayar hutang?” kata Mak
timah sambil geleng-geleng kepala. “Baiklah. Ingat cicilan bulan ini. Jika
tidak kalian bayar juga, aku akan ambil tanah kalian,” ancam Mak Timah.
(GKPUT.H-35)
d. Kerja Keras
e. Kejujuran
“O…. Iya ya Mak. Keladi lupa. Hutang harus dibayar. Wajib dan tidak
boleh ditunda jika sudah mampu membayar,” kata Gadis Keladi seraya
pergi ke kamarnya. Sekeluar dari kamar, ia membawa sebatang emas yang
dibungkusnya dengan kain.” (GKPUT.H-41)
f. Kesadaran
“Tidak mengapa, Nak. Bilang lebihnya sebagai rasa terima kasih
kita kepada Mak Timah yang telah memberi pinjaman,” Saran Mak Itam.
(GKPUT.H-41)
“Iya, Mak. Aku diberi emas satu peti kayu penuh oleh Pangeran
Ulat Tanduk. Hari ini aku ingin membayar hutang-hutang kami,” kata
Gadis Keladi menjelaskan kedatangannya pada Mak Timah (GKPUT.H-
43)
“Iya, Mak. Ini emas untuk bayar hutang-hutang kami. Juallah emas
ini. Sisanya adalah sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan hati Mak
Timah yang telah meminjamkan barang kepada kami,” kata Gadis Keladi
seraya menyerahkan emas yang ada di tangannya kepada Mak Timah.”
(GKPUT.H-43)
g. Kegelisahan
h. Penderitaan
i. Kesedihan
j. Berpengharapan
a. Menyayangi binatang
“Melihat itu, Mak Itam pun mencoba untuk melepaskan ulat dari
lengan Gadis Keladi dengan cara memindahkannya ke daun. Namun,
semakin ia mencoba, ulat itu semakin melekat.” (GKPUT.H-9)
“Jangan, Nak. Ia tidak akan menyakitimu. Percayalah. Tidak baik
membunuh binatang hanya untuk kesenangan belaka,” kata emaknya.
(GKPUT.H-11)
“Jika tidak berbahaya, biarkan saja. Ulat juga ciptaan Tuhan yang
ingin hidup tanpa ada yang menggangu,” tambah Mak Itam sambil
mencoba kembali melepas ulat di lengan Gadis Keladi.
“Boleh… Mengasihi sesame ciptaan Tuhan adalah sikap yang
sangat mulia. Jangan lupa bawa dedaunan untuk makannya ya!” kata Mak
Itam.” (GKPUT.H-11)
“Sore itu, Gadis Keladi tengah asik memberi makan ulat tanduknya
dengan rerumputan. Ulat itu pun dengan pelan menggigit daun yang
diserahkan oleh Gadis Keladi.” (GKPUT.H-13)
“Gadis Keladi memperhatikan ulat tanduk yang sedang enak
memakan daun yang ia berikan. Ia membayangkan jika ia membawa ulat
itu berjalan menyusuri perkampungan. Membayangkan itu rasanya saying
dalam hati Gadis Keladi mulai ada. Ia kasihan melihat ulat yang biasa
orang bunuh denagn racun karena memakan daun padi. Ulat-ulat itu pasti
mati.” “Sore itu, Gadis Keladi tengah asik memberi makan ulat tanduknya
dengan rerumputan. Ulat itu pun dengan pelan menggigit daun yang
diserahkan oleh Gadis Keladi.” (GKPUT.H-14)
“Ulatnya hanya diam. Ia tidak berbicara. Namun, pelan-pelan ulat
itu bergerak mendekat kea rah Gadis Keladi. Melihat itu, Gadis Keladi pun
menyambutnya dengan tangan kanan dan meletakannya dilenggannya.”
(GKPUT.H-18)
“Gadis Keladi merasa sangat senang saat ulat itu mendekat. Ia pun
berbaring sambil memandangi ulat di lengannya. Tak lama, ia pun
mengantuk. Saat ingin tidur, ia tidak lupa memindahkan ulat di
tanggannya. Ulat itupun menurut, pelan-pelan bergerak ke atas daun.
Setelah Ulat Tanduk berpindah, Gadis Keladi pun berbaring, lalu tertidur.”
(GKPUT.H-18)
“
b. Menyayangi tumbuhan