2. Ada, karena sikap yang tidak pantas diberikan oleh Meiva kepada orang lain yang membutuhkan
makanan apalagi ia seorang yang kertebelakangan mental, tidak pernah menakuti orang dan membuat
onar dan tidak bisa berkomunikasi dengan lancar.
3. Cerpen ini juga menghadirkan nilai-nilai kebaikan seperti prinsip hidup dan agama. Beberapa bagian
yang membuktikan bahwa cerpen ini menghadirkan nilai agama tampak pada bagian-bagian berikut,
bagian itu terdapat pada saat Kakek sedang bermalasan di depan rumah dan merenungi sebuah hal.
Pada saat-saat terakhir dari hidup mereka, masih sempat juga beramal.
Pohon itu akan diletakkan disuatu tempat terhormat: Rumah Tuhan. Setiap hari akan disaksikan orang-
orang memuji kebesaran Tuhan dan RasulNya. Itu akhir yang baik bagi sebuah kayu! Jauh lebih baik
daripada masuk tungku.
Pahala yang didapatnya mengantarkannya sampai akhirat. Dan, mana bisa istri akan mengumpatnya
dengan: pemalas.
Beramal baik ialah bila tangan kananmu mengeluarkan, tetapi bahkan tangan kirimu tak melihatnya!
Kebanggaan yang terpendam lebih baik dari kebanggaan yang terbuka. Kebanggaan yang terpendam
membuat orang tertawa. Dan senyum lebih abadi dari tertawa.
Pengarang menghadirkan nilai kebaikan melalui karakter atau prinsip Kakek yang tertulis secara jelas
dalam cerpen ini. Pesan dari cerpen “Sepotong Kayu untuk Tuhan” sangat banyak, salah satunya
pembaca diharapkan dapat mengambil keputusan/sikap yang baik dalam menghadapi peristiwa yang
terjadi dan ujian hidup.
Sebenarnya pesan utama dalam cerpen ini adalah seorang manusia dapat saja merencanakan semua
yang diinginkan, namun Tuhan yang menentukan berhasil tidaknya rencana seorang manusia yang
semua itu harus diterima dengan sabar dan ikhlas.
4. Tidak ada, karena pengarang sudah menyesuaikan isi cerita tersebut dengan ajaran agama
2. Kehidupan saat ini sangatlah erat dengan cerpen “karma” karena masih banyak orang yang peduli
dengan orang orang yang mempunyai keterbelakangan mental, baik memberikan bantuan berupa
makanan atau minuman, atau bahkan memberikan uang. Tapi tidak semua orang berpandang seperti
itu, terkadang beberapa orang mungkin menganggap jijik, aneh ataupun gila. Tetapi ingatlah satu hal,
kita diciptakan berbeda-beda dengan kekurangan dan kelebihan berbeda, Sehingga kita harus saling
menutupi kekuranga orang dengan kelebihan kita begitupun sebaliknya
3. Seperti halnya seorang disabilitas, pemerintah sudah memberikan fasilitas-fasilitas khusus untuk
membantu seorang disabilitas. Tidak hanya itu, masyarakat pun setia membantu orang orang disabilitas
dengan membekalinya beberapa ilmu baik dalam mendaur ulang sampah untuk diolah menjadi barang
yang bermanfaat
3. Masih banyak orang saat ini yang mempunyai sikap seperti Kakek yang diceritakan pada cerpen
“Sepotong Kayu untuk Tuhan”. Masih banyak orang yang sangat taat terhadap agama yang dianutnya,
melakukan hal-hal baik , membantu sesama umat manusia sudah menjadi hal yang wajib dilakukan
setiap orang.
4. Seperti halnya dalam membangunan Rumah Tuhan atau disebut dengan Masjid. Masyarakat sekitar,
pemerintah , bahkan masyarakat luar pun senantiasa membantu pembangunan tersebut dengan
memberikan bantuan baik berupa uang, ataupun berdoa untuk berjalan lancer terhadap pembangunan
masjid dan menyumbangkan tenaga gotong royongnya dalam membangunan masjid Bersama.