Jauhari Tantowi
Sinopsis :
Tulisan ini didedikasikan untuk mewakili perasaan para pembaca. Tulisan ini terbentuk dari
keresahan yang mungkin saat ini kita sedang berada di fase yang sama. Keresahan karena hidup
yang tak kunjung membaik, pemerintah yang tak kunjung berbenah, menjalin cinta tak
membuahkan keseriusan, masyarakat yang selalu termajinalkan oleh keadaan, dan alam serta
isinya yang selalu menjadi tumbal keserakahan manusianya. Maka dengan hadirnya beberapa
tulisan ini, diharapkan dapat memberikan pandangan hidup yang selalu menjadi kekhawatiran
saya tidak memiliki sedikit pun bakat yang tidak saya pergunakan.
Hingga saya bisa mengatakan, “Saya telah menggunakan semua yang Engkau berikan
kepada saya.”
3. Sekarang kami bisa apa?
Bansos kok tidak jelas, Pak? Hanya yang dekat dengan penguasa yang dapat.
bermain di antara angka atau volume yang tidak rata. Jarak bukan acuan untuk
Lelah? Pasti.
dingin yang merata, bersama dengan pertanyaan, “Apa kabar yang di sana?”
6. Pernah bercita-cita memakai seragam cokelat dengan duduk di antara kursi mengkilat
di ruangan tanpa asap pekat. Berkas masuk, uang terikat. Hampir menjilat, tapi ya
antara gelap, dan pekatnya keramaian malam yang mencari hening peradaban.
10. Cuma hidup terlalu lucu. Kita dihadapkan oleh hal-hal lucu yang membuat semua
orang harus berani hadapi. Belajar perlu partisipasi karena komitmen bukan sekadar
momen.
11. Peduli berarti memberikan kesempatan mereka untuk tetap melanjutkan mimpi.
Terima kasih.
12. Tiada tangis untuk Kamis.
Masih ada harapan manis untuk merubah hal-hal sinis kepada para masinis
kehidupan.
13. Perlindungan terhadap jaminan hidup adalah bentuk reinkarnasi diri dari hal-hal yang
merusaknya.
15. Bentuk perlawanan diri adalah evaluasi, dan bentuk perayaannya adalah merenungi.
16. Bagaimana manusia bisa menilai hanya dari kesalahan kecil yang diperbuat tanpa
melihat hal baik yang datang? Manusia terkadang tidak pandai berterima kasih
Tenda tak mungkin penuh jika yang disuguhi kopi bukan hati.
berujung lupa.
22. Sementara kamu tidak perlu berharap banyak atas ketidakmungkinan yang selalu kau
kemunafikan manusianya.
24. Keadaanmu terpuruk, nyawamu terancam, duniamu sepi. Hingga di titik ini, kamu
bisa apa? Kuliahmu seperti apa? Masa depanmu bagaimana? Cita-citamu? Mungkin
bahagia. Februari ini, semoga hal-hal buruk dari tahun lalu, dan bulan lalu bisa
Kalian kuat.
30. Manusia dihadapkan dengan beberapa cara manusia yang terkadang tidak masuk akal
manusia lainnya.
31. Yang selalu ingin mengambil peran, yang selalu ingin terlihat wah, yang selalu lupa
Kondisi di mana personal diri tahu di mana batas waktu untuk berhenti atau memulai
kembali.
33. Rabu menggebu disertai dengan sehat, dan kuat.
Bagaimana?
Luntang-lantung menggeliat.
Semoga semangat.
40. Ya boleh dong diubah sedikit cara pandangnya. Setidaknya jangan hanya melihat
anak di pesisir sibuk membersihkan ikan untuk membeli jajan seribu rupiah yang
wah.
42. Mengilustrasikan rasa syukur yang tak satu pun terlewat, memilih jalan hidup yang
si buruh?”
Itu kata sederhana pengungkap keadaan laman perasaan. Rasanya aku ingin
mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana bentang alam yang selalu terlihat wah
Ya, ‘sederhana’ kerap kali menjadi tameng ketika perasaan kalah dengan finansial.
Terlalu menganggap kesendirian itu sebagai ancaman besar, padahal semua tentang
waktu adalah fase yang tidak mungkin kejadian dalam satu waktu.
Jalani.
46. Untuk harapan yang bergantung pada alam, kami siap perang demi keluarga agar bisa
substansial.
48. Bersabarlah sedikit lagi.
Yang penting anak, dan istri hari ini bisa makan nasi.
—Nelayan.
51. Selamat menempuh pagi.
Dihadapkan oleh hal-hal besar yang panjang, dan rentetan luas permasalahan.
keras selamanya.
55. Pada akhirnya semua akan memulai untuk pulang.
—Dari kaum yang memiliki keresahan yang sama tetapi nasib yang berbeda
56. Masa penentu antara melaut menyerahkan hidup atau pasrah tanpa makan yang
cukup.
57. Tentang prinsip, dan pesan kebaikan bahwa hidup bukan hanya tentang pencapaian.
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.”
Sudahi.
Memang tidak mungkin memulai kecacatan hidup tanpa finansial yang memadai.
63. Rentetan kebingungan penuh tanya.
Jangan terlena.
Semoga Jumat membawa berkah, dan semoga tak lelak untuk hal yang wah.
67. Menanti Berkah ; Berserah, Lelah dan Pasrah!
tetap sehat. Sebagai pengingat, Tuhan sebagai tempat terbaik untuk bersahabat, dan
merayakan kegagalan.
69. Untuk tunduk yang tetap terbentuk, dan untuk semua buruk yang menjadi pupuk.
ekspetasi berlebihan.
waktu itu.
75. Persetan penumpukan pikiran, dan birahi.
kepercayaan lain di luar agamamu, makan budaya Nusantara jauh lebih beradab
Sebuah harapan, dan jalan selalu datang untuk mereka yang senantiasa berdoa, dan
berjuang.
80. Ketika ada orang yang meremehkan, mencaci, menghina kita dengan sangat
Jadikan hinaan, remehkan, cacian itu bahan bakar yang menjadikan kita berlari lebih
Fokuslah untuk bekerja keras. Hasilkan sesuatu untuk terus dikomentari, dihina,
dicaci, dan diremehkan. Hingga suatu ketika, buktikan pada orang-orang itu.
Kamu hanya perlu bersyukur tentang adikmu (si miskin) dan adilnya (si kaya) yang
selalu dipertanyakan.
85. Pagi bukan sekadar antusias, tetapi tentang apakah orang yang kita sayang akan
etika.
87. Hari ini semua orang berkisah dan berlomba menjadi yang paling sedih.
berkepanjangan.
Seharusnya kita menjadi sapu lidi yang selalu bersatu dalam sebuah pergerakan
jangka panjang.
90. Orang-orang berperan memacu waktu dengan sebaik mungkin.
Tetapi orang-orang lupa bahwa waktu tidak akan pernah bisa diputar lagi.
91. Semua orang tetap teguh mempertahankan idealisme.
Tetapi semua orang lupa bahwa idealisme akan luntur ketika mereka kelaparan.
92. Sampai berjumpa di Minggu yang menyenangkan menurut takdir.
buruk untuk orang lain dengan cara menutupi kesedihan sendiri… Terima kasih.
Tragis memang!
Manusia hanyalah sisa peluang di antara hidup yang mulai gak karuan.
Ia dimandikan seperti bayi, dibaluti kain putih yang indah, dan diantarkannya ke
Sejatinya hidup tidak akan pernah semakin mudah, melainkan kita yang harus
semakin kuat.
99. Perkara tuntutan hidup, tenang saja
Jajaki riuh para pendosa yang mencari tenang di bawah pelerengan durjana.
101. Kau adalah baswara walau di tempat durjana sekali pun.
102. Kopimu pahit?
Ya jelas saja!
Maka tidak akan stabil, dan akan banyak roda untuk mendapatkan kestabilan.
Evaluasi.
108. Tuhan, kelak jika saya jatuh cinta lagi, jatuhkan saya kepada seseorang
Mereka dengan semangat menyiapkan masa depan dengan raut penuh gelisah.
Sore itu senang duduk santai di atas beton nisan dengan ukiran khas Tionghoa,
Si bungsu bergembala dan si ibu sibuk menata api agar sampah tetap terbakar
menyala.
Berwindu-windu yang lalu selalu menjadi sasaran para elitis, dan politis praktis.
117. Malam sunyi di bawah gunung tertinggi.
Saya rasa hari ini ruang berpikir di kota-kota juga seperti sampah.
Diperkasai oleh seorang ibu yang baik hati, lemah lembut dan murah senyum.
Kelak beliau selalu ingin melihat si anak sukses dengan jalannya masing-masing,
Entah menjadi mafia Budiman, atau orang beriman seperti cita-cita saya.
Perlu ditanamkan ;
Selamat berbenah!
123. Setiap orang memiliki dua sisi.
Negeri ini harus maju dengan anak-anak yang terdidik jujur dan beradab.
129. Konon ada yang pandai menata kata,
Betul?
Panjang umur!
131. Terima kasih untuk dirimu sendiri,
Penuh keberanian, ombak ganas diarungi, angin kencang menembus kain mereka.
Jadi ambil bagian untuk sebuah resiko dan dampak lebih besar.
Bahkan akan lebih sadis dari sebuah caci maki, dan hinaan.
Kalian hebat.
Kalian kuat.
Contohnya ; birokrasi.
146. Kami disadarkan keadaan,
Dibungkam birokrasi,
Tapi hak untuk orang yang memperkaya diri, dan sanak keluarga.
Jabatanlah jawabannya
Kami manusia.
Tetapi juga dengan kemampuan dan senyuman saja sudah bisa berbagi.
Bunuh sepimu.
Sudahi sedihmu.
151. Jangan pernah memandang rendah seseorang
Maka nikmat Tuhan hang besar pun tidak akan pernah engkau rasakan
157. Awal mula bermimpi di kota orang untuk kota sendiri.
Dari sini awal yang akan dijalani dan akan berdampak di kemudian hari.
Siapa, sih?
Ya, kita Cuma anak kampjng yang berniat memajukan daerah sendiri.
Selamat merantau!
158. Seperti tangga, di satu sisi harus kuat,
Tahukah, nona?
Dihembuskan oleh angin dan dicampakkan oleh perasaan suka yang mendalam.
162. Tenanglah.
Setiap orang punya jalan hidup yang berbeda dan tak sama.
Diteguknya pahit hingga dingin itu tak lagi menyelimuti tubuhnya yang hampa.
168. Kamu perlu ingat!
Jauh, Puan.
negeri.
Jagalah laut kita yang luas ini dari kejahatan pencurian ikan
Sang Ayah lantas menjawab, “Negara adalah jalanan kota yang begitu menjelang
mereka hanya bisa berbisik lirih, “Ya Allah, besok pagi makan apa?”
sesampainya di rumah.”
179. Krisis air bersih, pembalakan liar, kemudian pengalihan fungsi hutan.
Mengerikan sekali bukan jika terus menerus harus mengikuti idealisme orang
lain?
181. Terori evolusi Darwin menyatakan bahwa hewan dan tumbuhan berasal
Yang akan mengalami perubahan fisik seiring dengan adanya seleksi alam.
Kemudian kita sarapan bersama, dan kamu menyuguhkan kopi terbaikmu pagi ini.
Akan tetapi, jika kau beranggapan hari ini tidak dapat makan,
Semangat!
Dan tidak ada satupun manusia yang boleh meremehkan mimpi orang lain,
Bagaimana?
Hidupmu akan terasa mewah ketika bisa bangun di atas rimbunnya pohon,
Mendung yang tak berarti hujan masih membayangi pesisir kota hari ini.
Semoga esok, dapur para nelayan bisa ngebul, dan anak tetap tersenyum.
201. Tidak ada perjuangan yang sia-sia.
Intinya kamu harus menggali dirimu sendiri untuk mengenali diri lebih jauh lagi.
Selalu saja dijadikan konten oleh deretan manusia yang tidak beradab
Bagaimana bisa?
Bak matahari tenggelam yang lupa seharusnya setelah terang akan gelap,
Lelaki ini bernama Jauhari Tantowi, dan lebih kerap disapa Jo. Kelahiran Mataram, 24 April
1998. Jo adalah mahasiswa semester akhir di ITN Malang. Selain itu, Jo juga founder dari
Sekolah Pesisi Juang, dan Sanggar Belajar Ceria. Jo sangat aktif di bidang sosial kemanusiaan.
memancing, dan hobi juga mencoba hal-hal baru. Lelaki ini bercita-cita menjadi mafia Budiman.
Email : jauharitantowi98@gmail.com
Instagram : jauharitantowi_
Twitter : jauharitantowi_
Line : jauharitantowi_