Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

CERITA HIKAYAT

A. Identitas Sekolah
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan 4 Jam Pelajaran

B. Kompetensi inti
(KI) KI 1 dan KI 2
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu
“menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”.Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung, yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budata sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai 4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat


dan isi yang terkandung dalam (hikayat) yang didengar dan dibaca
cerita rakyat (hikayat) baik lisan
maupun tulis.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam cerita hikayat dengan tepat.
2. Mengidentifikasi isi dan relevansi nilai yang terkandung dalam hikayat dengan
kehidupan sehari-hari.
3. Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) berdasarkan pokok peristiwa
secara tertulis dengan tepat.

E. Deskripsi Singkat Materi

Hai anak-anakku, bagaimana kabar kalian? Semoga semangat belajar kalian tetap menyala.
Ingatlah bahwa semester ganjil akan segera berakhir, dan kalian akan menghadapi penilaian
akhir. Penting untuk kalian ketahui bahwa masa depan ada di tangan mereka yang
mempersiapkannya hari ini. Jadi, persiapkan diri dengan baik agar masa depan yang
gemilang menanti. Meskipun begitu, tak ada salahnya sesekali melihat ke belakang untuk
belajar dari kesalahan agar tidak mengulangi yang sama. Saya yakin kalian mampu, karena
kalian memang hebat!

Pada topik modul kali ini, kita akan membahas mengenai identifikasi nilai-nilai dan
isi cerita rakyat (hikayat) serta kemampuan menceritakan kembali. Pastinya kalian pernah
membaca dongeng, cerita rakyat, legenda, atau hikayat. Mungkin kalian familiar dengan
cerita Bawang Merah Bawang Putih, Malin Kundang, Sangkuriang, atau bahkan Cinderella
dan Pinokio. Tahu tidak, judul-judul tersebut merujuk pada cerita rakyat, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri? Dalam cerita-cerita itu, kita bisa banyak belajar tentang pesan
dan amanat yang disampaikan. Ya, benar, cerita-cerita rakyat (hikayat) penuh dengan nilai-
nilai kehidupan, seperti moral, sosial, budaya, edukasi, religius, dan masih banyak lagi.

Nilai-nilai itu memberikan kita wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan
sehari-hari dan juga menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air kita. Keberagaman budaya
Indonesia tercermin dalam cerita-cerita tersebut, dan kita bisa mengaplikasikan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Semua ini penting karena kalian adalah calon
pemimpin bangsa. Pemimpin yang memiliki karakter yang luar biasa. Terus semangat
belajar dan terapkan nilai-nilai baik yang kalian pelajari dalam kehidupan kalian. Kalian
adalah harapan bangsa!

F. Materi
1. Pengertian Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra lisan atau tulisan yang berupa cerita
panjang yang umumnya mengisahkan peristiwa atau petualangan tokoh-tokoh dalam
kehidupan mereka. Hikayat sering kali berisi unsur-unsur kehidupan sehari-hari,
moralitas, dan seringkali disusun dalam bentuk naratif.

Hikayat sering dikaitkan dengan sastra Melayu klasik, dan banyak hikayat yang
berasal dari tradisi sastra lisan masyarakat Melayu. Hikayat juga dapat ditemui dalam
budaya-budaya lain dengan bentuk dan ciri khas masing-masing, seperti "Hikayat Seri
Rama" dalam tradisi sastra India.
Secara umum, hikayat adalah jenis sastra yang memainkan peran penting dalam
menyampaikan nilai-nilai budaya, moralitas, dan pengajaran melalui cerita-cerita yang
terstruktur. Hikayat sering kali memiliki unsur fantasi, mitos, atau legenda, dan
merupakan bagian penting dari warisan sastra dan budaya suatu masyarakat.

2. Karakteristik Hikayat
Hikayat memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari bentuk sastra
lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik umum dari hikayat:
a. Cerita Panjang dan Kompleks
Hikayat umumnya memiliki cerita yang panjang dan kompleks, sering kali
melibatkan banyak tokoh, tempat, dan peristiwa. Strukturnya cenderung mengikuti
alur kronologis atau epik.

b. Mengandung Nilai Moral


Hikayat seringkali disertai dengan nilai-nilai moral atau pesan-pesan filosofis yang
ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Cerita-cerita dalam hikayat
dapat mengandung ajaran hidup, etika, atau pelajaran berharga.

c. Tokoh-Tokoh Berpengaruh
Hikayat biasanya memiliki tokoh-tokoh yang kuat dan berpengaruh. Mereka dapat
menjadi pahlawan atau pemberontak yang berperan dalam perkembangan cerita.
Tokoh-tokoh ini sering kali mewakili nilai-nilai atau sifat-sifat tertentu.

d. Lokasi dan Waktu yang Jelas


Hikayat sering memberikan gambaran yang jelas tentang tempat dan waktu di mana
cerita tersebut terjadi. Ini membantu pembaca atau pendengar untuk meresapi
nuansa budaya dan lingkungan tempat cerita itu berlangsung.

e. Penggunaan Bahasa Klasik


Beberapa hikayat ditulis dalam bahasa klasik atau bahasa yang khas untuk
menciptakan suasana yang khas dan meningkatkan nilai sastra dari karya tersebut.
f. Mengandung Unsur Magis atau Mitos
Beberapa hikayat dapat mengandung unsur magis, mitos, atau legenda. Hal ini
memberikan dimensi fantastis pada cerita dan seringkali dihubungkan dengan
kepercayaan atau warisan budaya masyarakat tertentu.

g. Mewakili Identitas Budaya


Hikayat sering kali mencerminkan identitas budaya masyarakat yang
menciptakannya. Cerita-cerita dalam hikayat dapat merayakan nilai-nilai,
kepercayaan, dan tradisi masyarakat tersebut.

Karakteristik ini dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan sejarah di
mana hikayat itu muncul. Meskipun demikian, unsur-unsur tersebut memberikan
ciri khas yang membedakan hikayat dari bentuk sastra lainnya.

3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Hikayat


Nilai diartikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai, kualitas, dan kegunaan bagi
manusia, tercermin dalam karya sastra melalui unsur-unsur intrinsik seperti perilaku,
dialog, peristiwa, setting, dan sebagainya. Suherli, dkk. menyebut enam nilai dalam
hikayat:
a. Nilai Budaya
Nilai-nilai turun-temurun dari budaya masyarakat, terutama berkaitan dengan
budaya Melayu. Masyarakat cenderung enggan meninggalkan atau menentang nilai
budaya ini karena takut akan konsekuensi buruk.

b. Nilai Moral
Terkait dengan masalah moral, nilai ini mencakup nasihat-nasihat mengenai budi
pekerti, perilaku, dan tata susila yang dapat dipetik pembaca dari cerita.

c. Nilai Agama/religi
Berkaitan dengan aspek keagamaan, ditandai dengan penggunaan kata dan konsep
Tuhan, mahluk ghaib, dosa, pahala, serta surga-neraka.
d. Nilai Pendidikan/edukasi
Menyangkut proses perubahan sikap dan tata laku individu atau kelompok dalam
upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.

e. Nilai Estetika
Terkait dengan keindahan dan seni, mencerminkan apresiasi terhadap aspek estetis
dalam suatu karya.

f. Nilai Sosial
Berkaitan dengan kehidupan masyarakat, berupa nasihat-nasihat yang terkait
dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial diukur berdasarkan ketaatan dan
kelayakan ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman terhadap nilai-nilai ini dapat diperoleh melalui pemelajaran cerita


hikayat, yang mengungkapkan aspek-aspek budaya, moral, agama, pendidikan,
estetika, dan sosial. Cerita hikayat tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga
berperan sebagai cermin nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil sebagai panduan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami nilai-nilai dalam cerita hikayat,
kita dapat mengidentifikasi keterkaitannya dengan nilai-nilai kehidupan masa kini,
menggambarkan bahwa hikayat memiliki relevansi dengan nilai-nilai kontemporer.
Kegiatan 1

Pindai kode QR untuk membaca cerita


rakyat (Hikayat) “Hang Tuah”

1. Dengarkan cerita rakyat dengan penuh perhatian atau baca teksnya secara teliti.
2. Pahami alur cerita, tokoh-tokoh utama, dan peristiwa penting yang terjadi.
3. Identifikasi nilai-nilai budaya, moral, agama, pendidikan, estetika, dan sosial
yang muncul dalam cerita.
4. Diskusikan bersama kelompok mengenai nilai-nilai yang diidentifikasi dengan
tabel dibawah ini.
No Nilai- Nilai Kutipan Teks
1. Nilai Agama
2. Nilai Sosial
3. Nilai Pendidikan
4. Nilai Budaya
5. Nilai Moral
6. Nilai Estetika

5. Bandingkan pandangan dan interpretasi masing-masing.


6. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas masing-masing.
4. Menceritakan Kembali Isi Cerita Rakyat (Hikayat) yang Didengar dan Dibaca
Kegiatan 2
a. Diskusi Kelompok
Siswa berdiskusi tentang cerita rakyat yang telah mereka dengar atau baca.
Identifikasi tokoh, alur cerita, dan nilai-nilai yang muncul.

b. Membaca dan Mendengarkan Cerita


Guru membacakan atau menunjukkan cerita rakyat kepada siswa.
Siswa mendengarkan atau membaca cerita dengan cermat.

c. Pemahaman Alur Cerita


Siswa merangkum alur cerita dengan menggunakan peta konsep atau diagram alur.
Diskusi kelas untuk memastikan pemahaman.

d. Identifikasi Nilai-nilai
Siswa mencatat nilai-nilai yang terdapat dalam cerita.
Diskusi kelas untuk mendiskusikan pemahaman nilai-nilai tersebut.

e. Menceritakan Kembali
Siswa dipersiapkan untuk menceritakan kembali cerita rakyat secara lisan.
Penggunaan bahasa yang jelas dan baku diperhatikan.

f. Evaluasi
Siswa dinilai berdasarkan kemampuan menceritakan kembali cerita dan
mengidentifikasi nilai-nilai. Umpan balik diberikan untuk perbaikan
GLOSARIUM

Hikayat : Hikayat adalah salah satu bentuk sastra lisan atau tulisan yang berupa
cerita panjang yang mengisahkan peristiwa atau petualangan tokoh-tokoh
dalam kehidupan mereka

Alur :Urutan peristiwa atau kejadian dalam suatu cerita atau narasi.

Filosofis : Menggambarkan suatu pemikiran atau pendekatan yang melibatkan


pertimbangan konsep-konsep abstrak, nilai-nilai, atau prinsip-prinsip
fundamental

Nilai moral : Nilai moral menentukan apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau
salah dalam konteks moralitas dan etika.

Legenda : Legenda adalah bentuk sastra lisan atau tulisan yang mengisahkan cerita
fantastis atau luar biasa tentang tokoh-tokoh, peristiwa, atau tempat yang
dianggap memiliki keberadaan sejarah atau mitologis.

Mitos : Mitologi adalah studi mengenai mitos, dan mitos sendiri adalah cerita
atau narasi tradisional yang digunakan untuk menjelaskan fenomena alam,
asal-usul, kepercayaan, atau praktik keagamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri S, P. (n.d.). Materi Ajar Teks Hikayat.


Schap, B. G. (2010). Hikayat Hang Tuah. Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional.
Septiani, A. D. (2020). Pembelajaran Menulis Cerita Rakyat (Hikayat) Menggunakan Media
Pop Up. Parole Jurnal Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia.
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai