Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok

Alvisyahrin 5210211307
Hasnan ahdiarrahman 5210211313
Lintang restu w 5210211318
1. Ketika kinerja karyawan menurun, penting bagi manajemen untuk mengidentifikasi akar
penyebabnya. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah yang tepat,
seperti penyediaan pelatihan yang sesuai, peningkatan komunikasi, atau perubahan
kebijakan, untuk memperbaiki situasi dan meningkatkan kinerja karyawan secara
keseluruhan. Akar penyebab kinerja karyawan menurun tidak serta merta karena faktor
kepemimpinan. Banyak faktor penyebab lain yang mengakiatkan penurunan kinerja pada
karyawan. Adapun faktor- faktor yang menyebabkan kinerja karyawan menurun sebagai
berikut.
A. Kurangnya motivasi atau keterlibatan pada karyawan salah satu sumber permasalahan
karyawan kehilangan motivasi atau merasa kurang terlibat dalam pekerjaan mereka
akan cenderung menunjukkan penurunan kinerja..
B. Keseimbangan kerja dan kehidupan yang buruk merupakann salah satu beban kerja
yang berlebihan atau ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kehidupan
pribadi. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan dan stres, yang berdampak negatif
pada kinerja. Seseorang mudah stress ketika mengalami kendala dalam membagi
antara pekerjaan dan masalah pribadi yang mempengaruhi profesionalitas dalam
kinernjanya.
C. Ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja seperti kebijakan perusahaan yang tidak
adil, kurangnya peluang pengembangan karir, atau kurangnya pengakuan dapat
menyebabkan ketidakpuasan di tempat kerja, yang berpotensi mengurangi motivasi
karyawan.Hal kecil sangat diharapkan karyawan seperti pujian ketika dirinya berhasil
mencapai target, akan tetapi karyawan tidak mendapatkan hal tersebut dan
menimbulkan kekecewaan yang berlarut.
D. Kurangnya pelatihan dan pengembangan merupakan faktor yang menjadikan
karyawan mengalami penurunan dalam kinerja. Tanpa akses yang memadai terhadap
pelatihan dan pengembangan, karyawan mungkin tidak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja mereka.

2. Perencanaan strategis adalah proses penting di mana perusahaan mengidentifikasi visi,


misi, dan tujuan jangka panjang mereka, serta merumuskan rencana tindakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Ketika dilakukan dengan efektif, perencanaan strategis dapat
memiliki berbagai dampak positif terhadap kinerja organisasi, termasuk dalam penentuan
arah yang jelas. Perencanaan strategis membantu menetapkan arah yang jelas bagi
perusahaan dengan menentukan visi, misi, dan tujuan jangka panjang. Hal ini membantu
semua anggota organisasi memahami tujuan bersama dan bekerja bersama-sama menuju
pencapaian tujuan tersebut. Peningkatan kinerja operasional merupakan perencanaan
strategis memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja
operasional mereka dengan menetapkan sasaran yang jelas dan mengidentifikasi area di
mana peningkatan diperlukan.
Selain itu, pengelolaan sumber daya yang efisien dapat dikelola mereka dengan
lebih efisien. Ini termasuk mengalokasikan sumber daya finansial, manusia, dan fisik
dengan bijaksana untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam perencanaan strategi
diperlukan pengambilan keputusan yang baik akan mendorong pemikiran strategis yang
lebih baik di seluruh organisasi, membantu manajemen dalam mengidentifikasi peluang
dan ancaman, serta membuat keputusan yang tepat dalam hal pengembangan produk,
penetrasi pasar, atau ekspansi bisnis. Pada perencanaan strategis perlu diterapkan
kolaborasi yang memfasilitasi komunikasi agar terjalin hubungan yang lebih baik di
seluruh organisasi, memungkinkan berbagai departemen dan tim untuk bekerja bersama-
sama dalam pencapaian tujuan strategis.
Dengan demikian, perencanaan strategis dapat memberikan landasan yang kokoh
bagi kinerja yang unggul dalam jangka panjang. Ini membantu organisasi untuk fokus
pada tujuan yang jelas, meningkatkan efisiensi operasional, mengelola sumber daya
dengan bijaksana, dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan
bisnis.
3. Dalam kedua kasus ini, penting bagi perusahaan atau keluarga untuk mengenali
kekurangan tersebut dan memberikan pelatihan, mentorship, atau bimbingan yang
diperlukan kepada karyawan atau anggota keluarga tersebut. Ini akan membantu mereka
mempersiapkan diri dengan baik untuk mengambil tanggung jawab baru dan
meningkatkan kinerja mereka di posisi yang lebih tinggiHal yang sama juga berlaku
untuk anak-anak pendiri perusahaan yang mungkin tidak siap untuk menggantikan
kepemimpinan orang tua mereka. Mereka mungkin tidak memiliki pengalaman yang
diperlukan, mungkin memiliki minat yang berbeda, atau mungkin tidak memiliki
keterampilan manajerial yang diperlukan untuk mengelola perusahaan dengan efektif.
Faktor lain yang menyebabkan ketidaksiapan karyawan untuk menggantikan
karyawan lain yang keluar diantaranya, Kurangnya motivasi atau minat terutama saat
kepemimpinan Bapak Ir. Budi yang mengakibatka beberapa karyawan mungkin tidak
memiliki motivasi atau minat yang cukup untuk mengambil tanggung jawab tambahan
atau posisi yang lebih tinggi. Ini dapat menghambat kemauan mereka untuk belajar dan
tumbuh dalam peran baru. Ketika kepemimpinan Bapak Ir. Budi sangat minim
memberdayakan SDM yang ada terbukti dengan kurangnya pelatihan dan pengembangan
untu karyawan. Jika perusahaan tidak secara proaktif memberikan pelatihan dan
pengembangan kepada karyawan, maka karyawan tersebut mungkin tidak memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisi posisi
yang ditinggalkan. Selain itu, karyawan yang tersisa mungkin tidak memiliki
keterampilan atau pengalaman yang tepat untuk mengisi posisi yang ditinggalkan.
Mungkin ada perbedaan dalam keterampilan yang diperlukan untuk tugas baru yang tidak
dimiliki oleh karyawan yang tersisa.

4. Krisis ekonomi dan pandemi COVID-19 dapat memiliki dampak serius pada organisasi,
terutama pada tingkat yang ekstrem, yang pada akhirnya dapat memaksa likuidasi
perusahaan. Beberapa alasan umum mengapa krisis tersebut dapat menyebabkan likuidasi
perusahaan adalah:
A. Penurunan pendapatan yang signifikan selama krisis ekonomi atau pandemi,
penurunan permintaan atau pembatasan operasional dapat mengakibatkan penurunan
drastis dalam pendapatan perusahaan. Ini dapat membuat sulit bagi perusahaan untuk
memenuhi biaya operasional dan pembayaran utang, yang pada gilirannya dapat
mengarah pada likuidasi.
B. Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan karena penurunan
pendapatan,. Perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban
keuangan mereka seperti pembayaran gaji, tagihan pemasok, atau pembayaran utang.
Jika tidak ada cara untuk memperoleh dana tambahan atau restrukturisasi utang yang
memadai, likuidasi mungkin merupakan satu-satunya pilihan yang tersisa.
C. Ketidakpastian pasar dan ketidakstabilan ekonomi saat pandemi seringkali
menyebabkan ketidakpastian pasar yang besar dan ketidakstabilan ekonomi, yang
membuat sulit bagi perusahaan untuk membuat perencanaan jangka panjang atau
mengelola risiko dengan efektif.
Namun demikian, sebelum memutuskan untuk likuidasi, perusahaan harus
mempertimbangkan opsi lain, seperti restrukturisasi, diversifikasi bisnis, atau
mengurangi biaya operasional. Juga, ada kemungkinan bahwa dengan strategi
pengelolaan krisis yang efektif, perusahaan dapat bertahan dan bahkan berkembang
setelah periode sulit. Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli keuangan atau konsultan
bisnis yang dapat membantu mengevaluasi situasi secara menyeluruh adalah penting
dalam mengambil keputusan strategis seperti ini.
Untuk menyelematkan perusahaan agar tidak mengalami likuidita dengan
menerapkan manajemen likuiditas yang efektif, pelaku bisnis bisa mengurangi
paparan risiko yang berdampak terhadap keberlangsungan usaha, terutama ketika
datang masa ekonomi yang sulit seperti saat pandemi Covid-19 merebak. Risiko
likuiditas bisa Anda bisa membantu bisnis mengelola likuiditas secara efektif
sehingga terhindar dari risiko likuiditas di masa mendatang misalnya Anda dapat
memiliki prakiraan arus kas lebih akurat yang bisa membantu keputusan bisnis lebih
tepat. Bisnis Anda juga dapat mengantisipasi kebutuhan kas, modal kerja dan
likuiditas ke depan, membantu penganggaran efektif dan mendukung pelaporan yang
efisien pada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai