MANDALIKA
Oleh:
Elsa Ermasari
(E1C020052)
Universitas Mataram
2022
ANALISIS NILAI BUDAYA DALAM FOLKLOR PUTRI MANDALIKA
A. Latar Belakang
Lebih lanjut, pada pelaksanaan upacara bau nyale, upacara tersebut juga di ambil
dari cerita rakyat Mandalika. Bau nyale adalah kegiatan rutin tahunan masyarakat
sasak untuk menangkap cacing laut yang dilakukan setiap tanggal 20 bulan 10 dalam
penanggalan tradisional Sasak (pranata mangsa) atau tepat 5 hari setelah bulan
purnama. Umumnya, antara bulan Februari dan Maret setiap tahunnya. Kata Bau
berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap sedangkan kata Nyale berarti
cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut.
Festival ini dirayakan dengan meriah setiap tahunnya. Kegiatan ini sebagai wujud
memelihara atraksi budaya yang sudah menjadi peninggalan leluhur masyarakat
Sasak Lombok.
Peneliti tertarik dengan nilai budaya dan norma-norma kebaikan yang dituangkan
dalam cerita legenda ini. Folklore putri mandalika merupakan kisah teladan dan
inspirasi yang mengandung nilai-nilai moral yang bisa dijadikan pedoman kehidupan
sehari-hari. Salah satunya adalah sifat rela berkorban. Sifat ini tercermin pada sifat
sang Putri ketika ia merelakan diri dan mengorbankan jiwa raganya demi meredam
gejolak dan terjadinya pertumpahan darah antara pangeran- pangeran yang
menginginkannya. Ia lebih meyakini bahwa mengorbankan dirinya akan lebih
bermanfaat daripada mengorbankan masyarakatnya. Hal ini sangat relevan dengan
keadaan dimana dewasa ini generasi sedang mengalami krisis norma dan nilai-nilai
budaya. Maka dari itu peneliti memilih judul “analisis nilai budaya dalam folklore
putri mandalika”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah nilai budaya folklore Putri Mandalika dan tradisi bau nyale?
2. Bagaimanakah nilai budaya folklore Putri Mandalika dan tradisi bau nyale
dalam hubungannya dengan nilai moral masyarakat sasak?
C. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Objek penelitian ini adalah nilai-nilai budaya yang ada dalam folklore putri
mandalika. Maka dari itu, sebagai bahan referensi yang akan dijadikan peneliti
sebagai acuan dalam pembuatan hipotesis. Berikut ini penelitian sebelumnya
yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu
terkait dengan nilai budaya dan folklore. Beberapa penelitian terdahulu yang
peneliti gunakan sebagai landasan penelitian adalah penelitian yang dilakukan
oleh:
2. Landasan Teori
1. Nilai
2. Budaya
3. Nilai Budaya
4. Folklor
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan metode
deskriptif yang dimaksud dalam penulisan ini adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang
atau yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa
yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.
a. Membaca dengan cermat dan teliti tiap kata, kalimat, ataupun paragraf
dalam cerita rakyat Putri Mandalika Nyale sehingga memperoleh gambaran
tentang isi cerita. Untuk memahami suatu cerita rakyat tentu tidak hanya satu
kali membaca tetapi harus berkali-kali supaya lebih bisa mengerti apa saja
peristiwa dan permasalahan yang ada pada cerita rakyat tersebut.
b. Mencari, mengamati, mendapatkan, dan menetapkan data-data yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dari kepustakaan sebagai
penunjang pemahaman terhadap penelitian yang dilakukan.
c. Mereduksi data yang telah diperoleh, yaitu dengan menganalisi
menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data.
d. Memberikan pendapat akhir tentang hasil analisis yang merupakan
perpaduan antara tanggapan yang subjektif dan analisis objektif
Arifin, Zaenal & Efendi, Mahmudi. 2008. Repisi dan Nilai Sosial Cerita Rakyat Bau
Nyale di Pulau Lombok. Laporan Penelitian PDM (Penelitian Dosen Muda).
Mataram: Universitas Mataram.
Setiadi, Elly M. dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri.
Danandjaja, James. (2007). Folklor Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Grafiti Pers.
Pradopo. Rahmat Djoko. (1995). Beberapa Teori Sastra. Metode Kritik dan
Penerapan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Hartanto, B. H., Trisnasari, W. D., Goziyah, G., Rochmah, E. C., & Fauzan, M. D.
(2022). Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Provinsi Banten Sebagai Upaya
Mengembangkan Sejarah Kebudayaan Banten: Local Wisdom in Folklore of Banten
Province As an Effort to Develop the Cultural History of Banten. Jurnal
Bastrindo, 3(1), 14-27.
Hurmatisa, D., & Khairussibyan, M. (2020). Nilai Didaktis dalam Cerita Putri Denda
Mandalika Versi SST Wisnu Sasangka dan Hubungannya dengan Pembelajaran
Sastra di SMA: Didactic Values of Putri Denda Mandalika Story Of SST Wisnu
Sasangka Version and It’s Correlation with The Study of Literature in Senior High
School. Jurnal Bastrindo, 1(1), 32-50.