Anda di halaman 1dari 2

Nilai-Nilai Budaya Masyaratkat Masa Praaksara yang Masih Bertahan

Menjelang berakhirnya masa praaksara itu, kepercayaan akan roh-roh nenek moyang dan
kekuatan yang melampaui kehidupan manusia semakin matang dan menjadi ritus. Upacara
tersebut bertujuan menghormati roh-roh orang yang telah mati dan bahkan menyembah
kekuatan supranatural menjadi praktik yang rutin. ,ereka juga sadar akan keberadaban
mereka di dunia yang bersifat semantara, serta tujuan hidup mereka.

Ada dua cara menyampaikan nilai-nilai dan pandangan hidup komunitas tersebut, yaiutu
secara langsung melalui nasihat-nasihat dan petuah-petuah, dan secara tidak langsung
melalui contoh hidup dan folkot ( mitos, legenda, dongeng,upacar,naynyian rakyat, dan lain
lain ). Nasihat dan petuah yang disampaikan orang tua biasanya juga merupakan nasihat
dan petuah leluhur mereka.

Folkor itu bukan sebuah cerita dan/ atau aktivitas tanpa makna. Di dalamnya terkandung
pandangan hidup, etos, sistem kepercayaan, kebiasaan, atau adat istiadat masyarakat
praaksara. Dalam kajian sejarah, folkor itu disebut juga tradisi lisan. Dalam bagian ini , kita
akan membahas tentang folkor itu. Namun, sebelumnya kita perlu tahu apa itu tardisi lisan

Tradisi, Tradisi Lisan, dan Folklor


Kata tradisi berasal dari bahasa latin Tradition, yang berarti “menyampaikan” atau “
Meneruskan”. Melalui kata ini, muncul kata bahasa inggrisnya Tradition dengan pengertian
yang sama.

Pada masyarakat praaksara, penyampaian kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dimasyarakat


dilakukan dengan cara bertutur atau dengan berbicara secara lisan. Karena
penyampaiannya dilakukan secara lisan, kemudian dikenal istilah tradisi lisan.

Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan salah satu sumber sejarah. Alasannya adalah
dalam tradisi lisan terekam masa lampau manusia yang belum mengenal tulisan, terkait
dengan kebiasaan, ada istiadat, kepercayaan , nilai-nilai, atau pengalaman sehari hari
mereka.

Folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu masyrakat yang tersebut dan bersifat
tradisional yang diwariskan secara lisan dan turun menurun.
Jenis- jenis Folklor
A. Mitos
B. Legenda

Menurut Jan Harold Brunvand mengolongkan legenda menjadi empat kategori, yakni

- Legenda Keagamaan
- Legenda Alam Gaib
- Legenda Perorangan
- Legenda Tempat (lokasi)
C. Dongeng
D. Nyanyian Rakyat
E. Upacara

Upaya melestarikan Tradisi lisan

a. Wayang
b. Wayang Beber
c. Mak yong
d. Didong
e. Rabab Pariaman
f. Tanggomo

Pentingnya Memelihara Tradisi Lisan

Tradisi lisan merupakan identitas komunitas dan salah satu sumber penting dalam
pembentukan karakter bangsa melalui nilai-nilai luhur yang diwariskannya. Tradisi lisan
juga dapat menjadi pintu masuk unutk memahami permasalahan masyarakat pemilik
tradisi yang bersangkutan.

Tradisi lisan seolah-olah tidak relevan lagi dengan kehidupan modern yang semakin
melaju sangat cepat saat ini. Pewarisan tradisi lisan ternyata tidak berjalan secara
alamiah seperti yang diharapkan. Akibatnya, para penutur dan komunitas tradisi lisan
dinegeri ini semakin berkiurang.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mendorong sebagai usaha mempercepat proses
penguatan tradisi lisan sebagai identitas budaya dalam membangun peradaban , di
antaranya sebagai berikut.

a. Menguatkan peran masyarakat pendukungnya


b. Masuk Kurikulum Sekolah

Anda mungkin juga menyukai