Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 4 (XB)

NAMA : TARIS, FINZA, INTAN, VALLEN

ROBO-ROBO

upacara Robo-robo, Kota Mempawah, Kalimantan Barat


Robo-robo adalah upacara tolak bala oleh masyarakat
Kota Mempawah, Kalimantan Barat, Indonesia.[1] Upacara ini digelar pada
hari Rabu pekan terakhir bulan Safar, Hijriah.[2]
Robo-robo merupakan aset budaya Kabupaten Mempawah dan menjadi salah
satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 27
Oktober 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dan sejak saat itu masuk dalam kalender wisata nasional dan menjadi agenda
wisata budaya setiap tahunnya.
Pada awalnya acara ini digelar untuk menyambut Opu Daeng
Menambon dari Kerajaan Matan (Tanjungpura) di Kabupaten
Ketapang ke Kerajaan Mempawah yang dahulu bernama Panembahan
Senggaok di Kabupaten Pontianak pada tahun 1737 M atau 1448 H.[3] Opu
Daeng Menambon adalah keturunan Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan.[4] Opu
Daeng Menambon datang ke Mempawah untuk menyebarkan agama Islam.
[3]
Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga meneruskan
tahta kerajaan Panembahan Senggaok yang pada saat itu dirangkap oleh
sultan di Kerajaan Matan Tanjunpura.[3]
Berlayarnya Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Tanjungpura
(Kabupaten Kayong Utara) diiringi sekitar 40 perahu.Saat masuk di Muara
Kuala Mempawah, rombongan disambut dengan suka cita oleh masyarakat
Mempawah. Penyambutan itu dilakukan dengan memasang berbagai kertas
dan kain warna-warni di rumah-rumah penduduk yang berada di pinggir sungai.
Bahkan, beberapa warga pun menyongsong masuknya Opu Daeng Manambon
ke Sungai Mempawah dengan menggunakan sampan. Terharu karena melihat
sambutan rakyat Mempawah yang cukup meriah, Opu Daeng Manambon pun
memberikan bekal makanannya kepada warga yang berada di pinggir sungai
untuk dapat dinikmati mereka juga. Karena saat kedatangannya bertepatan
dengan hari Minggu terakhir bulan Syafar, lantas rombongan tersebut
menyempatkan diri turun di Kuala Mempawah. Selanjutnya Opu Daeng
Manambon berdoa bersama dengan warga yang menyambutnya, mohon
keselamatan kepada Allah agar dijauhkan dari bala dan petaka. Usai
melakukan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Prosesi itulah
yang kemudian dijadikan sebagai awal digelarnya hari Robo-robo,yang setiap
tahun rutin dilakukan warga Mempawah, dengan melakukan makan di luar
rumah bersama sanak saudara dan tetangga.
Acara di mulai dengan kegiatan napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon
dilanjutkan dengan acara seremonial pembukaan gelaran Robo-robo, kemudian
dilanjutkan dengan melakukan adzan dan membaca doa tolak bala yang
dilakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah, kemudian dilanjutkan dengan
ritual buang-buang yang tentu saja dilakukan oleh keluarga Kerajaan
Mempawah. Setelah ritual tersebut, keluarga Kerajaan Mempawah beserta
pejabat daerah dan masyarakat mempawah melaksanakan
makan saprahan atau makan bersama di luar rumah.
Bagi masyarakat biasa acara Robo-robo dilaksanakan hanya dengan
melakukan kegiatan membaca doa tolak bala dan dilanjutkan dengan
makan saprahan atau bersama di luar rumah (di lapangan, di tepi jalan, dan di
badan jalan gang-gang, di halaman masjid, dll), masyarakat di Mempawah rutin
melakukan makan bersama yang dilakukan seminggu sekali selama bulan safar
sampai pelaksanaan Robo-robo resmi digelar pada rabu terakhir di bulan safar.
bagi masyarakat Mempawah makan bersama seperti ini mempererat
persaudaraan antar sesama warga, dengan makan bersama warga saling
berbagi satu dengan yang lain tanpa memandang status sosial. masyarakat
Mempawah juga mengganggap Robo-robo sebagai salah satu hari besar, tak
heran pada saat hari Robo-robo masyarakat memasak ketupat sama seperti
yang dilakukan ketika lebaran tiba.
Sekarang, Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang
hari wafatnya Opu Daeng Menambun.[2] Untuk memeriahkan ritual Robo-robo,
masyarakat setempat menggelar hiburan tradisional
seperti jepin, tundang atau pantun berdendang, dan lomba perahu bidar serta
menampilkan berbagai macam adat dan budaya Melayu Mempawah.[3] Bagi
warga di Kalimantan Barat, bisanya memperingati Robo-robo dengan makan
bersama keluarga di halaman rumah terutama daerah-daerah yan masih
memiliki terikatan dengan Opu Daeng Manambon atau Kerajaan Mempawah .[2]
Berkas:Videos.jpgkegiatan makan bersama atau saprahan yang dilakukan
masyarakat Mempawah pada saat robo-robo
Berikut adalah prosesi inti Upacara Adat dan Budaya Robo-robo,
Senin

 Buang-buang dan gelar adat pelepasan puaka (hewan langka) yang


berlokasi di hutan sekitar Istana Amantubillah
 Kirab pusaka kerajaan yang berlokasi di Benteng Kota Batu
 Tahlil yang berlokasi di Masjid Jami kerajaan
Selasa

 Ziarah akbar makan raja-raja Mempawah, lokasi di Sebukit Rama dan


Kompleks Makan Raja-Raja
 Napak tilas Kerajaan Mempawah, lokasi di Istana Amantubillah
 Gelar adat Toana, jamuan kerajaan bersama Sultan/Raja nusantara dan
atraksi budaya, lokasi di Istana Amantubillah
Rabu

 Gelar adat syafar bersama Raja Mempawah XII, lokasi Istana di


Amantubillah
 Buang-buang, tepung tawar kapal-kapal nelayan, lokasi di Kuala
Mempawah
 Pembukaan gelar adat tradisi Robo-Robo dan Toana, lokasi di Kuala
Mempawah
 Penutupan adat tradisi Robo-Robo, lokasi di Istana Amantubillah
Setelah acara seremonial dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan acara
hiburan rakyat, lomba-lomba, pagelaran budaya, dan pasar malam yang
biasanya dilaksanakan selama satu bulan tergantung panitia lokal yang
mengurus, setiap tahun prosesi upacara adat dan buaya robo-robo tidak sama
tapi upacara inti tetap dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai