PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari
bahasa Arab. yang juga diambil dan bahasa Yunani; philosophia. Kala ini berasal
dan dua kata Philo dan Sophia. Philo = lImu atau cinta dan Sophia =
pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa “filsafat” adalah studi yang
FEUI. hal. 1). Terlepas dan berbagai definisi yang berusaha menerjemahkan
Filsafat secara global. Pada dasarnya Filsafat selain membahas dan menyimpulkan
sesuatu yang menjadi dasar. Filsafat adalah ibu dari segala ilmu yang hadir di
bumi ini. Logika dan perasaan meliputi segenap ruang Filsafat, sehingga
pada intinya pembahasan yang dibahas dalam setiap kategori filsafat, berpegang
pada penerjemahan dari dasar pijakan setiap elemen ilmu. Menurut salah satu
pemerhati filsafat, bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang membahas mengenai
1
atau norma) dan sesuatu. Berdasarkan pijakan itu, dikemudian hari, maka
Sejarah awal tumbuhnya Filsafat berasal dari Yunani pada sekitar abad ke
7 SM. Tentu saja ada nama-nama seperti Sokrates, kemudian Plato sebagai murid
Sokrates, dan Aristoteles sebagai murid Plato. Namun ada juga yang beranggapan
bahwa Filsafat lahir di bumi barat, bahkan pada nusa sebelum era Sokrates. Ada
beberapa tokoh yang disebutkan pada zaman ini diantaranya adalah seperti Thales,
perkembangan ilmu ini. Bahkan hingga saat ini, ada istilah Filsafat kontemporer
yang tumbuh di era Jean Paul Sartre atau Jurgen Habermas. Dan dari semua
Filsafat yang kita kenal dengan segala ragam coraknya, ada satu inti yang dapat
kita simpulkan. Bahwa berfilsafat berarti mencari kebenaran. Lalu akankah kita
temukan kebenaran itu (?) Ataukah kita akan berpegang pada kesimpulan
Sokrates, bahwa kebenaran hakiki akan kita temui saat nyawa kita meregang dari
Filsafat ilmu secara umum dapat dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai
disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah
disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan
karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara itu,
2
kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri. Secara sederhana, filsafat dapat
diartikan sebagai berfikir menurut tata tertib dengan bebas dan sedalam-dalamnya,
sehingga sampai ke dasar suatu persoalan, yakni berfikir yang mempunyai ciri-ciri
spekulatif. Sejalan dengan ini, Musa Asy’ari menyatakan bahwa filsafat adalah
berfikir bebas, radikal, dan berada pada dataran makna. Bebas artinya tidak ada
akar masalah (mendalam) bahkan sampai melewati batas-batas fisik atau yang
disebut metafisis. Sedang berfikir dalam tahap makna berarti menemukan makna
terdalam dan suatu yang terkandung didalamnya. Makna tersebut bisa berupa
Menurut M. Amin Abdullah, filsafat bisa diartikan: (1) sebagai aliran atau
hasil pemikiran, yakni berupa sistem pemikiran yang konsisten dan dalam tarap
tertentu sebagai sistem tertutup (closed system), dan (2) sebagai metode berfikir,
Sebagai sebuah cabang filsafat, kurang lebih sudut pandang inilah, filsafat ilmu
melihat ilmu-ilmu sebagai obyek kajiannya. Karenanya filsafat ilmu bisa juga
disebut sebagai bidang yang unik, sebab yang dipelajari adalah dirinya sendiri.
filsafat ilmu, antara lain : Lewis White Beck menulis, “Philosophy of science
questions and evaluates the methods of scientific thinking tries to determine the
3
value and significance of scientific enterprise as a whole.” Peter A. Angeles,
sebagaimana dikutip The Liang Gie, menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan
suatu analisis dan pelukisan tentang ilmu dari berbagai sudut tinjauan, termasuk
logika, metodologi, sosiologi, sejarah ilmu dan lain-lain. Sementara itu Cornelis A
beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif, radikal dan mendasar atas berbagai persoalan mengenai ilmu
1) Obyek Filsafat
Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek, yaitu obyek
material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
obyek formalnya adalah metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti
Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki
obyek material dan obyek formal. Obyek material filsafat adalah segala yang ada,
baik mencakup ada yang tampak maupun ada yang tidak tampak. Ada yang
tampak adalah dunia empiris, sedang ada yang tidak tampak adalah alam
metafisika. Sebagian filosuf membagi obyek material filsafat atas tiga bagian,
yaitu: yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada
4
dalam kemungkinan. Adapun obyek formal filsafat adalah sudut pandang yang
Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada prinsipnya
a. Fakta (Kenyataan)
fakta (kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang memberikan pengertian
b. Kebenaran
1) Positivisme:
c. Phenomenologi
pilah dan yang non esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema
moral tertentu
5
3) Bagi phenomenologi, phenomena baru dapat dinyatakan benar setelah
Kattsoff dikatakan: Bahasa yang pakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam
beberapa hal saling melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam filsafat
mencoba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukanya di dalam ilmu
pengetahuan. Namun, apa yang harus dikatakan oleh seorang ilmuwan mungkin
penting pula bagi seorang filsuf. Pada bagian lain dikatakan: Filsafat dalam
dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode ilmu pengetahuan.
filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang sangat
perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuwan yang juga filsuf. Para
filsuf terlatih di dalam metode ilmiah, dan sering pula menuntut minat khusus
2) Objek material ilmu adalah alam dan manusia. Sedangkan objek material
6
BAB II
KESIMPULAN
bahwa : Falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Arab. yang juga diambil dan bahasa Yunani; philosophia. Kala ini
berasal dan dua kata Philo dan Sophia. Philo = lImu atau cinta dan Sophia =
Filsafat ilmu secara umum dapat dipahami dari dua sisi, yaitu sebagai
disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah
disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan
karakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Sementara itu,
filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Menurut M. Amin
Abdullah, filsafat bisa diartikan: (1) sebagai aliran atau hasil pemikiran, yakni
berupa sistem pemikiran yang konsisten dan dalam tarap tertentu sebagai sistem
tertutup (closed system), dan (2) sebagai metode berfikir, yang dapat dicirikan.
Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek, yaitu obyek
material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
obyek formalnya adalah metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti
7
DAFTAR PUSTAKA
Oktober 4.
09 Oktober 2010.
Sinar Harapan, 2005), hal. 33. Lihat Juga Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu
Mohammad Muslih, Filsafat ilmu, Kajian Atas Asumsi Dasar Paradigma dan
Musa As’ari, Filsafat Islam Sunnah Nabi Dalam Berfikir, (Yogyakarta: LESFI,
1999).