PEMBAHASAN
A. Definisi Manusia
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-
macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-
tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan
tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa
manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-
konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu
sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori
evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar
manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan
martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.1
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang
terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan
perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan
kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan
semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah
SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di
bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian
matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi
kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan
2
melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan
kepadanya.2
C. Definisi Pendidikan
Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita
telah memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub dalam
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan definisi di atas, saya menemukan 3 (tiga) pokok pikiran
utama yang terkandung di dalamnya, yaitu: (1) usaha sadar dan terencana; (2)
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Di bawah ini akan dipaparkan
secara singkat ketiga pokok pikiran tersebut.
(Pengertian pertama) Pendidikan merupakan upaya nyata untuk
memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan
mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya.
(pengertian kedua)Pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan arahan dari orang
dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta
kematangan mentalnya.
(Pengertian ketiga)Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang
lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses
4
perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup
kehidupannya (Insan Cerdas dan Kompetitif).4
Adapun menurut pakar-pakar pendidikan yakni :
1. John Dewey.
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia
2. M.J. Longeveled
Pendidikan adalah usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya
membantu anaka agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
3. Thompson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku,
pikiran dan sifatnya.
4. Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk
merubah tabiat (behavior) manusia.
5. H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang
berkembang secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.
6. J.J. Russeau
Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-
anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.
7. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran,
serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
7
bentuk serta corak tertentu terhadap tori-teori pendidikan yang dikembangkan atas
dasar aliran filsafat tersebut.
Filsafat juga berfungsi mengarahkan agar teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam
praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga
berkembang dalam masyarakat. Merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat
hidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Dan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan
hidupnya.
Filsafat sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya dan
memusatkan kegiatannya untuk merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan
pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-
segi pendidikan serta isi moral pendidikannya. Filsafat juga merumuskan sistem
atau teori pendidikan ( science of education) yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinen pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan
pengajaran termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat dan negara.
9
pedoman itu mengenai sesuatu yang berada disekitar manusia sendiri seperti
kedudukan dalam hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui
bahwa alat-alat kewajiban manusia seperti akal, rasa dan kehendak. Dengan
akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh
pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka filsafat memberikan pedoman
tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
Antara ketiga komponen, yaitu manusia, filsafat, dan pendidikan sangat
erat hubungannya. Manusia diahirkan sebagai bayi yang tidak bisa melakukan
tanpa bantuan orang lain. Hal ini biasanya digambarkan bahwa manusia yang
baru lahir seperti sebuah kertas putih yang masih bersih dari coret-coretan.
Dan dalam masa tertentu kertas itu sedikit demi sedikit akan terdapat goresan-
goresan.
Dalam hal ini yaitu menggambarkan akan fungsi herditas yang dibawa
manusia itu sendiri dan lingkungan sekitar tempat manusia itu berinteraksi
dengan manusia yang lainnya. Dalam proses kehidupan, manusia akan
dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk dapat memilih dan melaksanakan
cara hidup yang baik. Dan hal itu harus melalui pendidikan. Jadi bagi manusia
pendidikan merupakan suatu keharusan (Animal educandum). Karena potensi
dasar yang dibawa sejak lahir, masih harus dikembangkan lagi dalam
lingkungannya melalui pendidikan.(Animal educable). Kedewasaan
merupakan tujuan perkembangan manusia dan kata kunci dalam pendidikan.
Karena pendidikan juga bisa disebut sebagai suatu upaya mendewasakan anak
manusia, yaitu membimbing anak agar menjadi manusia yang bertanggung
jawab (menunjukkan adanya kesadaran normatif pada diri manusia) Peran
filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir manusia yang
yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan..sesuai dengan
pengertiannya dari segi etimologi. Filsafat akan mengajarkan dan melatih
manusia untuk bersikap yang bijaksana dalam hidup. Terkadang dengan
berfikir filsafat, sseorang akan mempunyai suatu filsafat hidup atau pandangan
atau pedoman hidup yang baik. Oleh karena itu erat sekali hubungan antara
10
keberadaan manusia, filsafat dan pendidikan dalam proses kehidupan manusia
di dunia ini. 5
12
pendidikan, lebih jauh lagi akan mempersiapkan warga masyarakat di masa
mendatang dengan pribadi-pribadi yang memiliki kualitas rendah sehingga tak
mampu bersaing dalam kehidupan yang serba problematis.
14
DAFTAR PUSTAKA
15