Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KLIPING

TENTANG

Seni Tari

DISUSUN

NAMA : Anggi Safira Maulida

KELAS : X-6

GURU PEMBIMBING : BP. SYAIFULLAH

SMAN 5 BANJARMASIN

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016


SENI TARI

1. Pengertian Seni Tari


Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui
gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik. Seni tari secara umum
memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu,
seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang
berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi
berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti
menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah
gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag.
Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan
level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncatloncat,.
Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek,
gerak yang besar atau kecil.
Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari
yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat
berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot.
Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-
beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi
penonton, juga bagi si penari.

2. Tari Tradisional
Tari tradisional merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada,
diwariskan secara turun-temurun, serta biasanya mengandung nilai
filosofi, simbolis, dan religious. Sebelum bersentuhan dengan pengaruh
asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah mengembangkan
seni tarinya tersendiri. Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di
Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan. Tarian
semacam ini biasanya berawal dari ritual, seperti tari perang,
tarian dukun untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit, tarian
untuk memanggil hujan, dan berbagai jenis tarian yang berkaitan
dengan pertanian, tarian lain diilhami oleh alam, tarian jenis purba ini
biasanya menampilkan gerakan berulang-ulang dan tarian ini juga
bermaksud untuk membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam
diri manusia. Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan
keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti ;
tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian
Palembang, tarian Melayu, taruan Aceh, dan masih banyak lagi adalah
seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini
tetap dikembangkan hingga kini. Beberapa tari mungkin telah berusia
ratusan tahun, sementara beberapa tari berlanggam tradisional mungkin
baru diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu. Penciptaan tari
dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi
tari tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, munculah beberapa
tari kreasi baru. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian
kembali akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi
atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional. Tari tradisional dibagi
menjadi :

 Tari Keraton

Tari keraton adalah tari yang semula berkembang dikalangan


kerajaan dan bangsawan. Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah
panjang Indonesia. Beberapa keluarga bangsawan, berbagai istana dan
keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian Indonesia
menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan
paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam
tradisi tari Jawa. Strata masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan
bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan bangsawan kelas
atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual, keluhuran,
dan keadiluhungan. Masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan
unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana
lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang
dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih
bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh.

Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya


digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi
mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton
Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai
tarian keraton lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian
tersebut. Tarian istana juga terdapat dalam tradisi istana Bali dan
Melayu. Seperti di Jawa juga menekankan pada kehalusan, keagungan
dan gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan
Aceh, Kesultanan Deli di Sumatra Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan
Kesultanan Palembang di Sumatra Selatan lebih dipengaruhi budaya
Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan budaya
Hindu-Buddhanya.

 Tari Rakyat

Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan


rakyat. Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan
pelapisan tingkatan sosial dari masyarakyatnya, yang juga menunjukkan
kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan
pendukungya, tari tradisional adalah tari yang dikembangkan dan
didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di
perkotaan.

Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan


dilindungi oleh pihak istana. Tari rakyat Indonesia relatif lebih bebas dari
aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa
langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap
dipertahankan. Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan
sosial pergaulannya daripada fungsi ritual.
Tari Ronggeng dan tari Jaipongan suku Sunda adalah contoh yang
baik mengenai tradisi tari rakyat. Keduanya adalah tari pergaulan yang
lebih bersifat hiburan. Seringkali tarian ini menampilkan gerakan yang
dianggap kurang pantas jika ditinjau dari sudut pandang tari istana,
akibatnya tari rakyat ini seringkali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu
kasar dalam standar istana. Meskipun demikian tarian ini tetap
berkembang subur dalam tradisi rakyat Indonesia karena didukung oleh
masyarakatnya. Beberapa tari rakyat tradisional telah dikembangkan
menjadi tarian massal dengan gerakan sederhana yang tersusun rapi,
seperti tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi Utara, dan
tari Sajojo dari Papua.

3. Jenis-Jenis Seni Tari


Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu:
* Tari Tunggal
* Tari Berpasangan
* Tari Kelompok/Massal

 Tari Tunggal
Tari Tunggal yaitu tari yang dilakukan oleh satu orang. Contohnya
adalah tari gambir anom, tari koncar, tari gunung sari, tari gatotkaca,
tari bondan, tari gambyong dan tari kukilo.
 Tari berpasangan
Tari berpasangan yaitu tari yang dilakukan dengan berpasangan,
laki-laki dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki, perempuan
dengan perempuan.
 Tari Kelompok/Massal
Tari ini dilakukan dengan ramai-ramai, atau dengan menggunakan
banyak penari.
Nah, oleh karena itu, mari kita berbangga dengan seni tari yang ada
di negara kita dengan cara melestarikannya.

4. Fungsi & Peran Seni Tari


Fungsi dan peran seni tari Sebagai suatu kegiatan, seni taeri
memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni
tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai
penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai
pertunjukkan, dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 :
21-36).

a. Seni tari sebagai sarana upacara

Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak
macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting
dalam kehidupan manusia.
b. Seni tari sebagai hiburan

Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan


menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang
sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan
mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan
cara yang menarik.

c. Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan
untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat
dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi
penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi
penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini
pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.

d. Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan


media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan
menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan
keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
e. Seni tari sebagai media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya
penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan
tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti
latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana
pergaulan yang baik.

f. Seni tari sebagai media pertunjukan tari

bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi
sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari
ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga
pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan,
lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi
yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta
memiliki tema dan tujuan.

g. Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa.


Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh
orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni Jenis-
Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi
berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang
secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan
seni yang sudah cukup lama hidup

5. Unsur-unsur gerak Tari

Menurut aktifitasnya gerak dapat di bagi menjadi dua macam,yaitu :


 Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah
tempat
 Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan
berpindah tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser,
melangkah, meluncur dan melompat.
Menurut bentuknya,gerak dapat dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
 Gerak Realistik / Gerak Wantah adalah gerak yang dilakukan oleh
sesorang sesuai dengan apa yang dilihatnya.
 Gerak Stilir adalah gerak yang sudah digubah,gerak tidak wantah
dengan cara diperhalus.
 Gerak Simbolik adalah gerak yang hanya sebagai simbol,gerak
tidak wantah yang sudah di stilir.

Menurut sifatnya gerak dapat dapat di bagi menjadi empat,yaitu :


 Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak
menggunakan kekuatan otot.
 Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan
otot-otot atau kekuatan.
 Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang
gerak-gerakannya mengalir.
 Gerak kasar adalah gerak-gerak yang dilakukan oleh sesorang
dengan menggunakan otot-otot yang kuat.seperti hentakan-
hentakan kakiyang dilakukan dengan kecepatan tinggi.
6. Unsur-unsur Kaidah Seni Tari
 Wiraga adalah kemampuan peragaan ,penguasaan kelenturan
teknik tenaga gerak dan ungkapan gerak yang jelas.
 Wirama adalah pengaturan tempo dan ritmeyang erat sekali
hubungannya dengan irama.
 Wirasa adalah aspek yang bersifat rohaniah yang mendukung
keseluruhan tarian yang dibawakan penari.

7. Tari Tradisional di Nusantara


Berikut ini beberapa contoh nama-nama tari Tradisional di seluruh
Indonesia.

1. Tarian Daerah Provinsi Bali


a. Tari Kecak
b. Tari Legong
c. Tari Barongan
d. Tari Pendet

2. Tarian Daerah Banten


a. Tari Prajurit

3. Tarian Daerah Provinsi Bengkulu


a. Tari Andun
b. Tari Bidadari Terminang Anak
c. Tari Ganau
4. Tarian Daerah Provinsi DI Aceh
a. Tari Saman
b. Tari Seudati

5. Tarian Daerah Propinsi DI Yogyakarta


a. Tari Bedaya Pangkur
b. Tari Serimpi

6. Tarian Daerah Gorontalo


a. Tari Dana-Dana

7. Tarian Daerah DKI Jakarta


a. Tari Betawi
b. Tari Yapong
c. Tarian Daerah Jambi
d. Tari Sekapur Sirih
e. Tari Selampir Delapan

8. Tarian Daerah Provinsi Jawa Barat


a. Tari Jaipong
b. Tari Topeng

9. Tarian Daerah Provinsi Jawa Tengah


a. Tari Bambang Cakil
b. Tari Sintren

10. Tarian Daerah Provinsi Jawa Timur


a. Tari Gandrung Banyuwangi
b. Tari Remo
c. Tari Reog Ponorogo

11. Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Barat


a. Tari Monong
b. Tari Zapin

12. Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan


a. Tari Babujugan
b. Tari Radap Rahayu

13. Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah


a. Tari Dadas dan Bawo
b. Tari Giring-Giring

14. Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Timur


a. Tari Gong

15. Tarian Daerah Kepulauan Riau


a. Tari Tandak,
b. Tori Joged Lambak

16. Tarian Daerah Propinsi Lampung


a. Tari Bedana
b. Tari Jangget
c. Tari Malinting

17. Tarian Daerah Propinsi Maluku


a. Tari Cakalele
b. Tari Lenso
c. Tari Nahar Iaa
d. Tari Perang
e. Tari Tidetide

18. Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat


a. Tari Batu Nganga
b. Tari Mpaa Lenggogo

19. Tarian Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur


a. Tari Gareng Lameng
b. Tari Perang

20. Tarian Daerah Propinsi Papua


a. Tari Musyoh
b. Tari Selamat Datang
c. Tari Sojojo Papua
d. Tari Papua
e. Tari Perang
f. Tari Suanggi

21. Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Selatan


a. Tari Bosara
b. Tari Kipas
c. Tari Pakarena

22. Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tengah


a. Tari patuddu
b. Tari Dero Poso
c. Tari Lumense
d. Tari Pamonte
e. Tari Peule Cinde
f. Tari Torompio

23. Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara


a. Tari Balumpa
b. Tari Dinggu
c. Tari Lumense
d. Tari Manguru

24. Tarian Daerah Propinsi Sulawesi Utara


a. Tari Katrili
b. Tari Maengket
c. Tari Polo-Palo

25. Tarian Daerah Propinsi Sumatra Barat


a. Tari Lilin
b. Tari Payung
c. Tari Piring

26. Tarian Daerah Propinsi Sumatra Selatan


a. Tari Gending Sriwijaya
b. Tari Putri Bekhusek
c. Tari Tanggai

27. Tarian Daerah Propinsi Sumatra Utara


a. Tari Serampang Dua Belas
b. Tari Tor Tor

Anda mungkin juga menyukai