156710099
5B
SENDRATASIK
RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Tari Puspanjali.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para shahabatnya semoga kita mendapat
syafaatnya kelak di hari kiamat, amin.!
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembina dan teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan kami sangat
menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelancaran tugas-tugas
selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca khususnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman pra-hindu kehidupan orang-orang di Bali di pengaruhi oleh keadaan alam
sekitarnya. Ritme alam mempengaruhi ritme kehidupan mereka.tari-tarian mereka menirukan
gerak-gerak alam sekitarnya seperti alunan ombak, pohon di tiup angin, gerak-gerak binatang
dan lain sebagainya.Bentuk-bentuk gerak semacam ini sampai sekarang masih terpelihara
dalam Tari Bali. Dalam orang tidak saja bergantung pada alam, tetapi mereka juga
mengabdikan kehidupannya kepada kehidupan sepiritual. Kepercayaan kepada Animisme
dan Totemisme menyebabkan tari-tarian mereka bersifat penuh pengabdian, berunsurkan
Trance (kerawuhan), dalam penyajian dan berfungsi sebagai penolak bala. Salah satu dari
beberapa bentuk tari bali yang bersumber pada kebudayaan Pra-Hindu ialah sang hyang. Oleh
karena itu, penulis ingin menjelaskan bahwa Tari Bali akan selalu di kenang sepanjang masa
sehingga tarian bali tetap dilestarikan sebagai budaya dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah Tari Puspanjali ?
2. Apakah fungsi Tari Puspanjali ?
3. Apa saja Tata Rias dan Busana Tari Puspanjali ?
4. Apakah Nilai yang terkandung dari Tari Puspanjali?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Tari Puspanjali.
2. Untuk mengetahui fungsi Tari Puspanjali.
3. Untuk mengetahui tata rias dan busana Tari Puspanjali.
4. Untuk mengetahui nilai yang terkandung dari Tari Puspanjali.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Tari Bali
Sejarah dimulai dari masyarakat feudal kemudian berlanjut ke masyarakat
modern hingga sekarang. Pada masyarakat feodal perkembangan Tari Bali ditandai
oleh elemen kebudayaan hindu. Pengaruh hindu dibali berjalan sangat pelan-pelan.
Dimulai pada abad VII yaitu pada pemerintahan raja ugra sena di Bali. Kebudayaan
bali yang berdasarkan atas penyembahan leluhur ( animisme dan totemisme)
bercampur dengan Hinduisme dan budhisme yang akhirnya menjadi kebudayaan
hindu seperti yang kita lihat sekarang catatan tertua yang menyebutkan tentang
berjenis-jenis seni tari ditemui di jawa tengah yaitu batu bertulis jaha yang berangka
tahun 840 Masehi. Pada zaman Feodal tari berkembang di istana, berkembang juga
dalam masyarakat.Hal ini disebabkan oleh kepentingan agama yang tidak pernah
absen dari tari dan musik.Di dalam masyarakat modern yang dimulai sejak
kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, patromisasi dari kerajaan-kerajaan
di zaman Feodal mulai berkurang.Pada masa ini banyak diciptakan kreasi-kreasi baru,
walaupun kreasi baru itu masih berlandaskan kepada nilai tradisional; yaitu hanya
perubahan komposisi dan interpretasi lagu kedalam gerak.Tari puspanjali adalah
sebuah tari sambutan, yg melukiskan para wanita menyambut dengan rasa hormat
bagi para tamu yg datang, juga sebagai tari hiburan yg indah dengan estetika seni
tinggi Tarian ini menggambarkan beberapa wanita yg menyongsong beberapa tamu
dng penuh rasa hormat. Tari Puspanjali kerap ditampilkan pada acara-acara resmi utk
menyongsong tamu-tamu mutlak.Puspanjali di ambil dari kata "puspa" yg artinya
"bunga", serta 'Anjali' yg artinya'Menghormat'adalah sesuatu tarian penyambutan yg
ditarikan oleh sekelompok penari putri ( umumnya pada 5-7 orang).
Menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yg digabungkan dng gerak-
gerak ritmis yg dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian
upacara rejang, serta melukiskan sebanyak wanita yg dng penuh rasa hormat
menyambut kehadiran beberapa tamu yg datang ke pulau mereka.Salah satu
persembahan para seniman lokal yang berkreasi dengan berbagai imajinatifnya
menghasilkan sebuah tari tradisional yang memiliki citarasa seni tinggi dengan sebuah
persembahan dengan namaTari Puspanjali.Tarian yang biasanya ditarikan oleh anak
perempuan ini menampilkan seni gerak tubuh dan tangan yang dinamis dan lemah
gemulai.Innspirasi gerakan ini diambil dari gerakan tarian rejang yang biasanya
ditarikan pada saat upacara agama di pura.Tari puspajali ini ditarikan secara
berkelompok antara 5-7 orang.
Tari Puspanjali diciptakan di tahun 1989 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya
Bandem dan dengan penata tabuh I Nyoman Windha, gerakan yang lembut, ritmis
memang khas dan feminim sekali, gerakan-gerakan penari mudah dicerna, dan indah,
sehingga para penari sepertinya wajib untuk bisa menarikan tarian ini, tarian ini
merupakan sebuah tari sambutan, yang melukiskan para wanita menyambut dengan
rasa hormat bagi para tamu yang datang, pada perkembangannya, sering ditampilkan
pada acara-acara resmi menyambut tamu penting, dan sebagai tari hiburan yang indah
dengan estetika seni tinggi.
a. Warna primer yaitu disebut juga warna pokok/warna utama, yang terdiri dari warna
merah, kuning, dan biru.. Warna merah adalah simbol keberanian, agresif/aktif. Pada
dramatari tradisional warna tersebut biasanya dipakai oleh raja yang sombong,
agresif/aktif. Misalnya: Duryanada, Rahwana, Srikandi. Warna biru mempunyai kesan
ketentraman dan memiliki arti simbolis kesetiaan. Pada drama tradisional warna tresebut
dipakai oleh seorang satria atau putri yang setia kepada Negara dan penuh pengabdian.
Misalnya; Dewi Sinta, Drupadi. Warna kuning mempunyai kesan kegembiraan.
b. Warna sekunder adalah warna campuran yaitu hijau, ungu, dan orange.
c. Warna intermediet adalah warna campuran antara warna primer dengan warna
dihadapannya. Misalnya warna merah dicampur dengan hijau, biru dengan orange,
kuning dengan violet.
d. Warna tersier adalah campuran antara warna primer dengan warna sekunder yaitu warna
merah dicampu orange, kuning dengan orange, kuning dengan hijau, hijau dengan biru,
biru dengan violet, violet dengan merah.
e. Warna kuarter yaitu percampuran antara warna primer dengan warna tersier, dan warna
sekunder dengan tersier yang melahirkan 12 warna campuran baru..
f. Warna netral yaitu hitam dan putih. Warna hitam memberikan kesan kematangan dan
kebijaksanaan. Pada drama tradisional biasa dipakai oleh satria, raja, dan putri yang yang
bijaksana. Misalnya Kresna, Puntadewa, Kunti. Sedangkan warna putih memberikan
kesan muda, memiliki arti simbolis kesucian. Di dalam drama tradisional warna tersebut
dipakai oleh pendeta yang dianggap suci.
Warna-warna tersebut di atas dapat digolongkan menjadi dua bagian sesuai dengan
demensi, intensitas, terutama bila dikaitkan dengan emosi seseorang yang disebut dengan
warna panas dan warna dingin.
Warna panas yaitu merah, kuning, dan orange.Warna dingin terdiri atas hijau, biru, ungu,
dan violet. Dalam pembuatan pakaian tari warna dan motif kain menjadi perhatian dan bahan
pertimbangan, karena berhubungan erat dengan peran, watak, dan karakter para tokohnya.
Warna sebagai lambang dan pengaruhnya terhadap karakter dari tokoh
(pemain).Penggunaan warna dalam sebuah garapan tari dihubungkan dengan fungsinya
sebagi simbol, di samping warna mempunyai efek emosional yang kuat terhadap setiap
orang.
Warna biru memberi kesan perasaan tak berdaya (tidak merangsang), terkesan dingin.
Warna hijau memberi kesan dingin. Warna kuning dan orange memberi kesan perasaan
riang, menarik perhatian.Warna merah memberi kesan merangsang, memberi dorongan untuk
berpikir (dinamis).Warna merah Jambu mengandung kekkutan cinta.Warna Ungu memberi
kesan ketenangan.
A. Kesimpulan
Tari Bali khususnya tari Puspanjali merupakan budaya peninggalan agama
hindu yang tetap dilestarikan, kita sebagai generasi penerus harus menjaga tari-tari
yang ada di Bali agar tidak di klaim oleh Negara tetangga sehingga budaya yang kita
miliki tetap asri. Selain itu kita harus menjaga dan meningkatkan mutu tarian dengan
memperhatikan struktur dan guna tarian tersbut, sehingga tari Bali tetap lestari.
B. Saran-Saran
1. Dengan telah dibuatnya paper kesenian khususnya mengenai tari Bali yaitu tari
Puspanjali, semoga dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan para pembaca
umumnya.
2. Disamping itu dengan adanya paper ini semoga para pembaca dapat mengembangkan
sekaligus melestarikan kesenian tradisional dan tentunya dapat menyusun paper yang
lebih baik dari paper yang kami buat.
3. Kebudayaan berharga yang patut kita jaga dan kita lestarikan sebagai aset dan
kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain untuk menjaga identitas bangsa, jgn
sampai pula kebudayaan negara kita di klaim oleh negara tetangga maupun Negara-
negara lain. Oleh sebab itu, ada baiknya kita menghargai warisan budaya bangsa ini
sebaik-baiknya. Dan dapat menanamkan rasa cinta terhadap kesenian tradisional
Bangsa Indonesia, mempererat tali persatuan dan kesatuan.