Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK

”TARI SIHUTUR SANGGUL, ZAPIN MELAYU , DAN TARI SAJOJO’’

DOSEN PENGAMPU :

Arrini Shabrina Anshor S.pd. M.pd

DISUSUN OLEH :

HERIYANI (221434234)

JIHAN IRTAMA (221434011)

MAYSARAH (221434105)

JULFA WARDINA (211434061)


SITI NOPRIYANTI (221434048)

MARSYAH FINKAN ADTYA (221434110)

FAKITA NAZWA NUR AZHARA (221434089)

PROGRAM STUDI S1 PGSD (PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR)

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL-WASHLIYAH

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga “ Makalah Seni Tari dan Musik” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan yang berjudul “Tari Sihutur
Sanggul, Tari Zapin Melayu, dan Tari Sajojo”. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, 12 Maret 2024

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii


BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 1
C. TUJUAN MASALAH .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. TARI SIHUTUR SANGGUL .............................................................................. 3


a. Sejarah Tari Sihutur sanggul ............................................................................ 3
b. Unsur-unsur Tari sihutur sanggul .................................................................... 4
c. Fungsi tari sihutur sanggul ............................................................................... 4
d. Penggolongan tari sihutur sanggul ................................................................... 4
B. TARI ZAPIN MELAYU ...................................................................................... 5
a. Sejarah Tari Sihutur sanggul ............................................................................ 5
b. Unsur-unsur Tari sihutur sanggul .................................................................... 6
c. Fungsi tari sihutur sanggul ............................................................................... 8
d. Penggolongan tari sihutur sanggul ................................................................... 9
C. TARI SAJOJO ..................................................................................................... 9
a. Sejarah Tari sajojo............................................................................................ 9
b. Unsur-unsur tari Sajojo ................................................................................... 10
c. Fungsi tari sajojo ............................................................................................. 13
d. Penggolongan tari sajojo ................................................................................. 13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15

A. KESIMPULAN ................................................................................................... 15
B. SARAN ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di tanah air yang kaya akan keberagaman budaya, tari-tarian tradisional
menjadi jendela yang memperlihatkan keindahan warisan dan nilai-nilai masyarakat.
Tari Bungong Jeumpa, misalnya, menciptakan sebuah narasi visual yang
mempersembahkan kecantikan alam Aceh. Gerakan-gerakan gemulai dan indahnya
busana tradisional menjadi gambaran sungguh indah tentang kehidupan di daerah
tersebut.
Tari Sihutur Sanggul merupakan bagian penting dari warisan budaya Batak
Toba di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk menggali latar belakang historis, budaya,
dan makna simbolis di balik tarian tersebut. Melalui pendekatan etnografis dan
analisis budaya, kami menyelidiki peran tari ini dalam konteks kehidupan masyarakat
Batak Toba serta hubungannya dengan aspek keagamaan, sosial, dan ritualistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Tari Sihutur Sanggul tidak hanya sebagai bentuk
hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan
warisan leluhur. Makalah ini mendalam ke dalam asal-usul, perkembangan, dan peran
penting tari ini dalam mempertahankan identitas budaya Batak Toba.
Tari Zapin Melayu adalah salah satu warisan budaya yang kaya dan beragam
di wilayah Melayu. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki latar belakang historis,
budaya, dan konteks sosial dari tarian ini. Dengan menggunakan metode analisis
sejarah dan antropologi budaya, penelitian ini menelusuri asal-usul tari Zapin Melayu,
pengaruh budaya yang memengaruhinya, serta peranannya dalam kehidupan
masyarakat Melayu tradisional dan kontemporer. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa tari Zapin Melayu tidak hanya sebagai bentuk seni pertunjukan, tetapi juga
sebagai ekspresi budaya yang mendalam, menggambarkan nilai-nilai tradisional, dan
memperkuat identitas masyarakat Melayu. Makalah ini memberikan wawasan yang
mendalam tentang sejarah dan keberagaman budaya tari Zapin Melayu serta
relevansinya dalam konteks budaya modern.
Tari Sajojo merupakan salah satu warisan budaya yang berasal dari suku-suku
di Papua, Indonesia. Tarian ini memiliki nilai historis, kultural, dan simbolis yang
kaya, mewakili identitas dan keberagaman budaya di Papua. Namun, dalam
perkembangan zaman dan perubahan sosial, tari Sajojo mengalami transformasi
dalam konteks kontemporer.
B. Rumusan Masalah
a. Apa sejarah dari tari sihutur sanggul, tari zapin Melayu, dan tari Sajojo?
b. Unsur unsur seperti wirasa, wiraga, wirupa apa yang terdapat pada tari sihutur
sanggul, tari zapin Melayu, dan tari Sajojo?
c. Penggolongan tari apa yang terdapat pada tari sihutur sanggul, tari zapin Melayu,
dan tari Sajojo?
d. Fungsi apa yang terdapat pada tari sihutur sanggul, tari zapin Melayu, dan tari
Sajojo?

1
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui sejarah dari tari sihutur sanggul, tari zapin Melayu, dan tari Sajojo?
b. Memahami Unsur unsur seperti wirasa, wiraga, wirupa yang terdapat pada tari
sihutur sanggul, tari zapin Melayu, dan tari Sajojo?
c. Mengetahui Penggolongan tari yang terdapat pada tari sihutur sanggul, tari zapin
Melayu, dan tari Sajojo?
d. Mengetahui Fungsi yang terdapat pada tari sihutur sanggul, tari zapin Melayu, dan
tari Sajojo?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tari sihutur Sanggul

a. Seajarah tari Sihutur Sanggul


Sejarah tari sihutur sanggu batak toba Sihutur Sanggul adalah sebuah karya
musik instrumental yang tidak memiliki pencipta (noname). Karya musik
instrumental Sihutur sanggul dibawakan oleh gondang, baik pada gondang
sabangunan, maupun gondang hasapi. Sihutur Sanggul menjadi salah satu karya
yang sangat populer dikalangan suku Batak baik pemusik maupun penari. Peranan
karya musik Sihutur Sanggul pada masyarat suku Batak Toba pada awalnya
dilakukan untuk sebuah ritual adat-istiadat. Namun saat ini karya Sihutur Sanggul
telah memiliki sebuah pergeseran fungsi dan kegunaan yang cukup signifikan bila
dilihat dari pelaku seni yang membawakan karya tersebut. Saat ini karya musik
Sihutur Sanggul sering sekali digunakan pada acara-acara diluar adat- istiadat seperti
acara peresmian, pameran, dan banyak lagi sesuai dengan kepentingan perorangan.
Alat musik yang digunakan pada karya asli Sihutur Sanggul menggunakan alat-alat
musik tradisi seperti Hasapi, Sarune etek, Garantung, Sulim, Taganing, Hesek.
Diawali dari instrumen sulim dan sarunei etek, kemudian disambut dengan suara
taganing, garantung, hasapi dan hesek. Setelah semua alat musik bermain,
selanjutnya kembali awal kalimat mengulang melodi yang sama. Kemudian sulim
dan sarunei bersahut-sahutan di tengah-tengah lagu. Selanjutnya diakhiri dengan
semua instrumen bermain secara bersamaan baik sebagai intrumen pengiring seperti
hesek, taganing, garantung dan instrumen pembawa melodi seperti sulim, hasapi dan
sarunei etek. Saat ini tidak hanya instrumen tradisi yang dapat membawakan karya
Sihutur Sanggul, karya ini juga dapat dimainkan dengan menggunakan instrumen
barat seperti gitar, saxsophone, keyboard dan instrumen yang lainya. Salah satu
aransemen Sihutur Sanggul yang masih menggunakan Gondang Sabangunan adalah
aransemen Hendri Perangin angin, dengan penambahan keyboard dan ketipung set.
Aransemen Hendri Perangin angin pada karya instrumental Sihutur Sanggul masih
menggunakan Gondang Sabangunan tetapi dengan sentuhan musik digital. Hal ini
dilakukan oleh Hendri Perangin angin untuk memodernisasikan karya tersebut serta
mengimbangi telinga masyarakat yang saat ini lebih menyukai musik digital terlebih
pada masyarakat suku Batak Toba. Musik Sihutur Sanggul aransemen Hendri
Perangin angin cukup dikenal dimasyarakat dan banyak group pemusik dan penari
telah menggunakan musik Musik Sihutur Sanggul aransemen Hendri Perangin angin.
Terlebih lagi aransemen ini sering dibawakan dalam kompetisi penari dibawah

3
naungangan kementerian kebudayaan. Kemudian aransemen ini juga sering
dibawakan pada kanca internasional dan sudah mendunia seperti yang telah
dibawakan group musik Sumatran Incidenta Music dibeberapa negara dalam acara-
acara tertentu.
b. Unsur Tari sihutur sanggul
Unsur tari adalah komponen penting dan vital dalam tarian. Terdiri dari tiga
unsur, yaitu wiraga, wirasa, dan wirama. Wiraga atau raga adalah unsur gerakan
tubuh yang dinamis, ritmis, memiliki keindahan dan keharmonisan. Wirasa atau
rasa adalah kemampuan penari dalam membawakan tarian sehingga rasa yang
dibawakan lebih terasa oleh penonton. Wirama atau irama adalah kemampuan
penari dalam membawakan tarian sesuai dengan musik dan alunan harmoni yang
ada.
Unsur dalam tari Sihutur Sanggul Batak Toba meliputi:
a) Wirasa (Ekspresi) Tarian Siuhutur Sanggul adalah tarian tradisional dari
Batak, Sumatra Utara, Indonesia. Wirasa dalam tarian ini mencerminkan
nilai-nilai keindahan, keanggunan, dan kekuatan budaya Batak. Gerakan yang
dilakukan dengan gemulai dan penuh semangat, seringkali diiringi dengan
musik tradisional seperti gondang, menghadirkan nuansa kegembiraan dan
kebanggaan akan warisan budaya Batak. Selain itu, tarian ini juga sering
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan, mitos, atau cerita-
cerita yang menjadi bagian dari tradisi dan sejarah masyarakat Batak.
b) Wirama (musik) Musik Sihutur Sanggul merupakan unsur yang sangat
penting dalam tari ini. Musik ini berasal dari bahasa Batak dan dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu Sihutur Bun, Sulim dan Hasapi, dan Sarune Bolon
c) Wirupa (kostum) : Kostum adalah unsur yang sangat penting dalam tari
Sihutur Sanggul. Kostum ini berbentuk ulos Batak yang digunakan sebagai
alat untuk pemberian berkat, serta tandok Batak yang digunakan sebagai alat
untuk mengarahkan gerakan dan aksi tari
d) Wiraga (Gerakan): Gerakan dan aksi adalah unsur yang sangat penting dalam
tari Sihutur Sanggul. Gerakan dan aksi ini berhubungan dengan musik dan
kostum, serta membentuk suasana kegiatan penduduk di Tanah Batak

Semua unsur tersebut bekerja sama untuk menghasilkan tari Sihutur Sanggul
yang kreatif dan menarik. Tari ini umumnya ditarikan saat penyambutan para
tamu dan upacara adat, dan hingga kini tetap dilestarikan masyarakat sekitar

c. Penggolongan
Sanggul masuk ke dalam penggolongan tarian daerah karena berasal dari
suku Batak Toba, yang merupakan suku etnis yang terdapat di wilayah Sumatera
Utara. Tarian ini adalah tarian adat yang umumnya ditarikan saat penyambutan
para tamu dan upacara adat. Tarian ini menceritakan suasana kegiatan penduduk
di Tanah Batak, dan terdiri dari menenun kain ulos Batak dan kegiatan yang
menggunakan tandok Batak.
d. Fungsi
Fungsi tari Sihutur Sanggul Batak Toba adalah sebagai musik pengiring
dalam penciptaan tari kreasi daerah Batak Toba. Musik Sihutur Sanggul berasal
4
dari suku Batak Toba dan tidak memiliki syair. Dia digunakan sebagai musik
pengiring dalam penciptaan tari kreasi daerah Batak Toba di kota Medan. Musik
ini berasal dari bahasa Batak dan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Sihutur Bun
sebagai pengarah melodi, yang digunakan sebagai alat musik Taganing. Sulim
dan Hasapi sebagai alat melodi, yang digunakan sebagai alat melodi Sulim dan
Hasapi. Sarune Bolon sebagai pengarah melodi, yang digunakan sebagai alat
melodi Sarune Bolon. Musik Sihutur Sanggul digunakan oleh individu
koreografer untuk membuat kerja seni dalam penciptaan tari kreasi daerah Batak
Toba. Kreativitas koreografer dalam penciptaan tari pada musik Sihutur Sanggul
dibentuk melalui:
1) Isi konten
2) Plot arable
3) Teknik, yang dilakukan dengan improvisasi, eksplorasi, dan membentuk
4) Sihutur Bun musik inspirasi untuk koreografer dalam membuat tari baru.

A. Tari Zapin Melayu


Tari Zapin melayu merupakan salah satu dari tarian rumpun Melayu
yangmenghibur sekaligus sarat dengan pesan agama dan pendidikan. Kata
Zapinsendiri berasal dari bahasa Arab yaitu “Zaffan” yang artinya penari dan “Al-
Zapin” yang berarti gerak kaki.Pada era tahun 2000 an, tari Zapin ini pernah
mewabah keseluruh daerah danmenjadi kesenian budaya yang acap kali
diperlombakan. Zapin sendiri memilikikaidah dan aturan yang tidak boleh diubah
(baku), namun keindahan gerak sertamusiknya tetap indah dan sedap dipandang, serta
nyaman ditelinga ketikamendengar musik dan syair-syair walaupun aturannya tidak
pernah diubah daridulu.

a. Sejarah Tari Zapin Melayu


Jika dirunut dari sejarahnya, tari zapin sebetulnya bermula dari sebuahtarian
khusus bagi kalangan istana di kesultanan Yaman di masa silam. Padamasa
perdagangan lintas benua yakni sekitar awal abad 16, saudagar Arabmembawa
kesenian ini dan memperkenalkannya pada masyarakat pemelukagama Islam di
sekitar Selat Malaka. Pada tahun 1824 tarian ini mulai tumbuh dan berkembang
padadikerajaan Johor, Riau, dan Lingga, khususnya didaerah Riau Tari zapin ini
berkembang di daerah Siak Sri Indrapura, Bengkalis dan Pelalawan,
disetiapdaerah yang terdapat perbedaan latar belakang. Di Pekanbaru sendiri
tarian ini diperkenalkan oleh seorang songkok yang berasal dari Sumatra yang

5
bernama Adam sekitar tahun 1930-an. Namun tarian ini baru popular di Pekanbaru
pada tahun 1950 – 1960-an terutama di kampungTanjung Gemuk dan kampung
Lamir.Sekarang kita dapat menemukan Zapin hampir diseluruh pesisir
Nusantara,seperti : pesisir timur Sumatra Utara, Riau dan Kepulauannya, Jambi,
SumatraSelatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jakarta, pesisir utara –
Timur dan selatan Jawa, Nagara, Mataram, Sumbawa, Maumere, Seluruh
PesisrKalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Ternate dan
Ambon. Sedangkan dinegara tetangga terdapat di Brunei Darussalam,
Malaysia,dan SingapuraTari Zapin Awalnya Hanya Dibawakan Penari Pria, yang
Jadi Incaran CalonMertuaSebelum tahun 1960 di Riau zapin hanya ditarikan oleh
penari laki-laki yangdianggap dapat mengangkat status sosialnya di masyarakat.
Dimana sang penariakan menjadi incaran para orang tua untuk dijodohkan kepada
anak perempuannya.Seiring berkembangnya zaman, di Riau tarian ini yang
awalnya hanyadibawakan penari lelaki, namun akhirnya juga disusul dengan
penari perempuan. Bahkan sering juga ditampilkan secara bersama antara
perempuandan laki-laki.Pada awal kemunculunya, Tari Zapin ditampilkan di atas
tikar madani. Denganaturan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser
sedikitpun sewaktu penari sedang membawakan atau menarikan tari Zapin
tersebut. Contoh-Contoh Tari ZapinDi Nusantara, zapin dikenal dalam 2 jenis,
yaitu zapin Arab yangmengalami perubahan secara lamban, dan masih
dipertahankan oleh masyarakatketurunan Arab. Jenis kedua adalah zapin Melayu
yang ditumbuhkan oleh paraahli lokal, dan disesuaikan dengan lingkungan
masyarakatnya.Kalau zapin Arab hanya dikenal satu gaya saja, maka zapin
Melayu sangat beragam dalam gayanya. Begitu pula sebutan untuk tari tersebut
tergantung dari bahasa atau dialeg lokal dimana dia tumbuh dan berkembang.
Contoh-contoh Tarian Zapin Melayu: Zapin Melayu Johor, Zapin Pulau, Zapin
Singapura, Zapin Lancang Kuning, Zapin Tempurung, Zapin Nelayan, Zapin
Nasib Lancang Kuning.
Sebutan zapin umumnya dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan
diJambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu menyebutnya dana. Julukan
Bedanaterdapat di Lampung, sedangkan di Jawa umumnya menyebut
zafin.Masyarakat Kalimantan cenderung member nama jepin, di Sulawesi disebut
jippeng, dan di Maluku lebih akrab mengenal dengan nama jepen. Semenataradi
Nusatenggara dikenal dengan julukan dana-dani.Zapin dapat ditemui pada helat
perkawinan, khitanan, syukuran, pesta desa,sampai peringatan hari besar Islam.
Umumnya penari zapin hanya lelaki.Diiringi musik ensemble yang terdiri dari
pemain marwas, gendang, suling, biola, akordion, dumbuk, harmonium, dan
vocal. Gerakan yang digunakan dalam tarian zapin ini mengambil dari kegiatan
sehari-hari yang dilakukan manusia di lingkungannya, terutama di wilayah
sekitaran Riau. Meski saat ini tarian ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan,
tetapi gerakan yang dibawakan relatif sama. Hal yang membedakan hanya pada
gerakan tangannya saja.

6
b. Unsur Tari Zapin Melayu
1) Wiraga
Pola tarian yang dibawakan oleh penari pun sangat sederhana. Ini karena tari
zapin melakukannya dengan metode pengulangan gerakan yang
berkesinambungan secara berirama dan terfokus pada pola tertentu.
Setiap gerakan yang dibawakan penari dalam tari zapin, terdapat nilai filosofis
yang sangat mendalam. Berikut beberapa gerakan tarian zapin beserta
penjelasan tentang nilai filosofinya.
a) Gerak Tahto 1
Gerak tahto 1 adalah gerakan yang dilakukan oleh para penari pada setiap
permulaan pertunjukan. Gerak ini dilakukan dua kali, yakni pada bagian
awal dan bagian akhir tarian dengan menggunakan hitungan sampai 8
dalam setiap bagian tariannya. Gerak ini memiliki makna tentang
bagaimana menunjukkan sikap rendah hati dan menghargai sesama
manusia.
b) Gerak Tahto 2
Gerakan pada tahto 2 merupakan gerakan representasi dari sikap rendah
hati yang terdapat dalam makna gerakan tahto 1. Tarian ini juga dilakukan
dengan hitungan sampai 8 setiap bagiannya serta ditarikan pada awal dan
akhir pertunjukan setelah gerakan tahto 1 selesai.
c) Gerak Tahto 3
Seperti halnya gerakan tahto 1 dan 2, gerakan ini juga dilakukan sampai
hitungan 8 per bagiannya. Selain itu, gerak ini juga ditarikan pada awal
serta akhir pertunjukan setelah gerak tahto 2.
d) Gerak Bebas
Gerak ini adalah gerak yang ditampilkan di sela-sela atau di antara gerakan
tari zapin lainnya. Gerakan ini dapat dilakukan di mana saja dan boleh
lebih dari satu kali ditampilkan. Namun tetap menggunakan pola tarian
dengan delapan hitungan setiap bagiannya.
e) Gerak Shut
Gerak shut dilakukan setelah gerakan bebas. Pada gerak ini, dibagi
menjadi dua bagian, yakni shut maju dan shut mundur. Setiap bagiannya
ditarikan dengan ketukan 16 hitungan dan dilakukan sebanyak dua kali.
Gerakan shut ini memiliki nilai filosofis sebagai representasi atau
penggambaran dari sikap yang adil, sabar, serta keseimbangan hidup.
f) Gerak Siku keluang
Setelah penari melakukan gerakan shut, maka gerakan yang selanjutnya
adalah gerak siku keluang. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan
16 hitungan pada setiap bagiannya. Makna yang terkandung dalam

7
gerakan ini adalah penggambaran tentang kehidupan manusia yang
dinamis.
g) Gerak Mata angin
Setelah gerak siku keluang, penari akan melanjutkan tarian dengan gerak
mata angin. Gerakan ini cukup dilakukan sekali dalam ketukan 16
hitungan dalam tariannya.
h) Gerak Titik batang
Jenis gerak tari zapin yang terakhir adalah gerak titik batang. Gerakan ini
dilakukan sebanyak 2 kali setelah gerak mata angin. Bentuk dari gerakan
titik batang ini adalah gerakan dua kali maju dan mundur secara
bergantian.

Seperti gerak tarian lain, setiap bagian dari gerakan ini juga menggunakan
16 hitungan. Di antara dua bagian tarian itu, dipisahkan atau disisipkan
dengan satu kali gerak bebas.
2) Wirama
Tari zapin adalah tarian yang pada awalnya berasal dari tanah Arab
atau wilayah Timur Tengah. Jadi, alat musik utama yang digunakan adalah
gambus dan marwas. Namun, setelah tarian ini mengalami akulturasi atau
percampuran budaya dengan budaya Melayu, tari zapin pun ditampilkan
dengan iringan alat musik yang lebih beragam lagi. Alat musik yang menjadi
pengiring zapin Melayu tersebut, adalah rebana, gembos, akordeon, marwas,
gendang, dan juga gitar.
Dalam pementasan tari zapin Melayu, alunan iringan musik tari selalu
berkaitan dengan rentak. Rentak adalah suatu irama tertentu yang menjadi
motif atau tanda pada gerakan tertentu. Rentak inilah yang kemudian dapat
membangun suasana dan identitas dari tarian Melayu.
Rentak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu rentak cepat, rentak
sedang, serta rentak lambat. Adapun beberapa jenis rentak yang dikenal dalam
tarian Melayu, adalah rentak Zapin, rentak Ghazal, rentak Joget, rentak
Melayu, rentak Nobat, rentak Mak Inang, dan lain sebagainya.
3) Wirupa
Agar penampilan dan pertunjukan tari zapin semakin maksimal, maka
baik penari pria atau wanita perlu dirias sedemikian rupa wajahnya. Selain
agar para penari terlihat lebih menawan, ditambahkan riasan juga dapat
memberikan kesan yang berbeda kepada penampilan para penari.
Sementara itu, untuk busana yang akan dikenakan oleh para penari
memiliki sedikit perbedaan. Penari pria akan memakai pakaian adat Melayu,
yang meliputi baju kurung, plekat, cekak musang, kopiah, songket, bawahan
seluar, dan juga bros.
Sedangkan, penari wanita akan menggunakan baju khas adat Melayu,
meliputi baju kurung labuh, kain samping, selendang tudung manto, serta kain

8
songket. Selain itu, ditambahkan pula aksesoris pendukung seperti kalung,
hiasan kembang goyang, anting, dan sebagainya.
Warna baju yang biasa digunakan untuk busana tarian zapin ini
umumnya memiliki warna-warna yang cerah, seperti merah, hijau, kuning, dan
juga biru. Kostum yang digunakan pun merupakan kostum yang sudah
terpengaruh oleh model Islami.
Fungsi dari nilai Islami dalam busana yang digunakan penari adalah
untuk menutup lekuk tubuh. Selain itu, busana ini juga akan memperjelas
ruang gerak, mempertegas identitas tarian, dan tentu agar tidak mengganggu
gerakan tari serta memberikan nilai estetika dalam penampilannya. Oleh sebab
itu, nilai kesopanan turut ditampilkan dalam setiap pertunjukan tarian zapin.
Selain kostum yang sudah disebutkan sebelumnya, busana tari zapin
juga ditambahkan properti tari yang menjadi ciri khas dari tarian hasil
akulturasi ini. Properti tersebut adalah selendang sampur yang biasanya
digunakan oleh para penari perempuan. Tujuan dari penggunaan properti ini
adalah untuk menambahkan nuansa yang lebih indah dari setiap gerakan
tarinya.
4) Wirasa
Ekspresi penari dalam tarian Zapin Melayu sering kali menampilkan
keanggunan, kelembutan, dan kesopanan. Gerakan yang lembut dan mengalir
serta ekspresi wajah yang tenang dan penuh martabat menjadi ciri khas dalam
menyampaikan pesan kesopanan dan kehalusan dalam budaya Melayu.
Ekspresi tersebut juga dapat mencerminkan nilai-nilai seperti hormat kepada
leluhur, rasa syukur, dan harmoni sosial yang dijunjung tinggi dalam
masyarakat Melayu.
c. Fungsi
Zapin bukan hanya sekadar tarian semata, melainkan mengandung simbol-
simbol yang bernilai di dalamnya. Hal ini memperkaya fungsi tari Zapin bagi
masyarakat, baik untuk penikmatnya maupun penarinya. Berikut beberapa
fungsinya.
1) Untuk Pendidikan
Tarian Zapin selalu diiringi lagu khas yang mengandung lirik untuk
mendidik masyarakat. Pendidikan yang ada di dalam lagu Zapin ini adalah
budi bahasa, kepemimpinan, moralitas, cara bergaul, ibadah, estetika
budaya, ajaran Islam, dan lain-lain.
Selain itu, Zapin Melayu juga dapat memperkuat jati diri Melayu serta
dapat menjadi sarana belajar bagi orang non-Melayu untuk mengenal
melayu. Hal ini membuat masyarakat dapat menghargai perbedaan yang
ada.
2) Untuk Kelestarian Budaya
Adanya tari Zapin memunculkan kesinambungan budaya melalui
pendidikan serta kestabilan budaya. Tari Zapin ini memberikan sumbangan

9
untuk kelestarin budaya wilayah melayu Indonesia. Hal ini karena dalam
tari Zapin mengandung seni budaya tari Islam.
3) Untuk Hiburan
Fungsi utama dari tari Zapin adalah guna menghibur pengunjung.
Bentuk hiburan tersebut adalah pengunjung yang menari dan menyanyi
berpasangan. Tari Zapin dapat memenuhi keinginan dasar manusia untuk
merasakan keindahan dari tarian ini.
Tari Zapin mengandung komunikasi melalui lambang-lambang,
simbol, dan sinyal yang dapat dirasakan orang melayu maupun non
melayu. Komunikasi lewat tarian ialah wujud komunikasi individu, baik
itu penari, penonton, maupun semua yang terlibat.
d. Penggolongan
Tari Zapin merupakan tari tradisional Melayu yang berasal dari Provinsi Riau.
Tari Zapin merupakan tarian berkelompok. Awalnya, Tari Zapin hanya dibawakan
oleh penari laki-laki

B. Tari Sajojo

Tari Sajojo adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Papua. Tari Sajojo
merupakan jenis tarian pergaulan yang bisa ditarikan siapa saja, baik pria, wanita, tua,
maupun muda.
Tarian sering dipentaskan diberbagai acara adat maupun hiburan, sementara di
luar Papua tarian sering digunakan sebagai hiburan atau senam. Sejarah Tari Sajojo
Walaupun tarian terkenal di seluruh Indonesia, namun asal usul tari belum dapat
diketahui secara pasti. Beberapa sumber mengatakan bahwa tari ini sudah ada sekitar
1990 an.

a. Sejarah Tari Sajojo


Keberadaan dari tari Sajojo ini tentunya memiliki sejarah yang cukup panjang
dan cerita yang menarik untuk diulas di balik kekhasan gerakan serta kostumnya.
Meskipun belum diketahui secara pasti, tetapi menurut beberapa sumber tari Sajojo
telah ada sejak sekitar tahun 1990-an.
Tari Sajojo adalah tarian adat yang berasal dari daerah Papua, tarian ini
memiliki ciri khas berupa gerakan yang cukup energik, penuh dengan keceriaan dan

10
semangat. Nama dari tari Sajojo sendiri belum diketahui secara pasti dan apa
sebenarnya makna di balik nama ini.
Akan tetapi, menurut beberapa sumber nama tari Sajojo diambil dari judul
lagu yang mengiringi tarian ini yaitu Sajojo yang diciptakan oleh orang Jawa. Lagu
Sajojo dipilih sebagai pengiring tari, dikarenakan lagu ini tidak hanya memiliki satu
bahasa saja, tetapi terdiri dari beberapa bahasa bahkan ratusan bahasa yang saat ini
ada di Papua.
Lagu Sajojo sendiri merupakan lagu daerah dari Papua yang mengisahkan
mengenai kisah dari seorang perempuan cantik yang berasal dari desa. Perempuan
tersebut adalah sosok gadis yang dicintai oleh ayah, ibu dan para laki-laki di desanya.
Perempuan yang didambakan oleh laki-laki agar mereka dapat berjalan dengan
perempuan cantik tersebut. Meskipun gerakan dari tari Sajojo tidak menggambarkan
apa yang ada pada lirik lagu Sajojo, tetapi irama lagu Sajojo yang penuh dengan
keceriaannya dalam lagu dinilai cocok dengan gerakan tari Sajojo yang bersemangat
dan ceria.
Tari Sajojo ditarikan secara berkelompok, sehingga gerakannya yang energik,
iringan lagu yang ceria akan berpadu dengan baik jika ditarikan bersama-sama dan
menghasilkan kesan yang meriah dan kompak.
Karena gerakan energik tersebutlah, tari Sajojo dari Papua ini pun dikenal ke
berbagai daerah di Indonesia. Tari Sajojo menggambarkan semangat kebersamaan
serta gotong royong dari masyarakat setempat.
Dalam perkembangannya, tari Sajojo masih terus dilestarikan maupun
dikembangkan hingga saat ini. Bermacam-macam kreasi maupun variasi pun
seringkali ditambahkan dalam setiap pertunjukan tari Sajojo, baik dari segi gerakan
maupun kostum dari para penari.
Meskipun terus mengalami inovasi dan kebaruan, tetapi kebaruan tersebut
tidak merubah ciri khas maupun meninggalkan keaslian dari tari Sajojo. Tari Sajojo
hingga saat ini juga masih sering ditampilkan dalam berbagai macam acara, baik
acara-acara adat, penyambutan maupun acara hiburan yang lainnya.
Selain itu, tari Sajojo juga masih sering ditampilkan dalam berbagai acara
budaya, seperti pertunjukan seni, promosi pariwisata, festival budaya dan lain
sebagainya. Pada Mei tahun 2018, tari Sajojo bahkan sempat ditampilkan dalam acara
penutupan TMMD yang berlangsung di daerah Kabupaten Pati dan dibawakan oleh
anggota TNI dan putra-putra asli dari Papua.
b. Unsur Tari Sajojo
1) Wirupa
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa tari Sajojo tidak seperti tari tradisional
yang lainnya yang memiliki aturan atau cara pakem dalam properti maupun
tariannya. Tari Sajojo cenderung lebih bebas, meskipun bebas tetapi ada properti
yang harus digunakan oleh para penari sebagai ciri khas dan pembeda pada tari
Sajojo dan menunjukan ciri khas dari budaya maupun adat Papua. Berikut
penjelasannya.
a) Penutup kepala

11
Properti pertama yang digunakan dalam tari Sajojo adalah penutup kepala.
Penutup kepala tersebut akan dikenakan oleh setiap penari Sajojo dan
menggambarkan nuansa alam yang khas dari Papua. Penutup kepala dari
tari Sajojo terbuat dari ijuk yaitu kayu yang telah dihaluskan, kemudian
bulu burung yang terlihat eksotis dan menggunakan daun sagu. Penutup
kepala ini akan digunakan secara melingkar dan menyesuaikan kepala dari
para penarinya. Properti satu ini tidak hanya dikenakan oleh penari
perempuan, tetapi juga dikenakan oleh penari laki-laki. Hiasan yang
disematkan dalam penutup kepala, juga dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan pementasan tari Sajojo.
b) Kalung
Properti kedua pada tari Sajojo adalah kalung yang dikenakan pada
leher para penari laki-laki maupun penari perempuannya. Kalung yang
dikenakan oleh para penari tersebut, terbuat dari bahan-bahan alam yang
ditemukan di sekitar daerah di Papua, seperti kerang, tulang, batu, gigi
binatang maupun batu yang memiliki bentuk-bentuk menarik.
Kalung tersebut dibuat menyerupai ikon dari Papua yaitu burung
Cendrawasih, patung asmat ataupun honai yang dapat ditemukan dengan
mudah di daerah Papua. Ukuran dari kalung tersebut cukup bervariasi, ada
yang berukuran besar ada pula yang berukuran kecil maupun sedang.
c) Lukisan khas dari Papua
Setiap penari Sajojo juga akan membawa sebuah lukisan khas Papua
ketika mereka mulai menari Sajojo. Pada umumnya, penari laki-laki tidak
akan mengenakan baju atasan, mereka akan bertelanjang dada dan
diberikan sebuah lukisan seperti flora maupun fauna khas yang dapat
ditemukan di daerah Papua.
Tidak hanya pada area badan saja, para penari laki-laki juga akan
melukis bagian tangan, kaki maupun wajahnya sehingga memberikan
kesan eksotis pada penampilan tari Sajojo.
Hal ini juga sama pada penari perempuan Sajojo, meskipun keduanya
sama-sama mendapatkan lukisan khas Papua di badannya, tetapi penari
perempuan masih mengenakan baju atasan atau kain untuk atasan atau
bawahan kostumnya.
d) Gelang dan rok rumbai-rumbai
Properti lainnya yang tidak boleh dilewatkan dari penampilan tari
Sajojo adalah aksesoris berupa gelang yang diletakan pada tangan maupun
kaki penari. Gelang ini biasanya berbentuk rumbai yang terbuat dari tali
rafia atau daun sagu yang telah dikeringkan atau bisa pula menggunakan
ijuk. Selain aksesoris gelang, para penari juga akan mengenakan rok
rumbai yang menjadi ikon khas dari tari Sajojo. Rok ini tidak hanya
dikenakan oleh penari perempuan saja, tetapi juga oleh penari laki-laki.
Rok rumbai dari tarian Sajojo biasanya dibuat dengan bahan yang sama

12
dengan bahan yang digunakan untuk rok biasanya sama seperti bahan yang
digunakan untuk membuat gelang dan warnanya pun disamakan.
e) Senjata
Properti terakhir dari tari Sajojo adalah senjata khas dari Papua seperti
busur panah dan tombak. Properti satu ini tidak wajib ada pada
pementasan tari Sajojo, tetapi kehadirannya dapat mempertegas kesan dari
gerakan tari. Selain itu, senjata juga memiliki nilai tradisional bahwa
masyarakat Papua menggunakan senjata tersebut sebagai alat untuk
berburu yang disampaikan dengan tarian Sajojo.

Selain kelima properti yang disebutkan di atas, ada pula properti make
up sebagai pelengkap dari tari Sajojo. Make up yang dikenakan oleh para penari
Sajojo ini berbeda dari make up yang biasa dikenakan oleh para penari tradisional
yang lain dan menjadi keunikan serta ciri khas tersendiri.

Pasalnya, make up yang digunakan oleh penari Sajojo didominasi oleh warna
putih dan digambar atau dilukis untuk mempertegas motif ataupun lukisan yang
ditorehkan di badan para penari.
Oleh karena itu, make up penari Sajojo berbeda dari make up umumnya, yang
biasanya memiliki fungsi untuk mempercantik atau memperindah penampilan
para penari. Make up para penari Sajojo digunakan untuk mempertegas dan tidak
menggunakan riasan lain seperti lipstick, eye shadow, bedak, blush on dan lain
sebagainya.

Selain warna putih, ada pula para penari yang memadukan make up penari
dengan warna lain seperti warna hitam maupun merah untuk menampilkan kesan
kuat atau tegas dalam tariannya.

2) Wiraga
Secara umum, ciri dari gerakan pada tari Sajojo ialah bergerak meloncat ke
arah depan, belakang, kiri maupun kanan dengan kompak bersama penari yang
lainnya dan mencocokan dengan irama iringan lagu Sajojo. Akan tetapi, gerakan
yang ada pada tari Sajojo cukup fleksibel dan tidak memiliki aturan yang
mengekang para penari harus seperti apa gerakan-gerakan tersebut. Hal ini tentu
saja berbeda dengan gerakan pada tari khas Jawa maupun Bali, yang setiap
gerakannya harus sesuai bahkan ekspresinya pun harus sesuai dengan aturan,
karena setiap gerakan memiliki pemaknaan dan simbol tersendiri.
Meskipun gerakan dalam tari Sajojo cukup bebas dan fleksibel, tetapi ada pula
patokan gerakan yang harus diikuti oleh para penari. Oleh karena itu, ketika
menampilkan tarian Sajojo, gerakan yang dibawakan pun akan mengalir sesuai
dengan dengan irama iringan musik maupun lirik lagu Sajojo. Sementara itu, pola
lantai dari tari Sajojo adalah lurus dengan formasi penari berbentuk selang-seling
atau zig-zag. Ada pula beberapa gerakan pada tari Sajojo yang memiliki makna
kegembiraan dari masyarakat Papua. Berikut penjelasan lebih lanjutnya. Gerakan
pertama adalah berdiri dengan setengah duduk, gerakan pertama ini dilakukan

13
ketika awal tarian Sajojo dimulai. Ketika iringan lagu dimulai, maka para penari
akan berdiri kemudian melompat ke depan maupun ke belakang. Tangan lalu
dibuka di bagian muka, lalu melompat ke arah depan. Ketika akan melompat ke
belakang, tangan diturunkan. Lakukan gerakan pertama dan kedua beberapa kali
hingga lagu Sajojo dinyanyikan pada bait pertama. Gerakan selanjutnya ialah
melompat ke arah kanan, lalu kembali pada posisi awal, ketika kembali pada
posisi awal, para penari akan tepuk tangan sebanyak dua kali. Berikutnya adalah
gerakan maju dan mundur yang dilakukan empat kali, ketika gerakan ini
dilakukan, tangan para penari juga akan digerakan ke arah kanan dan kiri.
Lakukan gerakan ini beberapa kali, setelahnya pada penari akan membuat
lingkaran dan menghentakan kaki beberapa kali dengan kompak. Para penari
kemudian akan berputar mengelilingi para penari utama atau tamu terhormat yang
berada di tengah lingkaran. Gerakan ini akan dilakukan hingga lagu Sajojo selesai.
Selama tarian dilakukan, properti yang dikenakan oleh para penari pun juga
dimainkan sehingga tari Sajojo akan semakin terlihat meriah. Meskipun makna
dari lagu Sajojo dan gerakan tarian berbeda, tetapi tari Sajojo tetap menarik untuk
disaksikan.
3) Wirama
Wirama dalam tari Sajojo memiliki pola irama yang khas, di mana gerakan-
gerakan tarian disesuaikan dengan alunan musik dan nyanyian yang mengiringi.
Secara umum, wirama tari Sajojo mengikuti pola ketukan dan melodi yang
energetik, dengan tempo yang cepat dan ritme yang kuat. Gerakan-gerakan dalam
tarian ini sering kali menggambarkan aktivitas sehari-hari seperti menari, berburu,
atau merayakan keberhasilan. Karena itu, wirama tari Sajojo tidak hanya menjadi
penggerak gerakan fisik penari, tetapi juga mencerminkan semangat dan
kegembiraan dalam budaya Papua.
4) Wirasa
Ekspresi penari pada tarian Sajojo umumnya mencerminkan kegembiraan,
kehidupan, dan semangat sukacita. Gerakan-gerakan yang energik dan riang serta
senyuman yang cerah sering kali menjadi bagian integral dari ekspresi penari
dalam menyampaikan pesan kegembiraan dan kebersamaan kepada penonton.
Terkadang, ekspresi wajah penari juga dapat mencerminkan kebanggaan akan
warisan budaya mereka serta rasa kebersamaan dalam melaksanakan tarian ini
sebagai bagian dari identitas budaya suku Papua.
c. Makna dan fungsi
Tari Sajojo memiliki makna semangat kebersamaan serta menggambarkan
keceriaan di antara masyarakat adat di Papua. Hal tersebut dapat dilihat dari ekspresi
para penari Sajojo dan gerakan-gerakan yang banyak mengandung kekompakan serta
seirama. Selain kebersamaan dan kekompakan, makna dari tari Sajojo juga dapat
dilihat dari makna lirik Sajojo sebagai pengiring tarian ini, yaitu seorang kembang
desa yang memiliki paras cantik dan diidamkan oleh banyak laki-laki di desanya. Tari
Sajojo, juga menggambarkan gotong royong dari kehidupan masyarakat di Papua.

14
Ada pula fungsi awal dari tari Sajojo adalah ditampilkan sebagai bagian dari
upacara atau seremonial adat di Papua. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya
zaman, tari Sajojo saat ini juga ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu terhormat
yang datang berkunjung ke Papua. Saat ini, Sajojo dan tari Sajojo telah menjadi ciri
khas dari adat lokal suku Papua untuk menarik para turis serta berfungsi sebagai
hiburan untuk pengunjung yang datang ke Papua. Tari Sajojo sudah cukup terkenal di
Indonesia maupun di kancah internasional sebagai representasi dari adat dan budaya
yang dimiliki oleh Indonesia.
d. Penggolongan
Tari Sajojo adalah tarian tradisional dari Papua, Indonesia. Tarian ini
umumnya digolongkan sebagai tarian suku-suku di wilayah Papua, khususnya suku
Yali dan Lani. Tarian Sajojo sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya dan
upacara adat sebagai ekspresi kegembiraan dan semangat komunitas.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari tiga tarian tersebut adalah bahwa mereka merupakan bagian
penting dari warisan budaya dan identitas masyarakat yang menghidupinya. Tari
sihutur sanggul merupakan ekspresi budaya dari masyarakat Batak, sementara tari
sajojo berasal dari Papua yang menggambarkan kegembiraan dan semangat hidup.
Sedangkan tari zapin Melayu merupakan bagian dari budaya Melayu yang
mencerminkan keindahan gerakan dan harmoni dalam berdansa. Secara keseluruhan,
tiga tarian ini menunjukkan kekayaan dan keberagaman budaya di Indonesia serta
pentingnya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang.
B. SARAN
Seni dan kebudayaan daerah Indonesia khususnya seni tari harus dilestarikan
dan dihargai karena melalui seni tari itu kita akan mengenal budaya kita sendiri dan
merupakan kekayaan yang sangat berharga. Sehingga seni tari itu dapat dinikmati
oleh generasi-generasi selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

A Gurning. 2022. “Analisis dan Struktur bentuk musik sihutur sanggul dan perubahan
pada Sihutur Sanggul arransemen Hendri Perangin-Angin”. Dalam Jurnal Pendidikan
dan Konseling.
"Tari Sajojo Gambarkan Semangat Kebersamaan Rakyat Papua". Diakses tanggal 17
Maret 2019.
Tari sajojo " Sumber Universitas Stekom CDC Komputer Desain Grafis Akuntansi
P2K Kuliah kelas Karyawan Online Universitas di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Jurnal Tamaddun, Vol. 11 Issue 1,July 2023." Makna dan Nilai Budaya Melayu Studi
Kasus pada Tari Zapin Melayu. "
"Estetika tari Zapin melayu " Sumber dari neliti
"Tari Zapin " Sumber kompas , dari Jakarta yang terbit sejak 28 Juni 1965.
"Tari Zapin – Sejarah, Makna, Gerakan, Lagu, Busana & Properti"
Sumberrimbakita.com pertama kali diindeks oleh Google pada September 2018

17

Anda mungkin juga menyukai