Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

’’Tari Primitf – Turuk Langgai’’

Dosen Pengampu:

Aida Fitri, S.Pd, M.Pd

Ruang 10
Di Susun :

Roza Anggaraini Manik ( 1906104040014 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2022
PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Salawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ yang kita nanti-
natikan syafa‟atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Seni Tari dan Drama dengan judul ’’Tari Primitif – Turuk
Langgai’’

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen pengampu mata kuliah Seni Tari dan Drama yang telah
memberi kesempatan kepada kami.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banda Aceh, 28 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN
I.A Latar Belakang ............................................................... 1
I.B Rumusan Masalah ......................................................... 2
I.C Tujuan ............................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN
II.B.1 Sejarah Tari Turuk Langgai ........................................3
II.B.2 Ragam Gerak, Ciri Khas dan Pola Lantai Tarian Turuk
Langgai … .......................................................................... 4
II.B.3 Kostum, Tata Rias dan Iringan Musik Tarian Turuk
Langgai ................................................................................ 5

BAB III
PENUTUP
III.A Kesimpulan ................................................................ 7
III.B Saran .......................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.A Latar Belakang

Tari Primitif(sederhana) adalah tari yang berkembang diruang lingkup masyarakat


primitif yang belum memiliki peradaban.Sejak zaman primitif, tari telah menjadi suatu
budaya masyarakat. Dalam kebudayaan masyarakat primitif, tari berperan sangat penting
serta memiliki tujuan untuk berkomunikasi dengan kekuatan yang tidak terlihat seperti
arwah nenek moyang, kepada dewa yang memberi kesuburan, mengatur cuaca,
memberikan keberuntungan dan memberikan kesejahteraan serta keselamatan kepada
manusia. Oleh karena itu, pelembagaan tari masyarakat primitif ini pada umumnya sarat
dengan sifat mistis, magis, dan untuk kepentingan ritual. Sehingga tari primitif adalah tari
yang bersifat imitatif, mengembangkan imajinasi magis simpatetis, banyak meniru
gerakan binatang.

Di Indonesia begitu banyak tari primitf yang ada salah satunya adalah tari Turuk
Langgai. Turuk laggai adalah tarian yang dimiliki masyarakat setempat. Handayani
(2021) didalam jurnalnya mengatakan bahwa tarian ini merupakan tradisi masyarkat
Kepulauan Mentawai yang merupakan tari upacara pengobatan yang melibatkan sikerei
(dukun). Jelas bahwa tujuan dari makalah ini mendeskripsikan bagaimana asal-usul,
ragam gerak, ciri khas gerakan, pola lantai, kostum, tata rias maupun iringan musik tarian
Turuk Laggai pada masyarakat Kepulauan Mentawai. Turuk Laggai muncul sekitar abad
ke XVII. Tari ini merupakan cerita dari keseharian masyarakat Kepulauan Mentawai
yang mayoritas pekerjaannya berburu sehingga gerakan tarinya meniru gerakan binatang-
binatang. Fungsi dalam tari adalah sebagai upacara pengobatan. Turuk Laggai termasuk
dalam tari kelompok, karena tarian ini ditarikan minimal 3 orang penari dimana ketiga
orang ini adalah sikerei. Turuk laggai ditarikan pada saat upacara pengobatan yang
dilakukan pada malam hari agar komunikasi antara sikerei dan roh gaib lebih mudah
dilakukan. Namun penemuan baru yang penulis dapatkan bahwa Turuk Laggai dahulunya
berfungsi sebagai tari upacara pengobatan, namun seiring berjalannya waktu dan
perkembangan teknologi pengobatan, maka tarian ini berubah fungsi menjadi tari hiburan
untuk masyarakat

I.B Rumusan Masalah

I.B.1 B agaimana sejarah dari tari Turuk Langgai ?


I.B.2 Seperti apa ragam gerak, ciri khas gerakan dan pola lantai dari tarian Turuk Langgai
?
I.B.3 Bagaimana kostum, tata rias dan iringan musik pada tarian Turuk Langgai ?

1
I.C Tujuan

I.C.1 Untuk mengetahui sejarah dari tari Turuk Langgai.


I.C.2 Untuk dapat memahami ragam gerak, ciri khas, dan pola lantai dari tarian Turuk
Langgai .
I.C.3 Untuk mengetahui seperti apa kostum, tata rias dan iringan musik pada tarian Turuk
Langgai.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.B.1 Sejarah Tari Turuk Langgai

Tari Turuk Langgai asal suku Mentawai ini adalah salah satu kesenian tari yang
sangat kuat ikatannya dengan alam. Ini bisa terlihat dengan jelas dari gerakan Tari Turuk
Langgai, Gerakannya banyak diangkat dari lingkungan sekitar yang menirukan gerakan-
gerakan hewan. Menurut buku Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia, Navita Kristi, dkk,
(2012), berdasarkan beberapa penelitian, tarian ini muncul pada sekitar abad ke-17,
artinya sudah berusia lebih dari 300 tahun. Sejak awal, tari Turuk Langgai merupakan
bagian dari upacara pengobatan, yang melibatkan dukun (Sikerei). Suku Mentawai dan
alam merupakan perpaduan yang tidak terpisahkan. Mulai dari tato, pakaian, bahkan
racun untuk tradisi memanah, semuanya dibuat dengan bahan-bahan dari alam.

Turuk Laggai merupakan tarian yang gerakannya adalah peniruan dari gerak
binatang-binatang di alam sekitar masyarakat suku Mentawai. Karena kedekatan suku
Mentawai dengan alam itulah, maka gerakan dan tingkah laku binatang-binatang tersebut
dituangkan dalam tarian. Selain itu, gerakan Turuk Laggai juga menyimpan nilai-nilai
luhur yang penting dalam kehidupan suku Mentawai. Misalnya adalah perdamaian antar
suku, cinta kasih, dan sebagainya. Dalam Tari Turuk Langgai ini, dikenal adanya istilah
“disetujui atau tidak”. Bila upacara disetujui oleh roh-roh halus, maka boleh dilanjutkan.
Bila tidak, maka akan berisiko didatangi roh-roh jahat yang akan membawa bencana,
seperti penyakit hingga kematian. Untuk mengetahui jawaban dari roh, ada caranya yakni
dari tiga lembar usus ayam. Jika pada usus terlihat bercak hitam, tidak ada tanda-tanda
berwarna merah, usus lurus dan bulat segar ketika dibentangkan, maka artinya roh telah
merestui. Setelah itu acara boleh dilanjutkan, semua akan baik-baik saja dan tidak akan
ada yang sakit.

Sumber:: Analisa Daily


https://eksotikamentawai2017.wordpress.com/2017/08/21/tarian-alam-khas-suku-mentawai-
turuk-laggai/

3
Sebetulnya, Turuk Laggai merupakan bagian akhir dari ritual pengobatan yang
dilakukan oleh Sikerei. Tujuan dilakukannya tarian ini adalah supaya roh si sakit terhibur
dan tidak meninggalkan tubuhnya. Karena, apabila roh meninggalkan tubuhnya, maka si
sakit akan meninggal dunia. Tarian ini biasanya bercerita mengenai tingkah laku
binatang, misalnya adalah tentang sepasang burung yang terbang di alam bebas dan
kelinci yang melarikan diri dari pemburu. Tarian ini ditarikan oleh beberapa Sikerei.
Seorang ahli pengobatan yang memimpin upacara ini.. Sejak zaman dahulu, masyarakat
Mentawai memang kebanyakan menggantungkan hidupnya dengan berburu daripada
menjadi nelayan. Sejak awal kemunculannya, Tari Turuk Laggai menjadi bagian dari
upacara pengobatan, yang melibatkan dukun (Sikerei). Prosesinya dilakukan pada malam
hari, karena mereka percaya bahwa komunikasi antara roh gaib dengan para Sikerei akan
berjalan lebih lancar. Seiring berkembang zaman, akhirnya sekarang tarian ini dijadikan
hiburan. Bukan hanya itu, tari Turuk Langgai khas Mentawai ini juga berfungsi sebagai
penyampai nilai-nilai luhur untuk semua masyarakat, misalnya seperti nilai persatuan,
kemakmuran, cinta kasih dan perdamaian antar suku. (DNR). Gerakan-gerakan tarian
mereka pada umumnya tidak teratur, tidak berpola. Sehingga sulit ditemukan bentuk baku
atau standar dari tari asli Mentawai tersebut. Menari dalam budaya tradisional Mentawai
disebut Turuk Langgai, atau biasa disebut ma-turuk atau menari.

II.B.2 Ragam Gerak, Ciri Khas, dan Pola Lantai Tarian Turuk
Langgai
Gerakan-gerakan pada tari turuk langgai mencerminkan tentang perilaku hewan
yang mengandung nilai luhur yang penting. Gerakan hewan tersebut diantaranya adalah
unggas, kelinci, monyet, dan lain-lain. Seni tari ini ditarikan oleh beberapa Sikerei atau
dukun tradisional masyarakat Mentawai yang dipimpin oleh seorang ahli pengobatan.
Sikerei akan bergerak mengikuti alunan musik, sesekali mereka menghentakkan kaki ke
lantai layu, sehingga menjadi instrumen tambahan. Selain hentakkan kaki yang seirama
dengan alunan musik, sesekali penari juga mengembangkan lengan menyerupai burung.
Di ujung jari penari, tepatnya di antara telunjuk dan jari manis terselip sehelai daun yang
tumbuh di Mentawai.

Pola lantai dan gerakan-gerakan pada tari turuk langgai diambil dari pengamatan
di alam. Terinspirasi dan belajar dari alam sudah dilakukan sejak dahulu kala oleh
masyarakat Mentawai. Hal ini mencerminkan betapa erat hubungan antara manusia
dengan alam di sekitarnya. Menurut Tim Redaksi Kabar Pandeglang (2020) di dalam
websitenya https://kabarpandeglang.com/memperagakan-gerak-tari-kawasan-turuk-
langgai mengatakan gerakan-gerakan yang terdapat dalam tarian Turuk Langgai, yaitu
berjingkat-jingkat sambil membungkukkan badan, menengadahkan kepala ke atas sambil
mengepakkan daun di tangan, menghentakkan kaki ke papan lantai, berputar-putar
berkeliling, saling mengejar atau berjajar berhadapan, serta melompat tinggi. Ketika alat
musik dipukul, maka para Sikerei / penari akan menjinjit-jinjitkan kakinya, kepala
mengadah ke atas, badan dibungkukkan dan tangannya yang memegang dedaunan akan
mulai bergoyang. Kakinya juga dihentak-hentakkan ke lantai secara berirama, sehingga
4
menghasilkan suara ritmis yang beraturan. Semua penari akan berputar-putar dan kadang
saling mengejar. Lengkingan Urai (nyanyian) juga akan terdengar sekali-kali keluar dari
mulut para Sikerei. Gerakan Tari Turuk Laggai yang diadopsi dari gerakan hewan,
mengimplementasikan bagaimana ketika hewan beraktivitas, misalnya ketika harimau
menerkam mangsa, atau hewan yang terbang menyusuri hutan, bahkan gerakan kelinci
yang sedang melompat-lompat.

II.B. 3 Kostum, Tata Rias dan Iringan Musik Tarian Turuk Langgai

Sumber :https://kumparan.com/berita-update/pola-lantai-dan-gerakan-gerakan-pada-tari-turuk-
langgai-1wRYIfr3sgC/full

Berbicara mengenai Mentawai, mayoritas perayaan adat dan budaya di sana selalu
mengangkat tema alam, mereka juga mengetahui tentang tata busana. Dengan memakai
busana yang ditata dengan memasang berbagai jenis dedaunan dibeberapa bagian di
tubuh mereka. Selain dedaunan, juga didukung oleh unsur non alami, seperti manik-
manik yang sudah dijalin, ditata dan disusun dengan warna-warni yang menarik. Lalu
dipasang di kepala, leher, pergelangan tangan ataupun bagian kaki. Selain itu, juga
didukung unsur kosmetik dengan cara mewarnai muka mereka dengan arang atau
menggunakan pewarna alami yang bersumber dari daun-daunan yang dilumuri pada
bagian muka, tangan atau dilukiskan pada bagian-bagian tubuh tertentu. Walaupun pada
umumnya sebagian besar tubuh orang asli Mentawai yang sudah dewasa/tua/terutama
para kerei sudah dihias oleh berbagai jenis dan pola tatto (titi) yang menarik sebagai
identitas bagi mereka. Sehingga penampilan para penari dalam berkesenian dapat
membius mata untuk selalu terbuka menonton pertunjukan kesenian yang tidak bisa
dilihat di semua tempat, kecuali datang berkunjung ke Bumi Sekerai, Kepulauan
Mentawai, Indonesia. Manik-manik merupakan aksesoris pengikat yang diletakkan di
kepala si penari (Sikerei). Bulu unggas juga diletakkan di kepala, sedangkan dedaunan
dipegang di kedua tangan sembari menari, dan juga diselipkan di punggung bagian
belakang sebagai ekor. Selain 3 properti ini, Sikerei juga mengenakan berbagai macam
motif kalung.

Biasanya prosesi tarian ini dilakukan pada malam hari, karena masyarakat
Mentawai percaya bahwa komunikasi antara roh gaib dengan para Sikerei akan berjalan
5
lebih lancar di waktu tersebut. Tapi, seiring dengan perkembangan zaman, sekarang
tarian ini lebih sering dijadikan sebagai hiburan. Harfiandri (2016) didalam websitenya
https://www.boyyendratamin.com/2016/10/seni-turuk-langgai-budaya-asli.html
menyebutkan tarian ini diiringi dengan tabuhan Tuddukat dan Urai, yaitu seni olah vokal
Suku Mentawai. „Tudukat‟ sejenis kayu yang dipukul-pukul dengan tongkat kayu yang
menghasilkan bunyi tertentu. Bentuk tudukat hampir sama dengan kentongan. Lalu
„katebak‟ atau sama dengan gendang, yang dipukul menggunakan tangan. Katebak
terbuat dari kayu khusus yang berongga. Salah satu bagian ujungnya ditutup dengan
membran kulit ular. Serta bacaan mantra-mantra mistik yang dilantunkan dengan suara
dan bunyi yang aneh, tinggi-rendah, berguman, bersenandung dengan bahasa asli
Mentawai. Sedangkan, urai dilakukan oleh Sikerei ketika sedang menari, dan di akhir
setelah tarian selesai. Ketika alat ini dipukul, maka para Sikerei / penari akan menjinjit-
jinjitkan kakinya, kepala mengadah ke atas, badan dibungkukkan dan tangannya yang
memegang dedaunan akan mulai bergoyang. Tarian suku mentawai cukup menarik
perhatian masyarakat karena busana penari yang sederhana yang hanya ditutupi daun-
daunan dan juga tubuh penari yang di penuhi dengan tato.

Sedangkan lokasi menari biasa juga disiapkan panggung. Umumnya bagian depan
dari Uma Mentawai, selalu disiapkan satu lokasi bagian depan rumah dengan lantai papan
yang tidak dipaku (kakaraian). Sehingga ketika pertunjukan tarian dimulai dengan
mengeluarkan suara merdu, mengerakan tangan dan mengerak-gerakkan kaki mereka
dengan cepat ke lantai yang tidak dipaku, sehingga lantai kayu mengeluarkan bunyi yang
menarik dan menggerakan para penari. Inilah gerakan yang terbentuk secara alamiah
sesuai dengan kehidupan dan peradaban mereka yang hidup secara bersama-sama dalam
satu komunitas adat dan budaya masyarakat asli Mentawai dalam berkesenian, salam
konservasi.

6
BAB III

PENUTUP

III.A Kesimpulan

Tari Turuk Langgai asal suku Mentawai ini adalah salah satu kesenian tari yang
sangat kuat ikatannya dengan alam. Ini bisa terlihat dengan jelas dari gerakan Tari
Turuk Langgai, Gerakannya banyak diangkat dari lingkungan sekitar yang
menirukan gerakan-gerakan hewan
Pola lantai dan gerakan-gerakan pada tari turuk langgai diambil dari pengamatan
di alam. Terinspirasi dan belajar dari alam sudah dilakukan sejak dahulu kala oleh
masyarakat Mentawai. Gerakan Tari Turuk Laggai yang diadopsi dari gerakan
hewan, mengimplementasikan bagaimana ketika hewan beraktivitas, misalnya
ketika harimau menerkam mangsa, atau hewan yang terbang menyusuri hutan,
bahkan gerakan kelinci yang sedang melompat-lompat.
Manik-manik merupakan aksesoris pengikat yang diletakkan di kepala si penari
(Sikerei). Bulu unggas juga diletakkan di kepala, sedangkan dedaunan dipegang
di kedua tangan sembari menari, dan juga diselipkan di punggung bagian
belakang sebagai ekor.
Tarian ini diiringi dengan tabuhan Tuddukat dan Urai, yaitu seni olah vokal Suku
Mentawai. „Tudukat‟ sejenis kayu yang dipukul-pukul dengan tongkat kayu yang
menghasilkan bunyi tertentu. Bentuk tudukat hampir sama dengan kentongan.
Lalu „katebak‟ atau sama dengan gendang. Sedangkan urai dilakukan oleh Sikerei
ketika sedang menari, dan di akhir setelah tarian selesai.
Unsur kosmetik dengan cara mewarnai muka mereka dengan arang atau
menggunakan pewarna alami yang bersumber dari daun-daunan yang dilumuri
pada bagian muka, tangan atau dilukiskan pada bagian-bagian tubuh tertentu

III.B Saran
Pembaca diharapkan mampu memahami asal-usul dari tarian Turuk Langgai.
Pembaca diharapkan mampu mengetahui ragam gerak,ciri khas gerakan dan pola
lantai dari tarian Turuk Langgai.
Pembaca diharapkan agar dapat memahami bagaimana kostum, tata rias, dan iringan
musik yang digunakan pada tarian Turuk Langgai.

7
DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Harfiandri.2016. https://www.boyyendratamin.com/2016/10/seni-turuk-langgai-


budaya-asli.html di akses pada tanggal 30 Januari, pukul 22.00 WIB.

Dwi Putri, Handayani. 2021. „‟Turuk langagai pada masyarakat kepulauam mentawai‟‟
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gesture/article/view/871 di akses pada tanggal
30 Januari, pukul 20.00 WIB.

Kristi, Navita. 2012. Fakta Menabjubkan Tentang Indonesia. Jakarta: Cikal Aksara.

Tim Redaksi.2020.‟‟Memperagakan Gerak Tari Kawasan Turuk Langgai‟‟.


https://kabarpandeglang.com/memperagakan-gerak-tari-kawasan-turuk-langgai di akses
pada tanggal 30 Januari, pukul 21.00 WIB.

Tim Kumparan.2021.‟‟Pola Lantai dan Gerakan-Gerakan pada Tari Turuk Langgai.


https://kumparan.com/berita-update/pola-lantai-dan-gerakan-gerakan-pada-tari-turuk-
langgai-1wRYIfr3sgC/full di akses pada tanggal 30 Januari, pukul 21.30 WIB.

Tim Wordpress. 2017. https://eksotikamentawai2017.wordpress.com/2017/08/21/tarian-alam-


khas-suku-mentawai-turuk-laggai/ di akses pada tanggal 29 Januari, pukul 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai