Anda di halaman 1dari 21

KONSEP ABK DAN

SEBAB-SEBAB ANAK
MENGALAMI
KEBUTUHAN KHUSUS
Oleh : Kelompok 6
- Yuliana Sari (1906104040005)
- Roza Anggraini Manik
(1906104040014)
- Lindawati (1906104040016)
- Diva Nazira (2006104040015)
01
Pengertian Anak
Berkebutuhan
Khusus
Ilahi (2013:138) menjelaskan ABK
sebagai berikut.
‘’Anak berkebutuhan khusus adalah
mereka yang memiliki kebutuhan
khusus sementara atau permanen
sehingga membutuhkan pelayanan
pendidikan yang lebih intens’’.

Menurut penjelasan Suharlina dan


Hidayat (2010:5) ABK merupakan anak
yang memerlukan penanganan khusus
sehubungan dengan gangguan
perkembangan dan kelainan yang
dialami anak.
ABK adalah anak-anak yang memiliki
kekhususan dan kebutuhan yang berbeda dengan
anak normal lainya. Kekhususan yang berbeda
tersebut meliputi kekhususan fisik,mental,
intelektual, sosial ataupun emosional. Sehingga
setiap kekhususan tersebut membutuhkan
penangan yang berbeda pula.
02
Konsep Anak
Berkebutuhan Khusus
Cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi
dua kelompok besar yaitu :

Anak berkebutuhan khusus bersifat sementara


(temporer)

Anak yang mengalami hambatan belajar dan


hambatan perkembangan disebabkan
faktor-faktor eksternal. Misalnya anak
yang mengalami gangguan emosi . Apabila
anak ini tidak memperoleh intervensi yang
tepat boleh jadi akan menjadi permanent.
Anak berkebutuhan khusus yang
bersifat menetap (permanen)

Anak berkebutuhan khusus yang


bersifat permanen adalah anak-
anak yang mengalami hambatan
belajar dan hambatan
perkembangan yang bersifat
internal dan akibat langsusng
dari kondisi kecacatan
03
Klasifikasi Anak
Berkebutuhan
Khusus
Menurut Garnida (2015:3-4) ABK
dikelompokkan menjadi sembilan,
yaitu

01 Tunanetra

anak tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan


daya penglihatannya, berupa ketidakmampuan melihat
secara menyeluruh atau sebagian.

02 Tunarungu
adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian
daya pendengarannya sehingga mengalami gangguan
berkomunikasi secara verbal.
a. Ketunarunguan ringan
Kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan
intensitas 20-40 dB. Seseorang dengan ketunarunguan ringan
sering tidak menyadari saat sedang diajak berbicara,sehingga
mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
b. Ketunarunguan sedang
Seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan
intensitas 40-65 dB dan mengalami kesulitan dalam
percakapan jika tidak memperhatikan wajah
pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam
suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat
bantu dengar.
c. Ketunarunguan berat
Kondisi dimana seseorang hanya dapat mendengar
bunyi dengan intensitas 65-95 dB, sedikit memahami
percakapan pembicara meskipun sudah memperhatikan
wajah pembicara dan dengan suara keras, akan tetapi
masih dapat terbantu dengan alat bantu dengar.

d. Ketunarunguan berat sekali

Kondisi dimana seseorang hanya dapat mendengar bunyi


dengan intensitas 95 atau lebih keras. Tidak
memungkinkan untuk mendengar percakapan
normal,sehingga sangat tergantung pada komunikasi
visual.
03 Tunagrahita
Anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental-intelektual di
bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya

Berdasarkan tingkat kecerdasannya, anak


tunagrahita dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1) Tunagrahita ringan, yaitu seseorang yang memiliki
IQ 55-70
2) Tunagrahita sedang, seseorang dengan IQ 40-55
3) Tunagrahita berat, seseorang yang memiliki IQ
25-40
4) Tunagrahita berat sekali, yaitu seseorang yang
memiliki IQ < 25

04 Anak dengan gangguan perilaku (Tunalaras)


Sebagai anak-anak yang sulit untuk diterima dalam
berhubungan secara pribadi maupun sosial karena memiliki
perilaku ekstrem yang sangat bertentangan dengan norma
sekitar.
05 Tunadaksa/cacat fisik

Kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang,


persendian dan saraf yang disebabkan oleh penyakit,
virus dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir,
saat lahir dan sesudah kelahiran.

06 Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI)


Anak yang memiliki potensi kecerdasan (inteligensi),
kreativitas, dan tanggungjawab di atas anak-anak
normal seusianya
diantaranya (1) Superior, (2) Gifted (Anak
Berbakat), dan (3) Genius.

07 Lamban belajar (slow learner)


Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang
memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal
tetapi belum termasuk tunagrahita
08 Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik

Adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan


dalam tugas-tugas akademik khusus, terutama dalam
hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau
matematika.
Dapat berupa kesulitan belajar membaca (disleksia),
kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan
belajar berhitung (diskalkulia)

09 Autisme
Penyandang autisme mengalami kendala dalam
komunikasi, sosialisasi dan imajinasi. Sehingga hal
tersebut dapat mengganggu mereka dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di sekolah.
Penyebab

04 Anak
Berkebutuhan
Khusus
Faktor- faktor penyebab anak menjadi berkebutuhan khusus, dilihat dari waktu
kejadiannya dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu kejadian sebelum
kelahiran, saat kelahiran dan penyebab yang terjadi setelah lahir.

Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi Kelainan


kromosom kerap diungkap dokter sebagai penyebab keguguran, bayi
meninggal sesaat setelah dilahirkan, maupun bayi yang dilahirkan
sindrom down.
Pra Natal
(Sebelum
Kelahiran) Pengalaman traumatic yang menimpa pada ibu yang sedang
hamil sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang
secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut

Percobaan abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya


tidak dapat berkembang secara wajar
Faktor keturunan. Hal ini pada umumnya terjadi dari
hasil perkawinan bersaudara sesama tunanetra,tuna
rungu ataupun yang lainnya, atau mempunyai orangtua
yang cacat.

Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang


sedang hamil dapat menyebabkan janin tidak dapat
memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga
mempengaruhi pertumbuhan syaraf-syaraf di otak
yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem
syaraf dan ketunaan pada bayi.
Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi /timbel
sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan kelainan
pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata.
Juga kerusakan pada otak
Penggunaan obat-obatan kontrasepsi yang salah
pemakaian, dan tidak dengan petunjuk ahlinya, dapat
pula mengakibatkan pertumbuhan janin
terhambat,sehingga tidak berkembang secara wajar.

Virus Liptospirosis dan Virus retrolanta Fibroplasia (RLF)


Kelahiran dengan alat bantu : Vacum
Vacum ini dikhawatirkan membuat kepala bayi terjepit sehingga
akan terjadi kecelakaan otak gangguan pada otak.

Aranatal noxia
Dimana leher bayi terbelit atau karena ada lendir pada jalan
pernafasan, akibatnya pernafasan bayi tidak dapat normal.
Natal (Saat
Gangguan kerja pernafasan ini dapat mengakibatkan otak
Kelahiran)
kekurangan oksigen atau jaringan otak menjadi mati.

Proses kelahiran yang lama

Proses kelahiran yang Karena pinggul ibu kecil sehingga sulit melahirkan atau kekurangan
menggunaklan Tang air ketuban mengakibatkan bayi kekurangan cairan sehingga
Verlossing (dengan bantuan berpengaruh terhadap penglihatan, pendengaran, otak dan darah
Tang). Cara ini dapat sehingga berpengaruh pada perkembangan bayi.
menyebabkan brain injury
(luka pada otak) sehingga
pertumbhan otak kurang
dapat berkembang secara
maksimal.
Terjadi incident (kecelakaan) yang melukai kepala dan
menekan otak bagian dalam sehingga keadaan otak menjadi
terganggu.

Kekurangan gizi /vitamin pada usia balita sehingga perkembangan


dan pertumbuhan organ tubuh ( otak, telinga, dan bagian tubuh
yang lain) akan terhambat sehingga mengakibatkan kelainan.

Diabetes Melitus termasuk penyakit berat menahun yang mengenai


Post Natal
selurh bagian tubuh manusia melalui pembuluh darah, akibat
(Setelah
tertimbunnya gula darah dalam tubuh.Penyakit ini dapat
Kelahiran)
berkomplikasi bersamaan dengan munculnya penyakit lain, pada organ
mata dapat menyebabkan penyakit berupa retinopathia dan
cataracta.Sehingga mengakibatkan kerusakan pada lensa mata
mengakibatkan gangguan penglihatan atau berpengaruh terhadap
kebutaan.

Hipertensi. Seseorang yang memiliki kasus hipertensi dapat mengakibatkan


arteriosclerosis, penyempitan pembuluh darah atau bahkan pecahnya pembuluh darah
pada otak yang memberikan gejala exudasi dan pendarahan retina serta penyumbatan
arteri atau venacentralis reina, sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan dari
tingkat ringan sampai menjadi buta.
Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai