Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh :

Nama : Cindy Kumala Dewi


Kelas : III.C
NIM : 482012108129
Dosen Pembimbing : Oom Komalasari, S. Si., M. Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas keadiran Allah SWT yang telah memberikan


rahmat serta karunia – nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yg berjudul lipid.

Makalah ini berisikan tentang pengertian dari lipid /lemak, fungsi,


senyawa dari lipid, dan lainnya. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan inforasi kepada kita semua tentang lipid.

Akhir kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang


telah berperan daa\lam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan informasi bagi semua pihak yg memerlukannya.

Palembang, 7 November 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
i
BAB I PEDAHULUAN............................................................................4
A. Latar belakang...................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................... 4

BAB II ISI.................................................................................................4
A. Pengertian dan Fungsi Lipid..............................................................5
B. Klasifikasi Lipid................................................................................5
C. Kategori Lipid...................................................................................5
1. Asam Lemak.................................................................................6
2. Gliserolipid...................................................................................7
3. Gliserofosfolipid...........................................................................8
4. Sfingolipid....................................................................................9
5. Lipid Sterol.................................................................................10
6. Lipid Prenol................................................................................11
7. Sakarolipid..................................................................................12
8. Poliketida....................................................................................12
D. Analisis Lipida................................................................................13
a. Penentuan Kadar Minyak/Lemak.......................................... 14
b. Penentuan Angka Peroksida Minyak/Lemak........................ 14
E. Penyakit Pada Lipid........................................................................15
F. Penekitian Terkait Lipid..................................................................

BAB III KESIMPULAN.......................................................................15


BAB IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................15

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk hidup.
Tubuh manusia mengandung lebih kurang 15% lipid. Lipid digunakan untuk senyawa-senyawa yang
sukar larut dalam air tetapi dalam pelarut organik seperti etanol, kloroform, aseton, eter, dan lain-
lainnya (Sinaga, 2012). Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan agar dapat bersirkulasi di dalam
darah. Komponen utama lemak yang terdapat di dalam darah antara lain kolesterol, trigliserida, dan
fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut di dalam darah dalam bentuk lipoprotein (Kurniawan,
2014).
Dalam lipoprotein terdapat empat kelas utama lipid terdiri dari, Triasilgliserol (16%), fosfolipid
(30%), kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%). Empat kelompok utama lipoprotein yang penting
secara fisologis dan penting dalam diagnosis klinis, terdiri dari : (1) Kilomikron yang berasal dari
penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus; (2) Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang berasal
dari hati untuk ekspor triasilgliserol; (3) Low Density Lipoprotein (LDL) yang menggambarkan suatu
tahap akhir metabolisme VLDL; dan (4) High Density Lipoprotein (HDL) yang berperan dalam
transport kolesterol dan pada metabolisme VLDL dan kilomikron. Triasilgliserol adalah lipid utama
pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing adalah lipid utama
pada LDL dan HDL (Murray et al, 2009).

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu lipid, serta macam – macam
golongan lipid.

1
BAB II ISI

A. Pengertian Lipid Dan Fungsinya


Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam
lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain.
Fungsi biologis utama lipid yaitu untuk menyimpan energi, berperan dalam pensinyalan, dan bertindak
sebagai komponen pembangun membran sel.Lipid digunakan dalam industri kosmetik dan makanan
serta dalam nanoteknologi.

Struktur beberapa lipid umum. Di bagian atas adalah kolesterol dan asam oleat. Struktur bagian
tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil yang melekat pada
kerangka gliserol. Di bagian bawah adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina.
Lipid dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik
beberapa lipid memungkinkan mereka untuk membentuk struktur seperti vesikel, liposom
multilamelar/unilamelar, atau membran dalam lingkungan akuatik.

Fungsi Lipid
1. Sebagai Cadangan Energi
Apabila lemak yang anda konsumsi berlebih, maka lemak tersebut akan tersimpan pada berbagai tempat
seperti pada lapisan bawah kulit sebagai cadangan energi.
2. Sebagai Pelindung Tubuh dari Hawa Dingin
Lemak atau lipid yang terdapat di dalam tubuh dapat melindungi tubuh dari suhu lingkungan yang
rendah dan dapat menjaga keseimbangan suhu tubuh.
3. Sebagai Pelindung Organ Vital
Lemak dapat melindungi organ-organ vital seperti ginjal dan jantung ketika terjadi goncangan, karena
lemak tersebut memiliki struktur seperti bantalan.
4. Sebagai Komponen Penyusun Membran Sel dan Membran Organel Sel
Lemak merupakan salah satu bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi hormon vitamin,
membran sel, serta membran organel sel.
5. Sebagai Pelarut Vitamin A, D, E, Serta K
Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin a, d, e, dan k supaya dapat lebih mudah diserap tubuh.
6. Sebagai Bahan Penyusun Empedu serta Asam Oksalat
7. Dapat Mengoptimalkan Fungsi Pencernaan

2
Lemak dapat memperlambat sistem pencernaan ketika proses pencernaan berlangsung, sehingga rasa
lapar tidak muncul terlalu cepat.

B. Klasifikasi Lipid

1. Berdasarkan Sumber Lemaknya

a. Lemak Hewani, adalah lemak yang bersumber dari hewan, termasuk ke dalam jenis lemak tak jenuh.
Contoh bahan makanan dari hewan yang merupakan sumber lemak yaitu mentega, susu, telur, serta
daging.

b. Lemak nabati, lemak yang bersumber di dari tumbuhan, termasuk ke dalam jenis lemak jenuh.
Contoh bahan makanan dari tumbuhan yang mengandung lemak yaitu kacang-kacangan (kacang tanah),
kemiri, kelapa, serta wijen.

2. Berdasarkan Struktur Kimia Penyusunnya

a. Lemak Sederhana atau Trigliserida, merupakan senyawa lemak yang paling sederhana, terdiri atas 1
molekul gliserol, serta 3 rantai asam lemak.
b. Fosfolipid, fosfolipid atau lemak yang mengandung fosfat.
c. Lipoprotein atau lemak gabungan adalah lemak yang tersusun atas asam lemak serta gugus tambahan
lain.
d. Steroid, merupakan salah satu jenis lipid. Akan tetapi yang paling dikenal yaitu kolesterol, yang dapat
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah yang dapat mengakibatkan aterosklerosis.

3. Berdasarkan Ikatan Kimianya

a. Lemak Jenuh, yaitu lemak dengan struktur yang tidak memiliki ikatan rangkap pada rantai karbon
asam lemaknya.

b. Lemak Tak Jenuh, merupakan struktur lemak yang memiliki ikatan rangkap pada rantai karbon asam
lemaknya.

C. Kategori Lipid
1. Asam Lemak
Asam lemak (atau residu asam lemak ketika mereka merupakan bagian dari lipid) adalah
kelompok untuk molekul-molekul yang disintesis oleh elongasi rantai sebuah asetil-KoA primer dengan
gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA dalam proses yang disebut sintesis asam lemak. Terbentuk
dari rantai hidrokarbon yang diakhiri oleh gugus asam karboksilat; penataan ini membuat molekul asam
lemak memiliki ujung hidrofilik yang polar, dan ujung hidrofobik yang nonpolar dan tidak larut dalam
air. Struktur asam lemak merupakan salah satu pengelompokan yang paling mendasar pada lipid
biologis, dan banyak digunakan sebagai blok pembangun untuk sebagian besar lipid yang lebih
kompleks. Rantai karbon, biasanya dengan panjang antara empat hingga 24 karbon, dapat bersifat jenuh
maupun tak jenuh, dan dapat berikatan dengan gugus fungsi yang mengandung oksigen, halogen,
3
nitrogen, dan belerang. Jika asam lemak mengandung ikatan rangkap, terdapat kemungkinan ia memiliki
isomer geometri cis atau trans, yang berpengaruh terhadap konfigurasi molekulnya secara signifikan.

Ikatan rangkap cis- menyebabkan rantai asam lemak melengkung dan berimbas pada
pelipatgandaan ikatan rangkap dalam rantai karbon. Tiga ikatan rangkap dalam asam linolenat (C-18),
rantai lemak asil yang paling melimpah dalam membran tilakoid, mengakibatkan membran ini sangat
“cair” meskipun suhu lingkungan rendah.[11] Ini juga membuat asam linolenat menampilkan puncak-
puncak tajam pada spektrum kloroplas saat dilihat dengan NMR C-13 resolusi tinggi. Hal ini pada
gilirannya memainkan peran penting dalam struktur dan fungsi membran sel. Sebagian besar asam
lemak alami mempunyai konfigurasi cis, meskipun bentuk trans-nya ada dalam beberapa lemak dan
minyak yang alami atau yang telah dihidrogenasi parsial.
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah kelompok eikosanoid, yang utamanya
diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena,
dan tromboksana. Asam dokosaheksanoat juga penting dalam sistem biologis, terutama yang
berhubungan dengan penglihatan. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan
amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti ester lilin, turunan-
turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak
karnitin. Amida lemak meliputi senyawa N-asil etanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoid
anandamida.

2. Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol tersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang paling terkenal adalah
triester asam lemak dari gliserol, yang disebut trigliserida. Istilah "triasilgliserol" terkadang digunakan
sebagai sinonim "trigliserida". Dalam senyawa ini, tiga gugus hidroksil dari gliserol masing-masing
mengalami esterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena berfungsi sebagai cadangan
energi, lipid ini terdapat dalam sebagian besar cadangan lemak di dalam jaringan hewan. Hidrolisis
ikatan ester pada trigliserida serta pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan adiposa disebut
"mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang ditandai dengan keberadaan satu residu
gula atau lebih yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini
adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuhan[19] dan seminolipid dari
sel sperma mamalia.

3. Gliserofosfolipid

4
Gliserofosfolipid, biasanya dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan
merupakan komponen kunci lipid dalam sel, serta terlibat dalam metabolisme dan sinyal komunikasi
antarsel. Jaringan saraf, termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid. Perubahan
komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf. Gliserofosfolipid dapat dibagi menjadi
beberapa kelas yang berbeda, berdasarkan sifat gugus kepala polar pada posisi sn-3 kerangka gliserol
dalam eukariota dan bakteri, atau posisi sn-1 dalam kasus arkea.

Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina


(juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan
fosfatidilserin (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat
perikatan bagi protein intraseluler dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel
eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah
"kurir sekunder" yang diturunkan dari membran. Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi
dengan asam lemak berantai panjang, meski terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-
alkenil (plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.

4. Sfingolipid

Sfingolipid adalah keluarga senyawa-senyawa kompleks yang berbagi fitur struktural yang
sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil
lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid,
glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya. Basa sfingoid utama pada mamalia umumnya merujuk
pada sfingosina. Seramida (basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan
suatu asam lemak berikatan amida. Asam lemaknya biasanya adalah asam lemak jenuh atau tak jenuh
tunggal dengan panjang rantai antara 16 dan 26 atom karbon.

Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Sfinks, setengah wanita dan setengah singa
yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh
Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak.Sfingolipid
adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan
otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah
kerangka amina.

5
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina), sementara
pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida
fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul
beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau lebih yang berikatan dengan basa sfingoid
melalui ikatan glikosidik. Contohnya adalah glikosfingolipid sederhana dan kompleks seperti
serebrosida dan gangliosida.

5. Lipid sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen penting dalam lipid
membran,bersama dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari
penyatuan struktur inti empat cincin yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon
dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19
terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga
glukokortikoid dan mineralokortikoid.

Sekosteroid, terdiri dari beragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B
dari struktur inti. Contoh lain dari sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya, yang pada
mamalia merupakan turunan kolesterol yang teroksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan,
senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa
terakhir ini juga digunakan sebagai penanda biologis bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam
membran sel fungi adalah ergosterol.

6. Lipid prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat
yang sebagian besar dihasilkan melalui jalur asam mevalonat (MVA). Isoprenoid sederhana (alkohol
linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 secara terus menerus, dan diklasifikasi
menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai
politerpena.
Karotenoid adalah isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan
sebagai prekursor vitamin A. Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon
dan hidrokuinon, yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak
berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota
mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya, yang melekat pada
oksigen, tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah
direduksi.

7. Sakarolipid
Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina berwarna biru, residu Kdo berwarna
merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau. Sakarolipid atau glukolipid adalah
asam lemak yang terikat langsung dengan kerangka gula dan membentuk struktur yang sesuai dengan
membran dwilapis. Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari
komponen lipid A lipopolisakarida dalam bakteri Gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah
disakarida dari glukosamina, yang diturunkan hingga tujuh rantai asil-lemak. Lipopolisakarida minimal
yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid A, yakni disakarida yang terasilasi di

6
enam lokasi pada gugus glukosamina dan diglikosilasikan dengan dua residu asam 3-deoksi-D-mano-
oktulosonat (Kdo).

8. Poliketida
Poliketida disintesis melalui polimerisasi subunit asetil dan propionil oleh enzim klasik serta
enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik dengan sintase asam lemak. Mereka
terdiri dari sejumlah besar metabolit sekunder dan produk alami dari hewan, tumbuhan, bakteri, jamur
dan sumber laut, serta memiliki keragaman struktural yang besar. Banyak poliketida adalah molekul
siklik dengan kerangka yang sudah dimodifikasi lebih lanjut oleh glikosilasi, metilasi, hidroksilasi,
oksidasi, adalah poliketida atau turunan poliketida, seperti eritromisin, tetrasiklin, avermektin, dan
antitumor epotilon.

D. Analisis Lipida

A. Penentuan Kadar Minyak/Lemak


Dilakukan dengan cara ekstraktor soxhlet. Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan cara
ekstrasksi yg efisien karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam pengujian bahan yg
diuji harus cukup kering, karena jika basah selain memperlambat ekstraksi , air dapat turun kedalam
labu dan akan berpengaruh dalam perhitungan (Ketaren, 1986 : 36). Sebagai contoh adalah ekstraksi
minyak dalam kemiri. Kadar minyak dapat dihitung dengan rumus ;

(B− A)
Kadar Minyak ( % )=
Berat bahan (gr )

B. Penetuan Angka Peroksida Minyak/Lemak


Minyak yang mengandung asam – asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang
menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yg sering digunakan untuk menentukan anngka
peroksida adalah metode titrasi iodometri. Dalam metode ini minyak dilarutakan kedalam larutan
asam asetat glacial – kloroform (3:2) yang kemudian ditambahkan KI. Dalam campuran akan
terbentuk reaksi KI dalam suasana asam dengan peroksida. Selanjutnya ditritasi dengan larutan
natrium tiosulfat (Anwar, 1996 : 396).

E. Penyakit Pada Lipid


1. Penyakit Gaucher
Penyakit ini terjadi akibat penumpukan glukoserebrosidase (produk metabolisme lemak) di
dalam jaringan.Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering terjadi. Penyakit Gaucher banyak
ditemukan pada orang-orang Yahudi Ashkenazi (Eropa Timur).Penyakit Gaucher menyebabkan
pembesaran hati dan limpa, serta timbulnya pigmentasi coklat di kulit. Akumulasi glukoserebrosidase
pada mata menyebabkan timbulnya bintik-bintik kuning, yang disebut pinguecula. Akumulasi di
sumsum tulang bisa menyebabkan nyeri dan kerusakan tulang.
7
Penyakit Gaucher Tipe I, merupakan penyakit dalam bentuk kronis dan paling sering
ditemukan. Penyakit ini menyebabkan pembesaran hati dan limpa, serta kelainan pada tulang. Hati bisa
mengalami gangguan yang berat, sehingga berisiko untuk terjadinya perdarahan lambung dan
esofagus, serta kanker hati. Selain itu juga bisa terjadi gangguan neurologis. Penyakit Gaucher Tipe II,
terjadi pada masa bayi. Bayi dengan penyakit ini mengalami pembesaran limpa dan kelainan sistem
saraf yang berat. Bayi biasanya meninggal pada tahun pertama setelah dilahirkan.
Penyakit Gaucher Tipe IIII, bisa dimulai kapan saja pada masa kanak-kanak. Anak-anak
dengan penyakit ini mengalami pembesaran hati dan limpa, kelainan tulang dan gangguan neurologis
progresif lambat. Anak-anak yang dapat bertahan hingga masa remaja, bisa hidup selama beberapa
tahun.Banyak penderita penyakit Gaucher yang bisa diobati dengan terapi enzim pengganti. Terapi
enzim pengganti paling efektif pada penderita yang tidak mengalami komplikasi sistem saraf.

2. Penyakit Tay-Sachs
Penyakit Tay-Sachs menyebabkan penumpukan gangliosida, yang merupakan produk
metabolisme lemak, di dalam jaringan. Penyakit ini paling sering terjadi pada orang-orang Yahudi
Eropa Timur asli.Anak dengan penyakit ini memiliki tonus otot yang lemah dan mengalami gangguan
intelektual. Terjadi kekakuan yang diikuti dengan kelumpuhan, demensia, dan kebutaan. Penyakit Tay-
Sachs menyebabkan kematian dini. Anak-anak dengan penyakit Tay-Sachs biasanya meninggal pada
usia 3 atau 4 tahun. Penyakit ini tidak bisa diobati atau disembuhkan.

3. Penyakit Niemann-Pick
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol atau sfingomyelin, yang merupakan produk
metabolisme lemak, di dalam jaringan dan menyebabkan berbagai gangguan neurologis.Penyakit
Niemann-Pick mempunya beberapa bentuk, tergantung dari beratnya kekurangan enzim yang
menentukan seberapa banyak akumulasi sfingomyelin atau kolesterol yang terjadi. Bentuk yang paling
berat cenderung terjadi pada orang Yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok
etnis.

Pada bentuk yang paling berat (Tipe A). Anak dengan penyakit ini tidak bisa tumbuh dengan
normal dan memiliki berbagai gangguan neurologis. Anak-anak biasanya meninggal pada usia 3
tahun.Anak-anak dengan penyakit Tipe B mengalami pertumbuhan lemak pada kulit, timbul daerah-
daerah pigmentasi gelap, dan pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Anak-anak ini bisa
mengalami gangguan intelektual.Anak-anak dengan penyakit Tipe C mulai mengalami gejala saat
masa kanak-kanak, yaitu berupa kejang dan kerusakan saraf.Tidak satupun jenis penyakit Niemann-
Pick yang bisa disembuhkan. Anak cenderung meninggal karena infeksi atau gangguan progresif pada
sistem saraf pusat.

4. Penyakit Fabry
Penyakit Fabry disebabkan oleh penumpukan glikolipid, yang merupakan produk metabolisme
lemak, di dalam jaringan.Karena gen yang mengalami gangguan terdapat di kromosom X, maka
munculnya penyakit secara keseluruhan hanya terjadi pada pria, yang hanya memiliki 1 kromosom
X.Akumulasi glikolipid menyebabkan pertumbuhan kulit yang jinak (angiokeratoma) pada tubuh
bagian bawah. Kornea menjadi berkabut, sehingga penglihatan menjadi terganggu. Penderita juga
bisa mengalami episode demam berulang dan nyeri pada anggota gerak.

8
Anak-anak dengan penyakit Fabry pada akhirnya akan mengalami gagal ginjal dan penyakit
jantung, meskipun mereka biasanya bisa hidup hingga usia dewasa. Gagal ginjal bisa menyebabkan
tekanan darah tinggi, yang berisiko untuk terjadinya stroke.Penyakit Fabry tidak dapat disembuhkan
atau diobati secara langsung. Terapi biasanya berupa pemberian obat untuk mengatasi rasa nyeri dan
demam atau obat anti-kejang. Penderita dengan gagal ginjal mungkin perlu melakukan transplantasi
ginjal. Saat ini sedang dikembangkan terapi untuk mengganti kekurangan enzim melalui transfusi.

F. Penelitian Terkait Lipid

Hubungan Profil Lipid (Kadar Trigliserida, HDL, LDL, Total Kolesterol) dengan Jenis Infeksi
Bakteri pada Pasien Sepsis
Yopie Wiguna, Philia Setiawan, Prananda Surya Airlangga

Abstrak

Gangguan profil lipid berhubungan dengan peningkatan kejadian kegagalan organ dan kematian pada
pasien sepsis. Gangguan profil lipid mungkin berbeda antarjenis infeksi bakteri (gram positif vs gram
negatif),perbedaan ini mungkin berbeda jadi disebabkan oleh perbedaan klirens endotoksin yang dan
mekanisme imunologis pejamu yang berkaitan dengan metabolisme lipid. Tujuan, analisis perbedaan
profil kadar lipid (HDL, LDL, Trigliserida, total kolesterol) dengan jenis infeksi bakteri pada pasien
sepsis di ruang perawatan intensif RSUD Dr. Soetomo yang dilaksanakan pada bulan April–Juli
2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional pada pasien dewasa yang memenuhi
kriteria sepsis-3. Jenis bakteri infeksi diklasifikasikan menjadi infeksi bakteri gram negatif, infeksi
bakteri gram positif, infeksi campuran, dan tidak tumbuh kuman. Penelitian ini menganalisis
perbedaan profil kadar lipid antarjenis infeksi bakteri menggunakan analisis data normalitas dan
analisis varian data. Hasil dari 38 pasien sepsis dewasa pada penelitian ini didapatkan 13 pasien
infeksi bakteri gram negatif, 13 pasien infeksi gram positif, 5 pasien infeksi campuran gram positif
dan negatif, dan tidak didapatkan pertumbuhan kuman pada 7 pasien. Kadar HDL lebih rendah pada
infeksi bakteri gram negatif dan infeksi campuran bakteri gram positif-gram negatif (p<0,05). Kadar
trigliserida lebih tinggi pada infeksi bakteri gram negatif dan infeksi bakteri campuran gram positif -
gram negatif (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar LDL dan total kolesterol antarjenis
infeksi bakteri.

Hubungan Profil Lipid (Kadar Trigliserida, HDL, LDL, Kolesterol Total) dengan Jenis Infeksi
Bakteri pada Pasien Sepsis

Profil lipid yang terganggu dikaitkan dengan peningkatan insiden kegagalan organ dan kematian
pada pasien septik. Gangguan profil lipid mungkin berbeda antara jenis infeksi bakteri (gram positif
vs gram negatif). Perbedaan bisa karena perbedaan dalam pembersihan endotoksin yang berbeda dan
mekanisme imunologi host yang terkait dengan metabolisme lipid. Penelitian ini menganalisis
perbedaan profil lipid (HDL, LDL, trigliserida, kolesterol total) dengan jenis infeksi bakteri pada
pasien sepsis di ruang rawat intensif RSUD Dr. Soetomo pada bulan April–Juli 2020. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik sebanyak 38 orang. pasien dewasa yang memenuhi
9
kriteria sepsis-3. Jenis infeksi bakteri diklasifikasikan menjadi infeksi bakteri gram negatif, infeksi
bakteri gram positif, infeksi campuran dan kultur negatif. Penelitian ini menganalisis perbedaan
profil lipid antar jenis infeksi bakteri, dan menggunakan analisis normalitas data dan analisis varian
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 pasien mengalami infeksi bakteri gram negatif, 13
pasien dengan infeksi gram positif, lima pasien dengan infeksi gram positif campuran gram negatif,
dan tujuh pasien tidak mengalami pertumbuhan kuman. Kadar HDL plasma lebih rendah pada infeksi
bakteri gram negatif dan infeksi bakteri gram negatif campuran gram positif (p<0,05). Kadar
trigliserida plasma lebih tinggi pada infeksi bakteri gram negatif dan infeksi bakteri gram negatif
campuran gram positif (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar LDL dan kolesterol total
plasma antara jenis infeksi bakteri. Kesimpulannya, kadar HDL plasma secara signifikan lebih
rendah,

Kata kunci

Infeksi bakteri gram negatif, infeksi bakteri gram positif, profil lipid, sepsis

10
BAB III KESIMPULAN

Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam
lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain.
Fungsi biologis utama lipid yaitu untuk menyimpan energi, berperan dalam pensinyalan, dan bertindak
sebagai komponen pembangun membran sel.Lipid digunakan dalam industri kosmetik dan makanan
serta dalam nanoteknologi. Struktur beberapa lipid umum. Di bagian atas adalah kolesterol dan asam
oleat. Struktur bagian tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil
yang melekat pada kerangka gliserol. Di bagian bawah adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina.
Lipid dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik
beberapa lipid memungkinkan mereka untuk membentuk struktur seperti vesikel, liposom
multilamelar/unilamelar, atau membran dalam lingkungan akuatik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2009. Lipid dan Asam Lemak. Di akses pada tanggal 28 oktober 2011
Anggraini. 2009 Metabolisme Lipis diakses pada 28 oktober 2011
Budiarwati. 2010. Analisis Lipid diakses pada 28 oktober 2011
S, Lee M. Disorders of Lipid Metabolism. Merck Manual Home Health Handbook. 2009
Shofyan. 2010 Lipid diakses pada 28 oktober 2011

12

Anda mungkin juga menyukai