Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KESAKTIAN PANCASILA

Disusun Oleh :
Olivia Rahma Syaputri
XII IPA 2

Guru Pembimbing :
Rudy Seprianto, SH.M.Si

SMA NEGERI 1 GELUMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Secara khusus, makalah ini membahas tentang “ Kesaktian Pancasila ”. Makalah ini
dibuat untuk membantu proses pembelajaran .

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Hukuman karena tidak mengikuti upacara Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober
2023. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Demikian makalah ini saya buat. Semoga bermanfaat bagi kita serta para
pembaca. penulis juga berharap kritik dan saran atas ketidaksempurnaanya makalah
ini, agar penulis lebih baik lagi untuk proses kedepannya. Dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca.

Karang Endah, 4 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR I SI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
ISI DAN PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Pancasila ............................................................................................................. 3
2.1.1 Rumusan Pancasila ..................................................................................... 4
2.1.2 Fungsi Pancasila .......................................................................................... 4
2.1 Latar Belakang Terjadinya Hari Kesaktian Pancasila Secara Singkat ............... 4
3.1 PKI dan Gerakan 30 September ......................................................................... 5
3.1.1 Gerakan Awal PKI ....................................................................................... 5
3.1.2 Pembentukan Partai Komunis...................................................................... 6
3.1.3 Gerakan 30 September ................................................................................. 6
3.1.4 Peristiwa Tanggal 30 September 1965 ........................................................ 7
3.1.5 Para Korban G30/SPKI................................................................................ 7
3.1.6 Kronologis Penumpasan PKI ....................................................................... 8
4. 1 Makna Kesaktian Pancasila ............................................................................... 9
BAB III ...................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tanggal 1 oktober kita memperingati hari kesaktian pancasila. Tentu hal
pertama yang terlintas ketika kita menyebut “hari kesaktian pancasila “ adalah
Gerakan 30 September. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila memang tidak bisa lepas
kaitannya dengan peristiwa ‘G30 S/PKI’. Dimana saat itu terjadi Insiden, enam Jendral
dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan
pemerintah yaitu PKI sebagai upaya kudeta dengan motif mengubah ideologi pancasila
menjadi ideologi komunis. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30
September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1
Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Sakti karena karena pada saat
itu pancasila ampuh dan berhasil menghalau serta menumpas komunis dan PKI dari
muka bumi Indonesia dan menyelamatkan bangsa dari kehancuran pada percobaan
kudeta yang dilakukan oleh PKI tahun 1965.

Namun dalam upaya bertahan untuk tetap menjadi bangsa yang utuh, kita
kadang-kadang lupa akan Pancasila. Memang, dalam sejarahnya, Pancasila disusun
dengan tergesa-gesa. Namun dalam perjalanan hidup berbangsa, cita-cita positif itu
telah dimatangkan oleh masalah demi masalah yang dihadapi bangsa ini. Sudah
saatnya bangsa ini memperluas pemikiran tentang arti kesaktian Pancasila yang tidak
sekedar sakti terhadap rongrongan ideologi lain, tetapi juga sakti dalam mengatasi
setiap masalah serta juga sakti dalam memakmurkan bangsa.Sudah saatnya bangsa ini
membuktikan bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup harus benar-
benar mampu menjadi solusi bagi permasalahan-permasalahan yang ada. Pancasila
harus kembali menjadi sumber segala pengetahuan bagi upaya mempertahankan
bangsa indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yg akan dibahas yaitu
sebagai berikut :

1. Apa yg dimaksud dengan Pancasila ?

1
2. Bagaimanakah latar belakang terjadinya peristiwa Kesaktian Pancasila secara
singkat ?

3. Apa yg dimaksud dengan PKI dan Gerakan 30 September ?

4. Bagaimana Makna Kesaktian Pancasila bagi bangsa Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa sebenarnya hari kesaktian itu.

2. Mengetahui apa latar belakang adanya hari kesaktian itu sendiri.

3. Mengetahui apa makna dari hari kesaktian pancasila.

4. Menumbuhkan semangat untuk mengamalkan pancasila sebagai pedoman


mewujudkan cita - cita dan tujuan bangsa indonesia , serta menjaga persatuan bangsa
Indonesia.

2
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa india, yakni bahasa sansakerta yang merupakan
bahasa kasta brahmana. Pancasila terdiri atas dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima
dan “syila” yang berarti sendi, asas, atau dasar sehingga dapat disimpulkan bahwa
pancasila berarti lima dasar Negara. Sedangkan Menurut Frans Magnis Suseno
Pancasila itu sendiri bisa di maknai sebagai berikut :

1. Merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yg mementingkan semua


komponen dari Sabang sampai Merauke.

2. Merupkan cita – cita bersama -> semua kelompok dan golongan bisa
mengembangkan hidup menurut cita-cita mereka sendiri dengan tetap berpedoman
pada Pancasila.

Pancasila itu sendiri di tetapkan menjadi dasar negara karena 2 alasan pokok, yaitu :

Pertama : bersifat umum dapat diterima semua pihak

Kedua : relevan untuk dijadikan dasar negara

Dan pada akhirnya Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah
Negara. Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia, dan dasar negara itu sendiri
merupakan sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara beserta
seluruh unsurnya, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintahan. Dasar suatu negara sering
disebut dasar falsafah negara atau fhilosofishe grundslag. Dasar negara merupakan
nilai suatu norma untuk mengatur pemerintahan negara atau merupakan sumber untuk
menyelenggarakan negara. Dasar negra juga merupakan suatu asaz kerohanian yang
meliputi suasana ketertiban atau cita-cita hukum, sehingga dasar negara merupakan
nilai, norma suatu kaidah baik moral maupun hukum negara. Pada siding BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, perkataan pancasila artinya lima asas dasar yang digunakan oleh
presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara Indonesia
yang diusulnya.

Pancasila secara de yure dan de facto memang merupakan dasar negara Republik
Indonesia resmi. Beberapa dokumen penetapannya ialah :

• Rumusan Pertama : Piagam Jakarta - tanggal 22 Juni 1945

• Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

• Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27


Desember 1949

• Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15


Agustus 1950

3
• Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk
Dekrit

2.1.1 Rumusan Pancasila

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia tidah lahir begitu saja. Beberapa kali
dilakukan musyawarah untuk menentukan dasar negara hingga rumusan pancasila
yang sah dan sisitematika yang benar terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yang telah
disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Berkaitan hal tersebut , presiden RI telah
mengeluarkan instruksi No.12/1968 pada 13 April 1968 yang menegaskan tata urutan
dan rumusan pancasila adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.1.2 Fungsi Pancasila

- Sebagai dasar negara. Sesuai dengan pembukaan UUD 1945.

- Sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Kepribadian Indonesia adalah keseluruhan


ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain,
yang berarti bahwa sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai
ciri khas.

- Sebagai sumber dari segala hukum. Sesuai dengan Tap MPR No.III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan peraturan Perundang-undangan.

- Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila disahkan bersama-sama


dengan disahkannya UUD 1945 oleh PPKI pada 18 Agustus 1945

- Sebagai falsafah (pandangan hidup). Pancasila merupakan dasar yang dapat


mempersatukan bangsa, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan lahir
dan bathin bangsa Indonesia.

- Sebagai cita-citadan tujuan bangsa Indonesia. Cita-cita bangsa Indonesia tegas


termuat dalam pembukaan UUD 1945 merupakan perjuangan jiwa proklamasi,
yaitujiwa pancasila.

2.1 Latar Belakang Terjadinya Hari Kesaktian Pancasila Secara Singkat

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30


September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan
akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi

4
otoritas militer dan kelompok religi terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden
tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis,
untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa
Pembantaian di Indonesia 1965–1966.

Pada hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-
oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul
akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia.
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan
Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila.

3.1 PKI dan Gerakan 30 September

3.1.1 Gerakan Awal PKI

Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada
1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau
Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya
terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP (Partai Buruh
Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif di Hindia Belanda
. Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat
itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga
orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan
cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis.

Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober


seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil
mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan
di Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga bulan jumlah
mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu
memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat
itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-
dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke
Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer
Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun. ISDV terus melakukan
kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah. Setelah sejumlah kader
Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat

5
Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda
menjadi mayoritas orang Indonesia.

3.1.2 Pembentukan Partai Komunis

Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam.
Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya,
terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin
partai. Yakni melarang anggotanya mendapat gelar ganda di kancah perjuangan
pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja membuat para anggota yang
beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah
menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaoen diangkat sebagai ketua partai.PKH
adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis
Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis
Internasional pada 1920.Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah
menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

3.1.3 Gerakan 30 September

Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI),


Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah
sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1
Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang
lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan
kepada anggota Partai Komunis Indonesia. G30S PKI merupakan sebuah gerakan
yang bertujuan untuk menggulingkan politik nasional menjadi pemerintahan yang
menerapkan sistem komunis. Dipimpin oleh DN Aidit, gerakan ini membentuk
Angkatan Kelima yang kemudian ditolak tegas oleh Panglima TNI Angkatan Darat
Letjen Ahmad Yani pada tanggal 27 September 1965.

Ekonomi masyarakat Indonesia pada waktu itu yang sangat rendah


mengakibatkan dukungan rakyat kepada Soekarno (dan PKI) meluntur. Mereka tidak
sepenuhnya menyetujui kebijakan "ganyang Malaysia" yang dianggap akan semakin
memperparah keadaan Indonesia. Inflasi yang mencapai 650% membuat harga
makanan melambung tinggi, rakyat kelaparan dan terpaksa harus antri beras, minyak,
gula, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Beberapa faktor yang berperan
kenaikan harga ini adalah keputusan Suharto-Nasution untuk menaikkan gaji para

6
tentara 500% dan penganiayaan terhadap kaum pedagang Tionghoa yang
menyebabkan mereka kabur. Sebagai akibat dari inflasi tersebut, hidup rakyat
indonesia banyak yang begitu menderita

3.1.4 Peristiwa Tanggal 30 September 1965

Lewat tengah malam tanggal 30 september 1965 terjadi kesibukan di pinggiran


kota, di desa Lubang Buaya, kompleks Pangkalan Udara Utama Halim
Perdanakusuma, Berkumpul aktivis utama Gerakan 30 September ; Letkol Untung,
Brigjen Supardjo, Kolonel Latief (AD). Letkol Heru Atmodj, Mayor Sujono dan
Mayor Gatot Sukrisno (AU). Aidit dan Sjam (PKI). Satu batalyon Cakrabirawa,
batalyon Raider 454 Diponegoro, batalyon Raider 530 Brawijaya, dua peleton brigade
Latief, pasukan darat AU, unsure-unsur Pemuda Rakyat dan Gerwani. komandan
Batalyon pasukan pengawal istana Cakrabirawa, Letnan Kolonel Untung
menggerakkan pasukannya untuk menculik beberapa perwira tinggi AD yakni Men.
Pangad Letjen Ahmad Yani, Mayjen Haryono M.T., Mayjen S.Parman, Mayjen
Suprapto, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomihardjo Dan Menko
Hankam/Kasad Jenderal a.h. Nasution. Jendral nasution

3.1.5 Para Korban G30/SPKI

Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:

• Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando


Operasi Tertinggi)

• Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)

• Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang


Perencanaan dan Pembinaan)

• Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)

• Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang


Logistik)

• Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan


Darat

7
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya
pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan
beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:

• Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II
dr.J. Leimena)

• Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)

• Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)

Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang
dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.

3.1.6 Kronologis Penumpasan PKI

1. Tanggal 1 Oktober 1965

Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari.
Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa
pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi
Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah
diketahui bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran
diarahkan ke sana.

2. Tanggal 2 Oktober 1965

Pada tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di
bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada
pikul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI – AD.

3. Tanggal 3 Oktober 1965

Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin oleh
Mayor C.I Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian
perwira TNI – AD dipergiat dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang
menjadi tawanan G 30 S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan bahwa
para perwira TNI – AD tersebut dibawah ke Lubang Buaya. Karena daerah terebut
diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 titemukan tempat para
perwira yang diculik dan dibunuh tersebut.. Mayat para perwira itu dimasukkan ke

8
dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira – kira 12
meter kemudian di timbun dengan sampah kering, batang pohon pisang, daun
singkong dan tanah secara berselang seling, yang kemudian dikenal dengan nama
Sumur Lubang Buaya.

4. Tanggal 4 Oktober 1965

Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena
ditunda pada tanggal 3 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang
diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO – AL dengan disaksikan pimpinan
sementara TNI – AD Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira setelah dapat diangkat
dari sumur tua tersebut terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal
inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang
mereka alami sebelum wafat. Lubang buaya telah menggoncangkan sendi-sendi susila
bangsa indonesia. Bukan hanya para Pahlawan Revolusi yang teraniaya di Lubang
Buaya menurut perasaan rakyat, melainkan kepribadian Indonesia itu sendiri yang
telah di injak-injak dan dilemparkan ke dalam sumur tua yang dalam, gelap dan
menjijikkan. Suatu peristiwa malapetaka bagi indonesia.

5. Tanggal 5 Oktober 1965

Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira TNI – AD tersebut dimakamkan di


Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar
Angkatan Darat.

6. Tanggal 6 Oktober 1965

Pada tanggal 6 Oktober, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam
Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI – AD tersebut ditetapkan sebagai
Pahlawan Revolusi. Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI
adalah sebuah kejadian yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana enam
pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu
usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada
anggota Partai Komunis Indonesia

4. 1 Makna Kesaktian Pancasila

- Makna yang pertama Moralitas, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”
mengandung pengertian bahwa negara Indonesia bukanlah negara teokrasi yang hanya
berdasarkan kekuasaan negara dan penyelenggaraan negara pada legitimasi religius.

9
Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius,
melainkan berdasarkan legitimasi hukum serta legitimasi demokrasi. Oleh karenanya
asas sila pertama Pancasila lebih berkaitan dengan legitimasi moralitas.Para pejabat
eksekutif, anggota legislatif, maupun yudikatif, para pejabat negara, serta para penegak
hukum, haruslah menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi demokratis
yang kita junjung, juga harus diikutsertakan dengan legitimasi moral. Misalnya, suatu
kebijakan sesuai hukum, tapi belum tentu sesuai dengan moral.Hal inilah yang
membedakan negara yang berketuhanan Yang Maha Esa dengan negara teokrasi.
Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun
secara moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Tuhan terutama
hukum serta moral dalam kehidupan bernegara.

- Makna kedua Kemanusiaan, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mengandung


makna bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradab, selain terkait juga dengan nilai-nilai moralitas dalam
kehidupan bernegara.Negara pada prinsipnya adalah merupakan persekutuan hidup
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sebagai bagian
dari umat manusia di dunia hidup secara bersama-sama dalam suatu wilayah tertentu,
dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip hidup demi kesejahteraan
bersama.Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia
dalam hubungan norma-norma baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun
terhadap lingkungannya.Oleh Karena itu, manusia pada hakikatnya merupakan asas
yang bersifat fundamental dan mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam
kehidupan negara kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum, maka hal inilah yang
diistilahkan dengan jaminan atas hak-hak dasar (asas) manusia. Selain itu, asas
kemanusiaan juga harus merupakan prinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara.

- Makna ketiga, Keadilan. Sebagai bangsa yang hidup bersama dalam suatu negara,
sudah barang tentu keadilan dalam hidup bersama sebagaimana yang terkandung
dalam sila II dan V adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Nilai
kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa pada hakikatnya manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Dalam pengertian
hal ini juga bahwa hakikatnya manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri,
adil terhadap manusia lain, adil terhadap lingkungannya, adil terhadap bangsa dan

10
negara, serta adil terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian
senantiasa harus berdasarkan atas keadilan. Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan
dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

- Makna keempat, Persatuan. Dalam sila “Persatuan Indonesia” sebagaimana yang


terkandung dalam sila III, Pancasila mengandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-
elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan, dan agama.
Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi tetap satu sebagaimana yang
tertuang dalam slogan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika.

- Makna kelima, Demokrasi. Negara adalah dari rakyat dan untuk rakyat, oleh karena
itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Sehingga dalam sila
kerakyatan terkandung makna demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan
dalam kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam
Pancasila adalah adanya kebebasan dalam memeluk agama dan keyakinannya, adanya
kebebasan berkelompok, adanya kebebasan berpendapat dan menyuarakan opininya,
serta kebebasan yang secara moral dan etika harus sesuai dengan prinsip kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Seandainya nilai-nilai Pancasila tersebut dapat diimplementasikan


sebagaimana yang terkandung di dalamnya, baik oleh rakyat biasa maupun para
pejabat penyelenggara negara, niscayalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan
negara bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan secara nyata.Terlebih lagi
hingga kini kita selaku bangsa tentulah malu terhadap para pendiri negara yang telah
bersusah payah meletakkan pondasi negara berupa Pancasila, sedangkan kita kini
seakan lupa dengan tidak melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang sangat sakti
tersebut.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka penuis dapat menyimpulkan :

Pancasila

Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia, dan dasar negara itu sendiri merupakan
sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara beserta seluruh unsurnya,
yaitu rakyat, wilayah dan pemerintahan.

Latar Belakang Adanya Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30


September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan
akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya. Akan tetapi
otoritas militer dan kelompok religi terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden
tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis,
untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa
Pembantaian di Indonesia 1965–1966.

Pada hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum
yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat
G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia.
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan
Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila.

Makna Kesaktian Pancasila

Kesaktian pancasila adalah kepandaian ( kemampuan) yang dimiliki oleh lima dasar
negara yang dapat berbuat sesuatu melebihi kodrat alamnya sebagai dasar
negara.Adapun makna yang terkandung di masing - masing sila (ke-5 sila) seperti
berikut :

a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa -> Memercayai adanya Tuhan yang satu,
tuhan yang maha Esa.

b. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab -> Mengandung pengertian
HAM : Hak hidup, Hak Kebebasan, Persamaan Hak dan Hak untuk memiliki.

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia -> Sudah jelas, Negara Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku dan adat harus bersatu untuk Negara Indonesia, Menempatkan kesatuan,
persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.

12
d. Sila Keempat : Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan ->mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat,
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

e. Sila kelima : Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia-> bersikap adil,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak-hak orang lain,
bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial

B. Saran

Seperti yang telah dikemukakan didepan, Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada
dasarnya adalah untuk memperkukuh Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup
bangsa. Hal itu perlu kita sadari dalam rangka mengembalikan Pancasila sebagai dasar
dan arah paradigmanya yang selama ini cenderung dilupakan, bahkan mungkin hendak
ditinggalkan karena semakin berkembangnya zaman manusia semakin tak peduli apa
itu sejarah dan pentingnya pancasila Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara harus
kita jaga dan kita pertahankan dengan segala cara. Tanpa Pancasila, negeri ini akan
digerogoti oleh bangsanya sendiri, karena tidak ada suatu pedoman lagi untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama, tidak ada lagi falsafah (pandangan
hidup)sebagai pemersatu bangsa, serta pemberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan lahir dan batin bangsa Indonesia, serta tidak ada lagi dasar negara dan
kepribadian bangsa Indonesia yang memmbedakan Indonesia dengan bangsa lainnya.
Untuk itu marilah kita bersama-sama mewujudkan kembali semangat untuk
mengamalkan nilai-nilai Pancasila agar kita mampu mewujudkan cita-cita kita
bersama dan agar kita mampu mewujudkan kembali negara impian kita sesuai
Pancasila.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September

https://www.facebook.com/note.php?note_id=151945124904105

http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/5543

http://muslimdaily.net/berita/lepas/kesaktian-pancasila-makna-dan-simbologi-di-
baliknya.html#.UlJyjH-o7IU

Martha, Ahmaddani G, dkk.1985.Pemuda Indonesia dalam Dimensi Sejarah


Perjuangan Bangsa. Jakarta: Kurnia Esa.

http://bundadontworry.wordpress.com/2010/10/01/makna-kesaktian-pancasila/

http://etikarahmi.blogspot.com/2011/01/makalah-pkn-kesaktian-pancasila.html

http://integralkuadrat.blogspot.com/2011/04/sejarah-dan-kronologis-peristiwa-g
30.html

http://isetaupik.blogspot.com/2012/09/latar-belakang-hari-kesaktian-pancasila.html

http://rumpleee.blogspot.com/2012/10/makalah-sejarah-hari-kesaktianpancasila_ 21.
html

http://afrizaprihadi.wordpress.com/2013/01/15/perbedaan-ideologi-pancasila dengan-
ideologi-lainnya-seperti-liberal-dan-komunis/

http://dasar-pendidikan.blogspot.com/2013/03/makna-pancasila-bagi-bangsa-
indonesia.html

http://asepjamaluddin16.blogspot.com/2013/10/makna-hari-kesaktian-pancasila-
1_1.html

14

Anda mungkin juga menyukai