Anda di halaman 1dari 23

Contoh Ksarmina, Pantun, Gurindam, Syair

Contoh Karmina, Pantun, Gurindam, Syair

Karmina
Contoh pantun karmina :
Sudah gaharu cendana pula. Sudah tahu masih bertanya pula.
Dahulu parang sekarang besi. dahulu sayang sekarang benci.
Dahulu sedan sekarang mercy. Dahulu teman sekarang istri.
Ada tempayan gede tutupnya. Anak perawan gede kentutnya.
Iklan sembilang di balik batu. Sudah dibilang jangan mengganggu.
Sirsak sirsak nangka belanda. Pikiran rusak digoda janda.
Candi Mendut rusak jalannya. Orang gendut banyak makannya.
Siti Bagendit jangan dicaci. Kakek genit digoda banci.

Pantun
Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a,
a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam
(flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari
pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.
Contoh :
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Gurindam
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat
dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris
pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan
jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat

Syair
Contoh Syair Pershabatan
Dwi Putri Saragih menata kalbu
Waktu yang berlalu tak membuat ragu
Ingin selalu membahagiakan ibu
Pandang kedepan penuh rindu
Untuk hari esok yang penuh haru
Tak kan ada putus asa dibenakmu
Raih semua cita lupakan masa lalu
Itulah niat dihati terpatri selalu
Siap berbagi hati disaat nanti
Asalkan cinta telah bersemi di hati
Rasa rindu yang jauh dari rasa benci
Apapun yang akan terjadi dimasa kini
Gak mungkin bisa melunturkan komitmen diri
Ingin berbagi, ingin menjadi, untuk kebahagiaan penuh maknawi
Harus bisa! Itulah janjimu, hari ini, saat ini dan nanti.
Karena DWI PUTRI SARAGIH ingin menjadi kebanggaan Ibu Pertiwi.

Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN, KARMINA

A.PENGERTIAN

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :

1. Jumlah kata dalam 1 baris

2. Jumlah baris dalam 1 bait

3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris

5. Irama

Ciri puisi lama:

 Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.


 Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
 Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Contoh Puisi LAMA:

Saat di meja makan pertama:

muncul seribu bayangan duka

banyak yang berlalu, pagi itu

orang masih mabuk dengan impiannya

Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga

Bukan itu yang disebut perubahan!

“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”

Saat di meja makan kedua :

kesepian menekan tiba-tiba

ada jerit dari lorong tak bertepi

maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa

bukan pengembaraan, bukan petualangan

:meneruskan yang sudah ada

padahal hidup berjalan ke depan

B. MACAM-MACAM PUISI LAMA

1. MANTRA

Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan

sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. (ucapan-

ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).

CIRI - CIRI MANTRA:

a. Mengandung rima dan irama.


b. Mengandung kekuatan gaib.
Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar

Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu

2.GURINDAM

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:

a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.

b. Berasal dari Tamil (India)

c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab

akibat.

Contoh :

Kurang pikir kurang siasat (a)

Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )

Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )

Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIR

Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI – CIRI SYAIR :

a. Setiap bait terdiri dari 4 baris

b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran

e. Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)

Tersebutlah sebuah cerita (a)

Sebuah negeri yang aman sentosa (a)

Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)

Tanahnya luas lagi subur (a)

Rakyat teratur hidupnya makmur (a)

Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)

Tampan rupawan elok parasnya (a)

Adil dan jujur penuh wibawa (a)

Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.PANTUN

Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI – CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris

2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran

3. Baris 3 dan 4 merupakan isi

4. Bersajak a – b – a – b

5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

6. Umumnya terdiri dari 4 kata perbaris

7. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada pepaya ada mentimun (a)

Ada mangga ada salak (b)


Daripada duduk melamun (a)

Mari kita membaca sajak (b)

5.KARMINA

Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

CIRI - CIRI KARMINA :

1. Terdiri dari 2 baris 1 bait


2. Bersajak a - a
3. Baris 1 sampiran, baris 2 isi
4. Umumnya berisi sindiran

Contoh:

*)Sudah gaharu cendana pula (a)


Sudah tahu bertanya pula (a)

**) Dahulu parang sekarang besi (a)


Dahulu sayang sekarang benci (a)
Pantun Nasehat
Naik haji ke kota Mekkah
Jangan lupa lewat Medan
Jika kita sedang susah
Minta tolong kepada Tuhan

· Pantun Teka-Teki
Si siput jalannya lambat
Kalau jalan kesana kemari
Bola apa yang bisa melihat
Siapa tahu tunjuk jari

· Pantun Nasehat
Pak Lulu senang memahat
Jika dijual mahal harganya
Jika kamu ingin sehat
Olahraga itu jawabnya

· Pantun Nasehat
Siang-siang makan timun
Lihat Andi main layang-layang
Buat apa hidup seribu tahun
Kalau kita tak sembahyang

· Pantun Remaja
Punya rumah di pinggir kota
Belakangnya taman melati
Jika sudah kenal cinta
Siap-siap patah hati

· Pantun Jenaka
Sapi jawa sapi perah
Hujan-hujanan tersambar petir
Kalau nona senang marah
Lama-lama mirip Mak Lampir

· Pantun Nasehat
Jalan-jalan ke Malaysia
Tiba di sana langsung main
Budayakan kesenian Indonesia
Jangan sampai diambil Negara lain

· Pantun Remaja
Pagi-pagi cuacanya cerah
Lihat simbok jualan jamu
Dengan siapa aku sekolah
Kalau bukan dengan kamu
· Pantun Remaja
Ikan mujaer warnanya lurik
Ikan pari bernapas dengan insang
Jika kamu memang baik
Anggaplah aku sebagai teman

· Gurindam
Ø Beli gitar yang bersenar
Ingin pintar rajin belajar
Ø Makan buah di hari Jumat
Jika lelah harus istirahat
Ø Pak Hega pergi ke Jepang
Ingin surga harus sembahyang
Ø Soal matematika tidak sulit
Raih cita-cita setinggi langit
Ø Lihat sumur di dalam gua
Sebelum tidur bacalah doa

· Syair
Ø Jika ingin masuk surga
Laksanakanlah perintah-Nya
Jauhilah larangan-Nya
Agar amal ibadah diterima
Ø Sebelum mentari pancarkan sinarnya
Merapi sudah memuntahkan laharnya
Yang sangat panas dan membara
Membuat warga menuai derita
Ø Dari gempa bumi hinga tsunami
Bencanapun silih berganti
Kini rakyat hanya meratapi
Penderitaan yang mereka alami
Ø Indonesia kaya akan alamnya
Keindahannya tiada tandingannya
Terumbu karang melimpah di dalamnya
Rakyatnya makmur sejahtera

· Karmina
Ø Beli jambu beli duku
Cintamu adalah hidupku
Ø Baju batik perlu dirawat
Teman baik adalah sahabat
Ø Banyak semut di pohon beringin
Pakai selimut biar gak dingin
Ø Ke Indramayu jalannya berliku
Nyatain cintamu untuk aku
Ø Lihat lembu mandi di hulu
Apakah kamu temanku yang dulu
Ø Roti sepatu roti bolu
Bila ketemu rasanya malu

· Talibun
Bu Leli bikin kue donat
Bila dimakan ingin lagi
Rasanya mangga hingga duku
Bila sudah selesai sholat
Jangan cepat pergi
Bacalah doa terlebih dahulu

· Talibun
Jalan-jalan naik bukit
Lihat burung terbang ke sarang
Sarang burung di atas menara
Jadi orang jangan pelit
Kalau pelit dibenci orang
Dari yang muda hingga yang tua

· Talibun
Ulang tahun tiup lilin
Tiup lilin di atas meja
Lilinnya berwarna merah
Belajarlah dengan rajin
Agar dapat menjadi juara
Juara pertama di sekolah

· Talibun
Sepatu baru mahal harganya
Agar baru harus disemir
Sepatu dibuat dari kulit
Buang sampah pada tempatnya
Biar tidak timbulkan banjir
Juga tidak timbulkan penyakit

PANTUN DAN SYAIR

PENGERTIAN PANTUN

Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua
yaitu berpola ab-ab dan tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a, dan biasanya tiap baris terdiri atas
empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran, sedangkan dua baris berikutnya disebut isi
pantun. Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang
tertulis
JENIS- JENIS PANTUN

1. Pantun Agama
2. Pantun Adat
3. Pantun Budi
4. Pantun Jenaka
5. Pantun Kepahlawanan
6. Pantun Kias
7. Pantun Nasehat
8. Pantun Percintaan
9. Pantun Peribahasa
10. Pantun Perpisahan
11. Pantun Teka-teki

PENGERTIAN SYAIR

Syair adalah puisi lama atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau
maksud penyair.

JENIS-JENIS SYAIR

1. Syair Bidasari
2. Syair Kerajaan Bima
3. Syair Ken Tabuhan
4. Syair Yatim Nestapa

PANTUN DAN SYAIR

PERSAMAAN

1. Pantun dan syair biasanya terdiri dari 4 baris.


2. Sama-sama terikat oleh irama sajak.
3. Tiap baris pantun dan syair terdiri dari 8-10 suku kata.
4. Pantun dan syair adalah puisi lama.

PERBEDAAN

1. Pantun baris pertama dan kedua disebut sampiran( pembayang ) dan baris ketiga dan keempat
disebut isi ( maksud sampiran ), sedangkan syair keempat baris adalah arti/maksud si
pengarang.
2. Pantun terdiri sampiran dan isi, sedangkan syair tidak terdapat sampiran dan isi.
3. Pantun berirama a-b-a-b/ a-a-a-a, sedangkan syair berirama a-a-a-a.
4. Pantun bahasanya boleh campur-campur, sedangkan syair bahasanya harus sama.

Persamaan dan Perbedaan jenis puisi

Kalo dipostingan sebelumnya kita udah bahasa apa aja yang masuk ke dalam bentuk puisi lama,
maka sekarang akan dibahas tentang persamaan dan perbedaan masing-masing bentuk puisi
itu…ngerti ga????
kalo belum ngerti, ya udah langsung aja deh,baca aja ya bareng-bareng…

Persamaan dan Perbedaan Karmina, Distikon, clan Gurindam


Persamaan : Sama-sama dua baris dalam satu bait
Perbedaan :
Karmina :
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. contoh :
dahulu karang sekarang besi, dahulu sayang sekarang benci.

Distikon :
lebih mementingkan isi di samping irama, tidak terikat (bebas). contoh :
berkali kita tinggal,ulangi lagi dan cari akal

Gurindam :
baris pertama merupakan sebab atau persoalan sedangkan baris kedua merupakan akibat atau
penyelesaian. contoh : kurang pikir kurang siasat,tentu dirimu akan sesat.
Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dari Syair
Persamaan :
keduanya mempunym baris yang sama dalam satu bait, yaitu 4 baris.

Perbedaan :
sajak akhir berirama ab-ab pada pantun dan aa-aa pada syair. Pantun berisi sampiran dan isi
sedangkan syair merupakan rangkaian cerita.
Persamaan dan Perbedaan antara Pantun dan Soneta
Persamaan :
oktaf (8 baris pertama) pada soneta melukiskan alam sama halnya sampiran pada pantun, dan
sektet (6 baris terakhir) merupakan kesimpulan dari oktaf, sama halnya dengan isi pada pantun.
Peralihan dari oktaf ke sektet dalam soneta disebut volta.
Perbedaan :
terletak dari rumus sajak akhir, soneta rumus persajakan akhirnya masing-masing abba-abba-
cdc-dcd sedangkan pantun ab-ab, dan tentu saja jumlah baris pada soneta 14 baris, terdiri dari 4
bait yakni dua buah kuatrain yang disebut oktaf dan dua buah terzina yang disebut sektet,
sedangkan pantun hanya 4 baris. Pantun mewakili kesusastraan puisi lama sedangkam soneta
mewakili kesusastramn puisi baru.
Persamaan dan Perbedaan antara Roman, Novel, dan Cerpen
Persamaan : sama-sama mewakili kesusastraan prosa baru.
Perbedaan :
a. Roman lebih panjang daripada novel dan novel lebih panjang daripada cerpen.
b. Roman menceritakan seluruh kehidupan dari kecil sampai mati, novel menceritakan kejadian
yang luar biasa yang mengubah nasib pelaku, dan cerpen hanya menceritakan kejadian dalam
kehidupan yang luas.
c. Roman dan novel terdiri atas beberapa alur sedangkan cerpen hanya sate alur.
Perbedaan antara Novel dan Hikayat
a. Novel merupakan bentuk kesusastraan baru sedangkan hikayat bentuk kesusastraan lama.
b. Novel lebih pendek daripada roman sedangkan hikayat sama dengan roman.
c. Novel menceritakan kehidupan masyarakat sedangkan hikayat menceritakan kehidupan raja-
raja atau dewa-dewa.
d. Novel dihiasi ilustrasi kehidupan yang realistis sedangkan hikayat dihiasi dongengan yang
serba indah dan fantastis.

CONTOH

PANTUN DAN SYAIR

PANTUN

1.Bunga cina diatas batu


Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang

2.Diantara padi dengan selasih

Yang mana satu tuan luruhkan

Diantara budi dengan kasih

Yang mana satu tuan turutkan

3.Apa guna berkain batik

Kalau tidak dengan sujinya


Apa guna beristeri cantik

Kalau tidak dengan budinya

SYAIR

Malamku tanpamu

Tanpamu..
malam ini terasa sepi sekali.
hanya sesekali suara jangkrik memecah kebisuan.
Kadang nyaring. menyentak lamunanku.
Kadang pilu. menggugah sudut hatiku.
Mengusik segala diamku. Kembalikan kenangan waktu itu.
Saat-saat kau ada bersamaku….
Suara rintik-rintik air hujan itu..
mengikuti detak-detak jantungku. terasa semakin bernada.
seakan mengajakku melangkah untuk berdansa.
satu… dua… satu.. dua…
aku berdansa. berputar. menari.
dalam irama ilusi. aku semakin asyik bermimpi…
Aku terus menari. terbang. melayang.
sampai [...]

Pantun dan Syair dalam Kesusastraan Melayu Klasik

PANTUN

P antun pada mulanya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalam
kesusastraan, pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular
yang sezaman. Kata pantun sendiri mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan persamaan
dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atau peribahasa dalam
bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari India.

Sedangkan kata pantun sendiri menurut Dr. R. Brandstetter, seorang berkebangsaan Swiss yang
ahli dalam perbandingan bahasa berkata bahwa pantun berasal dari akar kata tun, yang terdapat
dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun berarti teratur;
dalam bahasa Tagalog tonton berarti bercakap menurut aturan tertentu; dalam bahasa Jawa
Kuno, tuntun berarti benang dan atuntun yang berarti teratur dan matuntun yang berarti
memimpin; dalam bahasa Toba pantun berarti kesopanan atau kehormatan. Dalam bahasa
Melayu, pantun berarti quatrain, yaitu sajak berbaris empat, dengan rima a-b-a-b. Sedangkan
dalam bahasa Sunda, pantun berarti cerita panjang yang bersanjak dan diiringi oleh musik.

Menurut R. O. Winstedt yang setuju dengan pendapat Brandstetter mengatakan bahwasannya


dalam bahasa Nusantara, kata-kata yang mempunyai akar kata yang berarti “baris, garis”,
selanjutnya akan mempunyai arti yang baru yaitu “kata-kata yang tersusun” baik dalam bentuk
prosa maupun puisi.

Ada satu perkara yang menarik yang kemudian telah diselidiki oleh beberapa orang sarjana,
yakni mengenai ada tidaknya hubungan semantik {makna} antara pasangan pertama dengan
pasangan kedua pada sebuah pantun. Sebagai contoh adalah pada pantun berikut:

Telur itik dari Sanggora

Pandan terletak dilangkahi

Darahnya titik di Singapura

Badannya terlantar ke Langkawi

Dari pantun di atas menurut Pijnapple dalam satu kertas kerja yang dibacakan di depan Kongres
Sarjana Ketimuran VI di Leiden, pada tahun 1883 mengatakan bahwa antara pasangan pertama
{biasa disebut sampiran} dan pasangan kedua {biasa disebut isi} mempunyai suatu hubungan
yang erat.

Pijnapple, dalam analisisnya pada pantun di atas mengatakan bahwa Sanggora yang terletak di
pantai timur Malaya {dekat Siam} sangat jauh letaknya. Tetapi tikar pandan yang terletak di
depan kita sangat dekat. Seluruh pantun ini menunjukkan bahwa pembunuhan terjadi jauh dari
tempat perkuburan. Tetapi menurut Ch. A. van Ophuijsen bahwa mencari hubungan antara kedua
pasangan itu adalah pekerjaan yang sia-sia belaka. Karena ia kemudian memberikan contoh pada
suatu pantun yang dirasanya sama sekali tidak mempunyai hubungan antara pasangan yang
pertama dengan pasangan yang kedua. Pantunnya adalah sebagai berikut:

Satu, dua, tiga, enam

Enam dan satu jadi tujuh

Buah delima yang ditanam

Buah berangan hanya tumbuh.


Dengan pantun ini, semua pernyataan dari Pijnapple itu terbantah karena tak ada hubungan
semantik antara kedua pasangan itu. Tetapi Winstedt tidak setuju dengan pendapat Ophuijsen, ia
kemudian memberikan penjelasan mengenai tafsiran baru atas tafsiran Pijnapple atas pantun
“telur itik dari Sanggora” yang intinya sangat jauh berbeda dengan apa yang ditafsirkan oleh
Pijnapple. Ia menafsirkan pasangan pertama yaitu sebagai berikut:

Telur itik dari Sanggora

(telur itik yang ditetaskan pada ayam melambangkan seorang pengembara yang tiada berteman
dan cacat)

Pandan terletak dilangkahi

(tikar pandan yang terletak di depan rumah-rumah orang Melayu yang berada tidak pantas
diinjak dengan alas kaki melambangkan seorang wanita yang mau mengikut kita harus kita
waspada dalam menerimanya)

jika kemudian dihubungkan dengan pasangan yang kedua menurut tafsiran Pijnapple menurut
kami artinya akan menjadi seperti ini:

Seorang pengembara yang sendirian, yang tiada berteman juga cacat bertemu dengan seorang
wanita yang mau menjadi istrinya yang kemudian ia dibunuh oleh wanita itu di suatu tempat
tetapi kemudian dikuburkan jauh dari tempat ia dibunuh.

Menurut H. Overbeck yang terpengaruh oleh pendapat Abdullah Munsyi tentang pantun ialah
bahwasannya pada pasangan pertama itu tidak mempunyai arti, tidk punya hubungan pikiran
sama sekali atau hanya untuk menjadi penentu sanjak {rima} pada pasangan kedua.

*SYAIR

yair adalah salah satu jenis puisi lama, terdiri dari empat baris, tiap baris terdiri dari empat
S kata, sekurang-kurangnya terdiri dari sembilan sampai dua belas suku kata, dengan rima a-a-a-
a dan merupakan satu kesatuan yang utuh.

Menurut isinya, syair dapat dibagi kepada lima golongan, yaitu:

1. Syair Panji yang berisi/ menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana
{kerajaan}, keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana, sebagai contoh adalah
Syair Ken Tambuhan yang bercerita tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang
kemudian dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2. Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasa terdapat pada pelipur lara, hikayat
juga cerita rakyat sebagai contoh yakni Syair Bidasari yang menceritakan seorang putri raja yang
dilahirkan di pelarian {dibuang}, yang setelah berapa lama dicarinyalah ia oleh Putra Bangsawan
yang tak lain adalah saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya yang telah berlaku dosa
karena membuang Bidasari. Pertemuan terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya yang
sesalnya telah membuang anak sendiri.

3. Syair Kiasan yang berisi kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan
yang kesemuanya itu hanyalah simbolik yang terkandung dalamnya adalah terkias atau tersindir
padanya peristiwa tertentu. Untuk contoh adalah Syair Burung Pungguk yang padanya
terkandung satu percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat. “Seperti pungguk merindukan
bulan” biasa dikatakan untuk seorang pemuda yang merindukan gadis yang tinggi derajatnya
terlukiskan oleh Burung Pungguk yang jatuh hatinya pada Putri Bulan yang lalu ditolaklah cinta
Burung Pungguk yang kemudian hanya dapat memandang Putri Bulan dari kejauhan.

4. Syair Sejarah adalah syair yang berdasar peristiwa sejarah dan dari padanya yang
terpenting adalah peperangan, teroleh syair sejarah banyak ditulis adalah syair tentang perang.
Syair Perang Mengkasar yang terdahulu bernama Syair Sipelman dapat dicontohkan sebagai
syair sejarah, padanya berisi perang yang berlaku antara orang Makasar dan orang Belanda.

5. Syair Agama tergolong syair terpenting. Dibagikan atasnya empat yaitu syair sufi oleh
Hamzah Fansuri dengan penyair-penyair sejaman, kedua adalah syair terangan ajaran Islam
semisal Syair Sifat Dua Puluh, untuk ketiga adalah syair riwayat cerita nabi {Syair Anbia}
seperti Syair Nabi Allah dengan Firaun, dijenis yang keempat yakni syair nasihat dimaksud
untuk memberi pengajaran dan nasihat bagi pembaca semisal padanya Syair Nasihat Laki-laki
dan Perempuan. *

MENGENAL DAN MEMBEDAKAN JENIS SERTA BENTUK DARI:

PANTUN, SYAIR, DAN KWATRIN

Puisi adalah sebuah karya sastra yang terdiri dari struktur yang tersusun dari bermacam-
macam unsur dan sarana kepuitisan. Dari zaman ke zaman puisi selalu mengalami
perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni yang
selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan (inovasi) (Teeuw dalam
Pradopo).
Puisi merupakan karangan terikat. Makna terikat disini adalah puisi tersebut
sesungguhnya terikat oleh hakikatnya itu sendiri, bukan aturan yang dibentuk oleh
sesuatu di luar puisi itu sendiri. Dalam artian aturan di luar puisi itu ditentukan oleh
penyair yang membuat dahulu atau masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat pada jenis-
jenis puisi lama yang memiliki beragam aturan yang tidak boleh dilanggar.

Pemaknaan puisi sebagai jenis karangan terikat maksudnya adalah terikat oleh banyak
baris dalam tiap bait, banyak kata dan suku kata dalam tiap baris, adanya rima, dan
irama.

Pantun, Syair, dan Kwatrin

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang paling banyak dikenal luas di berbagai
wilayah di Indonesia. Pantun lahir dan berkembang di kalangan masyarakat yang akrab dengan
alam, dan bentuk pewarisan pantun ini biasanya diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Perkembangan pantun selanjutnya sudah ditransformasikan dalam bentuk budaya
tulisan, tidak lagi lisan seperti zaman dahulu.

Zaman dahulu pantun menduduki tempat yang penting dalam kehidupan masyarakat,
khususnya masyarakat Melayu. Pantun banyak digunakan dalam permainan kanak-
kanak, dalam percintaan, upacara peminangan dan pernikahan, nyanyian, dan upacara
adat. Secara umum setiap tahap kehidupan masyarakat Melayu dihiasi oleh pantun.

Bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama,
yang biasanya kerap kali berkaitan dengan alam—hal ini mencirikan budaya agraris masyarakat
tersebut—dan biasanya sampiran tidak memiliki hubungan dengan bagian kedua yang
merupakan isi dari pantun yang menyampaikan maksud. Dua baris terakhir pada pantun,
merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Lazimnya pantun terdiri atas empat
larik yang berpola a-b-a-b, pola pantun ini tidak bisa berpola a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a.

Cukup mirip dengan pantun, kwatrin pun merupakan puisi yang terdiri atas empat baris tiap
sajaknya. Akan tetapi bedanya kwatrin tidak terikat akan pola seperti pola a-b-a-b yang terdapat
pada pantun.

Dalam perkembangannya, kwatrin termasuk dalam jenis puisi baru berdasarkan jumlah baris.
Kwatrin dalam sastra melayu sering digunakan sebagai kata-kata sindiran maupun ungkapan atas
isi hati yang dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam hal ini nampak tidak ada
perbedaan antara pantun dengan kwatrin, akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan dalam
hal perpaduan antara lirik dan dialog.

Syair juga merupakan bentuk puisi dalam sastra Melayu lama. Kata syair berasal dari bahasa
Arab syu’ur yang berarti perasaan. Dari kata syu’ur, muncul kata syi’ru yang berarti puisi dalam
pengertian umum. Namun, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan
modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri
Arab.
Bentuk syair terdiri dari empat baris serangkap dengan rima a-a-a-a dan a-b-a-b, namun pola
yang paling populer adalah a-a-a-a. Tiap baris syair terdiri dari delapan hingga dua belas suku
kata. Tiap empat baris membentuk satu bait syair, dan merupakan satu kesatuan arti.

Bait syair yang terdiri dari empat baris agak mirip dengan pantun. Letak perbedaannya adalah,
empat baris pantun merupakan dua baris sampiran dan dua baris isi yang berdiri sendiri,
sementara bait syair merupakan bagian dari sebuah cerita yang panjang. Syair juga merupakan
salah satu bentuk sastra yang sangat populer pada masyarakat Melayu selain pantun.

Isi yang dikandung dalam syair biasanya merupakan falsafah hidup, nasihat, dan tentang
keagamaan. Akan tetapi sleain itu adapula syair yang berisikan tentang cerita sejarah, kisah
romantis, syair kiasan, dan sebagainya. Syair tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, akan
tetapi juga sarat akan pengajaran dan pewarisan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.

Contoh pantun :

Untuk apa orang ke hulu


Kalau klek sudah berlubang
Untuk apa hamba menunggu
Kalau adik sudah bertunang

Hari minggu jalan ke pasar


Disana belanja membeli udang
Hatiku pilu rasa terbakar
Bunga kupuja dipetik orang

Habislah buah pisang nangka


Pisang serawak tegak sebatang
Habislah tuah hilanglah muka
Pinangan awak ditolak orang

Fajar subuh sudahlah terbit


Tanda hari menjelang siang
Terbakar tubuh dadaku sakit
Adinda kini dipinang orang

Galah bukan sebarang galah


Galah orang pemanjat pinang
Salah bukan sebarang salah
Salah abang lambat meminang

Contoh Kwatrin:
Ada yang ingin diucapkan angin

Mungkin dingin. Seperti ada yang ingin diucapkan.

Mungkin kegelisahan musik yang gemetar

Pada gitarmu. Seperti deru

Ada yang ingin diucapkan angin

Pada kegelapan. Malam yang mengalirkan badai.

Dan laut pasang. Pada lagumu.

Sebuah balada tak selesai

Tapi ada yang ingin diucapkan padamu

Mungkin rindu. Ketika angin itu

Memberat di ruang tunggu. Dan cuaca pada palka

Seperti ingin memberhentikan waktu.

yang telah Anda ciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat,
baris, bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah, mengganti, atau menyusun kembali setiap
kata atau kalimat yang tidak atau kurang tepat.

Biasanya, proses revisi atau perbaikan ini memakan waktu lama, hingga puisi tersebut telah
dianggap jadi dan tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki oleh penulisnya.

Untuk mahir berpuisi, maka Anda harus terbiasa dan akrab dengan kegiatan membaca. Apapun
yang Anda baca, Anda harus melahapnya dalam porsi lebih. Hal ini untuk memunculkan
kreatifitas pandang pikir.

Selain itu, Anda juga harus mampu membaca segala yang tersurat dan tersirat dalam kehidupan
ini. Baik itu kejadian-kejadian dalam hidup dan kehidupan sehari-hari, membaca keadaan diri
Anda (pengalaman dan cara pandang).

Singkatnya, Anda harus mampu menemukan hal-hal yang menjadi inspirasi dan kekuatan Anda
dalam berkarya dari manapun sumbernya.

Biasakan pula diri Anda membaca kritik-kritik puisi yang ada. Hal ini mampu membangun
apresiasi dengan baik.
Setidaknya dengan membaca sebuah kritik karya, Anda akan akan mampu melihat sebuah
kelemahan dan keunggulan karya yang dikritik itu sehingga memperkaya wawasan Anda dalam
menulis.

Hal penting lainnya adalah menulis. Meski ada beberapa cara, namun Anda tidak perlu terlalu
terikat pada aturan. Anda bebas menulis apa saja sesuai keinginan hati, baru kemudian
melakukan pengeditan.

Untuk berlatih, Anda juga bisa melakukan teknik “copy the master”, yaitu dengan memenggal
sebagian puisi yang berirama lalu kita lanjutkan dengan tulisan Anda sendiri. Cara ini sangat
efektif untuk mengasah kemampuan menulis Anda.

Hal yang tidak kalah penting adalah banyak berlatih dan tidak terpaku pada satu gaya penulisan.
Sering-seringlah berlatih, melakukan diskusi atau membahas karya bersama penikmat dan
pemerhati karya sastra, dan menyempurnakan karya-karya tulisan Anda, maka kemampuan Anda
dalam berpuisi akan semakin terasah dengan baik. Selamat mencoba!

PEMAHAMAN SYAIR YANG LEBIH DALAM


Syair merupakan puisi atau karangan dalam sastra melayu lama, dengan bentuk terikat yang
mementingkan irama sajak.

Kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu syu’ur, yang berarti perasaan. Dari kata syu’ur,
kemudian muncul kata syi’ru, yang berarti puisi dalam pengertian umum.

Dalam kesusasteraan Melayu, kata ini merujuk pada pengertian puisi secara umum. Namun,
dalam perkembangannya, ia mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas
Melayu, dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra di negeri Arab.

Syair bukanlah kumpulan kata yang asal saja dan tidak memiliki makna. Justru, ia hadir
membawa makna isi yang berhubung dengan kias ibarat, sindiran, nasihat, pengajaran, agama
dan juga berisikan sejarah atau dongeng.

Adapun ciri-ciri Syair adalah sebagai berikut:

1. Merupakan puisi terikat.


2. Umumnya terdiri dari empat baris, agak mirip dengan pantun. Perbedaannya adalah, empat
baris pantun merupakan dua baris sampiran dan dua baris isi yang berdiri sendiri. Sedangkan bait
syair merupakan bagian dari sebuah cerita yang panjang.
3. Jumlah kata dalam satu baris tetap, yaitu 4-5 kata satu baris
4. Jumlah suku kata dalam satu baris juga tetap, yaitu antara 8-12 suku kata dalam satu baris
5. Rima akhir juga tetap yaitu a/a/a/a. Ada juga yang memiliki rima a/b/a/b, tiga baris dengan
rima akhir a/a/b, dan dua baris dengan rima a/b, namun ketiga bentuk syair terakhir tidaklah
popular.
Jika Anda bertanya siapa penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu,
maka dia adalah Hamzah Fansuri. Karya yang sudah dihasilkan antara lain: Perahu, Burung
Pingai, Dagang, dan Sidang Fakir.

Dari namanya, orang Melayu mengenali syair seiring dengan penetrasi dan perkembangan ajaran
Islam, terutama tasawuf di Indonesia. Bentuk berbahasa Arab yang tercatat paling tua di negeri
ini adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al-Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.

Sedangkan yang berbahasa Melayu yang tertua adalah syair di prasasti Minye Tujoh, Aceh,
Indonesia bertarikh 1380 M (781 H). Didalamnya, bahasa Melayu masih bercampur dengan
bahasa Sansekerta dan Arab.

Sedangkan dari segi jumlah, syair diperkirakan menempati posisi kedua setelah pantun. Artinya,
bentuk sastra ini sangat populer pada masyarakat Melayu. Dari segi cara penceritaan, ia bisa
diklasifikasi menjadi dua, yaitu naratif dan yang non naratif. Berdasarkan isi dan tema, bentuk
naratif bisa dibagi kembali menjadi 4 jenis yaitu:

1. Romantic, sebagai contoh: Bidasari


2. Sejarah, sebagai contoh: Perang Makassar, Perang Banjar
3. Keagamaan, sebagai contoh: Nur Muhammad
4. Kiasan, sebagai contoh: Ikan Terubuk

Sedangkan syair non-naratif terbagi kembali menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Agama
2. Nasihat
3. Di luar tema-tema tersebu

Nasihat.
PUISI, PANTUN, GURINDAM

b. Pantun Jenaka
Isi pantun ini mengandung berbagai lelucon, lihat Contoh Pantun Jenaka.
PUISI, SYAIR, GU RINDAM

2. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang
mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk
pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Seloka
disebut juga pantun berkait, lihat ContohSeloka.
PUISI, PANTUN, GURINDAM

3. Syair PUISI, PANTUN, SELOKA

Kata syair berasal dari Arab. Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang
mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut
mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Lihat Contoh Syair .
PUISI, PANTUN, GURINDAM

4. Karmina SELOKA, PANTUN, GU RINDAM


Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris
pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a).
Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung. Lihat
ContohKarmina.

Anda mungkin juga menyukai