PENGERTIAN PANTUN
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam
bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan
dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas
empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b
(tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra
lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
JENIS PANTUN DAN CONTOHNYA
1. Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum Tinggi
sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja
2. Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
3. Pantun Budi
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik
Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
4. Pantun Jenaka
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Syair
Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan
telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata
syair berasal dari bahasa Arab syuur yang berarti perasaan. Kata syuur
berkembang menjadi kata syiru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair
dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan
tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan
modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra
syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas
Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair
Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
_
Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai
berikut.
1. Syair Panji
Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan
orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana.
Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang
putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu
Kauripan.
2. Syair Romantis
Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada maya kanen
cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantic yakni Syair
Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya.
Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu
dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya,
yang telah membuang dirinya.
3. Syair Kiasan
Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan.
Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu.
Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang
percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan
seperti pungguk merindukan bulan.
4. Syair Sejarah
Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair
sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang
Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orangorang Makassar dengan Belanda.
Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu
nisan Sultan Malik al Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.
5. Syair Agama
Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu:
(a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayatcerita nabi, dan (d)
syair nasihat. Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu.
Pesan tersebut dapat kita simpulkan setelah memahami isi sebuah syair. Contoh
syair agama : Syair Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah
Fansuri, tapi para ahli membantahnya), Syair Kiamat, Bahr An-Nisa, Syair Takbir
Mimpi, Syair Raksi