Anda di halaman 1dari 13

Pantun Agama

Banyak bulan perkara bulan


Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa

Daun terap diatas dulang


Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba

Bunga kenanga diatas kubur


Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa

Anak ayam turun sepuluh


Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan

Asam kandis asam gelugur


Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Pantun Pendidikan
Jika pergi ke padang datar
Jangan lupa pulang berlabuh
Jika kita kepingin pintar
Belajarlah sungguh-sungguh

Jika ingin mendulang cadas


Jangan lupa palu baja
Jika murid tumbuh cerdas
Guru pun ikut bahagia

Jika kamu pergi ke dusun


Jangan lupa bawa beras
Belajarlah dengan tekun
Agar kita naik kelas

Jika kita makan petai


jangan lupa makan kerupuk
Jika kita ingin pandai
Ranjin-rajin baca buku

Kehutan mencari rusa


Hendaklah membawa tali
Wahai anak-anak bangsa
Cepat bangun lekas mandi

Andai ini hari rugi


Tentu mujur esok lusa
Jangan lupa gosok gigi
Sebab kamu anak bangsa

Hendaklah melempar jangkar


Kalau ada perahu singgah
Kalau anak bangsa pintar
Negeri ini akan bangga

Masak angsa dikuali


Bukan saja di perigi
Hendaklah kamu mengabdi
Di pangkuan ibu pertiwi

Pergilah ke tepi kali


Jangan lupa bawa guci
Bangkitlah anak pertiwi
Bangunlah negerimu ini

Jika kita pegang kuas


Melukislah pada kertas
Jika anak bangsa cerdas
Bangsa pun berkualitas

Jika hendak kamu melamar


Jangan banyak tulis dihapus
Jika siswa rajin belajar
Sudah tentu pasti lulus
Pantun Jenaka
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua


Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju


Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada


Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali


Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

Ada apa diseberang itu


Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belong

Limau purut di tepi rawa, buah dilanting belum masak


Sakit perut sebab tertawa, melihat kucing duduk berbedak
Pantun Nasihat
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Kemuning ditengah balai


Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Parang ditetak kebatang sena


Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Padang temu padang baiduri


Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Ngun Syah Betara Sakti


Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Kumpulan Pantun Nasihat
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian

Mari kita tanam halia


Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tak sudah

Padi muda jangan dilurut


Kalau dilurut pecah batang
Hati muda jangan diturut
Kalau diturut salah datang

Cuaca gelap semakin redup


Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang

Orang Daik memacu kuda


Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali

Dayung perahu tuju haluan


Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah

Kalau kita menebang jati


Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan

Pinang muda dibelah dua


Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Pantai Mersing kuala Johor


Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur

Orang tua patut disegani


Boleh mendapat ajarnasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat

Ramai orang menggali perigi


Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta

Limau purut lebat dipangkal


Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya

Ikan belanak hilir berenang


Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang

Anak kera diatas bukit


Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati

Ikan sepat dimasak berlada


Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat dimasa muda
Kutunggu sampai beranak seorang

Kalau tuan pergi ke Tanjung


Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu

Kalau tuan pergi ke Tanjung


Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat

Kalau tuan mencari buah


Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan
Kumpulan Pantun Percintaan
Dinda cantik tinggi semampai
Dada bidang rambut mengurai
Putih melepak lembut gemulai
Kakanda melihat rasa terkulai

Walau banyak bunga di taman


Bunga mawar masih dikenang
Walau banyak kupunya teman
Dalam hatiku dinda seorang

Pohon selasih tumbuh melata


Tumbuh perdu jauh di sana
Sepasang kasih mabuk bercinta
Siang merindu malam merana

Tinggi-tinggi burung merbuk


Terbang melayang ke tanah rata
Hati teringat mulut menyebut
Wajah terbayang di depan mata

Hujan basah habis pun basah


Duduk sendiri tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah
Baru kini kita berjumpa

Bunga saya bunga melati


Bunga-bungaan harum baunya
Kasih saya sepenuh hati
Kasih tuan ke mana hinggapnya

Pungguk terbang di atas awan


Hampir tak terlihat oleh mata
Kalau hati rindu-rinduan
Rindu di hati meronta-ronta

Anak itik di sambar elang


Dari sumur sampai ke kali
Tinggalkan adik abang kan pulang
Panjang umur jumpa kembali

Putri di taman memakai gelang


Rambut berurai bawa mahkota
Bunga idaman disambar orang
Jatuh berderai si air mata

Sayang-sayang mabuk kepayang


Bunga di taman disunting kumbang
Belum dapat abang disayang
Sudah dapat abang dibuang

Melompat belalang di atas kapuk


Melihat orang hendak berperang
Alangkah malang si bujang lapuk
Bunga di tangan disambar orang

Kalau ada sumur di ladang


Mandi jangan di bulan terang
Sudah nasib celaka badan
Tunangan hilang dibawa orang

Ikan di laut garam di darat


Dalam kuali bertemu jua
Hati terpaut janji terikat
Atas pelamin bertemu jua

Ikan di laut asam di darat


Dalam kuali bertemu jua
Orang jauh berkirim surat
Berkali-kali dibaca juga

Sayang selasih tidak berbunga


Engganlah kumbang untuk menyapa
Sayang kekasih tidak setia
Badan merana kini jadinya

Bunga yang malang jaga dirimu


Janganlah layu sebelum kembang
Pupuklah iman dalam hatimu
Kalau kau layu dibuang orang

Ukir-ukirlah si kayu jati


Jadikanlah sebuah jambangan
Pikir-pikirlah sebelum terjadi
Jangan menyesal kemudian

Berbaju batik mata memikat


Melirik senyuman memukau semua
Duhai cantik saya terpikat
Bolehkah tahu siapa namanya

Bunyi lagu membangkit suasana


Bunga mekar di depan mata
Sunyi rasa tak dapat bersama
Kekasih hati jauh di sana

Layang-layang terputus tali


Jatuh ke bumi melayang laju
Duhai kekasih aku berjanji
Aku tercipta hanya untukmu

Hujan turun laut memburu


Dingin malam mengusik kalbu
Biar batu menjadi debu
Aku tetap sayang padamu

Ada jantung ada debaran


Ingin bertanya tetapi malu
Kumenunggu penuh harapan
Sudikah engkau menerimaku

Kelap-kelip bintang bertaburan


Cuma satu yang tampak terang
Sungguh banyak gadis pilihan
Hanya dinda yang paling kusayang

Kelap-kelip bintang bertaburan


Begitu indah bagai berlian
Sungguh banyak gadis menawan
Hanya dinda yang kurindukan

Kelap-kelip di tengah malam


Cahaya bintang sangat menawan
Biar cinta banyak rintangan
Akan kujaga dengan kesetiaan

Kelap-kelip bintang seribu


Indah menawan di tengah malam
Sungguh aku sedang merindu
Rindu di hati yang paling dalam

Kelap-kelip bintang menari


Indahnya bagai mata bidadari
Dinda kuharap menjaga diri
Untuk diriku sampai ku kembali
Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

Bagaimana tidak dikenang


Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati

Duhai selasih janganlah tinggi


Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan

Batang selasih mainan budak


Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

Bunga Cina bunga karangan


Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi

Kalau ada sumur di ladang


Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?

Beras ladang sulung tahun


Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi

Terendak bentan lalu dibeli


Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?

Kalau tuan muda teruna


Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Tugal padi jangan bertangguh


Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?

Anda mungkin juga menyukai