Anda di halaman 1dari 5

Pantun agama

Daun terap diatas dulang Anak udang mati dituba Dalam kitab ada terlarang Yang haram jangan dicoba Bunga kenanga diatas kubur Pucuk sari pandan Jawa Apa guna sombong dan takabur Rusak hati badan binasa Asam kandis asam gelugur Ketiga asam si riang-riang Menangis mayat dipintu kubur Teringat badan tidak sembahyang

Pantun nasehat
Kemuning ditengah balai Bertumbuh terus semakin tinggi Berunding dengan orang tak pandai Bagaikan alu pencungkil duri Parang ditetak kebatang sena Belah buluh taruhlah temu Barang dikerja takkan sempurna Bila tak penuh menaruh ilmu Padang temu padang baiduri Tempat raja membangun kota Bijak bertemu dengan jauhari Bagaikan cincin dengan permata Ngun Syah Betara Sakti Panahnya bernama Nila Gandi Bilanya emas banyak dipeti Sembarang kerja boleh menjadi

Jalan-jalan ke kota Blitar jangan lupa beli sukun Jika kamu ingin pintar belajarlah dengan tekun

pantun teka teki


Beras ladang sulung tahun Malam malam memasak nasi Dalam batang ada daun Dalam daun ada isi Terendak bentan lalu dibeli Untuk pakaian saya turun kesawah Kalaulah tuan bijak bestari Apa binatang kepala dibawah ? Kalau tuan muda teruna Pakai seluar dengan gayanya Kalau tuan bijak laksana Biji diluar apa buahnya Tugal padi jangan bertangguh Kunyit kebun siapa galinya Kalau tuan cerdik sungguh Langit tergantung mana talinya ?

Pantun jenaka
Di mana kuang hendak bertelur Di atas lata dirongga batu Di mana tuan hendak tidur Di atas dada dirongga susu Elok berjalan kota tua Kiri kanan berbatang sepat Elok berbini orang tua Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju Jeruju ada didalam paya Sakit hati memandang susu Susu ada dalam kebaya Naik kebukit membeli lada Lada sebiji dibelah tujuh Apanya sakit berbini janda Anak tiri boleh disuruh Orang Sasak pergi ke Bali Membawa pelita semuanya Berbisik pekak dengan tuli Tertawa si buta melihatnya Jalan-jalan ke rawa-rawa Jika capai duduk di pohon palm Geli hati menahan tawa Melihat katak memakai helm Limau purut di tepi rawa, buah dilanting belum masak Sakit perut sebab tertawa, melihat kucing duduk berbedak jangan suka makan mentimun karna banyak getahnya hai kawan jangan melamun melamun itu tak ada gunanya

pantun cinta
Limau purut lebat dipangkal Sayang selasih condong uratnya Angin ribut dapat ditangkal Hati yang kasih apa obatnya Ikan belanak hilir berenang Burung dara membuat sarang Makan tak enak tidur tak tenang

Hanya teringat dinda seorang Anak kera diatas bukit Dipanah oleh Indera Sakti Dipandang muka senyum sedikit Karena sama menaruh hati Ikan sepat dimasak berlada Kutunggu di gulai anak seberang Jika tak dapat di masa muda Kutunggu sampai beranak seorang Kalau tuan pergi ke Tanjung Kirim saya sehelai baju Kalau tuan menjadi burung Sahaya menjadi ranting kayu Kalau tuan pergi ke Tanjung Belikan sahaya pisau lipat Kalau tuan menjadi burung Sahaya menjadi benang pengikat Kalau tuan mencari buah Sahaya pun mencari pandan Jikalau tuan menjadi nyawa Sahaya pun menjadi badan

Puisi Rindu
entah kenapa hati ini merasa kehilangan akan sesosok kepribadian yang begitu lembut yang menemani dalam kesendirian yang menghangatkan dikala hati membeku hari-hari dalam kebersamaan mungkinkah hanya tinggal kenangan belaka

canda tawa bersamamu kini hanya penantian tutur sapa dengan dirimu kini hanyalah impian semata jauh tatapan untuk bertemu jauh kata untuk menyapa walau jarak membentang menghalangi namun hati menanti hadirnya dirimu

pantun patah hati


Aku merasakan patah hati ini seperti batu koral yang menimpuk jidat, Benjol... Aku merasakan patah hati ini seperti pukulan Chris Jhon yang bertubi-tubi
Babak belur...

Anda mungkin juga menyukai