Anda di halaman 1dari 23

KUMPULAN

PANTUN
SDN CIMAHI
MANDIRI 4

IYOUVA VALAIVA

KELAS IV B

Contoh Pantun Nasihat


sungguh elok emas permata
lagi elok intan baiduri
sungguh elok budi bahasa
jika dihias akhlaq terpuji
hati-hati menyeberang
jangan sampai titian patah
hati-hati di rantau orang
jangan sampai berbuat salah
bunga mawar bunga melati
jika dicium harum baunya
banyak cara sembuhkan hati
baca Al-Qur'an pahami maknanya
jalan-jalan ke Itali
singgah dulu di Kendari
hidup cuma satu kali
buatlah supaya lebih berarti
pinang muda dibelah dua
anak burung mati diranggah
mumpung masih bernyawa tuan dan nyonya
jangan jemu untuk selalu bersedekah
anak ayam turun lima
mati dua tinggal tiga
jika nyawa sudah tiada
hartapun takkan dibawa
tumbuh merata pohon tebu
pergi ke pasar membeli daging
banyak harta miskin ilmu
bagai rumah tidak berdinding
Apa tanda Pinang berbuah
Banyak burung menyeri mayangnya
Apalah tanda orang bertuah
Bijak menghitung hari didepannya
Berbuah kayu ditengah padang
Daunnya rimbun tempat berteduh
Bertuah Melayu berkasih-sayang
Hidup rukun, sengketa menjauh
Apalah tanda batang Pandan
Daunnya panjang duri berduri
Apalah tanda orang budiman
Dadanya lapang, tahukan diri

Apalah tanda batang Nipah

Tumbuh di pantai, banyak pelepah


Apalah tanda orang bertuah
Elok perangai, hati pun rendah
Apalah tanda kerang berisi
Bila direbus kulitnya merekah
Apalah tanda orang berbudi
Bila bergaul suka merendah
Orang Bintan memetik nangka
Rasanya manis sedap dimakan
Orang beriman berbaik sangka
Mukanya manis, lakunya sopan
Pulau Bintan di Selat Melaka
Dekatlah dengan Pulau Penyengat
Kalau iman melekat didada
Berat dan ringan tidak mengumpat
Pulau Bintan di Selat Melaka
Tempat berkampung anak Melayu
Kalau iman melekat didada
Tak kan canggung kehilir- kehulu
Pulau Bintan di Selat Melaka
Tempat berhimpun perahu nelayan
Kalau iman melekat didada
Sifat penyantun, laku pun sopan

Pantun Jenaka
Jalan-jalan ke lembangan
jalana gugurudukan
pidato kapanjangan
perut saya kukurubukan
Dulu delman
Sekarang dokar
Dulu teman
Sekarang pacar
Buah mangga buah kedongdong
buah nanas buah apel
buah manggis buah duren
itulah nama" buah buahan.

Jalan jalan ke kota Sumedang


Ada kambung makan rumput
Anak Anak pada senang
Melihat banci bergoyang dangdut

Masak air biar mateng


Sambil nunggu cuci sepeda
Eh lo jangan sok ganteng
Muka lo kaya ketek kera
kalau kamu mencari berita
jangan baca berita basi
Kalau kamu mencari cinta
Jangan cari cinta yang imitasi
buka facebook
harus pakai kata sandi
kamu bau ketek
karena gak mandi
Pergi ke pasar naik onta
Membeli anting intan permata
Gak peduli situ udah tua
Yang penting saling mencinta
bunga melati bunga mawar
bunga mawar bunga melati
aduh pantun ini norak sekali
Mata genit beradu pandang
senyum adik menggoda abang
ayolah dik kita melayang
menuju negri jauh di sebrang
Makan sate di dalam oplet
petik jagung sama singkong
maaf nih gue lagi di toilet
ngetik pantun sambil nongkrong
Orang mudik bawa barang
pakai kain jatuh terguling
sudah senang dilirik orang
setelah sadar ternyata juling
pergi ke Bandung naik Taksi
naik taksi tak perlu bayar
sampai Bandung turun taksi
turun taksi baru bayar..kahkahkah
jalan jalan ke kota depok
nemuin uang segepok
ada apa dibalik tembok
ada nenek lagi cebok
Jalan-jalan ke pinggir empang
nemu sendok dipinggir empang
hati siapa tak bimbang

situ botak minta dikepang


Buah kedondong Buah atep
Dulu bencong sekarang tetep

Pantun Percintaan
Di pinggir kolam makan bubur.
Jangan lupa pakai keripik.
Dari semalem aye ga bisa tidur.
Selalu teringat wajah mu yg cantik.
jln-jln kepasar baru.
jangan lupa beli kain biru.
kalau kamu cinta padaku.
katakanlah I love u.
kalau kau punya keris.
bunuh lah ikan hiu.
kalau kau pandai bahsa inggris.
apah artinya I LOVE u.
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati
darimana datangnya lintah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
Kue cucur dari sang Dewa
Kue lumpia dari bang Tohir
Jujur aku kecewa
Bila semua harus berakhir

Anak elang jatuh ke rawa


Ditolong oleh menjangan rusa

Kasih dan sayang orang tua


Selalu ada sepanjang masa
Hari rabu memetik kelapa
Airnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga

Dari apa kue lemang


Dari ketan yang dipanggang
Waktu kecil kita ditimang
Ayah Ibu harus disayang
Bapak tani menanam tebu
Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga
Empek-empek ditambah cuka
Tak terbanding enaknya rasa
Coba lihat anak durhaka
Di dunia hidupnya tersiksa
Orang dahulu hidup di goa
Biawak hidup di dalam rawa
Turuti perintah orang tua
Tiap sholat tak lupa berdoa
Mana mungkin ada buaya
Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat

Pohon ara dibuat gubuk..


pasang pasak biar tegak..
resiko asmara dunia facebook..
cinta ditolak blokir bertindak..

Kalau ada sumur diladang..


Bolehlah kita menggosok gigi..
kalau anda diwarung padang..
Bolehkah kita ditraktir lagi..

Langit mendung diatas lautan...


Lebat hujannya tiada terbendung...
Gadis berkerudung cantik menawan...
Kedip matanya rontokan bulu hidung...
Hari minggu sudahlah siang..
Setelah siang menuju petang...
Ditunggu tunggu gak jua datang...
Sekali datang kok nagih utang...

Ngun Syah Betara Sakti


Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Angin teluk menyisir pantai
Hanyut rumpai di bawah titi
Biarlah buruk kain dipakai
Asal pandai mengambil hati
Pergi mendaki Gunung Daik
Hendak menjerat kancil dan rusa
Bergotong-royong amalan yang baik
Elok diamalkan setiap masa
Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk
Daun sirih ulam Cik Da
Makan sekapur lalu mati
Walaupun banyak ilmu di dada
Biar merunduk resmi padi
Sungguh indah si pulau Bali
Disebut orang pulau dewata
Kalau pandangan tak lagi jeli
Sudah saatnya berkacamata
Kalau pergi ke kota Palu
Singgah sebentar di Donggala
Kalaulah diri masih punya malu
Janganlah pernah berkata dusta

Di Lampung ada sekolah gajah

Gajah bermain di tepi hutan


Kalau pandai bersikap ramah
Tentu banyak mempunyai teman
Buah pelaga makan dikikir
Dibawa orang dari hulu
Sebarang kerja hendak difikir
Supaya jangan mendapat malu
Kemumu di tengah pekan
Dihembus angin jatuh ke bawah
Ilmu yang tidak diamalkan
Bagai pohon tidak berbuah
Tumbuh melata si pokok tebu
Pergi pasar membeli daging
Banyak harta tak ada ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
sore hari makan duku
dan minum jus mangga
jika kamu cinta padaku
janganlah mendua
menulis di atas kertas
di temani angsa
jangan kelan miras
jadilah penerus bangsa
beli buah dengan harga murah
tokonya punya pas lawas
jika kamu ingin hidup mewah
berkerjalan dengan keras
Beli mangga dipasar senin
jangan lupa beli dukunya
Jangan suka cari yang lain
kalau kamu ada yang punya
pakai baju berwarna ungu
Jangan lupa pakai dasinya
malangnya aku pas malem minggu
duit ga ada pacar ga punya
medan perang banyak musuh
medan laga banyak aktornya
bikin ga tenang dia selingkuh
aku ga percaya sama lagaknya
Beli duku di deket kali
hati-hati ada buaya

kalau tahu mau sakit hati


jangan mau dideketin dia
warna merah warna bibirmu
pakai bando rambut terurai
ga salah aku ketemu kamu
dah cantik tinggi semampai
pakai baju kancingnya hitam
lepas satu ganti yang lain
udah tahu pisau itu tajam
ngapain buat main-main
pintu terbuka dari arah utara
kalau mau nutup disebelah kiri
kamu tahu ga aku lagi jatuh cinta
ceweknya lugu dan baik hati
Hujan lebat disiang hari
kehujanan basah semua
kalau kamu pintar menarik hati
coba tunjukkan pada kita
Buah mangga rasanya manis
kalau dibelah banyak dagingnya
Jadi orang jangan sinis
nanti kamu kena batunya
Beli jagung dipasar minggu
jangan lupa tas belanjanya
kalau adik merasa terganggu
lebih baik ku undur saja

Makan coklat dipadang rumput


lebih enak ada rotinya
udah tahu bakal sakit perut
kenapa masih dimakan juga
majulah perahu ke perbatasan
bersama dengan nakodanya
tuntutlah ilmu jagan lah bosan
karena ilmu banyak gunanya
haji berkumis pakai sandal
jalannya agak malas-malas
hati menangis penuh sesal
karena tidak naik kelas
kalau berburu pergilah ke hutan
disana banyak hewannya
janganlah kita bermalas-malas
karena itu tak ada gunannya

manis memang gula aren


tapi kadang agak pahit
buat apa tampang keren
kalau otaknya tulali
bila mana induk berbesan
toleh dulu yang rupawan
wahai nona cantik yang rupawan
nolehkah kita berkenalan
udara dingin tak pakai baju
bakarlah api dengan papan
kalau ingin kenal denganku
bicaralah dengan yang sopan
kalau ingin kita bertemu
tunggulah aku di perempatan
mana mungkin aku cinta kamu
kamu sombongnya kelewatan
membuat arang kayu terbelah
empat dan lima adalah angka
lihatlah oarang yang tidak bersekolah
saat tua orangnya menderita
anak nelayan gosok perahu
dia menanguis terkena paku
jadi orang jagan sok tahu
kalau tak ingin mendapat malu
kala hai sedang duka
buatlah canda agar tertawa
bila kita ingin bisa
jangan lah takut untuk mencoba
Ada harta tidak terjaga
Ada peti tidak terkunci
Bahana cinta anak remaja
Sekejap kasih sekejap benci
Malam minggu malam yang panjang
saling berkunjung jumpa kerabat
Yang ditunggu pun kini telah datang
walau hujan hati terasa hangat
Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan adik jauh di rantau
buah salak baru dipetik

buah dukuh buah delima


ada banyak wanita cantik
cuma kamu yg aku cinta
Anak bangsawan menjahit tabir
Sulam di tepi siku keluang
Benci tuan cuma di bibir
Dalam hati membara sayang
anak nelayan gosok perahu
dia menanguis terkena paku
jadi orang jagan sok tahu
kalau tak ingin mendapat malu
kala hai sedang duka
buatlah canda agar tertawa
bila kita ingin bisa
jangan lah takut untuk mencoba
Ada harta tidak terjaga
Ada peti tidak terkunci
Bahana cinta anak remaja
Sekejap kasih sekejap benci
Malam minggu malam yang panjang
saling berkunjung jumpa kerabat
Yang ditunggu pun kini telah datang
walau hujan hati terasa hangat
Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan adik jauh di rantau
buah salak baru dipetik
buah dukuh buah delima
ada banyak wanita cantik
cuma kamu yg aku cinta
Anak bangsawan menjahit tabir
Sulam di tepi siku keluang
Benci tuan cuma di bibir
Dalam hati membara sayang
Di sana kosong di sini kosong
Tidak ada batang tembakau
Bukan aku berkata bohong
Ada kata memikul kerbau
Kenek bis masuk gua
Pulangnya naik kereta
Biar nenek sudah tua

Kakek akan tetap cinta


Burung pipit turun ke rawa
Kakinya panas kena belerang
Nenek sedih jadi tertawa
Melihat kakek main kelerang
Sisa kue sudah basi
Piring kaca susun berangkap
Sejak ayam jadi polisi
Banyak elang yang tertangkap
Kalau ketam pergi ke rawa
Lintah turun ke dalam kali
Kalau monyet sedang tertawa
Mukanya lucu sekali

Jalan-jalan ke tepi pantai


Jangan lupa membawa tikar
Jika ingin jadi pandai
Maka harus rajin belajar
Burung belibis di tepi rawa
Jatuh tertembak menimpa ranting
Nenek menangis sambil tertawa
Melihat kakek duduk di genting
Kota malang kota dingin
Surabaya kota pahlawan
Siapa orang tak kepingin
Punya teman cantik rupawan
Bunga mawar bunga melati
Harum wangi indah warnanya
Jangan engkau bersedih hati
Mari bernyanyi lagu gembira
Putih-putih bunga melati
Merah-merah bunga mawar
Siapa bilang aku sakit hati
Lihat saja ku masih tegar
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Ikan berenang didalam lubuk


Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang

Lebat daun bunga tanjung


Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Bukan lebah sembarang lebah


Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh

Pohon nangka berbuah lebat


Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa

Daun terap diatas dulang


Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba

Bunga kenanga diatas kubur


Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa

Anak ayam turun sepuluh


Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan

Asam kandis asam gelugur


Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang

Diantara padi dengan selasih


Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan

Apa guna berkain batik


Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Sarat perahu muat pinang


Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik

Anak angsa mati lemas


Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Biarlah orang bertanam buluh


Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak

Musuh tidak saya cari

Jikalau kita bertanam padi


Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik

Kalau keladi sudah ditanam


Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua


Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju


Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada


Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali


Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa

Melihat katak memakai helm


Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak
Jika kamu beli belimbing
Jangan lupa beli durian
Walaupun saya ceking
Tetapi saya yang terkeren
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

Hang Jebat Hang Kesturi


Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata

Kalau orang menjaring ungka


Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya

Redup bintang haripun subuh


Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak

Esa elang kedua belalang


Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

Berburu kepadang datar


Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu

Kayu tempinis dari kuala


Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka

Disangka nenas ditengah padang


Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
Disana gunung disini gunung
Ditengah tengah nya pulau jawa
Wayang nya bingung Dhalang nya bingung
Yang penting bisa ketawa
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Kemuning ditengah balai


Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Parang ditetak kebatang sena


Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Padang temu padang baiduri


Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Ngun Syah Betara Sakti


Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Jalan-jalan ke kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun

Di gunung sana kau s

uka berlibur
Di gunung sini kau suka tertawa
Bila sudah masuk kubur
Hanya amal yang dibawa
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta

Limau purut lebat dipangkal


Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya

Ikan belanak hilir berenang


Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang

Anak kera diatas bukit


Dipanah oleh Indera Sakti

Dipandang muka senyum sedikit


Karena sama menaruh hati

Ikan sepat dimasak berlada


Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang

Kalau tuan pergi ke Tanjung


Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu.

Kalau tuan pergi ke Tanjung


Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat

Kalau tuan mencari buah


Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Kehulu memotong pagar


Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian

Kerat kerat kayu diladang


Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul

Harapkan untung menggamit


Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan

Pohon pepaya didalam semak


Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

Bagaimana tidak dikenang


Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati

Duhai selasih janganlah tinggi


Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan

Batang selasih mainan budak


Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

Bunga Cina bunga karangan


Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi

Kalau ada sumur di ladang


Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung

Kalau tuan bijak bestari


Binatang apa tanduk dihidung ?

Beras ladang sulung tahun


Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?

Kalau tuan muda teruna


Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Tugal padi jangan bertangguh


Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya

Anda mungkin juga menyukai