Anda di halaman 1dari 1

1. A.

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang Universitas Sumatera Utara tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995)
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa kimia dari jaringan
tumbuhan maupun hewan. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak kering harus
mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang digunakan air, etanol dan campuran air etanol (Depkes
RI, 1979).
B.
C. Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikelfluida dalam sutau proses adsorpsi.
D. Fase diam (Stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses pemisahan
dengan kromatografi karena dengan adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR)
dan terpisahnya komponen suatu senyawa analit termasuk asam amino. Fase diam dapat berupa bahan padat
atau porous (berpori) dalam bentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan
pendukung.
E. Fase gerak (Mobile phase) merupakan pembawa analit (asam amino), dapat bersifat inert maupun
berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan dapat juga berupa gas inert yang
umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa mudah menguap (volatil).
Fase diam adalah fase yang akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak adalah fase yang akan
melarutkan zat komponen campuran.
2. Prinsip kerja kromatografi kolom adalah dengan adanya perbedaan daya serap dari masing-masing komponen,
campuran yang akan diuji, dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan dibiarkan
mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih
lambat dari senyawa non polar terserap lebih lemah dan turun lebih cepat.
3. Perbedaan antara KLT dan kromatografi kolom terletak pada fase diam dan fase geraknya. Pada kromatografi
lapis tipis (KLT) digunakan untuk identifikasi atau pengujian komponen dari suatu zat karena mudah dan
sederhana. Kromatografi kolom memberikan pilhan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk pemisahan
masing-masing senyawa secara kuantitatif. Selain itu, prinsip dari KLT adalah dengan menggunakan
kapilaritas, sedangkan pada kromatografi kolom mamanfaatkan gravitasi untuk memisahkan senyawa.
4. A. Senyawa organik polar akan lebih mudah larut dalam air daripada dalam zat cair organik. Oleh karena itu
gerakan komponen akan lambat jika digunakan pelarut anhidrida, namun penambahan air pada pelarut akan
menyebabkan komponen-komponen untuk bergerak. Oleh karena itu n-butanol bukan merupakan pelarut
untuk asam amino jika tidak dijenuhkan dengan air. Selain itu, penambahan asam cuka disertai dengan
pemberian lebih banyak air akan menjadi baik, karena menaikkan kelarutan asam amino terutama yang
bersifat basa. Campuran ketiga pelarut tersebut sangat baik digunakan untuk pemisahan asam amino. Banyak
senyawa polar lain yang memiliki karakteristik kelarutan yang mirip asam amino, seperti indol, guanidin dan
fenol, sehingga dapat dipisahkan menggunakan campuran tersebut.c
B.

Anda mungkin juga menyukai