Anda di halaman 1dari 3

Pembuatan kariotipe

Kariotipe adalah susunan dari kromosom-kromosom individu tertentu. Pada kariotipe,


kromosom disusun dan diberi nomor berdasarkan ukuran, mulai dari yang terbesar hingga
yang terkecil. Dari susunan ini dapat diidentifikasi kelainan pada kromosom yang dapat
menyebabkan penyakit genetik dan hubungan kekerabatan antara dua spesies.
Untuk membuat suatu kariotipe, sel-sel dikultur, diberi perlakuan sehingga siklus sel terhenti
pada tahap mitosis. Selama mitosis, kromosom terkondensasi sehingga ukurannya menjadi
cukup besar untuk dapat dilihat pada mikroskop cahaya. Kromosom diberi warna dan sel
yang sedang dalam tahap metafase diambil fotonya. Masing-masing kromosom digunting,
disusun berdasarkan ukurannya, dicari pasangannya. Kromosom disusun dan diberi nomor
dari ukuran yang paling besar ke ukuran yang kecil. Posisi sentromer dan pola larik-lariknya
juga diperhatikan. Pasangan kromosom sex diletakkan terakhir.

Masing-masing kromosom mempunyai lengan p dan q. Lengan p adalah


lengan yang pendek, sedangkan lengan q adalah lengan yang panjang. Pada
pembuatan kariotipe, lengan q selalu diletakkan di bagian bawah dan lengan
p di bagian atas. Sentromer terdapat antara lengan p dan q dan biasanya
kelihatan lebih menyempit.
Agar dapat dilihat, kromosom harus diberi warna. Ada pewarnaan yang
dapat memberikan larik-larik gelap dan terang pada kromosom. Masingmasing lengan kromosom dapat diidentifikasi dengan memberi nomor pada
larik-lariknya. Makin besar nomornya, makin jauh letaknya dari sentromer.

Pewarnaan kromosom
Ada beberapa cara pewarnaan kromosom:
1. Pewarnaan Giemsa (G banding). Zat warna ini akan memberi warna yang lebih gelap
pada daerah kromosom yang kaya A (adenin) dan T (timin). Masing-masing larik
mengandung jutaan pasangan basa dan dapat mengandung ratusan gen.
2. R banding. Pewarnaan in menggunakan acridine orange yang akan menyisip diantara
basa-basa kromosom (interkalasi). Fluorosensinya berwarna jingga-merah bila terikat
ssDNA dan kuning-hijau bila terikat dsDNA. Setelah perlakuan bufer fosfat panas, R
band berwarna kuning-hijau, G band berwarna jingga-merah. R band merupakan daerah
kromosom yang kaya G dan C.
3. Kariotipe spektral (SKY). Pewarnaan ini menggunakan zat warna yang dapat
berfluorosensi. Dengan menggunakan probe spesifik yang diberi konsentrasi zat-zat
warna yang berbeda, masing-masing kromosom akan mempunyai warna yang sedikit
berbeda. Perbedaan ini belum tentu dapat dibedakan oleh mata telanjang, tetapi dapat
diolah warnanya oleh program komputer sehingga warna diubahnya menjadi warna yang
mudah dibedakan oleh mata.

Anda mungkin juga menyukai