Anda di halaman 1dari 16

Pantun Jenaka

Ikan gabus di rawa-rawa,


Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Anak ayam turun ke bumi,
Induk ayam naik kelangit,
Anak ayam nyari kelangit,
Induk ayam nyungsep ke bumi
Limau purut di tepi rawa,,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakai helm
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Pantun Nasehat

Anak elang jatuh ke rawa


Ditolong oleh menjangan rusa
Kasih dan sayang orang tua
Selalu ada sepanjang masa

Hari rabu memetik kelapa


Airnya segar hilang dahaga
Hormati Ibu juga Bapak
Agar kelak masuk surga

Dari apa kue lemang


Dari ketan yang dipanggang
Waktu kecil kita ditimang
Ayah Ibu harus disayang

Bapak tani menanam tebu


Pembeli datang bertanya harga
Wahai ananda hormati Ibu
Karena Ibu jalan ke surga

Empek-empek ditambah cuka


Tak terbanding enaknya rasa
Coba lihat anak durhaka
Di dunia hidupnya tersiksa

Orang dahulu hidup di goa


Biawak hidup di dalam rawa
Turuti perintah orang tua
Tiap sholat tak lupa berdoa

Mana mungkin ada buaya


Coba lihat dengan cermat
Mana mungkin hidup bahagia
Jika pada orang tua tiada hormat

CONTOH PANTUN NASEHAT ANAK UNTUK


BELAJAR RAJIN

Wahai ananda permata Ibunda. Kumpulkan ilmu di dalam qalbu. Sedalam-dalam yang engkau bisa. Walaupun
jauh jalan yang kau tempuh. Ilmu laksana lentara. Api penerang di gelap gulita. Penunjuk jalan pemagar jiwa.
Agar dirimu tidak terlena.

Ilmu sejati membawa kedamaian. Di dalam hati ilmu bersemayam. Pembawanya bagaikan padi. Makin tunduk
jika berisi. Ilmu sejati membuat jiwa. Semakin permai wajahpun berwibawa. Karena ia mengenalkan kita.
Kepada Tuhan Sang Pencipta.

Hendaklah kau luruskan niat. Hendak semangat haruslah bulat. Ilmu bukan untuk dunia. Bukan sebagai
pengungkit harta. Bila ilmu memang ada. Harta datang dengan sendirinya. Karena segala yang bermanfaat.
Akan menetap di muka Bumi. Meski apa yang terjadi.

Wahai ananda permata Ayahanda. Hormati guru pembawa cahaya. Ikhlas menerima sekalipun bercela. Karena
merekapun adalah manusia.

Hendaknya engkau hormati guru. Agar tercurah segala ilmu. Karena semakin engkau merendah. Engkau akan
luas seperti samudra. Jangan sombong jangan takabur. Kelak berkah ilmu menjadi luntur. Ilmu kelak tiada
guna. Segala usahamu menjadi sia-sia.

Belajarlah engkau dengan tekun. Bagaikan sebutir benih di dalam kebun. Meskipun kecil terlihat mata. Lama-
lama besar menjelma. Menggapai ilmu jangan menyerah. Apalagi mundur dan kalah. Kelak hati menjadi
dungu. Budi pekerti engkau tak kan tahu. Berikut contoh pantun nasehat anak tentang belajar.

Bangau terbang iring-iringan


Terbang jauh satu kepakan
Al Quran adalah pegangan
Jangan pernah dilupakan

Tari piring tari saman


Tari lilin apinya berpijar
Al Quran adalah pedoman
Rajin-rajinlah ananda belajar

Mentari pagi sinarnya hangat


Berangkat kerja ke Pulau Rengat
Belajar haruslah semangat
Jangan tersalah pada niat

Kancil menulis di daun lontar


Ketika mentari telah bersinar
Belajar bukan sekedar pintar
Tapi menjadi pribadi benar

Memancing ikan diberi umpan


Agar datang si ikan toman
Ilmu ibarat kemudi sampan
Agar hidup di garis tujuan

Apa gunanya tumbuhan temu


Ramuan jamu dengan lengkuas
Bila hati dipenuhi ilmu
Jiwanya besar pikirannya luas

Ikan nila berpindah kolam


Mencari kawan namanya tiram
Jika ilmu semakin dalam
Jiwa berani hatinya tentram

Sungguh indah syair setanggi


Merangkai kata bagai hiasan
Ilmu itu harus tinggi
Jangan dunia sebagai batasan

Apa namanya kepala kereta


Namanya masinis bukan nakhoda
Apa tujuan ilmu kita
Tujuannya mengenal Sang Pencipta

Kolam penuh ikan sepat


Untuk dimasak di daun talas
Jika ingin ilmu manfaat
Cari guru yang tulus ikhlas

Elang terbang ke atas awan


Turun bangau badannya kumal
Bukan banyaknya pengetahuan
Ilmu adalah banyaknya amal

Ngengat mengejar kura-kura


Bertemu mereka di pelimbahan
Semangat bagai api membara
Tiada padam oleh godaan

Laut dalam tempat berenang


Tempat ikan bermain-main
Sehari seutas benang
Setahun menjadi sehelai kain

Lebah dipimpin seekor ratu


Mencari bunga dekat kencur
Air lembut menetes di batu
Lama-lama batupun hancur

Sepah tebu rasanya hambar


Bila dibakar pasti berkobar
Jika engkau terus bersabar
Ilmumu pasti akan lebar

Jangan tertipu dunia semu


Tinggal di dunia hanya sepagi
Jika engkau orang berilmu
Derajatmu pasti meninggi

Dari mana datangnya wahyu


Kepada Nabi wahyu turun
Dari mana datangnya ilmu
Dari belajar dengan tekun

CONTOH PANTUN NASEHAT ANAK DALAM


BERTEMAN

Pergilah ke tengah taman


Menikmati bunga menawan
Carilah olehmu teman
Yang dapat dijadikan pedoman

Amat ternama bunga selasih


Bunga indah slalu berseri
Jika hatimu selalu bersih
Engkau akan dikelilingi kasih
Pantun Anak

Anak ayam belajar berkokok


Meniru suara ayam jantan
Anak kecil jangan merokok
Kalau merokok pasti penyakitan

Dari Seram ke Pulau Buru


Dalam kota beli papaya
Anak baik menghormati guru
Berbakti jua pada orangtua

Ke kota Medan membeli ulos


Beli ulos penuh bergambar
Anak sekolah jangan membolos
Jika membolos tak jadi pintar
Buah duku dari Palembang
Pulau Bali mashur mangganya
Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia

Pohon jati kuat kayunya


Pohon nyiur tinggi batangnya
Murid sejati banyak ilmunya
Bekal mengabdi nusa bangsa
Air laut asin rasanya
Kelapa muda manis airnya
Jika ingin hidup bahagia
Sejak muda tekun bekerja

Masuk toko membeli kain


Kain batik buatan Tasik
Jika engkau banyak bermain
Kepada ilmu tidak tertarik
Tanam padi di tengah sawah
Sawah subur selalu basah
Pagi hari pergi sekolah
Sore hari ke madrasah

Tanah tandus penuh batu


Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang umur
Tinta hitam untuk menulis
Pensil warna untuk melukis
Ilmu itu tak pernah habis
Turun temurun ke ahli waris

Hujan angin bercampur badai


Hujam reda pergi ke pantai
Di sekolah jangan berkelahi
Kalau berkelahi tak jadi pandai
Pantun duka cita

Lurus jalan ke paya kumbuh,


kayu jati bertimbal jalan.
Di mana hati takkan rusuh,
ibu mati bapak berjalan.

Ramai orang dagang tembakau,


ramai karena orang kurai.
Di mana hati takkan risau,
sedang sayang badan bercerai.

Merpati terbang kejalan,


ikan belanak mati dikali.
Bunda mati bapak berjalan,
melarat anak tinggal sendiri.

Nelayan pedang mulai mendarat,


sampai di darat menjual ikan.
Ibu kandung pulang ke akhirat,
tergemang anak ditinggalkan.

Tanam bayam sambil duduk,


tanam didekat pinggir paya.
Lihatlah ayam tak berinduk,
begitu macam untung saya.

Berlari-lari memanjat pinang,


panjat juga pohon kepundung.
Sejak sehari ibu hilang,
anak bagaikan orang linglung.

Anak orang koto merapak,


bersunting bunga durian.
Anak dagan kemari tampak,
membawa untung dari bagian.
Pantun budi pekerti

Membeli belah di pasar pagi


hilir mudik dagang setiap hari
berbaik sangka lah wahai insani
agar terjaga budi pekerti

Mengasah pisau di batu gerinda


untuk memotong ikan gurami
mencari ilmu selagi bisa
selagi hidup maseh berarti

Setiap org mempunyai dua nama


yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi

Kain pembungkos diikat tali


tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama

Sahabat Rasul ada empat


abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti

Berdoa panjang macam tali


banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji

Naik kebuket duduk termenung


mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang
Pantun agama

Bila todak melanda Singapura


Habis dikerat dicincang lumat
Bila khianat pada manusia
Dunia akhirat takkan selamat

Habis dikerat dicincang lumat


Patinya diaduk dijadikan obat
Dunia akhirat takkan selamat
Kecuali minta ampun nasuha tobat

Anak jantan anak temenggung


Pergi memburu sampai ke Gombak
Lalu berhenti mengutip petai
Berani buat, berani tanggung
Kalau takut dilambung ombak
Jangan berumah ditepi pantai

Surat ditulis dalam gelap


Salah huruf banyak tak kena
Jagalah diri jangan silap
Jika silap dapat bencana

Kemuning daunnya lampai


Tubuh dijirat paduka tuan
Diatas dunia kaul tak sampai
Didalam surga ada penantian

Tubuh dijirat paduka tuan


Tidak cacat tidak selia
Didalam surga ada penantian
Hanya untuk yang beramal mulia

Sungguhlah besar taman Seri Mahkota


Tempat bermain bidadari Lela Utama
Sungguhlah benar bagi orang yang takwa
Ada tempat yang aman dan bahagia

Kain basurek kain bertulis


Pakaian raja Bugis - Makassar
Di Luh Mahfuz sudah tertulis
Janji sudah tak dapat ditukar
Anak merak anak merbah
Beradu kedua di dalam sarang
Siibu mendodoi
Anak sungai lagikan berubah
Inikan pula hati orang
Mengapa dirindui
Pantun suka ciAkar alang entah menghilang

Tumbuh bukan sebagai tanaman


Hati senang bukan kepalang
Bermain bola bersama teman

Dengar lagu berirama


Tertawalah si adik manja
Mari main bersama-sama
Jangan duduk sendiri saja

Lihatlah burung kutilang


Terbang tinggi dia pulang
Main dengan senang
Jadi anak yang periang

Pagi hari baca koran


Baca berita orang hilang
Bermain kejar-kejaran
Badan sehat hati senang

Beli kain warna merah


Sungguh indah dipandang mata
Kalau main jangan marah
Senang saja bersuka cita

Terbang tinggi burung pelatuk


Datang pula burung pungguk
Bahgianya dengarkan atuk
Berdongeng sampai terbatuk-batuk

Luas nian langit biru


Saatnya menonton kuda pacu
Kalau dengar Ibu Guru
Bercerita sungguh lucu

Adik duduk depan halaman


Nenek lihat dengan heran
Aku datang ke rumah paman
Hari minggu saat liburan
Beli sabun beli blewah
Sayang sekali uangnya kurang
Main ke kebun turun ke sawah
Bersama paman hatiku riang

CONTOH PANTUN ANAK-ANAK BERSUKA CITA NAIK DELMAN

Kancil jatuh kakinya luka


Untung ditolong oleh rusa
Naik delman siapa suka
Kita putar-putar desa

Memang kancil kakinya luka


Ia bercerita pada si rangkok
Delman banyak yang suka
Kuda berjalan lenggak-lenggok

Burung bangau bermain di paya


Lalu terbang jauh ke kota
Pak kusir selalu setia
Temani kami dengan cerita

CONTOH PANTUN ANAK-ANAK BERSUKA CITA MAIN LAYANG-LAYANG

lihat hiburan kuda kepang


Penarinya sedang bergoyang
Ayo kita ke tanah lapang
Jangan lupa bawa layang-layang

Jalan-jalan ke kota padang


perginya dengan adik dengan abang
Angin bertiup dengan sedang
Layang-layang pasti terbang

Bunyi kereta tut tut tut


Terdengar hingga Ci Salak
Udin lari terkentut-kentut
Rupanya dikejar anjing galak
Yang dijinjing buah salak

Yang digenggam bumbu lada

Pantaslah anjing galak menyalak

Rupanya Udin suka menggoda

Bapak tani membawa sabit


Untuk memotong semua rumput
Udin lari terbirit-birit
Neneknya merasa amat takut

Sangat tajam giginya bajing


Tajam seperti bambu runcing
Lihat udin dikejar anjing
Nenek takut sampai terkencing
ta

Anda mungkin juga menyukai