DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 1
TA. 2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan Penulisan Makalah.....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
Organ Pencernaan Pada Manusia...........................................................................................6
Kelenjar Pencernaan.............................................................................................................15
Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia.......................................................................16
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyerapan gizi.................................................18
Macam-macam Enzim pada proses pencernaan...................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
Kesimpulan...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
LAMPIRAN.............................................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan yang kita makan tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di dalam tubuh
kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting dalam proses pencernaan.
Dimana antara organ yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Jika ada salah
satu organ yang mengalami gangguan maka sistem pencernaan di dalam tubuh manusia
tidak akan berlangsung secara optimal. Kita mengetahui bahwa tidak ada satu individu
yang dapat bertahan hidup tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem
pencernan merupakan hal yang sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan
memiliki fungsi sebagai menyediakan makanan, air dan lektrolit yang dibutuhkan oleh
sel-sel tubuh melalui proses pencernaan.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui organ-organ apa saja yang berperan dalam sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui proses pencernaan dalam tubuh manusia.
3. Untuk mengetahui bentuk gangguan yang terjadi pada organ sistem pencernaan.
4. Umtuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyerapan gizi.
5. Untuk mengetahui macam-macam enzim yang ada pada proses pencernaan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1) Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan
makanan yang terjadi didalam lambung.
6) Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui
anus.
Makanan yang kita makan tidak dapat langsung diserap dan digunakan oleh alat-
alat tubuh kita. Agar dapat diserap oleh sel-sel jonjot usus, makanan harus dicerna
6
terlebih dahulu oleh alat-alat pencernaan. Organ-organ yang membentuk saluran
pencernaan terdiri dari:
1) Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai
dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut, terdapat beberapa alat yang
berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi
membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini
akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien
dan cepat. Selama pertumbuhan dan per-kembangan, gigi manusia mengalami
perubahan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu
dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi
pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah
20, dengan susunan sebagai berikut: Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah,
berfungsi memotong makanan. Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi
merobek makanan. Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi
mengunyah makanan. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut:
b. Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanamdi dalam rahang.
b. Lidah
7
pengecap, pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf perasa (papila). Ada tiga
bentuk papila, yaitu:
1. Papila fungiformis
2. Papila filiformis
3. Papila serkurvalata
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa
pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan danminuman karena
adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa
asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk
merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit.
c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu sebagai
berikut.
1. Glandula parotis, kelenjar air liur dekat telinga, Kelenjar ini menghasilkan getah
hanya berbentuk air.
3. Glandula sublingualis atau kelenjar ludah bawah lidah.Air ludah berperan penting
dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut.
Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara
kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah
ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini meng uraikan pati
dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah
dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus.
Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai
jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir
mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan
ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju
kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang
mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu
makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan
tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan untuk
menuju lambung.
4) Lambung
9
Lambung merupakan organ berbentuk J yang terletak di bawah rusuk terakhir
sebelah kiri.Yang panjangnya 20 cm, diameternya 15 cm, pH lambung 1-3,5. Lambung
tediri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofhagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini
dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus,
sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi
melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila
cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke
lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian
besar terdiri atas air.
4. Mengasamkan lambung (pH turun 1-3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut
masuk ke lambung bersama bolus.
5. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
10
6. Merangsang sekresi getah usus
Enzim venin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein
susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi
molekul-molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
5) Usus Halus
a. Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm Usus dua belas jari atau duodenum
adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke
usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua
belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas iari terdapat dua muara saluran vaitu dari pankreas dan kantung
empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti
dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
11
usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan
usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum
diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti "kosong".
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah
dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di
lambung, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di
usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul
glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul
asam amino, dan semua molekul
lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak. Pencernaan makanan
yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim
diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan
getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah
pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan
getah usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak
mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan
dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan bahan berikut.
12
2. Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi
pada dinding usus.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus.
Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu
sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu.
Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus,
menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
b. Getah Pankreas
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke
usus halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu
dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase
membantu dalam pemecahan pati Getah pankreas mengandung tripsinogen,
karbohidrase pankreas, lifase pankreas, dan garam NaHCO3.
13
a. Tripsinogen adalah proteinase yang belum aktif. Karena pengaruh enterokinase,
tripsinogen diubah menjadi enzim tripsin. Enzim ini berfungsi untuk menghidrolisis
pepton menjadi asam-asam amino.
e. Getah Usus Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu
menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh vill (jonjot-jonjot usus). Di
dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini
asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem
vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam
empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam
villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak
14
mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke
tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa). Melalui pembuluh kil, emulsi lemak
menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan
dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus
akan didorong menuju usus besar (kolon).
6) Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon
ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus
halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung
sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa
sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan Gerakan
peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang
diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh
dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1
sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan
dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12.
Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi
sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan
proses defekasi melewati anus. Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan
bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat
adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan
terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai
dengan sempurna.
2. Kelenjar Pencernaan
15
1. Hepar (hati)
Hati merupakan kelenjar terbesar dan terpenting dalam tubuh. Hati terdiri atas dua
lobus. Setiap lobus memiliki saluran untuk mengangkut cairan empedu, yakni duktus
hepatikus.
Fungsi hati adalah:
a. Mengemulsikan lemak dalam usus halus.
b. Mengabsorbsi lemak.
c. Membantu dalam pengeluaran kolesterol dari dalam tubuh.
2. Pankreas
16
f. Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida
1. Gastritis
adalah peradangan mukosa lambung. Gangguan ini umum terjadi, terutama pada
orang yang berusia lanjut. Gastritis menimbulkan peradangan yang tidak begitu
berbahaya, tetapi berlangsung lama sehingga menyebabkan rusaknya mukosa lambung.
Para peneliti saat ini yakin hamper tidak ada makanan yang menyebabkan iritasi pada
bagian lambung, kecuali cairan asam lambung yang berlebihan.
2. Konstipasi
Gangguan ini berarti lambatnya pergerakan feses melalui usus besar dan sering
dihubungkan dengan jumlah feses yang kering dank eras pada kolon yang menumpuk
karena lamanya waktu penyerapan cairan. Penyebab konstipasi adalah kebiasaan buang
air yang tidak teratur dan kurangnya minum air putih juga makan makanan yang
berserat.
3. Pankreasitis
Merupakan peradangan dan ini dapat terjadi baik dalam bentuk pankreasitis akut
(berlangsung cepat dan parah) maupun pankreasitis kronis (berlangsunglama).
Penyebab umum dari pankreas itis adalah alkohol dan terhambatnya tonjolan vateri
(akhir saluran pengluaran pankreas) oleh batu empedu.
4. Diare
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar.
Pada diare, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada ileum. Dimanapun
infeksi terjadi, mukosa akan teriritasi secara luas sehingga kecepatan sekresinya sangat
tinggi. Diare disebabkan oleh bakteri kolera. Toksin kolera menstimulus sekresi
elektrolit dan cairan yang berlebihan dari ileum dan usus besar.
17
5. Flatus
Masuknya gas C dalam saluran pencernaan. Gas C tersebut berupa udara yang
tertelan, gas yang dihasilkan bakteri atau gas dari difusi darah yang masuk kesaluran
pencernaan. Gas nitrogen dan oksigen lebih banyak berada dalam lambung dan dapat
dikeluarkan dengan bersendawa, sedangkan gas-gas lain, yaitu CO₂, metana dan
hidrogen lebih banyak berada dalam usus besar yang dihasilkan oleh bakteri.
1. Melakukan diet dengan ekstrim, yaitu dengan mengonsumsi pil pelarut lemak serta
mengurangi porsi dan jadwal makan.
2. Minuman keras yang dapat memicu pengeluaran getah lambung, Bulimia, yaitu
makan banyak tetapi dimuntahkan kembali dengan sengaja menggunakan obat
pencahar.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain
adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol
dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl
yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan
usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih
parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung
adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga
terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
18
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyerapan gizi
Tingkat penyerapan suatu zat gizi di dalam tubuh disebut dengan bioavailabilitas.
Dengan kata lain, bioavailabilitas bawang putih meningkat setelah dihaluskan. Selain
mengubah bentuk makanan, ada banyak faktor lain yang dapat meningkatkan atau
justru menurunkan bioavailabilitas suatu bahan makanan. Berikut sejumlah faktor yang
dapat memengaruhi penyerapan zat gizi dalam makanan Anda.
Zat gizi saling berinteraksi bahkan baru berada di dalam mulut. Setiap zat gizi
yang masuk ke mulut dan tubuh Anda akan langsung mengambil peran sebagai
inhibitor (penghambat), atau enhancer (pendukung) bagi zat gizi lainnya. Jika suatu zat
gizi mengambil peran inhibitor, ia akan menghambat proses penyerapan zat gizi lain
dalam makanan. Sebaliknya, zat gizi yang berperan sebagai enhancer akan
meningkatkan penyerapan zat gizi lainnya di dalam tubuh.
Contohnya saat Anda makan makanan sumber zat besi bersamaan dengan
makanan sumber kalsium. Kalsium dapat menghalangi penyerapan zat besi. Artinya,
penyerapan zat besi akan terhambat jika dikonsumsi bersamaan dengan kalsium.
Hal sebaliknya terjadi saat Anda makan makanan sumber zat besi bersamaan
dengan makanan sumber vitamin C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Jadi,
untuk meningkatkan penyerapan zat besi, jangan lupa tambah asupan vitamin C Anda.
19
ada lebih banyak zinc, tembaga cenderung akan kalah sehingga Anda berisiko
mengalami kekurangan tembaga.
Bentuk kimia dari zat gizi ikut memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari
makanan. Contohnya, bentuk zat gizi yang berasal dari makanan nabati dan hewani
jelas berbeda walaupun jenis zat gizinya sama. Hal ini terjadi pada zat besi yang
memiliki dua bentuk. Bentuk pertama yaitu zat besi heme yang berasal dari sumber
makanan hewani. Sementara itu, zat besi pada sumber makanan nabati umumnya
berbentuk non-heme. Tubuh cenderung lebih mudah menyerap zat gizi heme dari
sumber hewani. Ini pula alasan mengapa pelaku diet vegan rentan kekurangan zat besi
meskipun sudah makan sayuran yang mengandung zat besi.
Kondisi kesehatan Anda juga memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari
makanan. Contohnya saat Anda kekurangan zat gizi yang berperan sebagai enhancer.
Tanpa zat gizi tersebut, proses penyerapan zat gizi lain bisa terkena imbasnya. Begitu
pun jika Anda memiliki gangguan kesehatan yang memengaruhi penyerapan zat gizi,
misalnya penyakit celiac. Penderita penyakit celiac akan mengalami peradangan usus
bila mengonsumsi makanan mengandung gluten. Ketika terjadi peradangan, usus tidak
akan bisa menyerap zat gizi seperti seharusnya. Dampaknya, penderita penyakit celiac
rentan mengalami anemia defisiensi besi, osteoporosis akibat kekurangan kalsium, serta
malnutrisi.
Proses penyerapan zat gizi suatu makanan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dengan
memahami faktor-faktor tersebut, Anda bisa meningkatkan tingkat penyerapan zat gizi
makanan (bioavailabilitas) sehingga tubuh mendapatkan manfaat yang optimal.
Segala makanan yang Anda konsumsi, akan dicerna oleh berbagai enzim
pencernaan. Enzim-enzim pencernaan tersebut memiliki peran penting dalam proses
pengolahan makanan serta penyerapan nutrisi pada tubuh Anda. Enzim pencernaan
diproduksi secara alami oleh sistem pencernaan di dalam tubuh. Mereka bertugas
20
memecah komponen makanan seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Tujuannya
adalah agar nutrisi yang berasal dari makanan dapat diserap ke dalam aliran darah
untuk menunjang fungsi sel-sel tubuh.
1. Amilase
Enzim amilase diproduksi di kelenjar liur, pankreas, dan usus halus. Enzim ini
bertugas memecah zat pati atau karbohidrat menjadi gula (glukosa). Saat makanan yang
mengandung karbohidrat dikunyah, kelenjar liur di dalam mulut akan menghasilkan
amilase. Setelah tertelan, makanan tersebut akan dicerna lebih lanjut di usus halus oleh
enzim amilase yang dihasilkan oleh pankreas. Di dalam usus, amilase terus memecah
molekul zat pati hingga menjadi glukosa, yang nantinya akan diserap ke dalam sirkulasi
darah melalui dinding usus halus.
2. Protease
Enzim protease adalah enzim pencernaan yang bertugas untuk memecah protein
dalam makanan menjadi asam amino atau amino acids. Enzim ini diproduksi di
lambung, pankreas, dan usus halus. Terdapat beberapa jenis enzim protase,
yaitu pepsin (enzim pencernaan utama di lambung), tripsin, dan kimotripsin.
3. Lipase
Lipase adalah enzim yang memiliki tugas memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol (zat gula yang mengandung alkohol). Organ tubuh yang berperan dalam
menghasilkan enzim ini adalah pankreas dan lambung. Enzim lipase juga ditemukan di
dalam ASI, fungsinya untuk membantu bayi mencerna molekul lemak saat menyusu.
4. Maltase
21
Enzim ini diproduksi oleh usus halus dan memiliki fungsi untuk menghancurkan
maltosa. Zat gula maltosa ini banyak ditemukan pada tumbuhan, seperti biji-bijian,
gandum dan ubi.
5. Laktase
Laktase adalah jenis enzim pencernaan yang memecah gula laktosa. Gula ini
ditemukan dalam susu dan makanan atau minuman yang terbuat dari susu. Orang
dengan intoleransi laktosa sering kali disarankan untuk mengonsumsi enzim laktase
tambahan saat mengonsumsi susu.
6. Sukrase
Sukrase adalah enzim yang diproduksi oleh usus halus. Fungsi enzim ini adalah
memecah sukrosa menjadi gula sederhana, seperti fruktosa dan glukosa. Gula sukrosa
banyak ditemukan pada tanaman, seperti tebu, sorgum, dan bit gula. Sukrosa juga
ditemukan pada madu, namun dalam jumlah sedikit.
Peranan enzim pencernaan memang sangat penting bagi proses pencernaan dalam
tubuh Anda. Akan tetapi, kerja enzim pencernaan bisa terganggu jika Anda sedang
demam, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau menjalani diet khusus. Selain itu, radang
pankreas (pankreatitis), penyakit Gaucher, dan fenilketonuria juga dapat membuat fungsi
enzim pencernaan menjadi terganggu.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
Kontipatis,
Diare,
Flaktus, dan
Tukak lambung
Proses penyerapan zat gizi suatu makanan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dengan
memahami faktor-faktor tersebut, Anda bisa meningkatkan tingkat penyerapan zat gizi
makanan (bioavailabilitas) sehingga tubuh mendapatkan manfaat yang optimal.
5) Macam-macam Enzim.
Amilase
Protease
Lipase
Maltase
Laktase
Sukrase
24
DAFTAR PUSTAKA
Runtulalu, D., Purba, K. R., Studi, P., Informatika, T., Industri, F. T., Petra, U. K., &
Siwalankerto, J. (n.d.). Media Interaktif Pembelajaran Sistem Pencernaan. 031.
Kusharto, C. M. (2007). Serat Makanan Dan Perannya Bagi Kesehatan. Jurnal Gizi Dan
Pangan, 1(2), 45. https://doi.org/10.25182/jgp.2006.1.2.45-54
Munawaroh, A., Christijanti, W., & Supriyanto. (2013). Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Pencernaan SMP. Journal
of Biology Education, 2(1), 91–98.
Dr. Sienny Agustin (2021). Ketahui macam-macam enzim pencernaan dan fungsinya.
https://www.alodokter.com/ketahui-macam-macam-enzim-pencernaan-dan-fungsinya-di-
sini
25
*LAMPIRAN
26
27