Disusun oleh:
Muhammad Zhafran Syahrasyid
Salwa Salsabila Prasetya
Marsya Rizkya
Annisa Narahanifah
Sabryna Delya
1
Kata Pengantar
Penyusun
2
Daftar isi
Kata Pengantar....................................................................................2
Bab I.....................................................................................................5
Pendahuluan........................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................6
Bab II....................................................................................................7
Pembahasan.........................................................................................7
2.1 Kearifan Lokal.................................................................................................7
2.2 Unsur-Unsur kebudayaan................................................................................7
2.2.1 Bahasa..............................................................................................................8
2.2.2 Sistem Teknologi..............................................................................................9
2.2.3 Sistem Mata Pencaharian.............................................................................10
2.2.4 Sistem Kekerabatan......................................................................................11
2.2.5 Sistem Pengetahuan......................................................................................12
2.2.6 Sistem Religi..................................................................................................14
2.3 Fungsi dan manfaat kearifan lokal pada Masyarakat suku Minangkabau
……………………………………………………………………………………………………………………17
Penutup..............................................................................................21
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................21
3.2 Saran...............................................................................................................21
Daftar Pustaka...................................................................................22
3
4
Bab I
Pendahuluan
5
jawab laki-laki. Masyarakat Minangkabau ini pun merupakan
masyarakat matrilineal terbesar di dunia.
Makalah ini akan menganalisa ketujuh unsur kebudayaan dari
kebudayaan suku Minangkabau. Ketujuh unsur tersebut meliputi
bahasa, sistem teknologi dan alat produksi, sistem mata
pencaharian, sistem kekerabatan, sistem pengetahuan, sistem religi,
dan kesenian.
6
Bab II
Pembahasan
7
2.2.1 Bahasa
8
2.2.2 Sistem Teknologi
9
2.2.3 Sistem Mata Pencaharian
10
2.2.4 Sistem Kekerabatan
11
Secara kasar stratifikasi sosial dalam masyarakat Minangkabau
yang hanya berlaku dalam esatuan sebuah desa tertentu saja, atau
sekelompok desa yang berdekatan, membagi masyarakat ke dalam
tiga lapisan besar, yaitu bangsawan, orang biasa, dan orang yang
paling rendah. Lapisan terakhir ini mungkin dapat dihubungkan
dengan 'budak' dalam arti yang lebih ringan.
Mengenai pola kepemimpinan dapat dikatakan bahwa sulit
untuk melihat suatu pola yang elas dalam masyarakat Minangkabau.
Kita tidak dapat mengatakan dengan jelas siapa yang menjadi
pemimpin bagi suatu paruik. Setiap orang dewasa boleh dikatakan
memiliki hak sebagai pemimpin. Perintah atau saran seseorang
mungkin akan dituruti oleh anggota Keluarganya, tetapi ini tergantung
pada kewibawaan pribadi dari orang tersebut.
12
Berikut adalah beberapa orang Minangkabau yang berhasil menjadi
orang yang terkemuka:
13
2.2.6 Sistem Religi
14
Faham Islam: Tidak ada wanita yang boleh dipaksa untuk menikah
dengan lelaki yang tidak dia cintai.
Faham Minangkabau: Wanita yang menentukan dengan siapa yang
ia ingin menikah.
Faham Islam: Ibu berhak dihormati 3 kali lebih tinggi daripada
bapak.
Faham Minangkabau: Bundo Kanduang adalah
pemimpin/pengambil keputusan di Rumah Gadang.
2.2.7 Kesenian
Berikut ini adalah kesenian tradisonal Minangkabau:
15
Upacara dan perayaan Minangkabau termasuk:
16
2.3 Fungsi dan manfaat kearifan lokal pada
Masyarakat suku Minangkabau
17
Fungsi-fungsi di atas dapat disebut juga fungsi temporer yang
berlangsung pada suatu rumah gadang, karena kegiatan tersebut tidak
berlangsung setiap hari dan berlangsung pada waktu-waktu tertentu
saja.
2.Fungsi Keseharian
Rumah gadang merupakan wadah yang menampung kegiatan sehari-
hari dari penghuninya. Rumah gadang adalah rumah yang dihuni oleh
sebuah keluarga besar dengan segala aktifitas mereka setiap harinya.
Pengertian dari keluarga besar disini adalah sebuah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu serta anak wanita, baik itu yang telah berkeluarga
ataupun yang belum berkeluarga, sedangkan anak laki-laki tidak
memiliki tempat di dalam rumah gadang.
Fungsi inilah sebenarnya yang lebih dominan berlangsung pada suatu
rumah gadang. Sebagaimana lazimnya rumah tinggal bagi masyarakat
umumnya, disinilah interaksi antar anggota keluarga berlangsung.
Aktifitas sehari-hari seperti makan, tidur, berkumpul bersama anggota
keluarga dan lain sebagainya lebih dominan berlangsung disini,
disamping kegiatan-kegiatan adat seperti yang telah diuraikan diatas.
Pembagian ruang didalam rumah gadang adalah:
Publik, yaitu ruang tamu atau ruang bersama yang merupakan sebuah
ruangan lepas tanpa adanya pembatas apapun.
Semi Privat, yaitu ruang peralihan seperti bandua yang terdapat
didepan kamar tidur serta anjuang (ruang khusus) yang terdapat pada
bagian ujung-ujung rumah gadang yang dapat kita temukan pada
beberapa jenis rumah gadang.
Privat, yaitu kamar-kamar tidur yang terdapat di dalam rumah gadang
yang dahulunya berdasarkan kepada jumlah anak gadis yang dimiliki
oleh sipemilik rumah. Servis, yaitu dapur yang pada dahulunya
merupakan dapur tradisional yang masih menggunkan kayu sebagai
bahan bakarnya .
Beberapa karakteristik dari arsitektur rumah gadang dapat kita
lihat,Tingkat / derajat kespesifikan budaya atau tempat.
18
Rumah gadang merupakan bangunan khas daerah Sumatera Barat,
seperti yang tertulis pada buku Rumah Gadang Arsitektur Tradisional
Minangkabau, bahwa arsitektur bangunan rumah gadang merupakan
peninggalan tidak tertulis yang sampai pada kita, yang merupakan ciri
dari kebesaran kebudayaan minangkabau masa lalu. Betapapun
perubahan itu terjadi, namun arsitektur bangunan rumah gadang yang
dapat kita saksikan sekarang adalah merupakan pengaruh langgam
bangunan masa lampau.
Seperti yang juga disebutkan oleh Turan dalam Vernacular
Architecture, arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan
berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik
dan berjangkar pada tradisi etnik, jadi bangunan rumah gadang
merupakan bangunan yang lahir pada masyarakat minangkabau dan
memang berjangkar pada kebudayaan masyarakat minangkabau itu
sendiri.
Tinjauan terhadap model, denah, morfologi dan spesifikasi bangunan,
hubungan antar elemen serta kompleksitas bangunan berdasarkan
tempat dimana sebuah bangunan tersebut berada.
Secara garis besar model rumah gadang terbagi atas dua kelompok
besar yang dibagi berdasarkan kepada dua kelarasan atau hukum adat
yang berlaku didalam masyarakat minangkabau.
Kedua sistem kelarasan itu adalah:
• Sistem kelarasan Koto Piliang
Ciri dari model rumah gadang yang menggunakan sistem kelarasan
Koto Piliang ini adalah memiliki anjuang yang terdapat pada bagian
kiri dan bangunan. Anjungan merupakan tempat terhormat didalam
suatu rumah gadang yang ditinggikan beberapa puluh sentimeter dari
permukaan lantai bangunan.
• Sistem kelarasan Bodi Caniago.
Sedangkan pada rumah gadang yang menggunakan sistem kelarasan
Bodi Caniago tidak mengenal istilah anjuang. Jadi bagian lantai rumah
gadang mulai dari bangian ujung sampai pangkal mempunyai
ketinggian lantai yang sama.elemen-elemen bangunan dalam rumah
gadang.
19
Halaman suatu rumah gadang merupakan sebuah rumah terbuka yang
penting bagi suatu rumah gadang, biasanya sebuah halaman pada
rumah gadang merupakan tempat untuk melangsungkan acara-acara
pada sebuah kekerabatan. Elemen-elemen yang terdapat pada sebuah
halaman rumah gadang, salah satunya Rangkiang.
Rangkiang merupakan suatu bangunan yang terdapat dihalaman
sebuah rumah gadang yang berbentuk bujur sangkar dan diberi atap
ijuk bergonjong yang berfungsi sebagai lumbung tempat penyimpanan
padi yang didirikan di depan rumah gadang.
20
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
21
sehingga nilai-nilai luhur dari suatu budaya tersebut tidak
terhapuskan atau bahkan menghilang. Setiap masyarakat
Minangkabau yang merantau ke kota lain atau ke negara lain
seharusnya tetap menjunjung tinggi budaya aslinya dan juga
melestarikannya. Bahkan jika memungkinkan, seseorang dapat
menyebarkan budaya aslinya di tempat yang lain, sehingga
kekayaan budaya Indonesia tidak mudah luntur dan masyarakat
dapat semakin mencintai kekayaan bangsa Indonesia sendiri.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/122742492/Unsur-Unsur-Kebudayaan-Suku-
Minangkabau
https://sumbarprov.go.id/home/news/9402-rumah-adat-provinsi-
sumatera-barat-rumah-gadang-
Bahardur, Iswadi. (2018). KEARIFAN LOKAL BUDAYA
MINANGKABAU DALAM SENI PERTUNJUKKAN
TRADISIONAL RANDAI. JENTERA: Jurnal Kajian Sastra. 7. 145.
10.26499/jentera.v7i2.932.
22
23