Anda di halaman 1dari 12

SIRAH KETENG

Disusun oleh:

Andika Bambang Suyudi (05 / 8472)

XII IPS 2

SMA NEGERI 3 PONOROGO

2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SIRAH KETENG

PENELITIAN SEJARAH

Diajukan untuk memenuhi Ujian Praktik Sejarah Peminatan Kelas XII SMA Negeri 3 Ponorogo
Tahun Pelajaran 2021/2022

Oleh:

ANDIKA BAMBANG SUYUDI

05 / 8472

XII IPS 2

Ponorogo, 11 Maret 2022

Disetujui Oleh:

Pembimbing:

Erna Handayanah, S.Pd.

(NIP.197802242008012013)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

SIRAH KETENG

PENELITIAN SEJARAH

Ponorogo, 11 Maret 2022

Disahkan Oleh:

Guru Mata Pelajaran: Peserta Didik:

Erna Handayanah, S.Pd. Andika Bambang Suyudi

(NIP. 19780224 200801 2 013) (8472)

iii
HALAMAN MOTO
"Sejarah adalah deretan episode tentang siapa dalang siapa wayang, dan
sejarah mencatat Ki Dalang menggenggam kaki tangan wayang – wayang untuk
pada suatu hari dimasukkan dalam kotak"

~ Emha Ainun Nadjib

KATA PENGANTAR
iv
Tiada kata lain yang dapat penulis sampaikan selain ucapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Sejarah yang
berjudul “SIRAH KETENG" ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan apa pun.

Penulisan penelitian sejarah ini bertujuan untuk mengasah keterampilan siswa kelas XII
dalam hal melakukan penelitian sejarah sekaligus untuk memenuhi Ujian Praktik Sejarah
Peminatan Kelas XII SMA Negeri 3 Ponorogo Tahun Pelajaran 2021/2022.

Penelitian sejarah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sasmito Pribadi, M.Pd selaku kepala SMA Negeri 3 Ponorogo;

2. Ibu Erna Handayanah, S.Pd selaku pembimbing dan pengampu mata pelajaran
Sejarah Peminatan Kelas XII SMA Negeri 3 Ponorogo;

3. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung penulis;

4. Teman-teman yang selalu menyemangati penulis;

5. Pihak-pihak lain yang berjasa selama proses pengerjaan penelitian sejarah ini yang
tidak dapat disebutkan satu-satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penelitian sejarah ini. Oleh sebab
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Ponorogo, 5 Maret 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................………… i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................………… ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................………… iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR................................................................................………….v
DAFTAR ISI...............................................................................................…………vi
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..…….1
A. Latar Belakang………………………………………………………..……...1
B..Rumusan Masalah……………………………………………………………1
C..Tujuan………………………………………………………………………...2
D. Manfaat……………………………………………………………………….2
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………….3
A.. Prabu Baka…………………………………………………………………….3
B...Sirah Keting…………...………………………………………………………3
BAB 3 PEMBAHASAN…………………….………………………………………...4
A.. Sejarah Sirah Keting……………………………….…………………………..5
B...Kondisi Sirah Keting Sekarang Ini………………………………….………....5
C...Mitos Sirah Keting Menurut Masyarakat…….………………………………..5
BAB 4 PENUTUP……………………………………………………………………..6
A.. Kesimpulan…………………………………………………………………….6

BAB 1

vi
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prasasti sirah keteng, sebuah peninggalan sejarah yang sedikit belum tuntas
mengenai asal usulnya ini berada di Krajan desa bedingin kecamatan Sambit Ponorogo.
Patung yang konon menurut pengelola desa ini merupakan peninggalan kerajaan
hindhu, patung yang berbentuk seperti kepala raksasa ini memiliki banyak versi dari
masyarakat, akan tetapi antara versi satu dengan yang lain memiliki kemiripan yang
serupa,diluar akan hal itu beji sirah keteng masih menyimpan banyak misteri yang akan
memiliki banyak kaitanya tentang kerajaan mataram, legenda mengatakan ki hajar wilis
melawan prabu boko dari mataram yang sakti mandraguna, prabu boko yang menikahi
putrid mamang sari yang dimana putri tersebut adalah pemuja lelembut dan karena
terjadinya pernikahan itu, prabu boko bertambah sakti setiap harinya dan meminta
tumbal untuk ilmunya,hajar wilis kemudian turun tangan untuk melawan prabu boko,
singkat cerita terjadilah pertempuran hebat selama beberapa hari dengan kondisi prabu
boko yang mulai kewalahan ia berlari dan terus dikejar hajar wilis, pertempuran hebat
itu terjadi di hamper seluruh penjuru ponorogo, akhir cerita hajar wilis akhirnya
mengalahkan prabu book, ia memenggal kepalanya dan dipisahkan di tempat yang
berbeda, kepala ikonik yang kini dikenal beji sirah keteng itulah konon diceritakan
sebagai kepala prabu boko yang terpenggal ditangan hajar wilis, sebelum dikenal
dengan beji sirah keteng dulu banyak masyarakat luar maupun dalam desa yang
menyembah prasasti tersebut, tapi seiring dengan kemajuan zaman, penyembahan itu
dilarang dan sekarang dikenal dengan situs peninggalan sejarah.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas mengenai Sirah Keteng di Ponorogo penulis
merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah sirah keteng?

2. Bagaimana kondisi makam bathoro katong sekarang ini?

3. Bagaimana mitos sirah keteng menurut masyarakat?


1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan yang ingin penulis sampaikan
antara lain:

1. Mengetahui sejarah sirah keteng

2. Mengetahui kondisi sirah keteng sekarang ini

3. Mengetahui mitos sirah keteng menurut masyarakat

D. Manfaat

Penelitian mengenai Makam Bathoro Katong di Ponorogo ini diharapkan mampu


memberikan manfaat, diantaranya:

1. Untuk memenuhi Persyaratan Ujian Praktek Sejarah Peminatan Kelas XII SMA
Negeri 3 Ponorogo.

2. Manfaat secara Akademik atau Teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah
Khasanah dalam bidang sejarah, khususnya sejarah sirah keteng.

2
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A. Prabu Baka

Prabu Baka dikenal sebagai raja yang kejam dan gemar memakan
manusia. Untuk memperluas kerajaan, Prabu Baka memerintahkan untuk
menyerang Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Prabu Damar Maya.

B. Sirah Keteng

Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo mempunyai satu


situs yang cukup terkenal dikalangan warga Ponorogo yang bernama Situs Beji
Sirah Keteng. “Beji” dalam bahasa setempat mempunyai arti sebagai danau,
karena disekitar tempat tersebut terdapat danau buatan kecil, sedangkan
“Sirah” artinya kepala, dan “Keteng” dalam bahasa Indonesia berarti potongan.
Jadi, jika digabungkan menjadi satu Situs Beji Sirah Keteng adalah danau yang
didalamnya terdapat potongan kepala. Potongan kepala tersebut dipercaya
masyarakat sebagai kepala dari Prabu Baka pemimpin kerajaan Mataram Kuno.

3
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Sejarah Sirah Keteng

Prabu Boko adalah seorang prabu yang berkuasa di Mataram kuno.


Beliau seorang pemuja Mamang Sari yang merupakan penguasa hutan
Ketangga yang terletak di kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Mamang Sari
berasal dari bangsa ghaib, ketika siang hari hutan Ketangga nampak seperti
hutan biasa, namun ketika malam hari hutan itu berubah menjadi istana.
Mamang sari selalu meminta wadal atau tumbal berupa gadis.

Prabu Boko jatuh hati kepada Mamang Sari dan akhirnya


menikahinya, sehingga Prabu Boko berubah menjadi lebih sakti dan menjadi
bagian dari kerajaan ghaib di hutan Ketangga tersebut. Prabu Boko menculik
para gadis yang ada di kerajaan Jenggala. Melihat tingkah laku Prabu Boko
raja kerajaan Jenggala mengutus Ki Hajar Bambang Prono dari Gunung Wilis
yang kemudian dikenal dengan Ki Hajar Wilis. Mendengar berita tersebut
Prabu Boko langsung melarikan diri dan dikejar oleh Ki Hajar Wilis.

Di kisah kejar-kejaran ini menjadikan beberapa nama desa di


kabupaten Ponorogo. Di desa Pager misalnya, di desa tersebut Prabu Boko
lari meloncat pagar. Kemudian sampai di suatu desa ketika senja Prabu Boko
memakan pohon beringin sehingga desa itu di namakan wringin surup. Di
kisahkan pula para gadis yang di bawa Prabu Boko berlari melawan sehingga
menganggu sang Prabu Berlari melawannya para gadis ini bertempat di desa
Ngelawan. Akhir dari legenda tersebut adalah ketika Prabu Boko kalah
karena di penggal kepalanya, sehingga badan dan kepalanya terpisah.
Meskipun begitu kepala dari Sang Prabu ini masih bisa bicara dan meminta
untuk di makamkan di atas gunung wilis. Ki Hajar Wilis pun memerintahkan
Ngonto Abdinya, ketika akan berangkat menuju gunung wilis kepala sang
prabu berpesan harus sampai di gunung wilis sebelum pagi tiba. Namun,
Ngonto Abdi kecapekan dan tertidur di gunung Sampung hingga pagi hari,
sehingga kepala itupun terkubur sendiri di gunung Sampung yang terletak di

4
barat Kabupaten Ponorogo. Kemudian di buat arca patung kepala Prabu Boko
yang kemudian di letakkan di tempat saat pemenggalan kepala yaitu di Desa
Bedingin, Sambit, Ponorogo.

B. Kondisi Sirah Keteng Sekarang Ini

Jenis-jenis penemuan yang ada di Situs Beji Sirah Keteng ini berupa 1
buah Prasasti Sirah Keteng (sekarang berada di Museum Arkeologi Nasional
di Jakarta), 1 buah Arca Kalamakara (dalam sebuah bangunan
Candi/Kerajaan arca ini biasanya diletakkan diatas gapura masuk), 2 buah
Watu Dakon (batu yang digunakan orang zaman dahulu untuk menghitung
wuku atau hari dalam ilmu Jawa), serta batu bata kerajaan yang berjumlah
cukup banyak.

Kondisi Sirah Keteng sekarang ini terbengkalai karena tidak ada yang
merawat.

C. Mitos Sirah Keteng Menurut Masyarakat

Legenda Sirah Keteng yang beredar pada masyarakat hanya legenda yang
dituturkan secara lisan. Sehingga saat ini belum ada buku yang dicetak secara
resmi dari pihak desa khusus untuk pengunjung Beji Sirah Keteng. Melihat
bentuk patung dan batu yang ada pada Sirah Keteng, masyarakat
beranggapan bahwa, patung tersebut ada sebelum Islam berkembang di
Ponorogo.

 Menurut cerita yang beredar di Desa Bedingin tersebut saat malam hari
patung kepala itu sering menjulurkan lidahnya keluar. Tapi benar atau
tidaknya itu hanyalah cerita dari warga sekitar yang mengaku pernah
melihatnya. Sedangkan Beji yang terletak di sebrang arca Sirah Keteng itu
konon merupakan tempat pemandian para putri dari kerajaan Jenggala yang
airnya berasal laut selatan, jika beji tersebut di isi dengan merang maka air
dari pantai selatan itu langsung muncul.

5
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :

1. Sirah Keteng merupakan legenda yang menceritakan Prabu Baka


pemimimpin Kerajaan Mataram Kuno yang kepalanya dipenggal oleh Ki
Hajar Wilis.

2. Kondisi sirah keteng sekarang ini terbengkalai karena tidak ada yang
merawat.

3. Mitos sirah keteng menurut masyarakat adalah patung sirah keteng ada
sebelum Islam berkembang di Indonesia. Ada masyarakat yang melihat
patung kepala sirah keteng menjulurkan lidahnya di malam hari.

Anda mungkin juga menyukai