Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA


MALAS DALAM BELAJAR DAN CARA MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA DI MTS NURUL AMAL

Disusun Oleh :

NAMA : MUHAMMAD RIVALDY PA

NIM : 2104050023

KELAS : IPS 4-C

PRODI PENDIDIKAN IPS

STKIP AL-MAKSUM LANGKAT

SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Pertama sekali kami mengucapkan Puji syukur Kepada Tuhan yang yang telah
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini, Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik itu dari
segi isi maupun tulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah
diperlukan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya .

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam pembuatan
Proposal ini.

Stabat , 14 Juni 2023

Muhammad Rivaldy pa
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Minat
B. Pengertian Belajar
C. Pengertian Minat Belajar
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa Malas Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian


2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa Malas Belajar
3. Desain Penelitian
4. Unit Analisis
5. Instrumen Penelitian
6. Teknik Pengumpulan Data
7. Teknik Analisis Data

Daftar Pustaka

8.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan


Nasional bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
dan peka terhadap tantangan zaman. Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang hendak
dicapai melalui upaya pendidikan secara menyeluruh.Tujuan pendidikan ini merupakan
tujuan bersama yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan tertera dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN).

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran,
sedangkan hasil belajar atau yang lebih dikenal prestasi adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan


prestasi belajarnya. Kalau prestasi belajarnaya rendah itu di pengaruhi oleh kurangnya
minat belajar siswa. Seringkali terjadi anak malas terhadap suatu mata pelajaran, tetapi
sangat giat dalam mata pelajaran lain. Hal ini juga termasuk minat siswa, minat belajar
siswa merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pendidikan dan pengajaran.
Untuk dapat melaksanakan hal itu, sebagai pendidik harus dapat membina dan
meningkatkan minat belajar siswa agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
diinginkan. Banyak siswa yang kurang berminat dalam belajar karena banyak sebab dan
hal.
Rendahnya minat belajar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor
tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari
luar diri siswa (faktor eksternal). Menurut Slameto (2013:54) "Faktor-faktor penyebab
rendahnya prestasi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor internal yang
bersumber pada diri siswa dan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor
internal dipengaruhi oleh jasmaniah kesehatan dan cacat tubuh, serta psikologi yang berupa
inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor
eksternal dipengaruhi oleh faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat”.

Sementara itu Suryabrata (2012:233) “Faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi


belajar adalah faktor internal yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis dan faktor
eksternal yaitu faktor sosial dan faktor non sosial”. Faktor fisiologis yaitu kesehatan, siswa
dapat belajar dengan baik jika diikuti oleh kondisi kesehatan yang baik, sedangkan faktor
psikologis yaitu hal-hal yang bersifat psikis, siswa dapat berprestasi di sekolah dengan baik
jika diikuti oleh motivasi, minat, bakat, dan kemampuan kognitif yang baik pula. Faktor
sosial yang dimaksud disini adalah faktor manusia (sesama manusia) meliputi teman
bergaul yang terpelajar, mass media dan kegiatan siswa dalam masyarakat. Faktor non-
sosial meliputi keadaan cuaca, udara, lokasi tempat belajar, serta alat-alat kegunaan untuk
belajar yang diharapkan dapat saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.

Pada kenyataannya faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar, karena


diakibatkan jika dalam proses pembelajaran berlangsung siswa lebih memilih untuk tidak
masuk kelas pada jam pertama mata pelajaran. Alasan terlambat karena jarak rumah yang
jauh dengan sekolah, serta ada beberapa siswa juga yang sering terlambat karena sebelum
berangkat ke sekolah harus membantu orang tuanya karena keadaan ekonomi. Selain itu,
ada beberapa siswa yang sering bolos atau berada di luar kelas pada saat pembelajaran
berlangsung. Hal ini disebabkan sebagian siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
diberikan guru sehingga mereka takut masuk di dalam kelas, dengan alasan takut akan
dihukum, dan merasa bosan di dalam kelas. Sebagian siswa lain juga sering bolos dengan
alasan merasa bosan dengan mata pelajaran tertentu maupun ada pengaruh teman dari luar
sekolah.
Ada pula siswa yang sering alpa akibat keluarga yang broken home sehingga mereka
merasa malas untuk ke sekolah. Bahkan ada siswa yang sering keluar masuk pada saat
proses pembelajaran berlangsung dan kurang memperhatikan guru pada saat mengajar, baik
siswa laki-laki maupun perempuan. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh faktor dari
dalam diri siswa maupun dari luar sehingga mereka mengesampingkan belajar. Akibatnya
siswa yang sering melakukan hal ini akan ketinggalan materi pelajaran, sehingga hasil
evaluasi tidak mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Malas Dalam Belajar dan Cara
Meningkatkan Minat Belajar Siswa di MTS Nurul amal.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari Latar Belakang penelitian yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi yakni pentingnya pembelajaran dalam
mencapai tujuan pendidikan, kemudian kurangnya minat belajar dan adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi minat belajar.

1.3 Batasan Masalah

Dari beberapa masalah yang teridentifikasi di atas, dalam penelitian ini dibatasi hanya pada
aspek “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Malas Dalam Belajar dan Cara
Meningkatkan Minat Belajar Siswa di MTS Nurul amal

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan fokus penelitian yang
penulis telah uraikan diatas, maka peneliti menentukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi siswa malas dalam belajar?


2. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa di MTS Nurul amal?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi siswa malas dalam
belajar?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa di MTS Nurul
amal?

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang penulis ajukan, maka penulis
berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

1) Manfaat bagi guru Dapat dijadikan motivasi untuk menerapkan model pembelajaran
problem based learning yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
2) Manfaat bagi sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk
menerapkan metode problem based learning yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa dan hasil belajar siswa.
3) Bagi Mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
motivasi selama belajar serta meminimalisir hal-hal yang dapat menghambat proses
pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Minat

Minat merupakan sebuah ketertarikan terhadap sesuatu hal sehingga kita tergerak
untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, minat adalah salah satu aspek psikis yang
membantu dan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Minat harus ada
dalam diri seseorang, sebab minat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan. Minat
merupakan pangkal permulaan daripada semua aktifitas. Ada berbagai pendapat mengenai
pengertian minat, Slameto mengemukakan bahwa, “minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang akan diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang.”

Salah satu yang mempengaruhi proses belajar siswa adalah minat. Siswa akan
belajar lebih baik apabila dia berminat pada pelajaran tersebut atau sebaliknya apabila
siswa tidak berminat terhadap pelajaran tersebut akan menunjukkan hasil yang kurang baik.
Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti
pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran
tersebut. Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari
materi tersebut. Minat juga merupakan dorongan yang kuat dalam belajar, siswa yang
berminat pada suatu pelajaran akan merasa senang mengerjakan suatu pekerjaan atau
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subjek, sehingga subjek


merasa tertarik pada hal atau bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. Perasaan senang akan menimbulkan minat. Lebih lanjut bahwa minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, minat mempunyai
pengaruh yang besar terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat
keaktifan siswa. Minat adalah kecenderungan hati (keinginan atau kesukaan) terhadap
sesuatu. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, perhatiannya akan lebih mudah
tercurah pada hal tersebut.

B. Pengertian Belajar

Sebelum sampai pada pengertian minat belajar, peneliti akan memberikan penjabaran
mengenai pengertian belajar setelah sebelumnya mengetahui tentang pengertian minat.
Belajar adalah bagian utama dari kehidupan. Belajar merupakan upaya kita dalam
meningkatkan kualitas kehidupan. Dimanapun, kapanpun, baik tua ataupun muda, kita
diwajibkan untuk belajar. Belajar tidak hanya dapat kita lakukan di dalam kelas, di luar
kelaspun kita dapat melakukan aktifitas belajar sebab selruh aktifitas yang kita lakukan
sehari-hari tidak pernah lepas dari adanya aktifitas belajar.

Menurut Rohmalina Wahab dalam bukunya psikologi belajar, beliau mengatakan, “belajar
pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.”
Dalam mendalami definisi dari belajar, Aunurrahman mengungkapkan ada beberapa hal
yang harus kita perhatikan dalam memahami definisi belajar , yakni :

a. Belajar merupakan sebuah aktifitas terencana yang dilakukan oleh individu yang
melibatkan jasmani serta mental dalam prosesnya.
b. Adanya interaksi terhadap lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi manusia
dan obyek-obyek lainnya yang memungkinkan individu memperoleh pengetahuan
baru maupun yang telah diketahuinya.
c. Belajar mengahasilkan perubahan tingkah laku dan juga melibatkan perubahan pada
aspek emosional. Meski tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil
belajar.

Belajar merupakan sesuatu yang amat rumit jika kita definisikan, sebab belajar memiliki
pengertian dan makna yang berbeda-beda tergantung siapa dan dari sudut pandang mana
menilainya. Belajar merupakan sesbuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku
yang relative permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu dengan
lingkungan belajarnya.

C. Pengertian Minat Belajar

Dalam pelaksanaan proses belajar tentu saja berkaitan erat dengan adanya minat.
Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang timbul dalam diri
seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa minat merupakan kesediaan jiwa dalam meningkatkan perhatian, dan
memusatkan kegiatan mental individu terhadap suatu objek yang berkaitan dengan dirinya.
Dari minat tersebut yang akan menghasilkan dorongan dan juga semangat dalam diri
individu untuk belajar. Sedangkan belajar merupakan proses individu dalam memperoleh
pegetahuan, pengalaman maupun keterampilan dan terdapat interaksi antara individu dan
lingkungan belajarnya sehingga menghasilkan perubahan sikap dan tingkah laku dari
individu tersebut. Maka dari itu, dalam belajar seseorang harus memiliki minat agar dapat
memulai proses belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Minat merupakan hal yang dapat memberikan dorongan dan kekuatan pada individu
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Sebab dengan minat, individu tidak merasa
terbebani dengan aktifitas belajar tersebut, meski tidak menutup kemungkinan banyak
faktor yang dapat melemahkan keinginan individu dalam belajar akan tetapi setidaknya
individu merasakan bahwa dirinya memiliki ketertarikan, kesukaan serta kebutuhan akan
belajar. Seperti contohnya, seorang anak yang memiliki ketertarikan terhadap musik, anak
tersebut harus menempuh jarak yang jauh untuk latihan dan mengasah kemampuan
bermusiknya tersebut. Namun, karena anak tersebut memiliki minat terhadap musik, maka
jarak yang jauh bukanlah suatu hal yang dapat menghalanginya untuk belajar musik.

Jadi, dapat kita ketahui bahwasanya, minat belajar adalah ketertarikan individu
terhadap proses belajar yang sedang ia lakukan dengan cara memusatkan perhatiannya
kepada hal tersebut secara maksimal dan dengan konsentrasi utuh serta menjauhkan pikiran
dari segala hal-hal yang dapat mengganggu proses belajar.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa Malas Belajar

Secara garis besar, faktor-faktor yang memengaruhi belajar dapat diklasifikasikan


menjadi tiga faktor, yaitu: (1). Faktor Internal, yang disebut pula dengan endogen; (2).
Faktor Eksternal, yang disebut pula dengan eksogen; dan (3). Faktor Pendekatan Belajar.
Ketiga faktor tersebut hendaknya menjadi perhatian tersendiri oleh pendidik agar proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

1. Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksud di sini adalah hal-hal yang terkait langsung dengan diri
siswa, baik sebagai individu maupun pembelajar. Seorang guru hendaknya melihat kepada
siswa sebagai manusia yang utuh, yang terdiri dari jasmani dan rohani. Dua unsur yang
terdapat pada diri seorang manusia itu tidak dapat dipisahkan dan sekaligus berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya. Karena perbedaan secara individual itulah yang menuntut
seorang pendidik untuk selalu berusaha agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan
yang telah direncanakannya. Mengenali ragam individu ini akan mempermudah guru dalam
menentukan metode yang tepat. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui hal-hal
yang mempengaruhi belajar siswanya yang datang dari diri pribadinya terlebih dulu.
Adapun hal-hal tersebut antara lain:

a. Faktor Bawaan Sejak Lahir


Setiap manusia memiliki karakteristik yang dibawa semenjak lahir yang
berasal dari faktor keturunan. Perbedaan karakteristik individual anak sebagai
subjek didik dapat dilihat dari aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, bahasa, bakat,
nilai, moral, dan sikap. Dari setiap aspek menunjukkan karakteristik individual yang
berbeda, sehingga setiap individu sebagai kesatuan jasmani dan rohani mewujudkan
dirinya secara utuh yaitu keunikannya. Keunikan dan perbedaan individual itu
dipengaruhi oleh perbedaan faktor pembawaan dan lingkungan yang dimiliki oleh
masing-masing individu. Perbedaan individual tersebut membawa implikasi
imperatif terhadap setiap layanan pendidikan untuk memerhatikan karakteristik
anak didik yang unik dan bervariasi tersebut.
b. Inteligensi
Inteligensi adalah kesanggupan individu untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan
tujuannya. Inteligensi sebagian besar bergantung kepada keturunan dan pengalaman
hidup yang telah dialaminya. Setiap anak memiliki potensi yang berkembang
dengan kecepatannya sendiri. Potensi yang dimiliki anak berbeda satu sama lain,
sehingga membutuhkan pembelajaran yang berbeda pula. Pembelajaran yang
diberikan harus mampu mengoptimalkan potensi yang ada agar dapat dimanfaatkan
sebagai keterampilan hidupnya.
c. Kondisi Fisik dan Kecakapan Psikomotor
Faktor ini juga berpengaruh dalam merespon rangsangan yang datang dari
luar. Anak-anak melakukan asimilasi dan akomodasi melalui fisik dengan
memanipulasi lingkungan mereka dalam pembelajaran aktif atau learning by doing9
.Oleh karena itu, seorang guru dituntut aktif dalam mengolah metode dan
pendekatan individual ketika menghadapi siswa yang mempunyai kelainan (cacat
fisik maupun mental) dalam kegiatan belajar.
d. Situasi Emosional
Dalam konteks memahami kondisi emosional anak sebelum memasuki
lingkungan belajar, prinsip dasar yang perlu dibangun adalah tidak ada seorang anak
pun yang memasuki lingkungan belajar dalam kondisi kosong tanpa membawa
pengetahuan. Oleh sebab itu, menggali informasi tentang kondisi emosional siswa
perlu dilakukan guru, mengingat penelitian Thommen dkk. menyimpulkan bahwa
pengalaman anak selama perjalanan menuju sekolah dapat memengaruhi
perkembanga kognitif anak.
e. Usia Siswa
Usia adalah lamanya waktu hidup yang telah dijalani oleh seseorang. Bila
dikembalikan kepada definisi belajar, yaitu proses perubahan perilaku yang
diperoleh dari latihan-latihan dan pengalaman-pengalaman, maka usia siswa akan
sangat berpengaruh terhadap penyerapan pengalaman berikutnya. Laird menyatakan
bahwa pengalaman seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka di masa
kanak-kanak.Pendapat Laird ini senada dengan pendapat Shaffer yang mengatakan
bahwa pengalaman seseorang di masa kini adalah hasil dari akumulasi pengalaman
masa lalu, baik pengalaman positif maupun negatif. Dengan kata lain, pengalaman
yang dibentuk di masa sekarang akan berimplikasi pada perkembangan seseorang di
masa yang akan datang.
f. Jenis Kelamin Siswa
Jenis kelamin siswa juga hal yang perlu diperhatikan. Siswa perempuan misalnya,
mereka cenderung manja kepada gurunya dan membutuhkan perhatian penuh
kerena karakteristiknya yang lembut dan menggunakan perasaan. Berbeda dengan
siswa lali-laki yang memang berkarakter mandiri. Untuk itu seorang guru dituntut
untuk bisa beradaptasi dengan siswa-siswanya di dalam kelas serta pandai dalam
mengolah metode pendekatan pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat diartikan persoalan-persoalan yang tidak terkait langsung dengan
siswa sebagai individu, tetapi ikut berperan bahkan dominan memengaruhi tingkat
kesuksesan dan kegagalan proses pembelajaran. Dalam penanganannya pun, faktor ini lebih
rumit dibanding dengan faktor internal karena kompleksitas dan variatifnya, serta terkait
dengan banyak faktor dan banyak pihak. Adapun faktor-faktor tersebut, antara lain:

a. Lingkungan Keluarga
Kata orang bijak,” al Bayt awwalul madrasah” (Keluarga adalah sekolah
yang pertama) adalah benar adanya. Artinya, jauh sebelum anak manusia belajar
memahami pelajaran sekolah, dia terlebih dahulu menerima pelajaran dari keluarga.
Kegairahan siswa di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh kegairahan ketika ia
berangkat dari rumah yang menyenangkan. Begitu pula siswa akan murung di
dalam kelas apabila berangkat dari rumah setelah mendengar kedua orangtuanya
bertengkar. Hal ini karena memori otak anak didahului oleh input yang kurang
menyenangkan dan tersimpan di dalam memori otaknya.
b. Lingkungan Kelas
Menurut Syaiful suasana kelas yang nyaman dan harmonis dalam belajar,
merupakan syarat mutlak untuk berkembangnya watak anak menjadi positif,
suasana kelas yang nyaman dan harmonis dihasilkan oleh cara pendidik menangani
anak didik.18 Menurut Rahman, faktor yang turut berperan dalam pemeliharaan
kelas adalah: 1) Partisipasi aktif siswa dalam kelas; 2) Manajemen kelas; 3)
Kompetisi yang sehat; 4) Menghormati sesama teman; dan 5) Hubungan guru-murid
yang akademis dan menghargai sopan santun.
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
belajar siswa. Adapun yang dimaksud dalam hal ini adalah lingkungan di mana
siswa tinggal bersama keluarga dalam satu komunitas masyarakat. Dengan siapa
saja siswa bergaul dalam masyarakat sekitar ketika pulang dari sekolah adalah
faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa berikutnya.
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi sekali karena walaupun seorang anak yang
pembawaannya baik tetapi dia di dalam lingkungan yang buruk bisa jadi seorang
anak/siswa bisa saja terpengaruh sehingga bisa menghambat keberhasilan guru
dalam proses belajar mengajar.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar pada dasarnya termasuk faktor eksternal, tetapi dalam
tulisan ini sengaja dibahas secara terpisah untuk memberikan penekanan antara faktor
eksternal yang tidak menyoroti aktivitas belajar dengan faktor yang memang memfokuskan
keterlibatan siswa dalam menerima informasi pengetahuan baik secara fisik maupun
emosional. Adapun faktor-faktor pendekatan belajar meliputi, antara lain:

a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan pembelajaran
berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuannya. Begitu juga siswa, siswa yang
belajar dengan bertumpu pada tujuannya akan mendorong untuk belajar lebih giat
daripada siswa yang belajar tanpa berlandaskan tujuan belajar.
b. Metode Belajar
Siswa Sebagai salah satu komponen belajar mengajar, metode menempati
peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya. Tidak ada satu pun
kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode. Karena metode adalah
cara yang harus ditempuh demi mencapai suatu tujuan tertentu.
c. Media Belajar
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar.” Dengan
demikian, media belajar berarti wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan.
d. Waktu Belajar
Waktu yang diperlukan dalam proses belajar pun mempunyai peranan
penting dalam menentukan keberhasilan siswa belajar. Demikian juga waktu yang
diperlukan oleh mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya pun akan berbeda.
Oleh karenanya, dalam menyelesakan ketuntasan belajar siswa sering kali seorang
guru memberikan waktu tamabahan kepada siswa pada materi tertentu, sepert: les,
bimbingan belajar, privat, dan lain sebagainya.
e. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor penting bagi siswa. Motivasi dapat digambarkan
sebagai kekuatan pendorong yang memberikan energi dan mengarahkan perilaku
siswa. Beberapa variabel internal siswa termasuk emosi, pembelajaran, pemecahan
masalah, dan pemrosesan informasi sangat terkait dengan motivasi.
f. Latihan dan Ulangan
Rasyad mengutip teori yang dikemukakan oleh Thorndike, The Law of Exercise,
yang menyatakan bahwa tiada belajar tanpa latihan. Karena latihan dilakukan dapat
membentuk kebiasaan dan keterampilan yang dapat mengubah tingkah laku belajar.
Pembelajaran sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang saling terkait, yaitu
tujuan, proses, dan evaluasi.
g. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang
disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa
pesan untuk tujuan pengajaran
h. Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar merupakan bahan atau materi
untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTS Nurul amal pada semester ganjil bulan Agustus.
Dengan menyesuaikan jam pelajaran di MTS Nurul amal

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTS Nurul amal, yaitu 36 siswa yang
terdiri dari 16 siswa putri dan 20 siswa putra. Dan obyek penelitian ini adalah melihat
factor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dan minat belajar siswa.

3. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode


deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, dan juga menyajikan data, menganalisis dan
menginterpretasi. Kemudian untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang
mengungkapkan serta menjelaskan permasalahan dan penelitian ini, penulis menggunakan
metode penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan (Library
Research).

1) Penelitian lapangan (Field Research), yaitu penulis menghimpun informasi, data


dan fakta dari objek yang diteliti untuk menemukan secara khusus dari realitas yang
tengah terjadi di lapangan agar lebih objektif dan akurat.
2) Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data dan informasi
dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan,
misalnya berupa buku-buku, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

4. Unit Analisis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan
jenis sampel sistematik. Sampel sistematik yaitu dimulai dengan menentukan jumlah subjek
penelitian dari populasi yang ada yaitu dengan cara memilih poin awal secara acak
kemudian data diambil sesuai sampel interval yang telah ditentukan dan melakukannya
secara berulang. Jadi dalam penelitian ini terdapat populasi sebanyak 104 siswa yang ada di
MTS Nurul amal. Kemudian peneliti menentukan subjek penelitian yaitu sebanyak 36
siswa

5. Instrumen Penelitian
a. Peneliti

Peneliti merupakan instrumen karena peneliti sekaligus sebagai perencana,


pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi
pelapor penelitiannya (Lexy J. Moleong 2007: 168)

b. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi yaitu lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran problem based learning dan lembar hasil belajar siswa.
Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran problem based learning digunakan sebagai
pedoman peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran problem based
learning. Sedangkan lembar observasi hasil belajar siswa digunakan pada setiap
pembelajaran sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan
tujuan penelitian.

c. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan guru
dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning.

d. Tes
Dalam model pembelajaran Problem Based Learning digunakan pre test, post test.
Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana prestasi siswa mengenai materi ruang
dan interaksi antarruang dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning.

e. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana


pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai siswa, daftar kelompok, dokumen guru
mengenai nilai siswa semester ganjil, dan foto-foto selama proses pembelajaran.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi hasil belajar
siswa dan obsevasi pelaksanaan pembelajaran problema Based Learning.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa mengenai
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning.

c. Tes

Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah mempelajari materi ruang dan interaksi antarruang dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning.

d. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, lembar wawancara,
catatan lapangan, daftar kelompok siswa, dan foto-foto selama proses pembelajaran.
7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data,
penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian
data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan
diringkas sehingga mudah dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan
penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan
dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2005:83)
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, P. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata


pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah).

Ansori, I., Endang, B., & Yusuf, A. (2016). Analisis faktor-faktor penyebab rendahnya
prestasi belajar pada siswa kelas viii sekolah menengah pertama. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(10).

Mohamad Samsudin (2020) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar Samsudin, M.


(2020). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar. Eduprof: Islamic Education
Journal, 2(2), 162-186.

Rahmayanti, V. (2016). Pengaruh minat belajar siswa dan persepsi atas upaya guru dalam
memotivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa SMP di
Depok. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2).

Anda mungkin juga menyukai