Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 DELITUA

MELALUI METODE

Dosen Pengampu : Drs. Isran Rasyid Karo-Karo, M. Pd

Disusun Oleh

Kelompok 10:

1. Isna Yusra (0305303007)


2. Mei Syarah Siregar (0305202089)
3. Siti Syachrani (0305202091)
4. Shakila Salsabila (0305202107)

KELAS/SEMESTER: PMM-3/VII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS

ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SUMATERA UTARAMEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melimpahkan segala nikmat kesehatan sehingga

kami dapat menyelesaikan proposal saya yang berjudul “ EVALUASI HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 DELITUA MELALUI METODE

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk mempelajari cara

pembuatan skripsi pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara dan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan jurusan Pendidikan Matematika. Pada pembuatan proposal ini,

kami mengambil sumber dari beberapa buku dan jurnal sebagai bahan rujukan dan

bacaan. Kami berharap agar penelitian ini bisa menjadi salah satu cara untuk

meningkatkan pembelajaran di kelas, serta dapat menambah wawasan serta

pengetahuan bagi peneliti dan pembaca. Sekiranya materi yang kami sajikan dapat

membantu untuk menambah ilmu serta membantu dalam memecahkan masalah di kelas.

Kami menyadari bahwa proposal skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca

guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal skripsi ini. Akhir

kata, kami berharap semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi para peneliti dan

pembaca.

Medan, 02 Oktober 2023


Kelompok 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pengajaran secara sadar dan terencana

yang bertujuan agar anggota masyarakat mampu menggali, mengenal, memahami,

merealisasikan, menguasai, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang diakui

secara umum serta bermanfaat bagi kehidupan dan perkembangan pribadi

masyarakat, bangsa dan negara. Kemajuan yang dicapai sangat pesat dari waktu

ke waktu, dimulai dari perubahan di bidang ekonomi, sosial, teknologi dan

pendidikan. Pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang lebih

modern dibandingkan zaman dahulu, karena proses perubahan tersebut didukung

oleh berbagai aspek positif dan perjuangan guru dan orang tua yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang sama.

Belajar merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang dilakukan manusia

secara sadar dalam rangka meningkatkan kemampuannya yang diikuti dengan

perubahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu

sendiri. Belajar merupakan salah satu kegiatan siswa yang berlangsung dalam
lingkungan belajar. Pembelajaran diperoleh melalui lembaga pendidikan formal

dan nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang umum ada di

Indonesia adalah sekolah yaitu tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar

yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa.

Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, kita harus berusaha

semaksimal mungkin untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan

meningkatkan mutu pendidikan, karena kemajuan pendidikan berdampak luas

pada semua bidang pemikiran manusia dan setiap generasi muda harus

mempelajari suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberhasilan tujuan

pendidikan bergantung pada bagaimana siswa mengalami proses belajar

mengajar dan guru harus cermat memilih dan menerapkan metode pengajaran

yang sesuai untuk mencapai tujuan. Namun dalam proses pencapaian suatu

tujuan yang baik pasti akan terdapat permasalahan yang menghambat

terwujudnya tujuan tersebut, seperti halnya dalam bidang pendidikan pasti akan

terdapat permasalahan pada pembelajaran siswa.

Oleh karena itu, salah satu faktor yang mempengaruhi terwujudnya

pendidikan bermutu adalah guru melaksanakan proses pembelajaran secara

kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan hasil pembelajaran yang bermutu.

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu dari setiap

sekolah. Melalui pendidikan yang berkualitas, setiap orang dapat dipersiapkan

untuk masa depan yang lebih baik. Sebagai partai politik yang dipercayakan oleh

rakyat untuk mengurus kehidupan negara dan bangsa, pemerintah mempunyai

kewajiban untuk melaksanakan hak warga negara atas pendidikan.

Dalam era pendidikan yang terus berkembang, terdapat pendekatan

pembelajaran yang lebih efektif. Salah satunya adalah pendekatan problem based
learning (PBL) yang menekankan pada pemecahan masalah secara aktif. Model

Pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran kooperatif

yang menuntut siswa untuk aktif dan memotivasi siswa supaya dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasi materi pelajaran yang

dipelajari.

Penekanan yang kuat pada pemahaman matematika melalui pemecahan

masalah membuat PBL melampaui paradigma pembelajaran konvensional.

Metode PBL memiliki beberapa kelebihan dalam evaluasi hasil belajar matematika

siswa. Pertama, metode ini mengaktifkan siswa secara aktif dalam pemecahan

masalah, sehingga mereka dapat lebih menginternalisasi konsep matematika

dengan lebih baik. Kedua, evaluasi melalui PBL memungkinkan siswa untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis yang penting dalam

pemecahan masalah matematika.

Evaluasi pada hakikatnya adalah suatu proses yang sistematis dan

berkesinambungan untuk menentukan mutu (nilai dan kebermaknaan) suatu hal

berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam pengambilan keputusan.

Penilaian adalah proses menentukan sejauh mana tujuan pendidikan telah

tercapai.

Dapat dikatakan evaluasi adalah proses evaluasi yang berkesinambungan

terhadap program yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memahami sejauh

mana program yang dilaksanakan telah mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Upaya peningkatan mutu program pembelajaran memerlukan hasil

dan evaluasi terhadap program pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu,

untuk dapat memutakhirkan program pendidikan, termasuk program pembelajaran,


perlu dilakukan kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang berjalan

maupun yang telah dijalankan sebelumnya.

Selanjutnya untuk dapat mengembangkan program yang lebih baik, perlu

dilakukan evaluasi program pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan

dan hasil belajar siswa. Tanpa penilaian, kita tidak dapat mengetahui seberapa

besar keberhasilan suatu program pembelajaran mempengaruhi hasil dan

peningkatan pembelajaran yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu, secara umum

evaluasi program bertujuan untuk mengetahui derajat keberhasilan suatu program

yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan.

Kegiatan evaluasi pembelajaran meliputi kegiatan evaluasi yang dilakukan

guru pada saat memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Bagi guru,

penilaian pembelajaran merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan pengajaran, karena melalui kegiatan penilaian, guru dapat memperoleh

informasi mengenai pencapaian hasil belajar. Selain itu, melalui penilaian, guru

akan memperoleh informasi tentang materi yang digunakannya, apakah dapat

diterima siswa atau tidak.

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan penulis di SMP Negeri 1 Delitua,

data yang diperoleh penulis mengungkapkan bahwa rendahnya hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika merupakan salah satu masalah yang ingin guru

perbaiki, untuk itu dibutuhkannya model pembelajaran agar meningkatkan hasil

belajar siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan dan kemampuan zaman yang

menuntut siswa untuk memiliki kecakapan berfikir, kecakapan interpesonal,

kecakapan beradaptasi dengan baik, kecakapan ilmiah yang nantinya diperlukan

dalam dunia kerja maka dibutuhkan model pengajaran yang sesuai salah satunya

adalah model problem based learning (PBL).


Dengan latar belakang ini, SMP Negeri 1 Delitua dapat menggunakan

evaluasi hasil belajar matematika siswa kelas VII melalui metode problem based

learning untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam matematika dan

mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka.penulis tertarik untuk

meneliti lebih mendalam tentang "Evaluasi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

VII Di SMP Negeri 1 Delitua Melalui Metode "

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat penulis identifikasi

masalah penelitian ini adalah:

1. Siswa kurang respon terhadap proses belajar yang dilakukan.

2. Dalam kegiatan review materi pembelajaran yang disampaian, siswa kurang

memahami materi yang telah disampaian guru saat proses pembelajaran.

3. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah

penelitian yang akan diteliti. Agar penelitian ini tidak terlalu meluas maka dalam

pelaksanaan penelitian ini penulis perlu membatasi masalah. Berdasarkan

permasalah dan identifikasi masalah, maka batasan masalah dari penelitian ini

adalah:

1. Masalah dalam penelitian ini adalah evaluasi pembelajaran.

2. Evaluasi hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran mata

pelajaran Matematika kelas VII melalui metode problem based learning.

3. Penelitian yang dilakukan adalah pada tahun ajaran 2023/2024.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut: adakah evaluasi hasil belajar

matematika siswa kelas VII Di SMP Negeri 1 Delitua melalui metode problem

based learning?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui evaluasi hasil pembelajaran yang dilaksanakan di

sekolah.

b. Unutk mengetahui evaluasi hasil pembelajaran matematika siswa kelas VII

di SMP Negeri 1 Delitua melalui metode problem based learning.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai dasar pijakan

untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan model PBL, selain itu

penelitian ini juga sebagai acuan bagi peneliti sendiri dalam melaksanakan

penelitian ilmiah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang evaluasi hasil pembelajaran matematika melalui

problem based learning.

b. Secara praktis merupakan sumbangan pemikiran bagi guru sekolah, dan

pengelola pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu layanan

pendidikan. Model problem based learning yang dilakukan pada penelitian

ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan dirinya menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran dan dapat membutuhkan kesempatan bagi siswa dalam

memecahkan masalah dengan berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif

sehingga meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah “ hasil interaksi antara belajar mengajar dan sering

dinyatakan dengan hasil tes yang diberikan oleh guru” . Menurut pandangan lain,

hasil belajar merupakan hasil interaksi antar tindakan pembelajaran dan sering

dinyatakan dengan hasil tes yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar merupakan hasil interaksi antara tindakan belajar siswa dan

tindakan pendidikan yang dilakukan oleh guru diakhiri dengan tindakan pendidikan

proses penilaian, dimana tindakan belajar merupakan puncak dari proses

pembelajaran dengan meningkatnya kemampuan. Sedangkan menurut Sudjana,

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran yang

mendalam. Definisi luasnya mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pernyataan ini menekankan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari proses

belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa ditujukan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang fokusnya adalah siswa, karena dengan

adanya aktivitas belajar siswa dalam proses tersebut akan berdampak pada

terciptanya situasi belajar yang positif. Apa yang dicapai siswa setelah proses

pembelajaran ditunjukkan melalui hasil tes diberikan oleh guru setiap selesai

pembelajaran, materinya berdasarkan topik yang dipelajari.

2. Ciri-ciri Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

menyerap pengalaman belajar. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam


bukunya Sudjana membagi tiga jenis hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan

kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.

Belajar adalah suatu proses di mana perilaku diciptakan atau dimodifikasi

melalui latihan atau pengalaman. Ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Bertambahnya kemampuan dan adanya perubahan. Perubahan

perilaku datang dalam bentuk pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotor), nilai dan sikap (afektif).

b. Perubahan tersebut tidak hanya berlangsung sesaat tetapi bersifat

permanen atau dapat disimpan.

c. Perubahan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan harus dilakukan

dengan usaha. Perubahan terjadi karena interaksi dengan

lingkungan.

d. Perubahan tersebut bukan semata-mata karena

pertumbuhan/kematangan fisik, juga bukan karena kelelahan,

penyakit, atau efek pengobatan.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

dalam diri siswa dan faktor luar siswa. Dari sudut pandang ini, faktor yang

dimaksud adalah faktor internal siswa, perubahan kemampuannya, sebagaimana

ditegaskan Clark yang menyatakan bahwa prestasi siswa di sekolah dipengaruhi

70% oleh kemampuan siswa dan 30% oleh lingkungan. Begitu pula dengan faktor

luar diri siswa khususnya lingkungan yang paling dominan berupa kualitas

akademik.

Berdasarkan pandangan di atas, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor yang ada di dalam diri siswa, yaitu kemampuan pribadi (internal) dan faktor

di luar (eksternal) siswa yaitu lingkungan. Dengan demikian, hasil belajar adalah

apa yang dicapai atau diraih oleh peserta didik melalui usaha atau pemikirannya,
yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan dasar

dalam berbagai aspek lainnya secara bersama-sama sehingga muncul dalam diri

individu dengan menggunakan penilaian terhadap sikap dasar, pengetahuan dan

keterampilan yang ada dalam berbagai aspek kehidupan sehingga perubahan

perilaku dapat diamati secara kuantitatif pada individu.

3. Tipe-tipe Hasil Belajar

Ada aturan bahwa semua pembelajaran selalu membuahkan hasil, hasil

inilah yang kita sebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar siswa tidak selalu berupa

nilai atau nilai dari hasil tes yang diambilnya. Belajar adalah suatu proses aktif

mempelajari hal-hal baru dengan menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki.

Ada tiga standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar pada

kelompok mata pelajaran pendidikan agama Islam: penilaian patokan (PAP),

penilaian acuan kelompok (PAK) dan penilaian acuan nilai (PAN).

Ada beberapa jenis hasil belajar yang dihasilkan siswa. Sistem pendidikan

nasional mengembangkan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi standar

keluaran Benjamin Bloom untuk menentukan jenis standar keluaran, khususnya:

a. Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil belajar intelektual mencakup

enam jenis hasil belajar, yaitu:

1) Pengetahuan atau ingatan

Jenis hasil belajar pengetahuan meliputi tingkat kognitif yang

paling pendek. Namun hasil belajar jenis ini merupakan syarat untuk

hasil belajar jenis berikutnya, misalnya hafalan merupakan syarat

pemahaman siswa.

2) Pemahaman

Pemahaman terbagi menjadi tiga tipe, tipe pertama tingkat

yang paling rendah adalah memahami terjemahan, yaitu terjemahan


kata dalam arti sebenarnya. Tingkat kedua adalah pemahaman

interpretatif, artinya menghubungkan bagian sebelumnya dengan

apa yang diketahui selanjutnya. Pemahaman tingkat ketiga adalah

pemahaman dengan ekstrapolasi, dimana siswa diharapkan mampu

memahami apa yang tertulis dan membuat prediksi mengenai akibat

yang ditimbulkan.

3) Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi dalam situasi konkrit

atau situasi tertentu. Abstraksi dapat berupa ide, teori, atau petunjuk

teknis.

4) Analisis

Upaya menyusun suatu keseluruhan menjadi unsur-unsur atau

bagian-bagian sehingga hierarki atau strukturnya jelas.

5) Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau grafik menjadi suatu bentuk

keseluruhan.

6) Evaluasi

Membuat keputusan tentang nilai sesuatu dapat dilihat dari

segi tujuan, ide, metode kerja, resolusi, pembelajaran, dll.

b. Ranah afektif, berkaitan dengan sikap atau nilai. Jenis hasil belajar

pada ranah afektif tampak pada diri siswa dalam berbagai perilaku

seperti memperhatikan pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghormati guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan

hubungan sosial.

c. Ranah psikomotor muncul sebagai keterampilan dan kemampuan

individu dalam bertindak.


Berdasarkan pandangan di atas maka penulis dapat memahami bahwa

hasil belajar itu ada banyak macamnya, khususnya hasil belajar pada bidang

kognitif (pengetahuan siswa tentang hasil belajar pembelajaran intelektual,

mengingat, menerapkan, memahami, menganalisis dan mengevaluasi), ranah

afektif (hasil belajar yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa, perilaku dan

etika), dan ranah psikomotorik atau kemampuan keterampilan siswa.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses aktif mempelajari hal-hal baru dengan

menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki. Disini terjadi penyesuaian ilmu

yang telah kita miliki dengan ilmu yang baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi

terhadap informasi yang diperoleh, apakah ilmu yang kita miliki masih relevan atau

perlu memperbarui ilmu berdasarkan perkembangan saat ini.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

dalam diri siswa dan faktor luar siswa. Menurut sudut pandang ini, faktor yang

dimaksud adalah faktor dalam diri peserta didik, perubahan kemampuannya.

Begitu pula dengan faktor luar diri siswa, khususnya lingkungan, yang mempunyai

pengaruh paling besar terhadap mutu pembelajaran.

Dengan demikian, dalam penelitian ini hasil belajar dipahami sebagai hasil

yang dicapai peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, yang

dinyatakan dengan hasil tes yang diberikan guru setiap selesai pemberian materi

pembelajaran tentang suatu mata pelajaran.

B. Model Pembelajaran

Model atau pembelajaran berdasarkan masalah

merupakan model pembelajaran yang didesain menyelesaikan masalahyang disajikan.

Menurut Arends (Arends, 2008). PBL merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan

berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang
dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi danpenyelidikan. PBL membantu

peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan

menyelesaikan masalah.

Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences

of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari

pelaksanaan PBL di Mc Master adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada

masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan

dan belajar berdasar masalah. Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of

Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang

mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan PBL di Maastrich terletak pada konsep tes

kemajuan (progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya

program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara

keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia (Royani & Saufi,

2016).

Model pembelajaran PBL merupakan suatu model pembelajaran dengan

menghadapkan siswa pada masalah-masalah sederhana sebagai pijakan dalam belajar

atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Permasalahan

tersebut diantaranya adalah bagaimana pemahaman konsep matematis seorang peserta

didik (Agustina, 2018). Model pembelajaran dapat membantu

peserta didik mengaitkan materi pembelajaran dengan permasalahan di dunia nyata

sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep

yang esensial dari materi pelajaran dan berusaha untuk mencari pemecahan masalah

secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret (Aklimawati, Mahmuzah, &

Rahmat, 2019).

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran yaitu:


1) Pendidik membahas tujuan pembelajaran dan mengorientasikan

peserta didik terhadap masalah.

2) Pendidik dapat mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

3) Pendidik dapat membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok.

4) Peserta didik mengembangkan pemikiran dan menyajikan hasil

pemikiran.

5) Peserta didik menganalisis daan mengevaluasi proses pemevahan

masalah.

Model pembelajaran ini memiliki kelebihan, yaitu melatih

keterampilan berpikir peserta didik dan melatih kemampuan peserta didik dalam

memecahkan masalahnya sendiri serta mendorong peserta didik untuk aktif dalam

proses pembelajaran. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran ini ialah apabila

peserta didik tidak mempunyai minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah

yang digali sulit untuk dipecahkan, maka peserta didik akan merasa enggan untuk

mencobanya.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat dipahami sebagai jawaban sementara terhadap suatu

permasalahan penelitian sampai dibuktikan dengan data yang terkumpul. Berdasarkan

pengertian tersebut, hipotesis berarti suatu jawaban sementara terhadap suatu

permasalahan penelitian dimana penelitian tersebut harus membuktikan kebenaran

jawaban tersebut di lapangan atau di tempat penelitian.

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: terdapat hubungan yang signifikan

antara penilaian hasil pembelajaran dengan model pembelajaran

di SMP N 1 Deli Tua.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Terkait dengan topik penelitian penulis, khususnya dampak evaluasi untuk

mengetahui lebih jauh tentang hasil pembelajaran Matematika, penulis perlukan

Sebutkan bentuk, jenis, sifat dan bidang penelitian sebagai berikut Ini: Penelitian yang

dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif. Mempelajari Korelasi adalah “ studi

korelasional yang bertujuan mencari tahu apakah suatu hubungan ada dan, jika ya,

seberapa dekat hubungan tersebut dan apakah hubungan itu penting atau tidak.

Sedangkan jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah termasuk dalam

kategori kuantitatif karena alur pemikiran yang digunakan penulis mulai dari model

teoritis menuju data diakhiri dengan menerima atau menolak teori yang digunakan.

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah “ definisi berdasarkan atribut hal-hal tertentu

dapat diamati, diamati, dan diukur.” Variabel adalah “ properti yang dapat memiliki

nilai berbeda atau sesuatu yang berbeda” . Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan

bahwa pengertian operasional suatu variabel adalah suatu petunjuk deskriptif yang

menjelaskan tentang suatu variabel yang akan dipelajari atau diamati. Dengan

demikian variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas ( Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika)

Variabel bebas adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel bebas.

Variabel bebas penelitian ini adalah aktivitas penilaian pembelajaran yang dilakukan

oleh guru. Evaluasi formatif merupakan penilaian terhadap hasil belajar yang dicapai

siswa nantinya menyelesaikan program dalam mata pelajaran utama suatu bidang
studi khususnya proses sistematis pengumpulan, Menganalisis dan menafsirkan

data untuk menentukan apakah seorang siswa dianggap telah mencapai tujuan

pengetahuan atau keterampilan yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran.

Adapun indikator evaluasi Proses pembelajaran Matematika adalah:

a. Evaluasi program pembelajaran

Sub indikator:

Evaluasi terhadap tujuan pengajaran,

Evaluasi terhadap isi program pengajaran, dan

Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.

b. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran Matematika

Sub indikator:

Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan

garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan

Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.

Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.

Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran

berlangsung

Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.

Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori

yang diperoleh didalam kelas dan upaya menghilangkan dampak negatif

yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.


c. Evaluasi Hasil belajar Matematika

Sub indikator :

Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuantujuan

khusus.

Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuantujuan

umum.

2. Variabel Terikat (Hasil Belajar Matematika)

Variabel terikat adalah “ variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui

besarnya efek atau pengaruh variabel lain” . Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar Matematika. Hasil belajar adalah hasil dari interaksi tindak belajar

murid dan tindak mengajar yang dilakukan oleh Guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi, sedang tindak belajar merupakan puncak dari proses belajar dengan

meningkatnya kemampuan. Adapun indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah

hasil belajar mata pelajaran Matematika kelas VII di SMP Negeri 1 Delitua yang di

ambil dari leger.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “ keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi

atau studi sensus” . Dengan demikian populasi yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah keseluruhan subjek yang akan menjadi titik perhatian dalam pelaksanaan

penelitian.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII di SMP Negeri 1 Delitua yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 19 laki-laki dan

10 perempuan.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah “ sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti” . Sampel

adalah “ sebagian dari jumlah dan ciri-ciri suatu populasi” . Sampel merupakan

perwakilan dari populasi yang ada, sehingga dalam pengambilan sampel harus

mewakili dan benar-benar mewakili seluruh populasi yang ikut serta dalam penelitian.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster

sampling, yaitu populasi tiap kelas mempunyai rata-rata jumlah yang kurang lebih

sama. “ Kami menyebutnya cluster sampling karena pengambilan sampel dilakukan

atas dasar kelompok atau populasi yang mempunyai kesamaan karakteristik. Metode

ini digunakan jika anggota populasi dianggap homogen. Dalam teknik ini, sampel

terdiri dari sekelompok anggota cluster dan bukan anggota populasi yang dipilih satu

per satu secara acak.

Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Delitua yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari

19 laki-laki dan 10 perempuan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Queisioner (Angket )


Kuesioner atau angket adalah “ sejumlah pertanyaan tertulis yang ditujukan

untuk digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti melaporkan

hal-hal yang bersifat pribadi atau diketahuinya.

Angket adalah “ suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan

kuesioner (daftar pertanyaan/yang harus diisi) untuk diisi langsung oleh responden,

seperti yang dilakukan dalam penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan opini

masyarakat” .

Ada dua jenis metode angket: langsung dan tidak langsung, dalam penelitian

ini penulis akan menggunakan metode angket langsung dimana data angket

dikirimkan kepada responden khususnya guru SMP Negeri 1 Delitua untuk

mengumpulkan data penilaian pembelajaran. Setelah itu dilakukan penutupan angket

atau dengan cara responden diberikan pertanyaan pilihan ganda untuk mendapatkan

jawaban mengenai penilaian hasil belajar, jumlah pertanyaan penulis sesuaikan

dengan indikator penilaian hasil belajar.

Dalam penelitian ini digunakan angket pilihan ganda (multiple choise) dengan

3 alternatif jawaban, yaitu a, b, dan c masing-masing sebanyak 15 item Sedangkan

untuk memberikan penilaian pada setiap alternatif yang telah disediakan dalam

angket adalah sebagai berikut:

a. Pilihan (SS) penulis beri nilai 5 (lima)

b. Pilihan (S) penulis beri nilai 4 (empat)

c. Pilihan (JS) penulis beri nilai 3 (tiga)

d. Pilihan (TP) penulis beri nilai 2 (dua).

2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah “ metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari sumber tertulis atau dokumenter, baik berupa buku, majalah, peraturan, notulensi

rapat, catatan harian, dan lain-lain.

Penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data hasil

pembelajaran siswa melalui dosen, populasi siswa, struktur organisasi sekolah, staf,

sarana dan prasarana, rencana lokasi, sejarah berdirinya sekolah, dan dokumen

lainnya dapat mendukung penelitian.

3. Observasi

Observasi diartikan sebagai mengalami dan mencatat Mensistematisasikan

tanda-tanda yang muncul pada objek penelitian. Observasi adalah pengamatan yang

disengaja dan sistematis terhadap fenomena sosial yang mewujudkan gejala-gejala

psikologis untuk kemudian dicatat. Definisi lain dari observasi adalah “ pengamatan

sistematis dan pencatatan gejala-gejala yang terjadi pada suatu objek penelitian” .

Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati langsung objek penelitian di lapangan

terkait penilaian proses pembelajaran.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “ alat atau sarana yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan efisien, dalam arti hati-hati,

lengkap dan sistematis agar pengelolaannya lebih mudah.

Kisi-kisi adalah "tabel yang menunjukkan hubungan antara peristiwa yang

disebabkan dalam baris dan peristiwa yang disebutkan dalam baris dan peristiwa

yang disebutkan dalam kolom". Kisi-kisi berfungsi untuk menunjukkan hubungan

antara variabel yang diteliti dengan sumbernya. data dari mana data dikumpulkan,

metode yang digunakan dan alat yang disiapkan.


5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah “ Proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan di interpretasikan” . Tujuan dari penganalisisan data dari

Penelitian kuantitatif adalah untuk menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari

sejumlah data yang terkumpul. Teknik analisis data digunakan untuk melihat ada

hubungan antara kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar siawa, maka rumus yang

digunakan adalah One sampel T-tes dengan menggunakan SPSS versi 16.00.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, J. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa S1 Tadris

Matematika IAIN Bengkulu. , 26.

Aklimawati, Mahmuzah, R., & Rahmat, Q. (2019, April). Pembelajaran Problem Based

Learning pada Materi Barisan dan Deret di SMA Negeri 1 Darul Imarah.

, 148.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arends, R. I. (2008). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :

Pustaka

Pelajar.

Dimyati, Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rinneka Cipta.

Fadilah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Yogyakarta: Ar-

Ruzz

Media.

Kiptiyah, M. (2006). Persepsi Siswa Tentang Bimbingan Belajar dan Minat Belajar Serta

Hubungannya dengan Hasil Belajar IPS Ekonomi, Skripsi. Universitas Jambi. Jambi.

Neolaka, Amos. (2014). Metode Penelitian dan Statistik. Bandung : PT Remaja Rosda

Karya.

Offset.
Purwanto. (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Purwanto, N. (2006). Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Royani, H. M., & Saufi, M. (2016, Agustus). Problem Based Learning: Solusi Pembelajaran.

, 128.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru.

Jakarta:

Rajawali.

Sastrawati, E. (2011). Pengaruh Media Pembelajaran Problem Based Learning dan

Strategi

Metakognitis terhadap Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi pada Mata Pelajaran

Matematika Sekolah Menengah Pertama. Tidak dipublikasikan.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rhineka Cipta

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : PT Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D).

Bandung : Alfabeta.

Wena, K. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.

Yuliwulandana, N. (2015). Evaluasi Pedidikan. Metro: STAIN Jurai Siwo.

Anda mungkin juga menyukai