Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No.2, April 2021

Tata Tertib Sekolah Berperan Sebagai Pengendali Perilaku Siswa di SD Inpres Raja
Kecamatan Morotai Selatan Barat

Oktovina Mabuka

Guru SD Inpres Raja, Morotai


E-mail. oktomabuka@gmail.com
Info Artikel Abstract:
Sejarah Artikel: The objectives to be achieved in this study were to determine
Diterima: 30 Maret 2021 1) the role of school discipline as controlling student behavior
Direvisi: 810 April 2021 in SD Inpres Raja, Morotai Selatan Barat Subdistrict, 2) the
Dipublikasikan: April 2021 influence of school discipline on the behavior of students of SD
e-ISSN: 2089-5364 Inpres Raja, Morotai Selatan Barat Subdistrict. This type of
p-ISSN: 2622-8327
research used in this research is qualitative research. The
DOI: 10.5281/zenodo.4724351
results of this study are, SD Inpres Raja implements discipline
by using a control system, in addition to making it easier for
teachers, this discipline is also felt to be able to shape and
change student behavior for the better. By giving penalties for
violating the rules and giving rewards for those who do good
according to what is stated in the code of conduct. With this
discipline, students are more careful in taking action, students
must be more able to choose what is good for them and what
is not good for them. Because with this discipline, students feel
that they are always being watched so they are careful

Keywords. School Rules of Conduct, Controlling Student


Behavior

PENDAHULUAN mengenainya. Dimyati dan Mudjiyono,


(2015: 53)
Perilaku terjadi melalui proses Setiap individu memiliki perilaku
adanya interaksi antara individu dengan yang berbeda-beda antara seseorang yang
lingkungannya sebagai keadaan jiwa untuk satu dengan seseorang yang lainnya. Salah
berpendapat, berpikir, dan bersikap yang satunya adalah perilaku siswa, dimana
merupakan gerakan dari berbagai aspek perilaku siswa merupakan semua aktivitas
baik fisik maupun non fisik. Perilaku yang yang dilakukan oleh seseorang yang sedang
ada pada individu tidak timbul sendirinya, mengikuti program pendidikan pada suatu
tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus sekolah atau jenjang pendidikan tertentu.
atau rangsangan yang mengenai individu, Perilaku siswa ditunjukkan dalam bentuk
perilaku itu merupakan jawaban atau
respons terhadap stimulus yang

360
kegiatan seperti melaksanakan tugas piket, tata tertib di sekolah, dapat melatih dan
belajar kelompok dan lain sebagainya. membentuk kepribadian siswa yang selalu
Berbicara tentang tata tertib di mematuhi aturan yang berlaku, hal ini
sekolah, kita dapat ketahui kegiatan apa sesuai dengan pernyataan Tu’u (dalam
saja yang menunjukkan kedisiplinan siswa Amri, 2013: 163) yang menyatakan tata
di sekolah, misalnya setelah bel masuk tertib dapat menata kehidupan bersama,
berbunyi anak-anak memasuki kelas membangun kepribadian, dan melatih
dengan tertib sambil bersalaman dengan kepribadian. Selain tata tertib juga sangat
gurunya, kemudian memberi salam pada penting, karena dapat berpengaruh pada
guru dan berdoa untuk memulai pelajaran, hasil belajar yang akan diperoleh siswa,
kemudian mereka mendengarkan dengan adanya tata tertib siswa dalam
penjelasan materi dari gurunya. selanjutnya belajar, maka pola belajar mereka lebih
pada saat pembelajaran berlangsung, para teratur dan terarah sehingga hasil belajar
siswa ada yang mencatat, berdiskusi, mereka juga maksimal.
bertanya, menanggapi, memanfaatkan Siswa adalah subjek yang terlibat
media yang ada, menjawab pertanyaan guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah,
maupun pertanyaan teman, bahkan ikut namun pada umumnya siswa belum
aktif dalam menjelaskan serta menyadari pentingnya belajar (Dimyati dan
mengembangkan materi yang ada. Hal itu Mudjiyono, 2009: 22). Untuk belajar secara
semua merupakan kegiatan pembelajaran konsisten dan bersunguh-sungguh
yang sepatutnya dilakukan oleh siswa. sangatlah sulit dilakukan para siswa, karena
Di sekolah-sekolah sering sekali dalam belajar diperlukan adanya kesadaran
terjadi masalah kurangnya mematuhi tata diri. Melalui kesadaran diri untuk belajar
tertib siswa, misalnya terlambat datang ke inilah dapat tercermin disiplin belajar
sekolah, tidak memakai seragam yang dalam diri siswa.
sesuai, tidak membuat PR, tidak membuat Agar proses pembelajaran berjalan
tugas yang diberikan, membolos, merokok, lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi
dan bahkan tidak membawa buku pelajaran. tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang
Ini menunjukkan bahwa tata tertib belum tinggi. Membiasakan hidup disiplin,
menjadi budaya bangsa Indonesia. Hal ini apalagi disiplin dalam belajar pada diri
sejalan dengan pendapat Wibowo (2012: 1- siswa tidaklah mudah, banyak faktor yang
16) yang mengatakan karakter orang mempengaruhinya antara lain sumber
Indonesia itu masih sangat buram, salah belajar, pendidik, orang tua, dan siswa.
satunya adalah tata tertibn. Kemudian Sehingga siswa juga memegang peranan
dalam penelitian Ariefianai (2013: 8) dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebab
memperoleh data tentang tata tertib siswa, itulah usaha yang dapat dilakukan dalam
yaitu dari 64 orang siswa dapat disimpulkan pencapaian tujuan pendidikan salah satunya
29 orang (45,3%) menunjukkan dikategori yaitu membiasakan hidup disiplin belajar
rendah untuk ketepatan waktu, 29 orang bagi siswa, disamping itu pendidikan dalam
(49,3%) menunjukkan dikategori sedang keluarga juga sangatlah penting.
untuk ketaatan pada aturan sekolah, dan 29 Tata tertib merupakan prilaku siswa
orang (45,3%) menunjukkan dikategori yang tidak secara otomatis melekat pada
rendah untuk ketanggung jawaban. dirinya sejak lahir, tetapi dibentuk oleh
Dari masalah-masalah tata tertib lingkungan melalui pola asuh dan
siswa di atas dapat menyadarkan kita perlakuan orang tua, guru, dan masyarakat.
betapa pentingnya tata tertibn terutama bagi Individu yang memiliki sikap disiplin akan
generasi bangsa Indonesia. Untuk mampu mengendalikan dan mengarahkan
membentuk generasi bangsa yang sadar dirinya pada prilaku yang taat, patuh, serta
akan tata tertib yang tinggi, kita perlu menunjukkan keteraturan terhadap
memulainya dari sekolah. Dengan adanya peraturan dan norma-norma yang

361
diberlakukan. Hal ini sejalan dengan budaya nasioanl, HAM, dan niai-nilai yang
pendapat (Amtu, Onisimus. 2011: 167) mendukung proses pendidikan yang efektif.
bahwa upaya yang dapat dilakukan dalam Tata tertib sebagai upaya pengendalian
pembentukan tata tertib yaitu melalui merupakan salah satu instrument
pembiasaan, perubahan pola, sistem aturan, pendukung berjalannya berbagai fungsi
sistem sanksi, dan penghargaan dari dalam yang kesemauannya berjalan searah
diri anak itu sendiri, pendidik, serta sebagai usaha mencapai tujuan agar semua
lingkungan. fungsi dapat berjalan dengan baik, dan
Berbicara tentang tata tertib, sangat dapat tercapai dengan baik, dan dapat
berkaitan erat dengan motivasi. Menurut tercapai tujuan lembaga pendidikan. Oleh
Daryanto (2013: 50) salah satu yang karena itu, maka tata tertib sekolah harus
mempengaruhi perkembangan tata tertib fungsional.
adalah motivasi, karena jika seseorang Tujuan penerapan tata tertib sekolah
memahami apa yang diinginkan dan apa sebagai salah satu pengendalian perilaku
yang harus dilakukan untuk hidup terasa siswa di SD Inpres Raja adalah untuk
lebih nyaman, menyenangkan, sehat dan membentuk perilaku siswa yang taat pada
sukses, akan memotivasi siswa untuk peraturan, dan menumbuhkan sikap yang
membuat perencanaan hidup dan mematuhi disiplin bagi siswa, guru, karyawan serta
perencanaan yang dibuat atas kemauan dan meminimalisir perilaku menyimpang yang
kesadaran dirinya sendiri, sehingga akan mungkin saja bisa terjadi pada siswa.
menumbuhkan sikap disiplin dalam diri Diharapkan dengan keberadaan tata tertib
seseorang. yang dilaksanakan secara kontinu akan
Tata tertib siswa sangat penting menghasilkan sekolah yang memiliki
sebagai aturan yang harus dipatuhi oleh tingkat kedisiplinan yang tinggi.
peserta didik, bahkan setiap kelas dapat Berdasarkan observasi pendahuluan dan
membuat tata tertib sendiri untuk kelasnya wawancara lisan dengan Guru SD Inpres
masing-masing. Tata tertib untuk unit-unit Raja, penulis telah mengidentifikasi
kegiatan di sekolah itu, seperti permasalahan di SD Inpres Raja antara lain:
perpustakaan sekolah, laboratorium, masih terdapat permasalahan pelanggaran
fasilitas olah raga, kantin sekolah dan terhadap tata tertib sekolah dikalangan
sebagainya. Tata tertib untuk kepala siswa, seperti pelanggaran seragam
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan sekolah, datang terlambat.
lainnya juga sangat perlu diadakan sebagai
aturan yang harus diikuti oleh mereka KAJIAN PUSTAKA
dengan penuh kesadaran, bukan karena Pengertian Pelanggaran
tekanan atau paksaan. Setiap manusia, baik sebagai
Tata tertib juga dapat digunakan individu atau anggota masyarakat selalu
sebagai petunjuk agar warga sekolah dapat membutuhkan bantuan orang lain. Dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dengn baik, interaksi sosial tersebut, setiap individu
bekerja secara tertib, tidak mengganggu bertindak sesuai dengan kedudukan, status
kepentingan orang lain, dan berlaku santun. sosial, dan peran mereka masing-masing.
Tata tertib akan lebih membuat rasa senang Tindakan manusia dalam interaksi sosial itu
seseorang jika dibuat tidak dalam kalimat senantiasa didasari oleh nilai dan norma
negatif. Oleh karena itu, sangat perlu yang berlaku di masyarakat.
adanya sejumlah kriteria untuk siswa Melihat fakta di lapangan, masih
sebagai subyek. Ali Sulaiman, (2001: 22). banyak individu atau kelompok dalam
Acuan dasar yang digunakan adalah masyarakat yang melakukan pelanggaran
hendaknya tata tertib sekolah bersumber norma. Kurangnya kesadaran menjadi
pada akhlak mulia, nilai sosial budaya penyebab utama dalam masalah ini.
setempat, tetapi masih dalam rangka Padahal, pada teori maupun prakteknya,

362
masyarakat terikat oleh norma-norma yang Berdasarkan pengertian yang telah
berlaku agar bisa melangsungkan hidup dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa
secara teratur. Tapi kenyataannya, pelanggaran adalah bentuk kenakalan siswa
masyarakat masih buta akan pentingnya yang dilakukan menurut kehendaknya
menaati norma-norma yang telah sendiri tanpa menghiraukan peraturan yang
ditetapkan. Karena pada dasarnya, norma telah dibuat.
itu ada untuk membentuk masyarakat ke
arah yang lebih baik lagi. Perbuatan Pegertian Tata Tertib Sekolah
(perkara) melanggar, tindak pidana yang Definisi tata tertib adalah peraturan-
lebih ringan dari pada kejahatan. Menurut peraturan yang telah disepakati oleh suatu
Bahri, Syaiful dan Asnan Zain. 2007: 76, lembaga yang harus ditaati oleh
penyimpangan perilaku adalah semua masyarakat, apabila dilanggar akan
tindakan yang menyimpang dari norma diberikan sanksi. Tata tertib memiliki sifat
yang berlaku dalam sistem sosial dan memaksa, sehingga wajib bagi masyarakat
menimbulkan usaha dari mereka yang untuk menjalankan tata tertib yang telah
berwenang dalam sistem itu untuk disepakati bersama. Sama halnya dengan
memperbaiki perilaku menyimpang. hukum, tata tertib juga memiliki sanksi bagi
Menurut Bahri, Syaiful dan Asnan siapa saja yang melanggar.
Zain. (2007: 35), perilaku menyimpang Perbedaan mendasar tata tertib dan
yaitu perilaku yang bagi sebagian orang hukum adalah ruang lingkup dari aturan itu
dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan sendiri. Peraturan atau tata tertib yang
di luar batas toleransi, penyimpangan dapat berlaku secara luas, di taati, diterima, dan
dibedakan menjadi dua macam, yaitu: mengikat masyarakat pada umumnya
1. Penyimpangan primer adalah suatu disebut hukum. Hukum di buat oleh
bentuk perilaku menyimpang yang lembaga pemerintah dengan tujuan
bersifat sementara dan tidak memberikan ketentraman dan rasa nyaman
dilakukan terus-menerus sehingga pada seluruh masyarakat. Sedangkan tata
masih dapat ditolerir masyarakat tertib berlaku terbatas, artinya bahwa tata
seperti melanggar rambu lalu lintas, tertib hanya berlaku pada wilayah atau
buang sampah sembarangan, dan tempat yang ikut dalam menyepakati tata
lain-lain. tertib tersebut.
2. Penyimpangan sekunder yakni Menurut D Sumarno, (2008:14),
perilaku menyimpang yang tidak tata tertib merupakan peraturan-peraturan
mendapat toleransi dari masyarakat yang harus ditaati dan patuhi serta
dan umumnya dilakukan berulang dilaksanakan oleh masyarakat. Pendapat ini
kali seperti merampok, menjambret, menekankan bahwa tata tertib adalah hal
memakai narkoba, menjadi pelacur, yang wajib untuk dijalankan oleh
dan lain-lain. masyarakat tanpa terkecuali.
Pelanggaran adalah perilaku yang Tata tertib menurut Meichati (2012:
menyimpang untuk melakukan tindakan 151), dimaknai sebagai sebuah peraturan
menurut kehendak sendiri tanpa yang bersifat mengikat seseorang atau
memperhatikan peraturan yang telah kelompok, bertujuan untuk menciptakan
dibuat. Sedangkan pelanggaran menurut keamanan, ketentraman, orang tersebut
Barnawai dan Mohammad Arifin. 2012: atau sekelompok orang tersebut. dalam
243), adalah tidak terlaksananya peraturan pendapat ini disebutkan pula tujuan dari
atau tata tertib secara konsisten akan tata tertib itu sendiri yaitu untuk menjaga
menjadi salah satu penyebab utama keamanan di dalam masyarakat.
terjadinya berbagai bentuk dan kenakalan Menurut Djali. (2013: 33) tata tertib
yang dilakukan siswa, baik di didalam ialah suatu petujuk atau pedoman, kaidah
mauipun di luar sekolah. dan ketentuan yang dibuat untuk mengatur.

363
Sugono menekanka bahwa tata tertib ada berusaha untuk mendapatkan data secara
untuk mengatus setiap tingkah laku atau akurat dan mendiskripsikan dengan konsep
tindakan seseorang di dalam masyarakat. yang relevan. Masalah pokok yang menjadi
Dengan adanya yang mengatur manusia perhatian dalam penelitian kualitatif adalah
maka kehidupan manusia akan tertata dan kepedulian terhadap makna. Dalam hal ini
damai. peneliti tidak peduli terhadap persamaan
Tata tertib menurut E Mulyasa. dari subyek penelitian melainkan
(2005: 54), ialah suatu hal yang telah sebaliknya mengungkap tentang pandangan
disepakati dan mengikat sekelompok orang kehidupan dari orang-orang yang berbeda-
atau lembaga dalam upaya mencapai beda. Dengan menggunakan pendekatan
sebuah tujuan dalam hidup bersama. Tata kualitatif, peneliti harus berinteraksi secara
tertib juga dapat diartikan sebagai suatu langsung dengan pihak sekolah, maupun
tatanan yang mempunyai tujuan untuk pihak terkait dengan tujuan untuk
menjadikan teratur secara struktur maupun mendapatkan informasi yang akurat, apa
sistematis dari suatu proses yang di jalani. adanya, melalui suatu proses opservasi dan
Untuk dapat menegakkan kesadaran wawancara sehingga bisa mencapai target
hukum pada diri siswa, diperlukan adanya yang dibutuhkan dalam penelitian,
tata tertib dan peraturan-peraturan bagi (Sugiyono, 2010 : 4).
siswa, yang diharapkan dengan adanya tata
tertib, maka siswa akan menaati peraturan HASILPENELITIAN DAN
yang berlaku sehingga akan terciptanya PEMBAHASAN
ketertiban.
Menurut Instruksi Menteri Tata tertib sekolah berperan sebagai
Pendidikan dan kebudayaan tanggal 1 Mei pengendali perilaku siswa di SD Inpres
1974, No. 14/U/1974 dalam Gunawan, Raja Kecamatan Morotai Selatan Barat
Heri. (2014: 81), Tata tertib sekolah ialah Sebagaimana wawancara peneliti
ketentuan-ketentuan yang mengatur kepada bapak Hasri Guru SD Inpres Raja,
kehidupan sekolah sehari-hari dan problem yang banyak terjadi sekarang
mengandung sanksi terhadap adalah pengaruh dari keluarga, pengaruh
pelanggarannya. Tata tertib murid adalah lingkungan, pengaruh sekolah, apa yang
bagian dari tata tertib sekolah, di samping dibaca, apa yang ditonton itu semua yang
itu masih ada tata tertib guru dan tata tertib membuat pribadi dan akhlak siswa menjadi
tenaga administrative. Kewajiban menaati berbeda-beda. Maka dari itu sekolah
tata tertib sekolah adalah hal yang penting membuat sebuah kebijakan, kebijakan ini
sebab merupakan bagian dari sistem adalah kebijakan dimana setiap siswa yang
persekolahan dan bukan sekadar sebagai melakukan pelanggaran terhadap tata tertib
kelengkapan sekolah. akan dikenakan poin sesuai aturan yang
Menurut Hasbullah. 2003: 151), telah ada, dan pemberian reward atau
bahwa: Tata tertib adalah peraturan- penghargaan kepada siswa yang
peraturan yang mengikat seseorang atau berprestasi. Penerapan tata tertib ini
kelompok guna menciptakan keamanan, merupakan sebuah kebijakan sekolah yang
ketentraman, dan kedamaian orang tersebut diambil guna membentuk dan
atau kelompok orang tersebut. membiasakan akhlak siswa menjadi lebih
baik serta mengurangi tingkat pelanggaran
METODE PENELITIAN di sekolah.
Di tempat yang sama juga
Jenis Penelitian disampaikan bahwa ada indikator dalam
Tipe penelitian ini dirancang tata tertib pada SD Inpres Raja yaitu,
dengan mengunakan tipe penelitian 1) Tertib masuk sekolah, yaitu.
diskriptif kualitatif yaitu penelitian

364
a. Aktif masuk sekolah, artinya bahwa e. Mengerjakan tugas piket, artinya
siswa aktif berangkat sekolah, siswa melaksanakan piket sesuai
apabila tidak berangkat dengan jadwal.
memberikan surat ijin, dan tidak 4) Sopan santun dan bertegur sapa,
pernah membolos. misalkan.
b. Ketepatan waktu masuk sekolah a. Bertindak sopan santun terhadap
dan masuk kelas, bahwa siswa guru dan orang yang lebih tua di
sudah berada di sekolah sebelum bel lingkungan sekolah, artinya siswa
tanda masuk berbunyi dan siswa selalu menghormati dan
masuk kelas setelah jam istirahat menghargai orang yang lebih tua di
selesai. lingkungan sekolah.
2) tertib mengikuti pelajaran di sekolah, b. Sopan dalam pergaulan, artinya
yaitu. siswa selalu menyayangi terhadap
a. Aktif mengikuti pelajaran, artinya siswa yang lebih muda di
siswa selalu aktif dalam mengikuti lingkungan sekolah (tidak berbuat
pelajaran di kelas, memperhatikan kasar).
dengan sungguh-sungguh c. Bertegur sapa dalam pergaulan,
penjelasan materi dari guru, dan artinya siswa selalu bertegur sapa
tidak mengganggu teman saat dengan siapapun ketika bertemu.
pelajaran berlangsung. 5) Tertib pulang sekolah, misalnya.
b. Mengerjakan soal latihan yang a. Pulang tepat waktu, artinya siswa
diberikan guru sesuai dengan pulang sesuai dengan jadwal
perintah. (Apabila individu kepulangan sekolah. (tidak
dikerjakan individu, apabila membolos saat jam pelajaran)
kelompok dikerjakan secara b. Mengikuti kegiatan sekolah, artinya
kelompok). siswa tidak pulang terlebih dahulu
3) Menaati tata tertib dan peraturan sekolah, ketika ada kegiatan sekolah (jam
misalnya. tambahan).
a. Memakai seragam sekolah dan c. Setelah pulang sekolah siswa
atribut sesuai dengan peraturan, langsung pulang ke rumah. (tidak mampir)
yaitu siswa memakai seragam dan 6) Tertib mengerjakan tugas, dijabarkan
atributnya sesuai dengan jadwal menjadi 3sub yaitu sebagai berikut
yang telah ditentukan oleh pihak a. Konsisten dan mandiri dalam
sekolah. mengerjakan tugas yang diberikan
b. Mengikuti upacara, artinya siswa guru, artinya siswa tetap
mengikuti upacara sesuai dengan mengerjakan tugas yang diberikan
jadwal yang telah ditentukan dan guru secara mandiri walaupun guru
tertib saat mengikuti upacara. tidak berada di kelas.
c. Membawa peralatan sekolah, b. Tertib dalam mengikuti ulangan,
artinya siswa membawa peralatan bahwa siswa dapat menerapkan
sekolah yang dibutuhkan setiap sikap disiplin dalam ulangan
hari. dengan cara mengerjakan soal
d. Menjaga ketertiban dan kebersihan secara mandiri, tidak menyontek
lingkungan sekolah, bahwa siswa dan mengandalkan jawaban dari
selalu menjaga ketertiban dan teman. Mengerjakan sesuai dengan
kebersihan lingkungan sekolah kemampuan.
sesuai dengan peraturan yang c. Mengumpulkan tugas tepat waktu,
berlaku. artinya siswa mampu
menyelesaikan tugas sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

365
7) Tertib belajar di rumah, misalnya. Membentuk akhlak siswa bukan hal
a. Aktif dan mandiri belajar di rumah, yang mudah dilakukan oleh guru SD Inpres
artinya bahwa siswa tetap mandiri Raja. Selain nilai pengetahuan tapi akhlak
dan aktif di rumah tanpa tekanan juga diadakan penilaian, yang harus diubah
dari luar. akhlaknya bukan satu atau dua siswa tapi
b. Mengerjakan PR yang diberikan lebih dari itu. Para wali kelas bertanggung
guru, artinya siswa mengerjakan PR jawab atas perilaku siswa dikelas dan diluar
di rumah (bukan sekolah) dan tidak kelas. Selebihnya dibantu oleh guru- guru
mengandalkan jawaban teman. yang lain.
c. Meluangkan waktu belajar di rumah Setiap pelanggaran dan
secara optimal, artinya ada jadwal penghargaan yang dilakukan oleh siswa
khusus untuk belajar di rumah. dinyatakan dalam poin sesuai peraturan
8) Tertib dengan tempat belajar, sebagai yang telah ditetapkan pihak sekolah. Poin
berikut. dan reward tersebut akan diakumulasikan
a. Menjaga kebersihan lingkungan setiap siswa melakukan pelanggaran
tempat belajar dirumah, artinya kembali. Dengan adanya hukuman dalam
siswa selalu membersihkan tempat bentuk punishment dan reward dapat
yang dijadikannya untuk belajar. membuat siswa lebih bertanggung jawab
b. Menjaga kerapihan alat-alat yang dengan apa yang sudah dilakukannya, dan
digunakan dalam belajar, artinya siswa lebih terbiasa berperilaku baik
siswa selalu menata buku-buku dimana pun ia berada serta bisa
pelajaran dengan rapi. membedakan yang baik dan buruk mulai
Dikembalikan ke tempat semula dari usia dini.
ketika selesai menggunakannya. Hal ini sesuai dengan yang
Hal ini sesuai dengan tulisan dikatakan oleh Yanuar A dalam bukunya
Muhammad Rifai dalam bukunya tentang yang berjudul jenis- jenis hukuman untuk
tujuan tata tertib Tujuan tata tertib sekolah anak SD yaitu Hukuman bisa dikatakan
meliputi beberapa aspek diantaranya efektif apabila telah berhasil membuat
sebagai berikut : seseorang menyesal atas perbuatan
1. Membentuk akhlak dan kepribadian salahnya dan memotivasi untuk berbuat
siswa melalui penciptaan iklim dan baik di kemudian hari karena kesadaran
budaya sekolah yang kondusif hatinya.
dalam menunjang proses Hasil wawancara peneliti dengan
pembelajaran. Purwanti sebagai Waka Kesiswaan dan
2. Membentuk dan membiasakan Hasri guru SD Inpres Raja penerapan tata
pelaksanaan nilai- nilai karakter tertib sekolah suda lama diterapkan namun
sekolah. semua warga sekolah merasa biasa-biasa
3. Melatih siswa untuk dapat hidup saja.
tertib dan berakhlak mulia yang Marlinah Guru SD Inpres Raja
akan diimplementasikan dalam menjelaskan kepada peneliti bahwa
kehidupan bermasyarakat. pelaksanaan penerapan tata tertib sekolah
4. Memotivasi siswa untuk berprestasi bukan hanya dilakukan oleh waka
yang dapat menjadikan sekolah kesiswaan dan guru saja, melainkan semua
yang berkualitas. warga sekolah. Pelaksanaan sistem poin di
5. Memonitor dan mengevaluasi sekolah tidak akan berjalan dengan lancar
perilaku siswa secara tanpa dukungan dari semua pihak. Untuk
berkesinambungan untuk dijadikan itu, semua guru dan para staf harus bisa
pertimbangan dalam penentuan berkomitmen untuk sama-sama
kenaikan kelas, dan ketamatan menjalankan kebijakan ini dengan
belajar siswa. maksimal. Terutama, semua guru yang

366
mengampu mata pelajaran pada jam dibawa oleh semua guru. Menurut Purwanti
pelajaran pertama diharuskan mengisi buku dalam hasil wawancara bagi guru yang
daily report yang disediakan sekolah mengetahui siswa melakukan pelanggaran
dikelas masing-masing.5 Selain berguna akan diperingatkan kemudian dicatat
untuk mengetahui kehadiran siswa buku pelanggarannya di buku tata tertib siswa.
daily report juga digunakan untuk mencatat Seperti halnya yang diungkapkan
siswa yang terlambat dan juga jika sewaktu oleh Hasri, Kepala SD Inpres Raja bahwa
mengajar di kelas guru menemukan ada setiap guru akan mencatat pelanggaran
siswa yang tidak tertib dapat dicatat dalam yang dilakukan oleh setiap siswa. Dari
buku tersebut, yang nantinya akan di rekap keterangan tersebut, terungkap bahwa
oleh wali kelas untuk dimasukkan ke dalam penanganan terhadap siswa yang
buku tata tertib siswa. melakukan pelanggaran bukan hanya
Dari hasil penelitian ini peneliti tanggung jawab waka kesiswaan dan guru
mendapatkan hasil bahwa setiap hari BK saja, tetapi juga seluruh guru dan
dipastikan ada beberapa siswa yang karyawan SD Inpres Raja.
terlambat datang ke sekolah, yang mana Setiap warga sekolah yang
pada bulan sebelumnya siswa yang mengetahui ada siswa yang kurang tertib
telambat mencapai lebih dari 15 siswa dari atau melakukan pelanggaran tata tertib
berbagai kelas, ketika ditanya sebab harus dicatat dalam buku tata tertib siswa.
keterlambatan mereka jawaban mereka Sistem poin merupakan kebijakan sekolah
adalah menyalahkan orang tua mereka yang yang dibuat melalui musyawarah berbagai
kesiangan. pihak, seperti kepala sekolah, perwakilan
Dari hasil Observasi peneliti pada guru dan juga tim pengembang dari
tanggal 23 Oktober 2019 mendapatkan sekolah. Berdasarkarkan keterangan
tingkat pelanggaran keterlambatan siswa Purwanti dan Marlinah dalam hasil
dan siswi seperti berikut: wawancara, bahwa awal pencetusan
Seperti yang disampaikan bahwa penerapan sistem poin adalah dari kepala
pihak sekolah tidak membolehkan para sekolah yaitu Hasri kemudian
siswa masuk ke dalam kelas. Tujuan dimusyawarahkan dengan pihak -pihak
sekolah adalah untuk mengajari para siswa sekolah seperti Wakil Kepala sekolah, guru,
dan para orang tua agar datang ke sekolah dan tim pengembang sekolah.
lebih pagi agar tidak terulang lagi kesalahan Peneliti mengetahui bahwa di
hari ini. Para security juga ditugaskan zaman yang serba modern seperti ini,
menjaga di depan pintu gerbang sekolah. anakanak lebih mudah terpengaruh untuk
Setelah melakukan observasi pada bulan berbuat sesuai kemauan sendiri tanpa
Februari keterlambatan siswa sudah bisa mempertimbangkan sebab dan akibatnya.
teratasi karena sistem poin tersebut. Bahkan Banyaknya siswa yang sering mengikuti
di beberapa minggu tidak ada siswa yang trend semakin sulit untuk membentuk dan
terlambat datang ke sekolah. membiasakan kebiasan baik di lingkungan
Seperti yang dikatakan oleh rumah maupun di lingkungan sekolah. Dari
Purwanti (guru) dalam hasil wawancara, berbagai macam masalah- masalah yang
bahwa seluruh guru dan warga sekolah ikut ada, sekolah membuat suatu kebijakan
andil dalam menjalankan kebijakan sistem dalam tata tertib dalam bentuk sistem poin.
poin. Terlebih utama walikelas sebagai Tata tertib dibuat dengan berbagai
penanggung jawab kelas masing- masing. alasan. Diantaranya adalah untuk
Bagi guru yang mengampu pada jam menciptakan dan membiasakan diri siswa
pelajaran pertama akan memeriksa absen untuk melakukan hal-hal yang baik,
kehadiran dan ketertiban siswa. Jika ada berperilaku positif, berakhlak mulia, serta
siswa yang kurang tertib akan dicatat dalam mengurangi tingkat pelanggaran siswa
data harian pelanggaran siswa yang telah ketika berada di sekolah. Berdasarkan

367
wawancara dengan Hasri dan Purwanti keberatan kepada sekolah, termasuk wali
dalam hasil wawancara, terungkap bahwa murid. Menurut Evi para wali murid sangat
latar belakang diterapkannya tata tertib di mengapresiasi kebijakan yang dibuat oleh
sekolah adalah karena akhlak dan sekolah selain pelajaran akhlak siswa pun
kedisiplinan siswa yang semakin hari diperhatikan oleh pihak sekolah, dan
semakin merosot, kurangnya kesadaran kebijakan ini sangat membantu para wali
siswa dalam membiasakan akhlak yang murid dalam mengawasi akhlak anak
mulia, selain itu juga untuk menekan disekolah agar anak terbiasa melakukan hal
presentase pelanggaran siswa, agar siswa tersebut di rumah ataupun disekolah.
mempunyai kejelasan tentang catatan Dalam pelaksanaan tata tertib di
pelanggaran siswa jadi siswa tidak akan sekolah, setiap wali murid yang mendapat
melampaui batas. Karena alasan di atas, panggilan dari sekolah karena anaknya
sekolah berinisiatif untuk membuat yang melakukan pelanggaran sejauh ini
kebijakan sistem poin. Dari keterangan baik-baik saja. Wali murid mengikuti
kedua responden diatas bahwa latar aturan yang dibuat oleh sekolah. Hanya saja
belakang diterapkannya tata tertib sekolah ada beberapa kurang peduli terhadap
adalah tentang kedisiplinan siswa yang perilaku anaknya. Setelah diterapkannya
makin hari makin merosot. Selain itu sistem poin di SD Inpres Raja, reaksi para
dengan adanya tata terteb dapat membuat siswa berbeda-beda. Dari keterangan yang
kejelasan tentang catatan pelanggaran peneliti dapatkan saat penelitian, sebagian
siswa. besar siswa mendukung dan antusias
Jadi siswa bagaimana menaati tata dengan kebijakan yang diambil sekolah ini.
tertib yang baik dan itu bisa menjadi Berbagai alasan juga dikemukakan mereka,
peringatan bagi mereka sendiri untuk diantaranya sistem poin dapat menjadi
berhati- hati dalam bertindak dan tidak lagi peringatan sendiri bagi mereka dan mereka
melakukan pelanggaran tata tertib. punya batasan untuk tidak melakukan
Penerapan tata tertib sekolah dapat pelanggaran kembali, selain itu juga bisa
berjalan dengan lancar karena dukungan membuat jera si pelanggar. Tentang
dari semua pihak yang mendukung adanya bagaimana reaksi siswa ketika sekolah
kebijakan ini. menerapkan tata tertib, Amir dan Marlinah
Dalam wawancara dengan Purwanti perwakilan Guru SD Inpres Raja bahwa
mengenai siapa saja pihak yang mendukung sebagian siswa merasa Awalnya berat
kebijakan penerapan tata tertib adalah melakukan semua tata tertib yang dibuat
seluruh warga sekolah, yaitu semua guru, sekolah tetapi seiring berjalannya waktu
para staff, siswa dan juga sebagian besar mereka menjalaninya tanpa ada beban.
wali murid. Peneliti juga mewawancarai
Alasan mereka mendukung beberapa siswa tentang reaksi mereka
kebijakan ini adalah dianggap sebagai salah setelah sekolah menerapkan tata tertib.
satu alternatif untuk membentuk dan Farelia, salah satu perwakilan siswi SD
membiasakan siswa dengan kebiasaan baik Inpres Raja mengutarakan bahwa dirinya
juga untuk mendisiplinkan siswa, agar sangat menyetujui adanya kebijakan sistem
siswa terbiasa berbuat baik tanpa harus tata tertib sekolah. Alasannya adalah
diperintah. Untuk pihak yang kontra atau dengan tata tertib ini kita bisa lebih disiplin,
tidak setuju dengan kebijakan ini, sekolah lebih tertib dan lebih berhati- hati dalam
tidak mengetahuinya dan sekolah belum bertindak. Juga siswa dapat berlomba-
mendapat komplain dari pihak manapun. lomba agar mendapat banyak reward.
Sejauh ini belum ada pihak yang Menurut Purwanti dan Hasri pemberian
mengajukan keberatan. Menurut Hasri reward atau pemberian penghargaan
selama pelaksanaan tata tertib di sekolah kepada siswa-siswi yang berprestasi dan
belum ada pihak yang mengajukan tidak melanggar itu penting pada dasarnya

368
siswa sangat suka diberi hadiah atau Penerapan tata tertib sekolah
penghargaan oleh orang tua atau gurunya, mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dan juga untuk memotivasi siswa agar lebih siswa-siswi SD Inpres Raja, walaupun
baik lagi kedepannya. sedikit. Menurut Purwanti dalam
Sesuai dengan prinsip hukuman wawancara tanggal 22 Agustus 2019
menurut para pakar pendidikan secara mengatakan bahwa setelah diterapkannya
umum. Ada 6 prinsip dasar yang harus tata tertib sekolah, para siswa sudah terlihat
diperhatikan dalam menjatuhkan hukuman ada perubahan,sekarang akhlak siswa lebih
kepada anak yaitu :1).Tetapkan Hukuman terbentuk dan semakin terlihat siswa sudah
2). Jangan menunda hukuman 3). Berikan mulai berhati- hati dalam bertindak tidak
hukuman yang sesuai 4). Perhatikan batas seperti sebelum adanya kebijakan ini,
waktunya 5). Tunjukan akibat alaminya 6). pelanggaran pun berkurang. Hanya saja
Berikan penghargaan atas usahanya. yang sering melakukan pelanggaran
Jadi pemberian hadiah atau siswanya tetap itu-itu saja. Hal ini
penghargaan sangat penting dalam sistem dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
tata tertib ini,selain poinuntuk pelanggar karakter siswa itu sendiri yang memang
dan ada juga reward untuk siswa berprestasi susah untuk diatur. Selain itu adalah
dan siswa yang tidak banyak melanggar. perhatian dari orang tua yang kurang
adanya kebijakan sistem poin agar siswa terhadap anaknya.
berhati- hati dalam bertindak dan tidak Tata tertib yang diterapkan di SD
melakukan kesalahan untuk kedua kali serta Inpres Raja dengan tujuan untuk
ada kejelasan tentang catatan pelanggaran mengurangi tingkat pelanggaran siswa.
yang sudah dilakukan. Hal serupa juga Dari penuturan Purwanti bahwa penerapan
dikatakan Naufal dalam wawancara tanggal tata tertib SD Inpres Raja sangat efektif
30 Agustus 2019 bahwa dia sangat setuju dalam membentuk dan membiasakan
dengan adanya penerapan tata tertib di akhlak siswa. Membentuk akhlak siswa
sekolah dengan alasan Selain itu jadi menjadi lebih baik,dan membiasakan siswa
alternatif agar siswa bisa sadar diri jika melakukan hal- hal yang baik tanpa harus di
ingin melakukan sesuatu kesalahan karena perintah.seperti yang diketahui akhlak
selalu diawasi oleh guru jadi siswa lebih siswa diluar sana sudah banyak sekali yang
hati- hati dalam bertindak. Selain itu rusak. Kedisplinan siswa bisa tercapai,
penerapan sistem tata tertib juga membuat prestasi anak meningkat dan pelanggaran
jelas tentang hukuman apa yang sesuai siswa semakin berkurang, mencetak
dengan pelanggaran yang telah dilakukan generasi ideal dunia dan akhirat.
oleh para siswa. Walaupun belum sempurna, tetapi
Dari pernyataan kedua siswa SD sangat berpengaruh terhadap perilaku para
Inpres Raja tersebut bahwa kebijakan siswa. Siswa lebih berhati- hati dalam
penerapan tata tertib disetujui oleh seluruh bertindak. Semakin hari semakin berkurang
siswa, dengan berbagai macam alasan, presentase siswa yang melakukan
seperti dapat menjadi peringatan untuk pelanggaran. Sedangkan menurut Marlinah
mereka pribadi, Dan dengan kesadaran (30 th), Amirullah (40 th) dan Farelia (12
tinggi yang mereka miliki mereka bisa th) penerapan tata tertib cukup efektif
membedakan perilaku mana yang boleh dalam membentuk dan membiasakan
dilakukan dan mana yang tidak boleh akhlak siswa.
dilakukan.melakukan kebiasaan yang baik Alasannya siswa mempunyai
tanpa harus di perintah tapi dari kesadaran batasan untuk melanggar tata tertib dan
diri sendiri. siswa akan lebih berhati- hati dalam
bertindak, tata tertib ini masih perlu
Pengaruh tata tertib sekolah terhadap evaluasi, masih butuh perbaikan dalam
perilaku siswa segala hal. Penerapan tata tertib

369
mempunyai pengaruh terhadap perilaku sudah dibuat oleh pihak sekolah dan juga
siswa-siswa. dengan begitu siswa akan lebih jera dalam
Berdasarkan pengamatan yang mengulangi kesalahannya dan lebih
dilakukan peneliti di SD Inpres Raja mulai berhati- hati. Berbagai pihak telah
bulan Februari sampai September, sedikit sependapat bahwa penerapan tata tertib
sekali siswa yang melakukan pelanggaran sangat efektif untuk mengurangi tingkat
tata tertib sekolah. Semua siswa patuh pelanggaran siswa. Untuk itu sekolah
terhadap tata tertib yang berlaku. Menurut kemungkinan besar akan melanjutkan
Purwanti dan Marlinah ada banyak kendala penerapan tata tertib pada tahun ajaran
yang dihadapi pihak sekolah yaitu karena berikutnya. Menurut Hasri, Purwanti,
keterbatasan tenaga yang mengawasi para Marlinah, Amirullah, Farellia, Naufal, evi
siswa itu akhirnya pelaksanaan tata tertib fara dan Pujiastuti mereka menyetujui agar
ini belum maksimal, administrasi yang penerapan tata tertin terus dilanjutkan pada
belum tertata dan juga seluruh warga tahun ajaran berikutnya. Hanya saja karena
sekolah harus sama-sama berkomitmen dan pengalaman tahun kemarin penerapan tata
mendukung menjalankan kebijakan ini juga tertib harus lebih dievaluasi dan perlu
ikut serta dalam menerapkan tata tertib ini. dirapatkan kembali dengan semua pihak,
Jika ada siswa yang melakukan agar penerapan tata tertib nantinya semakin
pelanggaran sampai 3 kali berturut-turut maksimal.
akan ada pemanggilan orang tua. Surat Menurut Evi dengan adanya tata
pemanggilannya akan diberikan oleh wali tertib ini ia merasakan pengaruh pada
kelas dan wajib disampaikan kepada orang anaknya, ia merasa anaknya sudah lebih
tuanya. Dengan kejadian seperti itu waka baik, lebih bisa diarahkan dan mulai belajar
kesiswaan selalu mengambil tindakan tegas antri dalam hal apapun sesuai dengan apa
bagi para siswa yang mangkir dari sanksi. yang diajarkan disekolah ketika makan
Seperti saat peneliti melakukan siang. Menurut puji perubahan yang
pengamatan pada bulan Agustus 2019, dialami olehnya adalah anak lebih bersabar,
pemanggilan orang tua sudah dilakukan lebih banyak mengalah dengan adiknya dan
tapi perilaku siswa tersebut belum ada saudara-saudara yang lain, perlahan mulai
perubahan dan akhirnya pihak sekolah pun bisa mengontrol emosi dan mulai belajar
memberikan hukuman berupa skors, pihak antri dalam segala hal.
sekolah menilai bahwa siswa tersebut harus Kebiasaan dari sekolah yang mulai
mendapatkan perhatian dan pengawasan diterapkan oleh anaknya dimanapun ia
lebih dari orang tua dan orang-orang yang berada.ia sangat bangga sekali dengan
berada disekitarnya. Dengan berat hati perubahan yang dilakukan oleh si anak. Puji
pihak sekolah memberikan skorsing selama juga sering kali menemukan bungkus
satu minggu. Pihak sekolah pun membawa makanan atau permen di saku anaknya, dan
beberapa bukti agar orang tua siswa ketika ditanyakan kepada sang anak,sang
menerima keadaan anaknya pada saat itu. anak menjawab bahwa semua bungkus-
Kejadian itu merupakan kejadian yang bungkus itu tidak sempat ia buang ketempat
pertama dan terakhir di SD Inpres Raja, sampah, karena lupa dan terburu-buru dan
dengan adanya kejadian ini,pastinya siswa ia mengingat pesan gurunya yaitu jika tidak
lebih berhati- hati dalam bertindak dan juga menemukan tempat sampah, bungkus
membiasakan diri siswa untuk melakukan permen atau makanan yang habis kita
hal- hal yang baik, tidak bertindak sesuai makan tidak boleh membuangnya dengan
kemauannya karena selalu ada tata tertib sembarangan,lebih baik disimpan didalam
yang berlaku dimanapun ia berada. kantong terlebih dahulu dan karena bantuan
Dengan kejadian seperti itu pihak tata tertib sistem poin membawa perubahan
sekolah mengambil tindakan tegas bagi besar pada anaknya. Semua itu merupakan
para siswa yang melanggar tata tertib yang hal yang sangat kecil tapi sangat

370
membahagiakan, membanggakan para wali Dari beberapa macam dan model
murid dan tentu saja guru yang ikut serta tata tertib yang digunakan pada setiap
dalam tata tertib sistem poin ini. sekolah, SD Inpres Raja menerapkan tata
Hasil wawancara dengan salah satu tertib dengan menggunakan sistem kontrol,
guru SD Inpres Raja, menjelaskan bahwa, selain mempermudah guru, tata tertib ini
sikap atau prilaku tata tertib memiliki juga dirasa dapat membentuk dan
pengaruh yang positif terhadap hasil belajar mengubah perilaku siswa menjadi lebih
siswa, karena dengan tertanamnya sikap baik. Dengan pemberian hukuman untuk
prilaku pada siswa hidup siswa menjadi yang melanggar tata tertib dan pemberian
teratur dan terarah. Siswa menjadi sadar reward bagi yang melakukan kebaikan
akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai sesuai yang tercantum dalam buku tata
seorang pelajar yaitu belajar. Dengan tertib.
demikian mereka akan lebih aktif kreatif, Dengan adanya tata tertib ini siswa
fokus dalam belajar. Sehingga siswa akan lebih berhati- hati dalam mengambil
lebih terdorong atau termotivasi untuk tindakan, siswa harus lebih bisa memilih
berprestasi dan akan mendatangkan mana yang baik bagi mereka dan mana
keberhasilan dan kesusksesan bagi diri yang kurang baik bagi mereka. Karena
siswa. Jadi siswa dapat menunjukkan suatu dengan tata tertib ini siswa merasa dirinya
prestasi yang bagus dan memuaskan. selalu diawasi jadi berhati- hati. Dengan
Berbeda apabila seorang siswa perasaan yang selalu diawasi tersebut maka
belum tertanam sikap tata tertib, maka lama-lama mereka akan terbiasa melakukan
hidupnya akan dipenuhi dengan suatu hal-hal tersebut tanpa perintah. Dan para
masalah karena perilakunya bertentangan siswa tidak segan untuk mengingatkan
dengan peraturan yang berlaku. Hal teman- temannya jika mereka melakukan
tersebut akan menjadi hambatan dalam suatu pelanggaran tata tertib di sekolah.
kegiatan belajar dan pencapaian hasil Selain bertujuan untuk
belajar. Siswa yang belum tertanam sikap mencerdaskan generasi siswa tentu saja SD
disiplin kurang semangat dan mengalami Inpres Raja juga akan menciptakan anak-
kesulitan dalam belajar, konsentrasinya anak yang berkualitas, cerdas, berakhlak
akan terganggu sehingga kegiatan yang dan memiliki keimanan. Seperti dalam misi
dilakukan hanya kegiatan yang kurang SD Inpres Raja sendiri yaitu “Menciptakan
mendukung bagi perkembangan potensi anak yang memiliki kecerdasan itelektual
dan prestasinya. Sehingga hal tersebut dan memiliki kecerdasan spiritual.”
berakibat pada prestasi belajarnya yang Sebagai langkah nyata SD Inpres
akan menunjukkan hasil yang kurang Raja sangat serius dalam melaksanakan tata
memuaskan. tertib sekolah. Untuk mewujudkan misi
Dengan demikian dapat dikatakan tersebut maka SD Inpres Raja mencoba
bahwa siswa yang sudah tertanam dan sadar utuk menerapkan tata tertib. Dengan
akan sikap dan perilaku cenderung adanya tata tertib ini sebenarnya siswa-
memiliki keberhasilan belajar yang lebih siswi SD Inpres Raja lebih terkontrol dan
baik dibandingkan siswa yang belum sadar merasa selalu diawasi, yang mana kita
dan belum sikap disiplin. ketahui manusia itu juga pada awalnya
untuk melakukan sesuatu yang baik harus
KESIMPULAN selalu merasa ada yang mengawasi, dengan
Berdasarkan analisis dari hasil itu mereka akan berhati- hati dalam
observasi dan wawancara mengenai bertindak, dan kemudian setelah mereka
implementasi tata tertib dalam membetuk terbiasa dengan hal itu maka mereka tidak
akhlak siswa di SD Inpres Raja maka dapat akan ada beban dalam melaksanakan
disimpulkan sebagai berikut: tugasnya dan dalam melaksanakan
kedisiplinan dalam segala hal. Atas dasar

371
inilah SD Inpres Raja menerapkan tata Fattah, Nanang. 2011. Landasan
tertib di sekolah. Manajemen Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Ariefianai (2013). Pengendalin Mutu Rineka Cipta.
Pendidikan Sekolah Menengah. Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter
Bandung: PT Refika Aditama. Konsep dan Implementasi. Bandung:
Amri, (2013). Psikologi Remaja: Pustaka Setia.
Perkembangan Peserta Didik. Hasbullah. 2003. Dasar-dasar Ilmu
Jakarta: PT Bumi Aksara. Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Amtu, Onisimus. 2011. Manajemen Persada.
Pendidikan: Di Era Otonomi Daerah Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta
Konsep, Strategi, dan Implementasi. Didik Berbasis Sekolah. Jakarta:
Bandung: Alfabeta. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Metodologi Kartono, Kartini. 2008. Kenakalan Remaja.
Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dimyati dan Mudjiyono, (2015). Panduan Durkheim (1990). Psikologi Remaja.
Internalisasi Pendidikan Karakter di Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Wibowo (2012), “Pengaruh Pelaksanaan
Daryanto (2013). Perkembangan Peserta Tata Tertib Sekolah Terhadap
Didik; Pengembangan Kompetensi Kedisiplinan Belajar Siswa”, Jurnal
Pedagogis Guru. Yogyakarta: Pendidikan Universitas Garut, Vol.
Media Akademi. 02. No. 01, 2012, 3.
Ali Sulaiman, (2001). Manajemen
Pendidikan di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bahri, Syaiful dan Asnan Zain. 2007.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Barnawai dan Mohammad Arifin. 2012.
Instrumen Pembinaan, Peningkatan
dan Penilaian Kinerja Guru
Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Collins, Mallary dan Don Fontenelle. 2011.
Mengubah Perilaku Siswa.
Semarang: BPK Gunung Mulia.
D Sumarno. 2008. Pedoman Pelaksanaan
Disiplin Nasional dan Tata Tertib
Sekolah, Jakarta: C.V Jaya Abadi.
Meichati (2012). Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Djali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
E Mulyasa. 2005. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

372

Anda mungkin juga menyukai