LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Informed Consent
2. Form rekaman konseling
3. Deskripsi kasus
4. Lembar evaluasi proses
5. Lembar evaluasi hasil
6. Lembar kepuasan konseli
INFORMED CONSENT
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
1. Proses Konseling
Sesi konseling umumnya dilakukan selama 60 menit. Pada pertemuan sesi pertama
akan direncanakan jumlah pertemuan konseling dengan berdasar pada isu, kebutuhan,
dan lain-lain dari konseli. Konselor bersama konseli menyepakati bersama merancang
rencana perlakuan untuk memebuhi kebutuhan dan tujuan konseling. Oleh karena itu,
partisipasi konseli dalam mengikuti konseling sangat menentukan keberhasilan dan
kebermanfaatan konseling.
2. Keuntungan Konseling
Konseli mampu memperoleh keuntungan melalui konseling, yakni meningkatkan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, pemahaman diri dan pemberian
penghargaan positif terhadap diri sendiri yang semakin tinggi, serta kemampuan yang
lebih tinggi untuk memecahkan masalah atau stressor dari kehidupan sehari-hari. Hal-
hal tersebut bukan jaminan bahwa tujuan konseling pasti akan tercapai. Keuntungan
konseling yang didapat konseli sangat bergantung pada motivasi konseli untuk berubah.
3. Resiko Konseling
Proses konseling memungkinkan timbulnya peningkatan kecemasan, kebingungan,
atau frustrasi yang berdampak pada hubungan dengan orang lain, pembelajaran dan
diri sendiri selama berlangsungnya pendalaman masalah konseli. Karena konseling
biasanya bekerja di area yang menimbulkan ketidaknyamanan, maka penting untuk
melihat proses tersebut sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi cara mengatasi
emosi negatif. Pemahaman akan eksplorasi ini akan membantu meningkatkan
kesadaran tentang keyakinan, perasaan, dan perilaku yang menyebabkan permasalahan
dalam kehidupan Ananda. Penting bagi Ananda untuk bekerjasama dengan konselor
sepanjang proses konseling untuk memaksimalkan keuntungan dari konseling.
4. Kerahasiaan
Semua data yang diberikan sebelum, selama dan setelah proses konseling bersifat
rahasia, dan akan dijaga kerahasiaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Kode Etik Profesi Konselor dan peraturan perundangan yang berlaku. Penggunaan data
hanya diarahkan untuk kepentingan konseli. Penggunaan data untuk penelitian atau
hal lain hanya dilakukan sebagai informasi yang tidak teridentifikasi (non-identifying
information).
5. Hak Konseli
a. Mengetahui kredensial konselor (seperti latar belakang pendidikan atau profesional)
konselor, termasuk batasan layanan konseling.
b. Mendapatkan informasi tentang tujuan, teknik, prosedur, keterbatasan, potensi
risiko, dan keuntungan konseling.
c. Meminta pemutusan hubungan konseling dan mendapatkan layanan konseling dari
pihak lain, jika tidak puas dengan layanan dari konselor.
d. Mendapatkan perlakuan konseling yang adil.
6. Pengakhiran Konseling
Hubungan konseling dapat diakhiri setiap saat sesuai oleh konseli dan/atau
konselor. Pengakhiran dapat dilakukan secara sukarela maupun karena merasa kurang
mendapatkan manfaat atau tidak siap untuk menjalani sesi pertemuan konseling.
7. Kredensial Konselor
Konseling dilaksanakan oleh Nurulsani Arifah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling
SMK Negeri 1 Kudus dengan latar belakang pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling.
Dengan memberi tanda-tangan, berarti Ananda menyetujui pernyataan yang telah Ananda
baca dalam dokumen ini. Disamping itu, Saya juga setuju untuk mengikuti sesi pertemuan
konseling sesuai dengan penjelasan dalam dokumen ini.
Kudus, _________________2022
Konseli,
(____________________________)
Lampiran 2 Form Rekaman Konseling
Identitas Konseli
Nama : __________________________________________(L/P)
NIS : __________________________________________
Kelas : __________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Masalah:
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Pemecahan masalah:
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Tindak lanjut:
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Kudus, ____________________2022
Konselor/Guru BK,
DESKRIPSI KASUS
Siswa 1, 2, 3, 4, 5, 6 adalah siswa kelas XII Tata Busana yang baru saja menyelesaikan
PKL. Selama melaksanakan PKL, siswa mengalami kesulitan beradaptasi di tempat PKL, di
mana sebelumnya hanya belajar secara daring. Siswa mengeluh karena tidak dapat
mengikuti ritme kerja di industri. Sehingga muncul perilaku membantah pembimbing
lapangan maupun karyawan dengan tutur kata yang kurang sopan, menolak ketika diberi
pekerjaan, mudah marah baik dengan karyawan maupun temannya. Hal ini menyebabkan
tingkat absensi yang tinggi, serta siswa berkeinginan untuk dipindahkan dari industri
tersebut.
Pendekatan behavior memandang tingkah laku bermasalah atau maladaptif muncul dan
dipelajari oleh individu melalui interaksinya dengan lingkungan. Tingkah laku bermasalah
dalam pandangan behavior dapat dijelaskan sebagai tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan
negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam masalah ini, tingkah laku bermasalah siswa yakni pengendalian diri
yang rendah disebabkan karena proses belajar yang salah dari lingkungan, di mana selama
masa pandemi siswa hanya belajar secara daring.
Pembelajaran secara daring menurunkan kebiasaan-kebiasaan baik siswa. Perilaku
yang muncul seperti, siswa bangun siang, terlambat mengikuti pelajaran daring bahkan ada
yang tidak mengikuti sama sekali, serta mayoritas siswa terlambat mengumpulkan tugas.
Kondisi tersebut dipandang maklum oleh kebijakan pemerintah, sehingga apapun
kondisinya siswa tetap harus naik kelas. Hal inilah yang menyebabkan siswa kaget ketika
diterjunkan ke dunia industri. Selama daring siswa terbuai oleh kenikmatan beraktivitas di
rumah, sementara ketika di dunia industri siswa harus menyesuaikan dengan budaya kerja
yang sama sekali tidak pernah terbayang akan dialami sebelumnya.
Melalui layanan konseling kelompok pendekatan behavior, siswa diharapkan mampu
mendapatkan tingkah laku baru yang lebih adaptif. Sehingga tingkah laku baru berupa
pengendalian diri yang lebih baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
bermanfaat bagi kehidupan siswa, baik di sekolah, hubungan pertemanan, di lingkungan
tempat tinggal, maupun di lingkungan kerja setelah lulus nantinya.
Jika konseling kelompok ini tidak dilaksanakan, dikhawatirkan perilaku siswa yang
maladaptif seperti mudah mengeluh, mudah marah, membantah ketika diberi pekerjaan,
akan menetap dan dibawa hingga siswa bekerja dan terjun ke masyarakat.
Lampiran 4. Instrumen Evaluasi Proses
Identitas
Nama Peserta Didik : ______________________________________________________
Kelas : ______________________________________________________
Pelaksanaan Layanan : ______________________________________________________
Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai hasil penilaian anda
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi kelompok
2 Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan
3 Peserta didik kreatif
4 Peserta didik saling mengeluarkan pendapat
5 Peserta didik saling mengharagai ketika berpendapat
6 Peserta didik berargumentasi mempertahankan pendapat
masing-masing
Total Skor
Keterangan
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6 = 6 dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24.
2. Katagori Hasil :
Sangat Baik : 19 – 24
Baik : 13 – 18
Cukup : 7 – 12
Kurang :<7
Lampiran 5. Instrumen Evaluasi Hasil
Identitas
Nama Peserta Didik : ______________________________________________________ L / P
Kelas : ______________________________________________________
Petunjuk :
Setelah kalian mengikuti materi layanan konseling kelompok, maka jawablah pertanyaan di
bawah ini sesuai dengan apa yang kalian dapatkan dari kegiatan tersebut!
1. Pemahaman apa saja yang kalian dapatkan setelah menerima layanan konseling
kelompok?
5. Apakah kalian sudah mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk menciptakan strategi belajar yang menyenangkan?
6. Rencana apa saja yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah kalian terkait
pengendalian diri?
KEPUASAN KONSELI
TERHADAP PROSES KONSELING KELOMPOK
Identitas
Kelas : _____________________________________________
Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti.
2. Berilah tanda centang pada kolom tingkat kepuasan. Centang pada kolom 1 jika
Ananda merasa TIDAK PUAS dengan layanan yang diberikan, centang pada kolom 2
jika Ananda merasa PUAS terhadap layanan yang diberikan, centang pada kolom 3
jika Ananda merasa SANGAT PUAS terhadap layanan yang diberikan.
Tingkat Kepuasan
No. Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Penerimaan guru bimbingan dan konseling atau
konselor terhadap kehadiran Anda
2. Waktu yang disediakan untuk konseling kelompok
Kudus, _________________2022
Konseli
(_____________________________)
Keterangan
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6 = 6 dan skor tertinggi adalah 3 x 6 = 18.
2. Katagori Hasil :
Sangat Puas : 13 – 18
Puas : 6 – 12
Tidak Puas :<6