Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KUDUS
Jl. Ganesha II Purwosari Kabupaten Kudus Kode Pos 59316
Telp/fax (0291) 437367,434010
E-mail : info@smkn1kudus.sch.id, homepage : http://smkn1kudus.sch.id/

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Nama Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Kudus


Sasaran Layanan : Siswa 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Komponen Layanan : Layanan Responsif
Bidang Layanan : Pribadi
Waktu : 4 x 45 menit

A. Rumusan Masalah Siswa memiliki pengendalian diri yang rendah. Siswa


mengalami kesulitan beradaptasi di tempat PKL, di
mana sebelumnya hanya belajar secara daring. Siswa
mengeluh karena tidak dapat mengikuti ritme kerja di
industri (Antesedent). Sehingga muncul perilaku
membantah pembimbing lapangan maupun
karyawan dengan tutur kata yang kurang sopan,
menolak ketika diberi pekerjaan, mudah marah baik
dengan karyawan maupun temannya (Behavior). Hal
ini menyebabkan tingkat absensi yang tinggi, serta
siswa berkeinginan untuk dipindahkan dari industri
tersebut (Consequence).
B. Tujuan Umum Siswa mampu memunculkan pengendalian diri
dalam kehidupan sehari-hari. (C6)
C. Tujuan Khusus 1. Siswa mampu menganalisis pengendalian diri
masing-masing. (C4)
2. Siswa mampu membangun pengendalian diri yang
lebih baik. (A4)
3. Siswa mampu membiasakan pengendalian diri
dalam kehidupan sehai-hari. (A5)
D. Pendekatan Pemecahan Behavior
Masalah
E. Strategi/Teknik Teknik Modelling, symbolic model
Pemecahan Masalah
F. Media/Alat ATK, laptop, video, informed consent, form rekaman
konseling, deskripsi kasus, lembar evaluasi proses,
lembar evaluasi hasil, lembar kepuasan konseli
G Tahap Kegiatan Konseling
Pertemuan Pertama
1. Tahap Awal a. Pemimpin kelompok membuka layanan dengan
(kejelasan dan keterarahan salam dan berdoa. (Religius)
pernyataan tujuan, b. Pemimpin kelompok menyampaikan tujuan
pembinaan hubungan, layanan yang akan dicapai. (Communication)
pengarahan kegiatan) c. Pemimpin kelompok menerima anggota kelompok
secara terbuka dan mengucapkan terima kasih
atas kesediaan anggota kelompok mengikuti
layanan. (Compassion)
d. Pemimpin kelompok menjelaskan langkah-
langkah konseling kelompok. (Communication)
e. Pemimpin kelompok menjelaskan azas-azas dalam
konseling kelompok, meliputi: kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kenormatifan,
kerahasiaan. (Communication)
f. Pemimpin kelompok menjelaskan tugas dan
tanggung jawab Pemimpin kelompok dan anggota
kelompok dalam layanan. (Communication)
g. Pemimpin kelompok memberikan ice breaking
untuk membangun dinamika kelompok.
2. Tahap Peralihan/ Transisi a. Pemimpin kelompok menanyakan kesiapan
(memastikan tidak adanya anggota kelompok dalam melaksanakan tugas.
kecemasan dan (Communication)
memastikan komitmen b. Pemimpin kelompok memberi kesempatan
kelompok) bertanya kepada setiap anggota kelompok tentang
tugas-tugas yang belum mereka pahami.
(Pedagogical)
c. Pemimpin kelompok menjelaskan kembali secara
singkat tentang tugas dan tanggung jawab
pemimpin kelompok dan anggota kelompok dalam
melakukan kegiatan. (Communication)
d. Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya
pemimpin kelompok memulai ke tahap inti.
3. Tahap Inti a. Pembinaan hubungan konseling
(Dijabarkan kejelasan dan 1) Pemimpin kelompok menerima kondisi anggota
keterarahan dari prosedur kelompok apa adanya sebagai individu berharga.
pendekatan konseling dan 2) Pemimpin kelompok menampilkan diri secara
teknik yang digunakan) tulus di hadapan anggota kelompok.
3) Memahami kondisi anggota kelompok secara
empatik.
b. Identifikasi masalah (Asesmen)
1) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok
menceritakan masalahnya masing-masing.
2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok
mengemukakan keadaan yang benar-benar
dialaminya terkait dengan pengendalian diri
melalui kartu emoji.
3) Pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok mencari penyebab perilaku.
4) Pemimpin kelompok menganalisis perilaku
bermasalah yang dialami anggota kelompok saat
ini (behavior).
5) Pemimpin kelompok menganalisis situasi atau
peristiwa yang mengawali perilaku dan yang
mengikuti perilaku tersebut (antesedent dan
consequence).
6) Pemimpin kelompok menganalisis motivasi
anggota kelompok dalam melakukan perilaku-
perilaku yang khas (anecdot) sehari-hari terkait
dengan masalah yang dialami anggota
kelompok.
7) Pemimpin kelompok menganalisis pengendalian
diri pada konseli (self-control) terkait dengan
bagaimana tingkat pengendalian diri anggota
kelompok terhadap perilaku bermasalahnya.
8) Pemimpin kelompok menganalisis bagaimana
anggota kelompok melatih kendali diri dan
bagaimana dampaknya selama ini.
9) Pemimpin kelompok menganalisis hubungan
sosial anggota kelompok dengan
mengidentifikasi sejumlah orang-orang dekat
atau berpengaruh (significant other) yang
memiliki hubungan dan berkontribusi terhadap
permasalahan anggota kelompok.
10) Pemimpin kelompok menganalisis lingkungan
fisik sosial-budaya anggota kelompok.
c. Merumuskan tujuan (Goal setting)
1) Pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok memandang masalahnya atas dasar
tujuan yang diinginkan.
2) Pemimpin kelompok memperlihatkan tujuan
anggota kelompok berdasarkan kemungkinan
hambatan-hambatan situasional tujuan belajar
yang dapat diterima dan diukur.
3) Bersama dengan anggota kelompok
memecahkan tujuan ke dalam sub tujuan dan
menyusun tujuan menjadi susunan tujuan yang
berurutan.
d. Implementasi teknik (Technique Implementation)
1) Attentional: Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok menyaksikan video terkait
pengendalian diri.
2) Retention: Pemimpin kelompok meminta anggota
kelompok menyampaikan pendapat tentang
perilaku yang diperagakan model dalam video.
3) Production: Pemimpin kelompok mengajak
anggota kelompok mereproduksi respon atau
tingkah laku model.
4) Motivational: Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok menganalisis tingkah laku
model yang dapat diadaptasi dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Vicarious Learning: Pemimpin kelompok
mengajak anggota kelompok untuk
mengobservasi akibat/ konsekuensi yang
didapat orang lain untuk digunakannya sebagai
patokan dalam berperilaku.
e. Evaluasi dan pengakhiran (Evaluation and
Termination)
1) Pemimpin kelompok menguji apa yang anggota
kelompok lakukan terakhir.
2) Pemimpin kelompok mengeksplorasi
kemungkinan kebutuhan konseling tambahan.
3) Pemimpin kelompok membantu anggota
kelompok mewujudkan apa yang dipelajari
dalam proses konseling ke tingkah laku sehari-
hari konseli.
4) Pemimpin kelompok membantu anggota
kelompok untuk memantau perubahan
perilakunya secara kontinyu.
5) Pemimpin kelompok memberikan dan
menganalisis umpan balik untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses konseling.
6) Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok
mengevaluasi implementasi dari teknik yang
sudah dilakukan.
7) Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok
menentukan kesepakatan lamanya intervensi
dilakukan hingga tingkah laku yang diharapkan
menetap.
4. Tahap Penutup a. Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan
(pengakhiran proses konseling kelompok akan diakhiri.
layanan dan rencana (Communication)
tindak lanjut) b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan
menilai kemajuan yang dicapai masing-masing.
c. Pemimpin kelompok bersama dengan konseli
membahas kegiatan lanjutan. (Collaborative)
d. Anggota kelompok menyampaikan pesan serta
tanggapan terhadap pemimpin kelompok dan
layanan konseling kelompok yang telah dilakukan.
e. Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih
karena layanan terselenggara dengan baik.
(Pedagogical)
f. Pemimpin kelompok menutup layanan dengan
salam dan doa. (Religius)
g. Anggota kelompok mengisi lembar evaluasi yang
dibagikan pemimpin kelompok.
Pertemuan Kedua
1. Tahap Awal a. Pemimpin kelompok membuka layanan dengan
(kejelasan dan keterarahan salam dan berdoa. (Religius)
pernyataan tujuan, b. Pemimpin kelompok menyampaikan tujuan
pembinaan hubungan, layanan yang akan dicapai. (Communication)
pengarahan kegiatan) c. Pemimpin kelompok menerima anggota kelompok
secara terbuka dan mengucapkan terima kasih
atas kesediaan anggota kelompok mengikuti
layanan. (Compassion)
d. Pemimpin kelompok menjelaskan langkah-
langkah konseling kelompok. (Communication)
e. Pemimpin kelompok menjelaskan azas-azas dalam
konseling kelompok, meliputi: kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kenormatifan,
kerahasiaan. (Communication)
f. Pemimpin kelompok menjelaskan tugas dan
tanggung jawab Pemimpin kelompok dan anggota
kelompok dalam layanan. (Communication)
h. Pemimpin kelompok memberikan ice breaking
untuk membangun dinamika kelompok.
2. Tahap Peralihan/ Transisi a. Pemimpin kelompok menanyakan kesiapan
(memastikan tidak adanya anggota kelompok dalam melaksanakan tugas.
kecemasan dan (Communication)
memastikan komitmen b. Pemimpin kelompok memberi kesempatan
kelompok) bertanya kepada setiap anggota kelompok tentang
tugas-tugas yang belum mereka pahami.
(Pedagogical)
c. Pemimpin kelompok menjelaskan kembali secara
singkat tentang tugas dan tanggung jawab
pemimpin kelompok dan anggota kelompok dalam
melakukan kegiatan. (Communication)
g. Setelah semua menyatakan siap, selanjutnya
pemimpin kelompok memulai ke tahap inti.
3. Tahap Inti a. Pembinaan hubungan konseling
(Dijabarkan kejelasan dan 1) Pemimpin kelompok menerima kondisi anggota
keterarahan dari prosedur kelompok apa adanya sebagai individu berharga.
pendekatan konseling dan 2) Pemimpin kelompok menampilkan diri secara
teknik yang digunakan) tulus di hadapan anggota kelompok.
3) Memahami kondisi anggota kelompok secara
empatik.
b. Identifikasi masalah (Asesmen)
1) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok
menceritakan masalahnya masing-masing.
2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok
mengemukakan keadaan yang benar-benar
dialaminya terkait dengan pengendalian diri.
3) Pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok mencari penyebab perilaku.
4) Pemimpin kelompok menganalisis perilaku
bermasalah yang dialami anggota kelompok saat
ini (behavior).
5) Pemimpin kelompok menganalisis situasi atau
peristiwa yang mengawali perilaku dan yang
mengikuti perilaku tersebut (antesedent dan
consequence).
6) Pemimpin kelompok menganalisis motivasi
anggota kelompok dalam melakukan perilaku-
perilaku yang khas (anecdot) sehari-hari terkait
dengan masalah yang dialami anggota
kelompok.
7) Pemimpin kelompok menganalisis pengendalian
diri pada konseli (self-control) terkait dengan
bagaimana tingkat pengendalian diri anggota
kelompok terhadap perilaku bermasalahnya.
8) Pemimpin kelompok menganalisis bagaimana
anggota kelompok melatih kendali diri dan
bagaimana dampaknya selama ini.
9) Pemimpin kelompok menganalisis hubungan
sosial anggota kelompok dengan
mengidentifikasi sejumlah orang-orang dekat
atau berpengaruh (significant other) yang
memiliki hubungan dan berkontribusi terhadap
permasalahan anggota kelompok.
10) Pemimpin kelompok menganalisis lingkungan
fisik sosial-budaya anggota kelompok.
c. Merumuskan tujuan (Goal setting)
1) Pemimpin kelompok mengajak anggota
kelompok memandang masalahnya atas dasar
tujuan yang diinginkan.
2) Pemimpin kelompok memperlihatkan tujuan
anggota kelompok berdasarkan kemungkinan
hambatan-hambatan situasional tujuan belajar
yang dapat diterima dan diukur.
3) Bersama dengan anggota kelompok
memecahkan tujuan ke dalam sub tujuan dan
menyusun tujuan menjadi susunan tujuan yang
berurutan.
d. Implementasi teknik (Technique Implementation)
1) Attentional: Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok menyaksikan video terkait
pengendalian diri.
2) Retention: Pemimpin kelompok meminta anggota
kelompok menyampaikan pendapat tentang
perilaku yang diperagakan model dalam video.
3) Production: Pemimpin kelompok mengajak
anggota kelompok mereproduksi respon atau
tingkah laku model.
4) Motivational: Pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok menganalisis tingkah laku
model yang dapat diadaptasi dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Vicarious Learning: Pemimpin kelompok
mengajak anggota kelompok untuk
mengobservasi akibat/ konsekuensi yang
didapat orang lain untuk digunakannya sebagai
patokan dalam berperilaku.
e. Evaluasi dan pengakhiran (Evaluation and
Termination)
1) Pemimpin kelompok menguji apa yang anggota
kelompok lakukan terakhir.
2) Pemimpin kelompok mengeksplorasi
kemungkinan kebutuhan konseling tambahan.
3) Pemimpin kelompok membantu anggota
kelompok mewujudkan apa yang dipelajari
dalam proses konseling ke tingkah laku sehari-
hari konseli.
4) Pemimpin kelompok membantu anggota
kelompok untuk memantau perubahan
perilakunya secara kontinyu.
5) Pemimpin kelompok memberikan dan
menganalisis umpan balik untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses konseling.
6) Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok
mengevaluasi implementasi dari teknik yang
sudah dilakukan.
d. Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok
menentukan kesepakatan lamanya intervensi
dilakukan hingga tingkah laku yang diharapkan
menetap.
H Evaluasi
1. Evaluasi Proses a. Pemimpin kelompok mengamati aktivitas, sikap,
dan antusias anggota kelompok dalam mengikuti
layanan.
b. Pemimpin kelompok mengamati cara anggota
kelompok dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya.
c. Pemimpin kelompok mengamati cara anggota
kelompok dalam memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan Pemimpin kelompok.
(Pedagogical)
2. Evaluasi Hasil a. Pemimpin kelompok mengukur pemahaman
anggota kelompok terkait pengendalian diri dan
rencana perubahan tingkah laku melalui lembar
evaluasi hasil.
b. Pemimpin kelompok mengamati perubahan
perasaan anggota kelompok dan apa yang anggota
kelompok rasakan setelah dilakukan layanan
melalui tanya jawab. (Pedagogical)
3. Tindak-lanjut konseling Layanan konseling individu untuk anggota kelompok
yang membutuhkan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Informed Consent
2. Form rekaman konseling
3. Deskripsi kasus
4. Lembar evaluasi proses
5. Lembar evaluasi hasil
6. Lembar kepuasan konseli

Kudus, 26 September 2022


Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Kudus Guru BK

Drs. Harto Sundoyo, M.Pd. Nurulsani Arifah, S.Pd.


NIP. 19630902 198903 1 013 NIP. 19930112 202221 2 013
Lampiran 1. Informed Consent

INFORMED CONSENT
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

1. Proses Konseling
Sesi konseling umumnya dilakukan selama 60 menit. Pada pertemuan sesi pertama
akan direncanakan jumlah pertemuan konseling dengan berdasar pada isu, kebutuhan,
dan lain-lain dari konseli. Konselor bersama konseli menyepakati bersama merancang
rencana perlakuan untuk memebuhi kebutuhan dan tujuan konseling. Oleh karena itu,
partisipasi konseli dalam mengikuti konseling sangat menentukan keberhasilan dan
kebermanfaatan konseling.

2. Keuntungan Konseling
Konseli mampu memperoleh keuntungan melalui konseling, yakni meningkatkan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, pemahaman diri dan pemberian
penghargaan positif terhadap diri sendiri yang semakin tinggi, serta kemampuan yang
lebih tinggi untuk memecahkan masalah atau stressor dari kehidupan sehari-hari. Hal-
hal tersebut bukan jaminan bahwa tujuan konseling pasti akan tercapai. Keuntungan
konseling yang didapat konseli sangat bergantung pada motivasi konseli untuk berubah.

3. Resiko Konseling
Proses konseling memungkinkan timbulnya peningkatan kecemasan, kebingungan,
atau frustrasi yang berdampak pada hubungan dengan orang lain, pembelajaran dan
diri sendiri selama berlangsungnya pendalaman masalah konseli. Karena konseling
biasanya bekerja di area yang menimbulkan ketidaknyamanan, maka penting untuk
melihat proses tersebut sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi cara mengatasi
emosi negatif. Pemahaman akan eksplorasi ini akan membantu meningkatkan
kesadaran tentang keyakinan, perasaan, dan perilaku yang menyebabkan permasalahan
dalam kehidupan Ananda. Penting bagi Ananda untuk bekerjasama dengan konselor
sepanjang proses konseling untuk memaksimalkan keuntungan dari konseling.

4. Kerahasiaan
Semua data yang diberikan sebelum, selama dan setelah proses konseling bersifat
rahasia, dan akan dijaga kerahasiaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Kode Etik Profesi Konselor dan peraturan perundangan yang berlaku. Penggunaan data
hanya diarahkan untuk kepentingan konseli. Penggunaan data untuk penelitian atau
hal lain hanya dilakukan sebagai informasi yang tidak teridentifikasi (non-identifying
information).

5. Hak Konseli
a. Mengetahui kredensial konselor (seperti latar belakang pendidikan atau profesional)
konselor, termasuk batasan layanan konseling.
b. Mendapatkan informasi tentang tujuan, teknik, prosedur, keterbatasan, potensi
risiko, dan keuntungan konseling.
c. Meminta pemutusan hubungan konseling dan mendapatkan layanan konseling dari
pihak lain, jika tidak puas dengan layanan dari konselor.
d. Mendapatkan perlakuan konseling yang adil.

6. Pengakhiran Konseling
Hubungan konseling dapat diakhiri setiap saat sesuai oleh konseli dan/atau
konselor. Pengakhiran dapat dilakukan secara sukarela maupun karena merasa kurang
mendapatkan manfaat atau tidak siap untuk menjalani sesi pertemuan konseling.
7. Kredensial Konselor
Konseling dilaksanakan oleh Nurulsani Arifah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling
SMK Negeri 1 Kudus dengan latar belakang pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling.

Dengan memberi tanda-tangan, berarti Ananda menyetujui pernyataan yang telah Ananda
baca dalam dokumen ini. Disamping itu, Saya juga setuju untuk mengikuti sesi pertemuan
konseling sesuai dengan penjelasan dalam dokumen ini.

Kudus, _________________2022
Konseli,

(____________________________)
Lampiran 2 Form Rekaman Konseling

REKAMAN SESI KONSELING

Identitas Konseli

Nama : __________________________________________(L/P)

NIS : __________________________________________

Kelas : __________________________________________

Hari/ Tanggal : __________________________________________

Sesi ke- : __________________________________________

Latar Belakang Konseli:

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Masalah:

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Pemecahan masalah:

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Tindak lanjut:

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Kudus, ____________________2022
Konselor/Guru BK,

Nurulsani Arifah, S.Pd.


NIP. 19930112 202221 2 013
Lampiran 3. Deskripsi Kasus

DESKRIPSI KASUS

Siswa 1, 2, 3, 4, 5, 6 adalah siswa kelas XII Tata Busana yang baru saja menyelesaikan
PKL. Selama melaksanakan PKL, siswa mengalami kesulitan beradaptasi di tempat PKL, di
mana sebelumnya hanya belajar secara daring. Siswa mengeluh karena tidak dapat
mengikuti ritme kerja di industri. Sehingga muncul perilaku membantah pembimbing
lapangan maupun karyawan dengan tutur kata yang kurang sopan, menolak ketika diberi
pekerjaan, mudah marah baik dengan karyawan maupun temannya. Hal ini menyebabkan
tingkat absensi yang tinggi, serta siswa berkeinginan untuk dipindahkan dari industri
tersebut.
Pendekatan behavior memandang tingkah laku bermasalah atau maladaptif muncul dan
dipelajari oleh individu melalui interaksinya dengan lingkungan. Tingkah laku bermasalah
dalam pandangan behavior dapat dijelaskan sebagai tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan
negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam masalah ini, tingkah laku bermasalah siswa yakni pengendalian diri
yang rendah disebabkan karena proses belajar yang salah dari lingkungan, di mana selama
masa pandemi siswa hanya belajar secara daring.
Pembelajaran secara daring menurunkan kebiasaan-kebiasaan baik siswa. Perilaku
yang muncul seperti, siswa bangun siang, terlambat mengikuti pelajaran daring bahkan ada
yang tidak mengikuti sama sekali, serta mayoritas siswa terlambat mengumpulkan tugas.
Kondisi tersebut dipandang maklum oleh kebijakan pemerintah, sehingga apapun
kondisinya siswa tetap harus naik kelas. Hal inilah yang menyebabkan siswa kaget ketika
diterjunkan ke dunia industri. Selama daring siswa terbuai oleh kenikmatan beraktivitas di
rumah, sementara ketika di dunia industri siswa harus menyesuaikan dengan budaya kerja
yang sama sekali tidak pernah terbayang akan dialami sebelumnya.
Melalui layanan konseling kelompok pendekatan behavior, siswa diharapkan mampu
mendapatkan tingkah laku baru yang lebih adaptif. Sehingga tingkah laku baru berupa
pengendalian diri yang lebih baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
bermanfaat bagi kehidupan siswa, baik di sekolah, hubungan pertemanan, di lingkungan
tempat tinggal, maupun di lingkungan kerja setelah lulus nantinya.
Jika konseling kelompok ini tidak dilaksanakan, dikhawatirkan perilaku siswa yang
maladaptif seperti mudah mengeluh, mudah marah, membantah ketika diberi pekerjaan,
akan menetap dan dibawa hingga siswa bekerja dan terjun ke masyarakat.
Lampiran 4. Instrumen Evaluasi Proses

EVALUASI PROSES LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Identitas
Nama Peserta Didik : ______________________________________________________
Kelas : ______________________________________________________
Pelaksanaan Layanan : ______________________________________________________
Petunjuk :
Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai hasil penilaian anda

No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi kelompok
2 Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan
3 Peserta didik kreatif
4 Peserta didik saling mengeluarkan pendapat
5 Peserta didik saling mengharagai ketika berpendapat
6 Peserta didik berargumentasi mempertahankan pendapat
masing-masing
Total Skor

Skor 4 ; sangat baik


Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup Baik
Skor 1 : Kurang Baik

Keterangan
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6 = 6 dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24.
2. Katagori Hasil :
Sangat Baik : 19 – 24
Baik : 13 – 18
Cukup : 7 – 12
Kurang :<7
Lampiran 5. Instrumen Evaluasi Hasil

EVALUASI HASIL LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Identitas
Nama Peserta Didik : ______________________________________________________ L / P
Kelas : ______________________________________________________
Petunjuk :
Setelah kalian mengikuti materi layanan konseling kelompok, maka jawablah pertanyaan di
bawah ini sesuai dengan apa yang kalian dapatkan dari kegiatan tersebut!

1. Pemahaman apa saja yang kalian dapatkan setelah menerima layanan konseling
kelompok?

2. Apakah pemahaman yang diperoleh sesuai dengan permasalahan kalian?

3. Apakah pemahaman yang kalian peroleh dapat digunakan untuk memecahkan


masalah kalian?

4. Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti layanan konseling kelompok?

5. Apakah kalian sudah mampu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk menciptakan strategi belajar yang menyenangkan?

6. Rencana apa saja yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah kalian terkait
pengendalian diri?

7. Kapan kalian akan mulai melakukan rencana tersebut?


Lampiran 6 Lembar Kepuasan Konseli

KEPUASAN KONSELI
TERHADAP PROSES KONSELING KELOMPOK

Identitas

Nama Konseli : _____________________________________________ L/P

Kelas : _____________________________________________

Nama Konselor : _____________________________________________

Hari/ Tanggal : _____________________________________________

Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti.
2. Berilah tanda centang pada kolom tingkat kepuasan. Centang pada kolom 1 jika
Ananda merasa TIDAK PUAS dengan layanan yang diberikan, centang pada kolom 2
jika Ananda merasa PUAS terhadap layanan yang diberikan, centang pada kolom 3
jika Ananda merasa SANGAT PUAS terhadap layanan yang diberikan.

Tingkat Kepuasan
No. Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Penerimaan guru bimbingan dan konseling atau
konselor terhadap kehadiran Anda
2. Waktu yang disediakan untuk konseling kelompok

3. Kesempatan yang diberikan guru bimbingan dan


konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli
untuk menyampaikan pendapat/ide
4. Kepercayaan Anda terhadap guru bimbingan dan
konseling atau konselor dalam layanan konseling
kelompok
5. Hasil yang diperoleh dari konseling kelompok

6. Kenyamanan dalam pelaksanaan konseling kelompok

Kudus, _________________2022
Konseli

(_____________________________)

Keterangan
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6 = 6 dan skor tertinggi adalah 3 x 6 = 18.
2. Katagori Hasil :
Sangat Puas : 13 – 18
Puas : 6 – 12
Tidak Puas :<6

Anda mungkin juga menyukai