Anda di halaman 1dari 22

Rasionalisasi

Dari hasil AKPD sebanyak 28 dari 36 siswa atau sebanyak 77% memilih item no 28 dengan
butir saya kurang memahami dampak dari media sosial. Hasil dari wawancara dengan guru
matapelajaran yang mengajar di kelas X TAV ada beberapa siswa yang terganggu belajarnya
karena setiap pelajaran selalu membuka media sosial. Hasil laporan yang masuk ada sekitar
5 orang di kelas X TAV yang HPnya disita karena ketahuan bermain HP saat jam pelajaran di
kelas. Mereka adalah, DN, AN, YL, DE, SN. Dari data yang di dapatkan bahwa :

1. DN menggunakan HP saat di kelas dan ketahuan karena dia bekerja paruh waktu
sebagai admin toko online. DN bekerja karena ingin membantu orang tuanya yang
baru-baru ini di PHK

2. AN menggunakan HP di kelas karena dia selalu berkomunikasi dengan pacarnya setiap


saat. Tidak peduli jam pelajaran dia selalu membuka hp terutama membalas whatsapp
dari pacarnya

3. YL menggunakan HP karena selalu membuka postingan-postingan di IG.

4. DE ketahuan menggunakan HP karena dia memiliki bisnis online. Dia membantu


orangtuanya berjualan jilbab secara online melalui media sosia.

5. SN diajak DN berkerja paruh waktu sebagai admin toko online. SN bertugas menjawab
pesan pelanggan yang masuk menanyakan ketersediaan barang. Tujuan dia ikut
bekerja adalah untuk menambah uang saku

Rata-rata mereka ketahuan saat membuka notifikasi pesan di HPnya sehingga mengganggu
pelajaran. Media social yang sering mereka gunakan adalah Whatsapp, Instagram, twitter,
Facebook dan telegram. Konselor akan mengundang ke 5 orang tersebut dan akan dilakukan
konseling kelompok. Tujuan di adakan konseling kelompok untu ke 5 orang anak tersebut
adalah memberikan bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
konselor kepada 5 orang tersebut dengan mempunyai permasalahan yang sama dan
membutuhkan bantuan yang bermuara pada terselesaikannya masalah yang sedang dihadapi
oleh segenap anggota kelompok. Pendekatan yang digunakan adalan behavior dan teknik
yang digunakan adalah self managemen.
alasan mengunakan pendekatan behavior adalah merubah perilaku dengan disesuaikan
dengan masalah yang dihadapinya. Dalam pelaksanaannya nanti akan dipilih mana masalah
prioritas yang akan di selesaikan dulu.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL


SEMESTER I (GANJIL) TAHUN PELAJARAN
2022/2023

1. Nama Konseli : DN, AN, YL, DE, SN


2. Kelas/ Semester : X TAV/ Ganjil
3. Hari, tanggal : Selasa, 25 November 2022
4. Pertemuan ke- : Satu
5. Waktu : 40 menit
6. Tempat : Ruang Bimbingan Konseling
7. Komponen : Layanan dasar
8. Fungsi Layanan : Preventif dan Kuratif
9. Bidang Layanan : Sosial
10. Gejala yang nampak/ keluhan :
Dari hasil AKPD sebanyak 28 dari 36 siswa atau sebanyak 77% memilih item no
28 dengan butir saya kurang memahami dampak dari media sosial. Hasil dari
wawancara dengan guru matapelajaran yang mengajar di kelas X TAV ada
beberapa siswa yang terganggu belajarnya karena setiap pelajaran selalu
membuka media sosial. Hasil laporan yang masuk ada sekitar 5 orang di kelas X
TAV yang HPnya disita karena ketahuan bermain HP saat jam pelajaran di kelas.
Mereka adalah, DN, AN, YL, DE, SN. Dari data yang di dapatkan bahwa :
1. DN menggunakan HP saat di kelas dan ketahuan karena dia bekerja paruh
waktu sebagai admin toko online. DN bekerja karena ingin membantu
orang tuanya yang baru-baru ini di PHK
2. AN menggunakan HP di kelas karena dia selalu berkomunikasi dengan
pacarnya setiap saat. Tidak peduli jam pelajaran dia selalu membuka hp
terutama membalas whatsapp dari pacarnya
3. YL menggunakan HP karena selalu membuka postingan-postingan di IG.
4. DE ketahuan menggunakan HP karena dia memiliki bisnis online. Dia
membantu orangtuanya berjualan jilbab secara online melalui media sosia.
5. SN diajak DN berkerja paruh waktu sebagai admin toko online. SN
bertugas menjawab pesan pelanggan yang masuk menanyakan
ketersediaan barang. Tujuan dia ikut bekerja adalah untuk menambah
uang saku.
Konselor akan mengundang ke 5 orang tersebut dan akan dilakukan konseling
kelompok.
11. Hasil yang akan dicapai :
a. Profil Pelajar Pancasila : Bernalar Kritis
b. Aspek Perkembangan : Kesadaran Tanggung jawab
c. Capaian Layanan :
Berinteraksi secara harmonis dengan orang lain sesuai dengan hak dan
kewajiban (Fase E)
d. Tujuan Khusus :
1) Konseli mampu merubah perilakunya yang bermain medsos di jam
pelajaran

2) Konseli diharapkan tidak akan mengulangi perbuatannya


3) Konseli mengetahui dampak yag ditimbulkan dari bermain media
social saat jam pelajaran

12. Pendekatan dan Teknik konseling yang digunakan :


a. Pendekatan : Behavior
b. Teknik : Self Managemen
13. Tahapan Kegiatan Konseling :
a. Tahap Pembinaan Hubungan
1) Konselor memberikan salam/ sapaan kepada konseli, kemudian
mengajak konseli mengawali kegiatan dengan doa
2) Konselor mengucapkan rasa terima kasih pada konseli telah
bersedia hadir dalam kegiatan konseling
3) Konselor menjelaskan asas-asas, tata cara dan peraturan dalam
konseling kelompok
4) Konselor menjelaskan gambaran kegiatan konseling kelompok yang akan
ditempuh
5) Konselor menanyakan tentang kesiapan konseli untuk kegiatan lebih
lanjut.
b. Tahap Asesmen masalah/ Identifikasi Masalah
1) Hasil AKPD siswa memilih item 28 dengan butir saya kurang memahami
dampak dari media sosial
2) Hasil laporan
a) 5 siswa HPnya disita karena ketahuan bermain HP (membuka
medsos) di jam pelajaran.
3) Wawancara dengan guru pengajar kels X TAV
a) Ada beberapa siswa yang belajarnya terganggu karena sering
membuka medsos

4) Wawancara dengan siswa


1. DN menggunakan HP saat di kelas dan ketahuan karena dia bekerja
paruh waktu sebagai admin toko online. DN bekerja karena ingin
membantu orang tuanya yang baru-baru ini di PHK
2. AN menggunakan HP di kelas karena dia selalu berkomunikasi
dengan pacarnya setiap saat. Tidak peduli jam pelajaran dia selalu
membuka hp terutama membalas whatsapp dari pacarnya
3. YL menggunakan HP karena selalu membuka postingan-postingan di
IG.
4. DE ketahuan menggunakan HP karena dia memiliki bisnis online.
Dia membantu orangtuanya berjualan jilbab secara online melalui
media sosia.
5. SN diajak DN berkerja paruh waktu sebagai admin toko online. SN
bertugas menjawab pesan pelanggan yang masuk menanyakan
ketersediaan barang. Tujuan dia ikut bekerja adalah untuk
menambah uang saku.

c. Tahap Penetapan Tujuan


Konselor mengajak konseli untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai
yaitu bisa mengetahui dampak dari penggunaan media social, tidak
bermain hp saat pelajaran.
d. Tahap Penentuan Teknik Konseling
1) Tahap pembentukan
Pada tahapan ini merupakan pengenalan diri dari anggota dalam
kelompok. Tujuan tahap ini adalah agar anggota memahami maksud
konseling kelompok. Dengan pemahaman itu akan memungkinkan
anggota kelompok mau berperan aktif dalam kegiatan konseling
kelompok. Pemahaman itu selanjutnya akan menumbuhkan minat pada
diri mereka untuk mengikut kegiatan konseling kelompok.
2) Tahapan peralihan
Tahapan peralihan merupakan jembatan antara tahap pembentukan dan
tahap sealnjutnya, yaitu tahap kegiatan. Dengan kata lain tahap
peralihan merupakan tahap penegasan bahwa seluru anggota kelompok
telah memahami tujuan dan prosedur pelaksanaan konseling kelompok
dengan menggunakan teknik self management untuk meningkatkan
kepercayaan diri dan siap untuk melaksanakan proses konseling sesuai
tahap-tahap yang ada.
3) Tahap kegiatan
Yaitu tahap proses mengentasan atau menyelesaikan masalah pribadi
anggota kelompok. Kegiatan tahap ini meliputi setiap kelompok
mengemukakan dan menjelaskan secara rinci masalah pribadinya yang
perlu mendapatkan bantuan penyelesaiannya dan semua anggota
kelompok ikut merespon apa yang sudah disampaikan anggota lainnya.
Menurut Komalasari, dkk (2016) menyatakan bahwa Self management
meliputi pemantauan diri (Self monitoring), reinforcement yang positif (self
reward), kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting) dan
penguasaan terhadap rangsangan (stimulus control).
1) Pemantauan diri (self monitoring)
Komalasari, dkk (2016) Tahap pemantauan diri (self monitoring) yaitu
konseli dengan sengaja mengamati tingkah lakunya sendiri serta
mencatatnya dengan teliti. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh konseli
dalam mencatat tingkah laku adalah frekuensi, intensits dan durasi
tingkah laku. Dalam proses ini konseli mengamati dan mencatat segala
sesuatu tentang dirinya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dalam pemantauan diri ini biasanya konseli mengamati dan mencatat
perilaku masalah, mengendalikan penyebab terjadinya masalah
(antecedent) dan menghasilkan konsekuensi.
2) Reinforcement yang positif (self reward)
Digunakan untuk membantu konseli mengatur dan memperkuat
perilakunya melalui konsekuensi yang dihasilkan sendiri. Reinforcement
positif (self reward) yaitu tahap untuk mengubah setting dan antecedent
untuk mengarahkan perilaku ke arah yang dinginkan. Ganjaran ini
digunakan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku yang
diinginkan. Asumsi dasar teknik ini adalah bahwa dalam pelaksanannya,
ganjaran yang dihadirkan diri sendiri sama dengan ganjaran yang
mendesak perilaku sasaran.
3) Kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting)
Kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri merupakan tahap untuk
mengubah perilaku dengan melihat konsekuensi atau tujuan yang
diinginkan. Ada beberapa langkah dalam self contracting ini yaitu: (1)
Konseli membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku dan
perasaan yang diinginkannya (2) Konseli meyakini semua yang ingin
diubahnya (3) Konseli bekerja sama dengan teman atau keluarga untuk
program self management-nya (4) Konseli akan menanggung resiko dengan
program self management yang dilakukannya (5) Pada dasarnya, semua
yang konseli harapkan mengenai perubahan pikiran, perilaku dan
perasaan adalah untuk konseli itu sendiri. (6) Konseli menuliskan
peraturan untuk dirinya sendiri selama menjalani proses self management.
4) Penguasaan terhadap rangsangan (self control)
Menurut Komalasari, dkk (2016) tahap penguasaan terhadap rangsangan
(self control) merupakan tahap untuk mengevaluasi penggunaan
manajemen diri pada perilaku yang ditargetkan pada akhir periode. Teknik
ini menekankan untuk mempertahankan perilaku baru yang diinginkan.

4) Tahap pengakhiran
bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali
kelompok itu harus bertemu, tapi pada hasil yang telah dicapai oleh
kelompok itu. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan
segera diakhiri.
 Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan.
 Membahas kegiatan lanjutan.
 Mengemukakan pesan dan harapan.
e. Tahap Evaluasi dan tindak lanjut
1) Konselor mengidentifikasi keberhasilan konseling dengan
mengajukan beberapa pertanyaan pada konseli
2) Konselor memberi umpan balik simpulan, memberikan reinforcement
3) Konselor menjelaskan kepada konseli bahwa kegiatan konseling akan
segera diakhiri

4) Membahas kegiatan lanjutan jika mungkin diperlukan kembali


melakukan konseling lanjutan.
5) Konselor memimpin doa dan menutup dengan salam
4. Evaluasi :
a. Evaluasi Proses
Konselor memperhatikan proses layanan terutama proses keaktifan dan
sikap konseli. Konseli mengisi angket kepuasan selama mengikuti
layanan.
b. Evaluasi Hasil
i. Konseli mengisi LKPD saat proses layanan berlangsung dan mengisi
LKPD setelah mengikuti kegiatan konseling sebagai tugas rumah.
ii. Konselor melakukan observasi terhadap perilaku yang ditampilkan
konseli setelah diberikan layanan.
Lampiran :
1. Lembar Evaluasi
2. LKPD
3. Modul

Mengetahui Mojokerto, …….…………… 20…


Kepala Sekolah, Guru BK/ Konselor,

Drs. LADI, MM REZA ZULKARNAIN A, S.Pd


NIP. 19650915 198903 1 013 NIP. 19871207 2022201 1 015
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

KEPUASAN KONSELI
TERHADAP PROSES KONSELING INDIVIDUAL

IDENTITAS
1. Nama konseli :
2. Nama konselor :

Petunjuk : 1. Bacalah secara teliti


2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia.

Sangat Kurang
No Aspek yang Dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
Penerimaan guru bimbingan dan
1 konseling atau konselor terhadap
kehadiran Anda
Kemudahan guru bimbingan dan
2 konseling atau konselor untuk diajak
curhat
Kepercayaan Anda terhadap guru
3 bimbingan dan konseling atau
konselor dalam layanan konseling
Pelayanan pemecahan masalah
4
tercapai melalui konseling individual

Mojokerto, …….…………… 20…


Peserta didik/ Konseli,

____________________________

Keterangan : Dokumen laporan bersifat rahasia


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

EVALUASI PROSES
PEDOMAN OBSERVASI LAYANAN KONSELING INDIVIDU
(DIISI OLEH KONSELI)
A. Identitas
1. Nama :
2. Kelas :
3. Tanggal Konseling :
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang () pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang terjadi selama
proses layanan konseling
YA : bila pernyataan tersebut muncul pada pengamatan
TIDAK : bila pernyataan tersebut tidak muncul pada pengamatan
PENGAMATAN
NO. ASPEK YANG DIAMATI
YA TIDAK
1. Konselor menyambut saya dengan hangat
2. Konselor memberikan saya waktu dalam
menyampaikan apa yang saya rasakan
3. Konselor meberikan instruksi yang jelas dalam
kegiatan konseling
4. Konselor memberikan penjelasan terhadap apa yang
akan dilakukan selanjutnya
5. Proses konseling berjalan dengan menyenangkan

6. Proses konseling berjalan sesuai dengan waktu yang


telah ditentukan

Total Skor
Mojokerto November 2022Konseli

.........................................
KRITERIA PENSKORAN:
1. Skor 1 untuk jawaban “Ya” dan Skor 0 untuk jawaban “Tidak”
2. Skor minimal yang dicapai adalah 0 x 6 = 0, dan skor tertinggi adalah 1 x 6 = 6
3. Kategori hasil
a. Jika jumlah skor 5 - 6, maka layanan bimbingan klasikal dikatakan Baik
b. Jika jumlah skor 3 - 4, maka layanan bimbingan klasikal dikatakan Cukup Baik
c. Jika jumlah skor 0 - 2, maka layanan bimbingan klasikal dikatakan Kurang Baik
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

INSTRUMEN EVALUASI PROSES OLEH KOSELOR

Hari/ Tanggal : ……………………………. Nama Konseli : ………


Sesi Pertemuan : Ke…… Pemberi Layanan : ………

Isilah dengan memberi tanda cek (  ) pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan waktu
proses konseling berjalan.
NO KEGIATAN KONSELI YA TIDAK
1 Konseli datang tepat waktu
2 Konseli menunjukkan perhatian penuh
3 Konseli mengungkapkan permasalahan dengan terbuka
4 Konseli aktif bertanya selama proses konseling
5 Konseli mampu mengenali tindakan negatifnya yang telah
dilakukannya
6 Konseli mampu mengubah tindakan negatif menjadi
tindakan yang lebih positif
7 Konseli menjawab pertanyaan yang diajukan konselor
8 Konseli menunjukkan tanggung jawab terhadap hal yang telah
disepakati
9 Konseli bersedia melakukan konseling individu lanjutan

Mojokerto, November 2022


Konselor

.......................................................
KRITERIA PENSKORAN :

1. Skor 1 untuk jawaban : “Ya” dan skor 0 untuk jawaban : “Tidak”


2. Skor minimal yanng dicapai adalah 0 x 9 = 0, dan skor tertinggi adalah 1 x 9 = 9
3. Kategori hasil
a. Jika Jumlah skor 7-9, maka layanan konseling individu dikatakan baik
b. Jika Jumlah skor 4-6, maka layanan konseling individu dikatakan cukup baik
c. Jika Jumlah skor 0-3, maka layanan konseling individu dikatakan kurang baik
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

EVALUASI PROSES
PEDOMAN OBSERVASI LAYANAN KONSELING
INDIVIDU (DIISI OLEH KONSELI)
A. Identitas
1. Nama :
2. Kelas :
3. Tanggal Konseling :
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang () pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang
terjadi selamaproses layanan konseling
YA : bila pernyataan tersebut muncul pada
pengamatan TIDAK : bila pernyataan tersebut tidak
muncul pada pengamatan
PENGAMATAN
NO. ASPEK YANG DIAMATI
YA TIDAK
1. Konselor menyambut saya dengan hangat
2. Konselor memberikan saya waktu dalam
menyampaikan apa yang saya rasakan
3. Konselor meberikan instruksi yang jelas dalam
kegiatan konseling
4. Konselor memberikan penjelasan terhadap apa yang
akan dilakukan selanjutnya
5. Proses konseling berjalan dengan menyenangkan
6. Proses konseling berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan

Total Skor
Mojokerto, Agustus 2022
Konseli
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

KONTRAK PERILAKU
Saya ………………………… pada tanggal …………………….....
menyatakan bahwa saya setuju melakukan hal-hal dibawah ini :

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Usaha saya dikatan berhasil jika


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Apabila saya berhasil melakukannya, saya akan mendapatkan


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Tanggal berakhirnya kontrak : ……………………………………………..

Konselor Konseli
……………………………………….. …………………………………........

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 JETIS
Jl. Raya Desa Mojolebak Kec. Jetis Kab. MojokertoKode Pos 61352 Jawa Timur
Telp. & Fax. (0321) 3670015 E-mail : smkn1jetis@gmail.com
MOJOKERTO

LKPD

Self Monitoring :

Berapa kali anda membuka HP ?

Apa yang anda buka ketika membuka HP ?

Senin Selasa

Rabu Kamis

Jumat Sabtu

Minggu
MODUL
KONSELING KELOMPOK MASALAH SISWA TIDAK MENGETAHUI DAMPAK
DARI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN ……… TEKNIK
DISKUSI

1. Analisis Masalah
Berdasarkan Hasil AKPD
 hasil AKPD sebanyak 28 dari 36 siswa atau sebanyak 77%
memilih item no 28 dengan butir saya kurang memahami dampak
dari media sosial.
Berdasarkan Hasil wawancara dengan guru pengajar di kelas X TAV
 TAV ada beberapa siswa yang terganggu belajarnya karena setiap
pelajaran selalu membuka media sosial.
Berdasarkan Laporan yang masuk
 5 orang di kelas X TAV yang HPnya disita karena ketahuan
bermain HP saat jam pelajaran di kelas. Mereka adalah, DN, AN,
YL, DE, SN
Berdasarkan wawancara dengan siswa
1. DN menggunakan HP saat di kelas dan ketahuan karena dia
bekerja paruh waktu sebagai admin toko online. DN bekerja
karena ingin membantu orang tuanya yang baru-baru ini di PHK
2. AN menggunakan HP di kelas karena dia selalu berkomunikasi
dengan pacarnya setiap saat. Tidak peduli jam pelajaran dia selalu
membuka hp terutama membalas whatsapp dari pacarnya
3. YL menggunakan HP karena selalu membuka postingan-postingan
di IG.
4. DE ketahuan menggunakan HP karena dia memiliki bisnis online.
Dia membantu orangtuanya berjualan jilbab secara online melalui media
sosia.
5. SN diajak DN berkerja paruh waktu sebagai admin toko online. SN
bertugas menjawab pesan pelanggan yang masuk menanyakan
ketersediaan barang. Tujuan dia ikut bekerja adalah untuk menambah
uang saku

2. Pendekatan Konseling Behavior


Konseling behavior dikembangkan sejak 1950-an dan 1960-an.
Konseling tersebut merupakan pemisahan yang radikal dari
psikoanalisis yang berlaku saat itu. Di samping itu, konseling ini banyak
beda dari konseling lain karena penggunaan pembiasaan klasik dan
pembiasaan operan terhadap penanganan berbagai perilaku bermasalah
(Corey. 2013). Konseling behavior dikembangkan sejak 1950-an dan
1960-an. Konseling tersebut merupakan pemisahan yang radikal dari
psikoanalisis yang berlaku saat itu. Di samping itu, konseling ini banyak
beda dari konseling lain karena penggunaan pembiasaan klasik dan
pembiasaan operan terhadap penanganan berbagai perilaku bermasalah
(Corey. 2013). Konseling behavior saat ini dapat dipahami dengan
memperhatikan empat bidang pokok perkembangan: classical
conditioning, operant conditioning, social learning theory, dan cognitive
behavior counseling (Corey, 2013). Tokoh kondisioning klasik adalah
Ivan Pavlov yang mengilustrasikan classical conditioning melalui
percobaan dengan anjing. Operant conditioning adalah jenis belajar di
mana perilaku semata-mata dipengaruhi oleh akibat yang menyertainya.
Tokohnya adalah B. F. Skinner. Kedua jenis belajar tersebut tidak
memasukka konsep-konsep mediasi (proses berpikir, sikap, dan nilai).
Pendekatan belajar sosial dikembangkan Bandura bersifat interaksional,
interdesipliner, dan multimodal. Perilaku dipengaruhi oleh peristiwa-
peristiwa stimulus, pengaruh eksternal, dan proses mediasi kognitif.
Konseling kognitif behavior bersama social-learning theory mewakili arus
utama konseling perilaku kontemporer. Sejak tahun 1970-an gerakan
behavior meyakini peran pikiran, bahkan menempatkan faktor kognitif
sebagai peran pokok dalam memahami dan menangani masalah-
masalah emosional dan perilaku. Secara umum, konseling behavior
mengacu pada praktik yang didasarkan utamanya pada teori social
cognitive dan mengakomodasi seperangkat prinsip dan prosedur
kognitif. Konseling behavior saat ini cenderung terpadu dengan
konseling kognitif dan disebut konseling kognitif behavior (cognitive
behavior counseling).
Konsep Dasar
a) Hakikat Manusia
Dalam pandangan behavior manusia pada hakikatnya bersifat
mekanistik atau merespon kepada lingkungan dengan kontrol yang
terbatas, hidup dalam alam deterministik dan sedikit peran aktifnya
dalam memilih martabatnya. Manusia memulai kehidupannya dengan
memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk
kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya (Capuzzi &
Gross, 2011). Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi
dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar pembiasaan klasik,
pembiasaan operan, dan peniruan. Manusia bukanlah hasil dari
dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi
pembentukan tingkah laku. Manusia cenderung mengambil stimulus
yang menyenangkan dan menghindarkan stimulus yang tidak
menyenangkan, sehingga dapat menimbulkan tingkah laku yang salah
atau tidak sesuai. Banyak tingkah laku yang menyimpang karena
individu hanya mengambil sesuatu yang disenangi dan menghindar dari
yang tidak disenangi. Mendasarkan beberapa konsep diatas, secara
umum hakikat manusia menurut pendekatan konseling perilaku:
a. Manusia bertingkahlaku melalui proses belajar

Semua perilaku manusia, tepat atau tidak, dikehendaki atau tidak


diperoleh melalui proses belajar. Misalnya seorang siswa melanggar
disiplin sekolah, maka ia akan memperoleh hukuman di sekolah.
Namun selain ia sendiri merasakan ganjaran maka secara tidak
langsung ia juga menjadi pusat perhatian teman-teman maupun
gurunya. Siswa belajar cara-cara menarik perhatian, cara dan
konsekuensi tentang aturan sekolah, dan sebagainya.

b. Manusia berkembang melalui proses kematangan dan belajar

Sebagian perubahan perilaku yang dialami individu muncul karena


proses kematangan dan hasil belajar dari peristiwa-peristiwa yang
dialami oleh individu. Individu dalam berperilaku akan mengevaluasi
dari waktu kewaktu apakah perilakunya tepat maupun tidak sampai
pada akhirnya individu belajar dari apa yang telah dilakukan karena
mendapatkan respon dari lingkungannya.
c. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya
Lingkungan merupakan unsur penting dalam proses belajar individu.
Melalui lingkunganlah manusia berinteraksi sekaligus belajar dari apa
yang telah dilihatnya maupun dirasakannya. Lingkungan bisa bersifat
fisik maupun sosial. Bagaimana kepribadian seseorang berkembang,
bergantung interaksinya dengan lingkungan.
d. Manusia bersifat unik
Manusia berbeda antara satu dengan lainnya. Manusia berbeda pula
dalam pola tingkah lakunya. Individu dapat mengartikan situasi secara
berbeda dari hasil belajarnya, dan akan mereaksi situasi berdasar atas
hasil belajar yang ia peroleh dari hasil belajar sebelumnya.
e. Manusia memiliki kebutuhan bawaan dan yang dipelajari
Manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan bawaan, khususnya
kebutuhan fisiologis. Kebutuhan lainnya yang berkembang di kondisi
lain akan lebih banyak dan kebutuhan itu akan juga dipelajari
bagaimana pemenuhannya melalui pengalaman-pengalaman yg ada.
f. Manusia bersifat reaktif
Pada dasarnya individu akan merespon atau akan bereaksi berperilaku
ketika terdapat stimulus dari lingkungan. Dengan demikian manusia
berkembang sesuai hukum-hukum belajar.
g. Manusia dipengaruhi oleh aspek kognitifnya
Aspek kognitif turut menentukan pola tingkah laku individu. Hal ini
dikemukakan bahwa perilaku individu bukan berasal hasil dari
kondisikondisi bersyarat (conditional) belaka namun juga belajar dari
social maupun proses kognitifnya.
3. Teknik Self Managemen
Self management melibatkan pemantauan diri, penguatan yang positif,
kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri dan penguasaan terhadap
rangsangan. Self management atau pengelolaan diri merupakan suatu
strategi pengubahan perilaku yang bertujuan untuk mengarahkan
perilaku seseorang dengan suatu teknik atau kombinasi teknik
terapeutik. Self management berkenaan dengan kesadaran dan
keterampilan untuk mengatur keadaan sekitarnya yang mempengaruhi
tingkah laku individu. Self management adalah suatu proses dimana
klien mengarahkan sendiri pengubahan perilakunya dengan satu
strategi atau gabungan strategi. Self management bertujuan untuk
membantu konseli menyelesaikan masalah, teknik ini menekankan pada
perubahan tingkah laku konseli yang dianggap merugikan orang lain.
Self management merupakan upaya individu untuk melakukan
perencanaan, pemusatan perhatian, dan evaluasi terhadap aktivitas
yang dilakukan. Di dalamnya terdapat kekuatan psikologis yang
memberi arah pada individu untuk mengambil keputusan dan
menentukan pilihannya serta menetapkan cara-cara yang efektif dalam
mencapai tujuannya. Pada dasarnya, pengelolaan diri terjadi ketika
seseorang terlibat dalam satu perilaku dan mengendalikan terjadinya
perilaku lain (perilaku sasaran) dikemudian waktunya. Self management
melibatkan adanya perilaku pengendali dan perilaku yang terkendali.
Dalam perilaku pengendali melibatkan penerapan strategi pengelolaan
diri dimana anteseden dan konsekuensi dari perilaku terget atau
perilaku alternatif yang akan dimodifikasi. Self management merupakan
serangkaian teknis untuk mengubah perilaku, pikiran, dan perasaan
Berdasarkan uraian di atas, self management merupakan seperangkat
prinsip atau prosedur yang meliputi pemantauan diri (self monitoring),
reinforcement yang positif (self reward), perjanjian dengan diri sendiri
(self contracting), penguasaan terhadap rangsangan (stimulus control)
dan merupakan keterkaitan antara teknik cognitive, behavior, serta
affective dengan susunan sistematis berdasarkan kaidah pendekatan
cognitive behavior therapy, digunakan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam proses kematangan karir yang diharapkan.
TUJUAN SELF MANAGEMENT
Tujuan dari self management adalah pengembangan perilaku yang lebih
adaptif dari konseli. Konsep dasar dari self management adalah :
1. Proses pengubahan tingkah laku dengan satu atau lebih strategi
melalui pengelolaan tingkah laku internal dan eksternal individu.
2. Penerimaan individu terhadap program perubahan perilaku
menjadi syarat yang mendasar untuk menumbuhkan motivasi
individu.
3. Partisipasi individu untuk menjadi agen perubahan menjadi hal
yang sangat penting.
4. Generalisasi dan tetap mempertahankan hasil akhir dengan jalan
mendorong individu untuk menerima tanggung jawab
menjalankan strategi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Perubahan bisa dihadirkan dengan mengajarkan kepada individu
menggunakan ketrampilan menangani masalah.
6. Agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam situasi-
situasi yang menghambat tingkah laku yang mereka hendak
hilangkan dan belajar untuk mencegah timbulnya perilaku atau
masalah yang tidak dikehendaki.
7. Individu dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka
sehingga mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang
tidak baik dan peningkatan hal-hal yang baik dan benar.

LANGKAH-LANGKAH TEKNIK SELF-MANAGEMENT

Adapun tahap-tahap dalam self management sebagai berikut:


1. Konseli mengidentifikasi dan mencatat sasaran perilaku dan
mengontrol penyebab serta akibatnya.
2. Konseli mengidentifikasi perilaku yang diharapkan arah
perubahannya.
3. Konseli menjelaskan kemungkinan strategi pengelolaan diri (self
management).
4. Konseli memilih satu atau lebih strategi self management.
5. Konseli menyatakan secara verbal persetujuan untuk
menggunakan strategi self management.
6. Konselor memberikan instruksi dan model strategi yang dipilih.
7. Konseli mengulang pemahaman strategi yang dipilih.
8. Konseli menggunakan strategi yang dipilih.
9. Konseli mencatat penggunaan strategi serta tingkat perilaku
sasaran.
10. Data konseli diperiksa oleh konselor bersama konsel dan konseli
melanjutkan atau membuat revisi program.
11. Membuat catatan dan penyajian data pada diri sendiri dan
penguat demi kemajuan

Anda mungkin juga menyukai