Anda di halaman 1dari 4

Nama : Savira Aida Larasati

NIM : 20010664091

Absen : 18

Kelas : 2020 A

RESUME KULIAH TAMU WAWANCARA DAN KONSELING

Oleh : Bpk. Muhammad Badril Rizal

WAWANCARA DAN KONSELING

Wawancara : Suatu proses Tanya jawab yang bertujuan menggali suatu informasi tertentu
dimana terdapat narasumber dan pewawancara

Wawancara dapat dilakukan pada aktivitas berbeda-beda yaitu :

 Job Interview : Menggunakan metode wawancara untuk menggali informasi seorang


pelamar oleh recruiter
 Introgasi / Investigasi : Menggunakan metode wawancara untuk menggali informasi yang
melibatkan tingkat kecurigaan (biasanya pada kepolisian kepada seorang kriminal)
 Konseling : Menggali informasi untuk menemukan penyelesaian masalah atau jalan
keluar

Wawancara merupakan sebuah metode yang pasti digunakan dalam konseling.

KONSELING

Konseling merupakan pola pemberian bantuan kepada individu untuk mengatasi hambatan-
hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang
dimilikinya secara optimal.

Ketika melakukan wawancara pesan yang dilakukan berupa direct massage. Akan tetapi,
konseling melibatkan direct dan indirect massage. Dalam aktivitas konseling yang ditangkap
tidak hanya pesan direct, tetapi juga mengamati pesan-pesan secara tidak langsung yang muncul
baik verbal maupun non verbal (Intonasi, gerak gerik, dll).

Oleh karena itu dalam wawancara setting konseling, ada sesuatu yang kita amati dan lebih
kompleks dari informasi yang disampaikan.
KONSELING SEKOLAH

A. Tempat Konseling

Akan ada kondisi dimana rumah, ruang kelas, café, kamar pribadi dan berbagai
tempat akan menjadi ruang konseling anda. Sehingga akan bepengaruh terhadap teknik
atau strategi dalam wawancara.

B. Waktu Konseling
Konseling tidak hanya dilakukan ketika konseli dating secara sukarela, tetapi juga ketika
gejala perilaku negatif terlihat.

NLP MODEL DALAM WAWANCARA KONSELING

1. Attending and Building Rapport


Merupakan bagaimana cara kita menjemput client, memberikan kepercayaan bahwa kita
memiliki integritas untuk memberikan kepercayaan kepada mereka. Rapport dapat
dibangun denga cara mencocokkan bahasa verbal dan non verbal dari lawan bicara.
a) Matching
a. Verbal : Mencocokkanperkataan
b. Non verbal : mencocokkan bahasa tubuh dan intonasi
b) Mirroring : Meniru gerakan seperti cermin
c) Yes set Conditioning
Dalam proses komunikasi yang baik, pemberian informasi ada baiknya
melakukan kalibrasi terlebih dulu sebelum memberikan informasi. Kalibrasi
(penyesuaian) dapat dilakukan dengan Yes-Set Conditioning.
Contoh : “Saya faham mungkin saat ini kamu merasa belum siap menceritakan
perasaanmu, juga belum nyaman karena ini pertama kali saya panggil kamu
untuk sharing. Tapi saya pastikan bahwa setiap orang butuh orang lain untuk
saling bercerita, juga saya pastikan bahwa sharing kita akan berujung pada
berkurangnya beban dalam dirimu”
2. Refleksi
Mengungkapkan kembalipikiran, perasaan, dan perilaku konseli
3. Eksplorasi
Menggali lebih dalam kalimat-kalimat yang disampaikan narasumber
4. Paraprhasing
Penekanan pesan utama yang disampaikan konseli yang kita ungkapkan dengan bahasa
sederhana
5. Konfrontasi
Mencoba menyampaikan hal yang bertentangan dengan konseli
6. Interpretasi dan Mengarahkan
Akhir dari sesi konseling, mencoba memberi ringkasan dan mengarahkan tahp apa yang
seharusnya dilakukan.

META MODEL

Alat yang digunakan untuk mengamati setiap kalimat yang keluar dari konseli. Meta model dapat
digunakan pada tahap refleksi, eksplorasi, paraphrasing, konfrontasi. Dalam wawancara
konseling seringkali terjadi tiga hal yang menyebabkan perlunya meta model dalam membedah
informasi yaitu :

1. Delesi : Tidak lengkapnya informasi yang disampaikan konseli


Kategori Delesi (Mencari informasi yang hilang atau kurang lengkap)
Contoh :
Konseli : “Saya sedang malas”
Konselor : “Malas apa tepatnya?” sehingga mendapatkan informasi yang hilang
2. Generalisasi : menggeneralisir informasi
Kategori Generalisasi (Mengenali batasan batasan pembicaraan)
Contoh :
Konseli : “Saya selalu gagal”
Konselor : “ Selalu gagal dalam hal apa?” “Apakah setiap saat Anda gagal?”
Hasilnya mendapatkan informasi lebih detail tentang sebuah proses
3. Distorsi : Mengaitkan informasi yang satu dengan yang lain sehingga menimbulkan
makna salah.
Kategori Distorsi (Mengenali bagaimana pembicara memaknai sesuatu dan membantu
pembicara untuk mendapatkan pemaknaan yang lebih “benar”
Contoh :
Konseli : “Jika ingin tenang harus menangis”
Konselor : “Apakah hanya dengan menangis bisa tenang?”
Hasilnya dapat menentang asumsi-asumsi penyebab yang menghasilkan akibat.

MILTON MODEL

Teknik yang bisa digunakan mempersuasi konseli agar lebih terbuka dengan konselor.

1. Yes-set Condition
 Menggunakan prinsip samakan dan arahkan dari pola pikiran.
 Digunakan jika mengharapkan jawaban “ya” dari orang lain.
 Metode :
o Ajukan 3 pertanyaan yang pasti akan dijawab “ya” oleh konseli
o Kemudian ajukan pertayaan yang anda inginkan dijawab “ya” konseli atau
orang lain
2. Double Bind
 Memberikan 2 pilihan yang sebenarnya apapun pilihan dari klien akan berujung
ke hal yang kita inginkan
 Digunakan bila anda ingin mengarahkan seseorang
 Metode :
o Asumsikan bahwa orang tersebut sudah setuju
o Siapkan 2 pilihan yang apapun pilihannya akan berujung ke hal yang
diinginkan
o Diantara pilihan tersebut sisipkan kata “atau”
3. Tag Question
 Statement pernyataan yang anda harapkan disetujui konseli
 Tambahkan kata kunci : “Ya?”, “Ya kan?”
 Metode :
o Menggunakan prinsip Gestalt Psychology
o Menggunakan pertanyaan konfirmasi yang mengunci, di akhir kalimat
4. Expert Illusion
 Penguatan ego manusia
 Kalimat yang ingin disetujui atau dianggap benar
 Metode :
o Memanfaatkan ego manusia “yang tidak mau terlihat bodoh”
o Menempatkan teman bicara sebagai peran “ahli,pakar, atau seseorang
yang sudah paham”
5. Ekuivalen Complex
 Kalimat subjek = kaimat predikat dan objek
 Metode : Mendistribusikan suatu kondisi pada suatu perilaku (disesuaikan dengan
perilaku yang ingin dimunculkan”
6. Supposition
 Emosi sebagai faktor penting dalam bertindak
 Digunakan untuk mengeksplor emosi seseorang agar mudah dipengaruhi
 Metode :
o Cari tahu gambaran apa yang diinginkan atau tidak diinginkan seseorang
di masa depan
o Ajak seseorang tersebut membayangkan kejadian tersebut di masa depan,
dengan menggunakan kata seandainya

Anda mungkin juga menyukai