Anda di halaman 1dari 23

• DEFENISI BNO IVP

BNO Singkatan dari Blass Nier Overzicht


(Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal,
Overzicht = Penelitian), BNO biasa
disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass)
dan IVP dan IVU (Intra Venous
Pyelography dan Intra Venous Uretrografi)
Adalah pemeriksaan radiografi pada sistem
urinaria (dari ginjal hingga blass) dengan
menyuntikkan zat kontras melalui
pembuluh darah vena.
• TUJUAN PEMERIKSAAN BNO IVP
ADALAH :
Untuk mendapatkan gambaran radiografi
dari letak anatomi dan fisiologi serta
mendeteksi kelainan patologis dari ginjal,
ureter dan blass. Dan dan dapat
memperlihatkan sejauh mana pengaruh
kanker serviks terhadap organ
disekitarnya dengan menggunakan
modalitas dibidang radiologi yakni BNO-
IVP.
ANATOMI FISIOLOGI
• SISTEM URINARIA
• CERVIX
Uterus juga dikenal sebagai rahim, adalah organ otot berongga dari
sistem reproduksi wanita yang bertanggung jawab untuk pengembangan
embrio dan janin selama kehamilan.
Rahim memiliki tiga bagian:
• Bagian atas (fundus) rahim berbentuk seperti kubah. Dari
bagian atas rahim Anda, saluran tuba meluas ke ovarium.
• Bagian tengah rahim Anda adalah tubuh (corpus). Di sinilah
bayi tumbuh.
• Bagian bawah rahim anda serviks. Serviks adalah lorong
vagina.
INDIKASI PEMERIKSAAN BNO IVP
- Ca CERVIX
Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7%
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ongkogenik
yang menyerang leher rahim biasanya pasien akan sadar
jika terkena kanker serviks ketika memasuki stadium lanjaut
(IIIB ke atas karna kanker serviks biasanya tanpa gejala
apapun pada stadium awal.

KONTRA INDIKASI PEMERIKSAAN BNO IVP


- Pasien dengan alergi terhadap bahan kontras
BAHAN KONTRAS

• Bahan kontras atau media kontras


adalah suatu zat yang memiliki nomor
atom tinggi yang berguna untuk
membedakan jaringan yang tidak dapat
dilihat oleh foto rontgen biasa. Pada
pemeriksaan IVP, bahan kontras yang
digunakan berbahan baku yodium (I)
dan jenis bahan kontrasnya positif
(yang tampak opaque pada foto
rontgen) dimana jumlahnya
disesuaikan dengan berat badan pasien,
yakni 1-2 cc/kg berat badan contoh
kontras : Ultravist
PERSIAPAN PASIEN SEBELUM
PEMERIKSAAN BNO IVP
• Adapun persaiapan khusus yang dilakukan di
RSUD Kota Daerah Makassar sebelum
melakukan pemeriksaan BNO-IVP, yakni :
Hari pertama :
Untuk sarapan pagi, makan siang dan makan
malam hanya diperbolehkan makan bubur +
kecap + telur. pukul 16.00 WITA (jam 4 sore)
minum dulcolax tablet 1 biji. Makan malam
juga tetap makan bubur + kecap + telur.
Pukul 21.00 WITA (jam 9 malam), minum
dulcolax tablet 1 biji. Disarankan untuk
pasien minum banyak (air putih / air teh)
Hari kedua :
Untuk sarapan pagi dan makan siang hanya
diperbolehkan makan bubur + kecap + telur.
pukul 16.00 WITA (jam 4 sore) minum
dulcolax tablet 1 biji.
Sesudah makan malam (tetap makan bubur
+ kecap + telur), kira-kira pukul 22.00 WITA
(jam 10 malam) minum larutan garam
inggris.
Cara membuat :
Sediakan air putih yang hangat gelas dan ditambah garam inggris 15 gr.
Aduk sampai tercampur rata kemudian diminum. Setelah minum larutan
garam inggris pasien sudah tidak boleh makan (puasa makan) dan kurangi
untuk banyak bicara sampai pemeriksaan (foto rontgen) selesai dilakukan.
Pasien disarankan untuk minum bnayak supaya tidak dehidrasi (kurang
cairan)

Hari ketiga :
Jam 05.00 WITA (subuh) dulcolax supp dimasukkan kedalam anus
pasien sebnayak satu kapsul
Pasien tetap disarankan untuk minum banyak dan tetap puasa
makan serta kurangi berbicara (bicara seperlunya saja)
Jam 09.00 WITA (pagi) pasien sudah berada di radiologi dengan
membawa sarung dan kaos oblong (kaos yang tidak berkancing).
Hasil Pemeriksaan Laboratorium pasien :
Ureum : 24
kreatinin : 1,1
TUJUAN PERSIAPAN PASIEN
SEBELUM PEMERIKSAAN
BNO IVP
• Untuk membersihkan usus
(gastro intestinal) dari udara
dan faeces yang dapat
mengganggu visualisasi dari
foto IVP atau menutupi
gambaran ginjal dan saluran-
salurannya.
• Pemeriksaan yang tidak baik
terlihat dari bayangan lucent di
usus karna udara dan faeces.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
• Peralatan Steril :
– Spuit 1cc (untuk skin test)
– Spuit 3 cc (untuk persiapan
obat emergency)
– Spuit 50 cc (untuk bahan
kontras)
– Wing needle
– Jarum no 18
– Hand scoon
– Kapas alkohol
– Kontras media (contoh :
iopamiro, omnipaque,
ultravist)
– Obat-obatan emergency
(contoh : dhypenhydramine)
• Peralatan unsteril :
- Pulpen
- Gunting
- Plester
PROSEDUR PEMERIKSAAN IVP
- Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah
klinis dan riwayat alergi.
- Pasien diminta untuk mengisi informed consent
(surat persetujuan tindakan medis setelah
pasien dijelaskan semua prosedur
pemeriksaan).
- Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
- Mengevaluasi foto Jika hasil foto BNO baik,
dengan melihat persiapan pasien baik /bersih
kemudian lanjutkan dengan melakukan skin
test.
- Apabila tidak terjadi tanda-tanda alergi,
lanjutkan dengan memberikan anthistamine
secara IM ( Intra Musculer ) kepada pasien
- Kemudian pasien disuntikkan bahan kontras
melalui intravena.
- Pasien kembali diambil foto IVP post injeksi 5
menit. Kemudian dilanjutkan dengan post 15
menit dan post 30 menit.
- Setelah pemeriksaan, pasien diberitahukan
bahwa hasilnya dapat diambil di loket.
Kemudian pasien bisa kembali ke dokter untuk
tindakan selanjutnya.
1. PLAIN FOTO BNO AP (SEBELUM
INJEKSI)
• Menggunakan kaset 35.4 x 43 cm
(disesuaikan dengan tubuh pasien) yang
diletakkan memanjang.
• PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan
dengan garis tengah tubuh sejajar dengan
garis tengah meja pemeriksaan.
• PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien
agar tidak terjadi rotasi;
• 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan
long axis film;
3. Aturlah kaset dengan batas atas
pada diafragma, dan batas bawah pada
sympisis pubis.
• CP : Umbilikus
• CR : Vertikal tegak lurus film
• Gambar 1. Foto BNO
dengan persiapan
pasien yang baik (tidak
tampak visualisasi
udara / faeces di rongga
abdomen)

• Gambar 2. Foto BNO


dengan persiapan
pasien yang kurang
baik (tampak visualisasi
udara / faeces di rongga
abdomen)
TUJUAN PLAIN FOTO BNO POLOS
• Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien
• Untuk melihat keadaan rongga abdomen
khususnya tractus urinaria secara umum.
• Untuk menentukan faktor eksposi yang tepat
untuk pemotretan berikutnya sehingga tidak terjadi
pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi.
2. FOTO 5 MENIT POST INJEKSI
• Menggunakan kaset 35.4 X 43 cm yang diletakkan melintang.
• PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan
garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah
meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur
lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
• PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak
terjadi rotasi;
2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis
film;
3. Aturlah kaset dengan batas atas pada
processus xypoideus dan batas bawah pada
crista iliaca/SIAS
• CP : pertengahan film
• CR : Vertikal tegak lurus film
HASIL
3. FOTO 15 MENIT POST INJEKSI
• Menggunakan kaset 35.4 x 43 (disesuaikan dengan tubuh
pasien) yang diletakkan memanjang.
• PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis
tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja
pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping tubuh.
• PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi
rotasi
2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;
3.Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan
batas bawah pada sympisis pubis.
• CP : Umbilikus
• CR : Vertikal tegak lurus film
HASIL
4. FOTO 30 MENIT POST INJEKSI
• Menggunakan kaset 35.4 x 43 (disesuaikan dengan tubuh
pasien) yang diletakkan memanjang.
• PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis
tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja
pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping tubuh.
• PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi
rotasi;
2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;
3.Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan
batas bawah pada sympisis pubis.
• CP : Umbilikus
• CR : Vertikal tegak lurus film
Hasil
Hasil interprestasi dokter
 Foto BNO :
• Udara usus normal
• Tidak tampak massa
• Tulang-tulang intak

 Foto IVP :
• Fungsi ginjal kanan normal, ginjal kiri tidak tampak sampai 30
menit.
• PCS kanan sedikit dilatasi, tak tampak filling defak.
• Buli-buli mucosa normal, tak tampak filling defak.

 Kesan :
- Hidronefrosis dextra grade 2
- Non fungsi ginjal kiri sampai 30 menit
Pembahasan Laporan Kasus
• Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim
alias serviks yang tidak normal, disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV) ongkogenik yang menyerang leher rahim. dan berkembang terus
dengan tidak terkendali berkembang jadi penyebab kanker serviks

• Hidronefrosis adalah penggelembungan ginjal akibat tekanan balik


terhadap ginjal karena aliran air kemih tersumbat. Hal ini akan
menyebabkan ginjal menggelembung dan menekan jaringan ginjal yang
rapuh. Pada akhinya, tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan
merusak jaringan ginjal sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan
fungsinya.

 Berdasarkan hasil interprestasi dokter diatas maka dapat


disimpulkan bahwa pasien mengalami pembengkakan pada ginjal kanan
yang diikuti dengan pelebaran pada pelvis renalis dan kaliks mayor yang
berbentuk mendatar, akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran air
kemih tersumbat yang disebabkan karena adanya kanker serviks yang
diderita oleh pasien yang sudah semakin membesar hingga masuk
kedalam jenis kanker seviks stadium 3B. dimana kanker serviks stadium 3B
biasanya telah menyebar ke saluran urine,
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMBUATAN FOTO BNO IVP

• Jangan lupa memberi marker “BNO”,“5”,


“15”,“30”, dan seterusnya sesuai dengan
interval waktu.
• Pemeriksaan harus menggunakan grid untuk
menyerap radiasi hambur
• Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan
gambaran IVP yang baik pula.
• Proteksi pasien harus diperhatikan.
SEKIAN

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai