NIM : 2010221030 FK UPN Veteran Jakarta Koas Radiologi RSUD Cengkareng Periode 1 – 20 November 2021
PERSIAPAN DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP
Prosedur pemeriksaan BNO-IVP :
1. Pasien datang ke ruangan radiologi dengan membawa permintaan foto yang sudah didaftarkan dan membayar biaya pemeriksaan di kasir. 2. Pasien dijanjikan waktu pemeriksaannya dan diberikan penjelasan mengenai persiapan yang harus dilakukan sesuai dengan pemeriksaan. 3. Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan ke laboratorium : Ureum dan kreatinin (Bila melebihi normaal konsulkan ke dokter radiolog). 4. Untuk pasien rawat inap pemeriksaan dibantu oleh perawat. Persiapan pemeriksaan 1. Persiapan pasien o Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras. o Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir. o Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4 tablet. o 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk menjaga kadar cairan. o Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan / faeces. o Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan). Tujuan prosedur persiapan pasien tersebut adalah untuk membersihkan usus (gastro intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluran-salurannya. Pemeriksaan yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karena udara dan faeces. Persiapan bahan kontras 1. Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan. 2. Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capilaris, vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo. Kemudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel kiri dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendens kemudian kedalam aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal. Persiapan alat 1. Peralatan Steril o Wings needle No. 21 G (1 buah) o Spuit 20 cc (2 buah) o Kapas alcohol atau wipes 2. Peralatan Un-Steril o Plester o Marker R/L dan marker waktu o Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc) o Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras) o Baju pasien o Tourniquet Prosedur pemeriksaan Berikut adalah prosedur pemeriksaan BNO IVP: 1. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi. 2. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan). 3. Buat plain photo BNO terlebih dahulu dengan tujuan Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien, untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi. 4. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti. 5. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu. 6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang mungkin dirasakan pasien. 7. Membuat foto 5 menit post injeksi. 8. Membuat foto 15 menit post injeksi. 9. Membuat foto 30 menit post injeksi. 10. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil (pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi. 11. Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun. Kriteria teknik pemeriksaan BNO IVP 1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi) o Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang. o Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh. o Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis. o CP : pertengahan film. o CR : Vertikal tegak lurus film.
2. Foto 5 menit post injeksi
o Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang. o Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh. o Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset dengan batas atas pada processus xypoideus dan batas bawah pada crista iliaca/SIAS. o CP : pertengahan film. o CR : Vertikal tegak lurus film. o Gambaran : Densitas baik. Tidak ada bagian Nefron yang terpotong. Kontras mengisi ginjal/ Calyx sampai ureter proximal. Opasitas mampu menampilkan organ. Fase dimana kontras media memperlihatkan nefron pada ginjal (terisi minimal).
3. Foto 15 menit post injeksi
o Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang. o Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh. o Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis. o CP : Umbilikus. o CR : Vertikal tegak lurus film. o Kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis dan ureter proksimal terisi maksimal (Fungsi Ekskresi Ginjal yang terbendung).
4. Foto 30 menit post injeksi
o Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang. o Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh. o Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis. o CP : Umbilikus. o CR : Vertikal tegak lurus film. o Gambaran : Densitas baik. Tidak ada bagian ginjal yang terpotong. Kontras mengisi ginjal Calyx sampai ureter distal dan sedikit mengisi kandung kemih. Opasitas mampu menampilkan organ Tractus Urinarius. Kontras media memperlihatkan nefron, Pelvis renalis dan ureter proksimal terisi maksimal dan ureter distal mulai mengisi kandung kemih (Fungsi Ekskresi Ginjal tidak terbendung). 5. Foto post mixi o Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang. o Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta foto post mixi, pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass dari media kontras. o Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis. o CP : Umbilikus. o CR : Vertikal tegak lurus film. o Gambaran : Densitas baik. Tidak ada bagian Ginjal hingga VU yang terpotong. Kontras Keluar dari kandung kemih hingga VU dapat terlihat kosong. Opasitas mampu menampilkan organ. Vesica urinaria terisi penuh kontras media. Kontras media memperlihatkan kandung kemih dalam keadaan kosong (Fungsi pengosongan kandung kemih).