Anda di halaman 1dari 35

TR.

Colon In
Loop (Barium
Enema)
Muliana Syafitri (P21130220040)
Putri Nuur Jannah (P21130220045)
Colon In Loop (CIL) atau barium
enema merupakan teknik radiografi
yang dilakukan pada saluran
pencernaan bawah, prosedur ini
dilakukan untuk mendeteksi
perubahan atau kelainan pada usus
besar atau kolon.

Usus besar atau kolon dalam


anatomi adalah bagian usus
antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah
menyerap air dari feses.
Pemeriksaan Colon In Loop harus dengan
persiapan pasien dan juga menggunakan
media kontras yang dimasukkan melalui
anus, terdapat 2 metode yang dapat
dilakukan, yaitu metode kontras tunggal
dan metode kontras ganda.
Persiapan pasien yang harus dilakukan antara lain:
1. 1-2 hari sebelum pemeriksaan pasien melakukan diet makanan berserat
tinggi dan hanya boleh memakan yang lunak seperti bubur kecap, tujuannya
agar makanan mudah dicerna sehingga tidak mengganggu gambaran usus.
2. 12 jam sebelum pemeriksaan pasien meminum obat pencahar dan
dilanjutkan puasa sampai jalannya pemeriksaan, tujuannya agar usus tidak
terisi makan dan gambarannya bersih dari feces.
3. 4 jam sebelum pemeriksaan pasien meminum obat pencahar kembali untuk
membersihkan sisa-sisa feces agar benar-benar bersih.
4. Bila setelah meminum obat pencahar pasien masih sulit BAB maka dapat
dilakukan dilavenment yaitu prosedur memasukan cairan ke dalam kolon
melalui anus.
Metode kontras tunggal Metode kontras ganda
Barium sulfat yang digunakan untuk enema kolon kontras tunggal
adalah 12%-25% berat/volume. Untuk pemeriksaan kontras ganda
rasio umumnya adalah 75%-95% berat/volume.
Banyaknya larutan yang dipakai tergantung panjang pendeknya kolon,
kurang lebih 600 - 800 ml.
Suhu air yang digunakan sekitar 85°F - 90°F (29°C - 30°C). Enema
yang terlalu hangat dapat merusak jaringan usus dan menyebabkan
iritasi, sehingga pasien akan sulit untuk menahan enama cukup lama
untuk dapat menghasilkan gambaran yang diinginkan.
Prosedur Pemeriksaan
1. Metode kontras tunggal
• Larutan bariun dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah sekum.
• Pasien dirotasikan ke kanan da ke kiri.
2. Metode kontras ganda
a. Kontras ganda satu tingkat
• Pemeriksaat CIL menggunakan media kontras berupa campuran antara
BaSO4 (barium sulfat) dan udara.
• Kolon diisi BaSO4 sebagian, kemudian ditiupkan udara untuk
mendorong barium melapisi kolon.
b. Kontras ganda dua tingkat
• Tahap pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO 4 kedalam lumen
kolon, sampai mencapai pertengahan kolon transversum. Bagian yang
belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi pasien.
• Tahap pelapisan
Menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSO4 mengisi mukosa kolon.
• Tahap pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi, maka larutan perlu dibuang sebnyak yang
dapat dikeluarkan kembali.
• Tahap pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. Pemompaan
udara tidak boleh berlebihan (1800-2000 ml) karena dapat menumbulkan
komplikasi lain.
• Tahap pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh kolon telah ngembung sempurna.
Indikasi dilakukannya Persiapan alat dan bahan:
pemeriksaan ini adalah: Alat:
1. Pesawat sinar-x.
1. Colitis, yaitu radang usus kronis yang 2. Kaset dan film sesuai ukuran yang
menyebabkan peradangan di saluran dibutuhkan.
pencernaan. 3. Marker.
2. Megacolon kengential atau hirschsprung’s 4. Sarung tangan.
deases, yaitu kondisi usus besar (kolon) yang 5. Grid.
menyebabkan kesulitan mengeluarkan tinja. 6. Standar irrigator dan irrigator set
3. Ileus obstruktif, yaitu kondisi pencernanan lengkap dengan kanula rectal.
Ketika bahan yang dicerna tidak dapat masuk
secara normal melalui usus. Bahan:
4. Invaginasi, yaitu kondisi Ketika bagian dari 7. Media kontras atau larutan barium.
usus bergeser ke dalam usus itu sendiri. 8. Air hangat untuk membuat barium.
5. Atresia ani, yaitu kelaninan kongential yang 9. Vaselline atau jelly digunakan untuk
menyebabkan anus tidak terbentuk dengan mengurangi rasa sakit saat kanula
sempurna. dimasukkan ke dalam anus.
METODE WELIN
Proyeksi PA
Ukuran kaset dan film: 35x43 cm memanjang
CR: Vertikal egak lurus kaset.
CP: Pada MSP tubuh setinggi Crista Illiaca.
FFD: 100 cm
Proteksi radiasi: Gonad shield.
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, dan
tangan pasien diposisikan berada dekat dengan kepala
sehingga tidak mengganggu gambaran.
Posisi objek:
• Tempatkan MSP tubuh pasien berada pada
pertengan kaset.
• Sesuaikan bagian tengah kaset setinggi crista illiaca.
• Batas bawah simpisis pubis.
Kriteria gambar:• Gambar mencakup seluruh kolon termasuk fleksura dan rectum.
• Berpusat di columna vertebralis sehingga bagian kolon aksendens
dan desendens dapat terlihat.
Proyeksi PA Axial
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm atau 24×30 cm.
CR: 30-40° caudad.
CP: Pada MSP tubuh setinggi Crista Illiaca.
FFD: 100 cm
Proteksi radiasi: Gonad shield.
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, dan
tangan pasien diposisikan berada dekat dengan kepala
sehingga tidak mengganggu gambaran.
Posisi objek:
• Tempatkan MSP tubuh pasien berada pada
pertengan kaset.
• Sesuaikan bagian tengah kaset setinggi crista
illiaca.
• Batas bawah simpisis pubis.
Kriteria gambar:
 Kolon transversum dan
kedua fleksura tidak selalu
disertakan.
 Rectosigmoid superposisi
lebih sedikit dibandingkan
dangen proyeksi PA.
Proyeksi PA Oblique (Posisi RAO)
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang.
CR: Vertical tegak lurus kaset.
CP: 1-2 inchi (2,5-5 cm) ke kiri dari pertengahan Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien prone atau tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan,
dengan lengan kanan pasien berada disisi tubuh sedangkan
lengan kiri pasien diposisikan berada dekat dengan kepala
sehingga tidak mengganggu gambaran.
Posisi objek:
Rotasikan tubuh pasien ke pinggul kanan 35-45° terhadap meja
pemeriksaan.
Tekuk sedikit lutut kiri pasien untuk memeberikan stabilisasi.
Batas bawah pada simpisis pubis.
Kriteria gambar:
 Seluruh bagian kolon terlihat.
 Fleksura kolik kanan tidak superposisi atau terbuka dibandingkan dengan proyeksi PA.
 Kolon aksendens, sekum, dan kolon sigmoid terlihat.
Proyeksi PA Oblique (Posisi LAO)
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang.
CR: Vertical tegak lurus kaset.
CP: 1-2 inchi (2,5-5 cm) ke kanan dari pertengahan Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi paien:
Pasien prone atau tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, dengan lengan
kiri pasien berada disisi tubuh sedangkan lengan kanan pasien diposisikan
berada dekat dengan kepala sehingga tidak mengganggu gambaran.
Posisi objek:
• Rotasikan tubuh pasien ke pinggul kanan 35-45° terhadap meja
pemeriksaan.
• Tekuk sedikit lutut kanan pasien untuk memeberikan stabilisasi.
• Batas bawah pada simpisis pubis.
Kriteria gambar:

 Seluruh bagian kolon terlihat.


 Fleksura kolik kiri lebih terbuka atau sedikit superposisi dibandingkan dengan proyeksi PA.
 Kolon desendens terlihat.
Proyeksi Lateral (Posisi Kanan [R] atau Kiri
[L])
Ukuran kaset dan film: 24×30 cm memanjang.
CR: Vertical tegak lurus kaset.
CP: 5-7 cm ke arah superior dari batas atas Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur menyamping ke kanan atau ke kiri di atas meja
pemeriksaan. Posisikan tangan pasien diatas kepala kalua bisa
salah satu tangan menjadi bantalan agar nyaman dan tidak
mengganggu gambaran.
Posisi objek:
• Fleksikan kaki pasien agar nyaman serta memberikan
stabilitas.
• Posisikan MCP tubuh pasien berada pada pertengahan
kaset.
• Sesuaikan bahu dengan pinggul pasien agar tegak lurus.
Kriteria gambar:• Area rectosigmoid berada pada tengah gambar.
• Tidak ada rotasi.
• Sigmoid, sacrum, rectum, dan simpisis pubis terlihat .
Proyeksi AP
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang
CR: Vertical tegak lurus kaset.
CP: Pada MSP tubuh setinggi Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur terlentang di atas meja pemeriksaan, kedua
tungkai tegak lurus, bahu diatur sejajar sama tinggi.
Posisi objek:
• Tempatkan MSP tubuh pasien berapa pada peterngahan
kaset.
• SIAS sama tinggi diatas meja pemeriksaan.
• Batas bawah simpisis pubis.
Kriteria gambar:

 Gambaran mencakup seluruh kolon termasuk fleksura dan rectum.


 Berpusat di columna vertebralis sehingga bagian kolon aksendens dan
desendens dapat terlihat.
Proyeksi AP Axial
Ukuran kaset dan fim: 35×43 cm atau 24×30 cm memanjang.
CR: 30-40° cephalad.
CP: Pada MSP tubuh 2 inci (5cm) dibawah Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur terlentang di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai
tegak lurus, bahu diatur sejajar sama tinggi.
Posisi objek:
• Tempatkan MSP tubuh pasien berapa pada peterngahan
kaset.
• Sesuaikan bagian tengah kaset kira-kira 2 inci (5 cm) di atas
ketinggian crista illiaka.
• SIAS sama tinggi diatas meja pemeriksaan.
• Batas bawah simpisis pubis.
Kriteria gambar:• Area rectosigmoid lebih terbuka atau sedikit superposisi dibandikan
dengan proyeksi AP.
• Kolon transversum dan fleksura tidak termasuk.
• Tidak ada rotasi.
Proyeksi AP Oblique (Posisi LPO)
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang.
CR: Vertikal tegak lurus kaset.
CP: 1-2 inci (2,5-5 cm) lateral menuju garis MSP setinggi
Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur diatas meja pemeriksaan, dengan lengan kiri
pasien di sisi tubuh dan lengan kanan melintasi dada bagian
atas.
Posisi objek:
• Rotasikan tubuh pasien ke pinggul kiri 35-45° terhadap
meja pemeriksaan.
• Gunakan spons dan tekuk lutut kanan pasien untuk
stabilitas, jika perlu.
• Batas bawah pada simpisis pubis.
Kriteria gambar: • Gambaran seluruh kolon terlihat.
• Fleksura kolik kanan lebih terbuka atau tidak superposisi dibandingkan
dengan proyeksi AP.
• Kolon asendens, sekum, dan kolon sigmoid terlihat.
Proyeksi AP Oblique (Posisi RPO)
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang.
CR: Vertikal tegak lurus kaset.
CP: 1-2 inci (2,5-5 cm) lateral menuju garis MSP setinggi Crista
Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur diatas meja pemeriksaan, dengan lengan kanan
pasien di sisi tubuh dan lengan kiri melintasi dada bagian atas.
Posisi objek:
• Rotasikan tubuh pasien ke pinggul kanan 35-45° terhadp meja
pemeriksaan.
• Gunakan spons dan tekuk lutut kanan pasien untuk stabilitas,
jika perlu.
• Batas bawah pada simpisis pubis.
Kriteria gambar:

• Seluruh bagian kolon dapat terlihat.


• Tidak ada rotasi.
• Fleksura kolik kiri dan kolon desendens terlihat.
Proyeksi AP atau PA (Posisi RLD)
Ukuran kaset dan film: 35× 43 cm memanjang.
CR: Horizontal tegak lurus kaset.
CP: MSP tubuh setinggi Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur menyamping ke kanan diatas meja pemeriksaan
dengan perut atau punggung menempel pada bakistand. Angkat
kedua tangan ke atas kepala agar tidak mengganggu gambaran.
Posisi Objek:
• Tekuk lutut pasien agar nyaman dan memberikan stabilitas.
• MSP tubuh pasien berada pada pertengan kaset.
• Sesuaikan tengah kaset berada pada pertengah crista illiaca.
Kriteria gambar:
• Tidak ada rotasi.
• Area fleksura kolik kiri sampai rectum
terlihat.
• Untuk pemeriksaan kontras tunggal,
penetrasi yang cukup dari barium; untuk
pemeriksaan kontras ganda, bagian
usus besar yang digembungkan udara
adalah yang terpenting dan tidak boleh
ditembus secara berlebihan.
Proyeksi AP atau PA (Posisi LLD)
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang.
CR: Horizontal tegak lurus kaset.
CP: MSP tubuh setinggi Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur menyamping ke kiri diatas meja
pemeriksaan dengan perut atau punggung menempel
pada bakistand. Angkat kedua tangan ke atas kepala
agar tidak mengganggu gambaran.
Posisi objek:
• Tekuk lutut pasien agar nyaman dan memberikan
stabilitas.
• MSP tubuh pasien berada pada pertengan kaset.
Kriteria gambar:
• Tidak ada rotasi pasien.
• Menunjukan bagian atas sisi lateral dari kolon asenden naik dan bagian tengah dari
kolon desendens saat terisi udara.
Proyeksi Lateral (Posisi Ventral Decubitus Ratau L)
Ukuran kaset dan film: 35×43 cm memanjang.
CR: Horizontal tegak lurus kaset.
CP: MCP tubuh setinggi Crista Illiaca.
FFD: 100cm
Proteksi radiasi: Gonad shield
Ekspos saat pasien ekspirasi.
Posisi pasien:
Pasien tidur tengkurap atau prone dengan sisi kana atau kiri
tubuh pasien menempel pada bakistand. Letakkan kedua
tangan pasien ke dekat kepala agar tidak mengganggu
gambaran.
Posisi objek:
• Tepatkan MCP tubuh pasien ke bagian tengah kaset.
• Atur bagian tengah kaset setinggi Crista Illiaca.
Kriteria gambar:

• Tidak ada rotasi.


• Area dari fleksura sampai rectum terlihat.
• Untuk pemeriksaan kontras tunggal, penetrasi barium yang memadai; untuk
pemeriksaan kontras ganda, bagian usus besar yang dipompa udara adalah yang
terpenting dan tidak boleh terlalu ditembus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai