0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan22 halaman
Lopografi adalah teknik pemeriksaan radiologis untuk melihat keadaan usus besar dengan memasukkan barium ke dalam usus melalui stoma. Tujuannya adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi usus besar untuk membantu penetapan tindakan selanjutnya. Tekniknya meliputi persiapan pasien, alat, dan bahan, serta proyeksi radiograf dengan berbagai posisi pasien untuk memperoleh gambaran usus besar d
Lopografi adalah teknik pemeriksaan radiologis untuk melihat keadaan usus besar dengan memasukkan barium ke dalam usus melalui stoma. Tujuannya adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi usus besar untuk membantu penetapan tindakan selanjutnya. Tekniknya meliputi persiapan pasien, alat, dan bahan, serta proyeksi radiograf dengan berbagai posisi pasien untuk memperoleh gambaran usus besar d
Lopografi adalah teknik pemeriksaan radiologis untuk melihat keadaan usus besar dengan memasukkan barium ke dalam usus melalui stoma. Tujuannya adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi usus besar untuk membantu penetapan tindakan selanjutnya. Tekniknya meliputi persiapan pasien, alat, dan bahan, serta proyeksi radiograf dengan berbagai posisi pasien untuk memperoleh gambaran usus besar d
DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2016 Pengertian Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus besar dengan memasukkan media kontras positif ke dalam usus melalui lubang buatan (stoma) pada daerah abdomen. Tujuan Pemeriksaan Lopografi adalah pemeriksaan yang untuk memeriksa keadaan bertujuandan fisiologi usus besar anatomi dapat membantu menentukan tindakan sehingga medis selanjutnya. Indikasi Pemeriksaan Divertikulosis , adalah timbulnya kantung bernama divertikula dalam usus besar. Karsinoma Kolon, adalah tumbuhnya sel-sel ganas dipermukaan dalam usus besar atau rektum. Abses Anorektal, adalah kumpulan nanah di daerah anus atau dubur. Atresia Ani, adalah salah satu jenis cacat atau kelainan sejak lahir yang mengalami gangguan bentuk rektum sampai lubang anus yang tidak Kontra Indikasi Pemeriksaan Perforasi, adalah suatu bentuk penetrasi yang komplek dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat bocornya isi dari usus ke dalam rongga perut. Refleks Vagal, adalah suatu mekanisme tubuh yang ditimbulkan karena adanya rangsangan saraf vagus. Obstruksi, adalah penyempitan dari anastomosis atau segmen dari saluran pencernaan yang menghalangi perlintasan normal bahan makanan atau limbah. Diare Akut, adalah jenis diare yang sering terjadi dan biasanya disebabkan oleh infeksi usus akibat kuman, bakteri, ataupun virus pada air dan makanan yang terkontaminasi Teknik Pemeriksaan Persiapan Pasien Bertujuan untuk membersihkan kolon dari feses karena bayangan dari feses dapat mengganggu gambaran radiograf. Untuk kasus non akut pasien diminta untuk membersihkan stoma sebelum pemeriksaan, yaitu : 1. Mengubah Pola Makanan Pasien 2. Minum Sebanyak-banyaknya 3. Pemberian Obat pencahar Persiapan Alat 1. Pesawat Sinar-X 2. Kaset dan Film sesuai kebutuhan 3. Marker 4. Standar Irigator dan Irigator Set dengan kateter. 5. Vaselin dan Jelly 6. Sarung Tangan 7. Penjepit atau Klem 8. Kain Kasa 9. Bengkok 10. Plester 11. Tempat mengaduk media kontras Persiapan Bahan 1. Media Kontras ( Larutan Barium dengan konsentrasi antara 20% weight/volume dan 20gr Barium ditambah air hingga volumenya 100 ml). Banyaknya larutan tergantung pada panjang pendeknya kolon distal. 2. Air hangat untuk membuat larutan Barium. 3. Vaselin atau Jelly digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat kateter dimasukkan ke dalam stoma. Teknik Pemeriksaan Radiografi Foto Polos Abdomen Bertujuan untuk melihat persiapan pasien sudah maksimal atau belum. Inform Consent Dilakukan setelah dipastikan bahwa pemeriksaan dapat dilanjutkan. Pemasukan Media Kontras Media kontras dimasukkan melalui stoma diikuti dengan fluoroscopy sampai mengisi daerah kolon dan dapat ditandai dengan keluarnya kontras melalui stoma. Selanjutnya pasien dirotasikan ke kanan atau ke kiri serta dibuat radiograf full filling dengan posisi AP. Proyeksi Radiograf 1. Proyeksi AP Posisi Pasien : Pasien pada posisi supine, dengan bantal di kepala. Kedua tangan lurus di samping tubuh dan kedua kaki lurus ke bawah. Posisi Objek : - MSP tubuh pasien berada di tengah meja pemeriksaan. - Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. -Pastikan tidak ada rotasi. Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset. - CP : Pertengahan kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm. - Eksposi : Ekspirasi tahan nafas. 2. Proyeksi PA Posisi Pasien : Pasien pada posisi prone di atas meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah. Posisi Objek : - MSP tubuh pasien berada tepat dipertengahan meja pemeriksaan. - Objek diatur diatas meja pemeriksaan dengan batas atas processus xypoideus dan batas bawah sympisis pubis tidak terpotong. Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset. - CP : Pertengahan kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm. 3. Proyeksi LPO Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan ke arah kiri kurang lebih 35 – 45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Tangan kiri digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kiri lurus sedangkan kaki kanan di tekuk untuk fiksasi. Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja pemeriksaan. Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset. - CP : 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua crista illiaca. - FFD : Minimal 100 cm. - Eksposi : Ekspirasi tahan nafas. 4. Proyeksi RPO Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan kemudian dirotasikan ke arah kanan kurang lebih 35 – 45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri fleksi didepan tubuh berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk untuk fiksasi. Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja pemeriksaan. Pengaturan Sinar dan Eksposi : CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset. CP : 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah FFD kedua crista illiaca. Eksposi : Minimal 100 cm. : Ekspirasi tahan nafas. 5. Proyeksi RAO Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan lalu pasien diposisikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Posisi Objek : MSP tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus kebawah. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk fiksasi. Batas atas Proc. Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis. Pengaturan CR Sinar dan: Vertikal Ekspositegak lurus terhadap kaset. CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral dari titik kiri tengah kedua crista illiaca. FFD : Minimal 100 cm Eksposi : Ekspirasi tahan nafas. 6. Proyeksi LAO Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan kemudian pasien dirotasikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Posisi Objek : MSP tubuh berada tepat digaris tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus di samping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah. Tangan kiri lurus di samping tubuh dan tangan menyilang di depan tubuh perpegangan pada tepi meja. Kaki kiri lurus ke bawah dan kaki kanan sedikit ditekuk untuk fiksasi. Batas atas Proc. Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis. Pengaturan CR Sinar dan Eksposi : Vertikal tegak lurus terhadap kaset. CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua crista illiaca. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas. 7. Proyeksi Lateral Posisi Pasien : Pasien diposisikan recumbent. Posisi Objek : - MCP tubuh pasien diatur pada pertengahan kaset. -Genu sedikit fleksi untuk fiksasi. Pengaturan Sinar dan Eksposi : - CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset. - CP : Setinggi Spina Illiaca Anterior Superior (SIAS) pada MCP pasien. FFD : Minimal 100 cm. Eksposi : Ekspirasi tahan nafas. Terimakasih…