Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi

1
Siti Aisyah
1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
Kutipan: Aisyah, Siti. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non
Farmakologi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)

INFORMASI ABSTRACT
Rasa nyeri merupakan masalah umum yang sering terjadi pada
Korespondensi lansia. Survey kesehatan nasional 2001 menunjukkan pada usia
Penulis@gmail.com ≥ 55 tahun 40% lansia mengalami nyeri. Keluhan rasa nyeri
yang dirasakan oleh para lansia biasanya bersifat multifaktorial
dan terkadang menemui banyak kendala dalam
penatalaksanaanya. Akibat penatalaksanaan yang kurang baik
pada keluhan rasa nyeri yang dialami seseorang akan
berdampak pada status kesehatan dan kualitas hidup lansia
Keywords: Manajemen tersebut. Penatalaksanaan yang tidak adekuat dapat
Nyeri, Lansia, berhubungan dengan rasa depresi, isolasi hubungan social,
Pendekatan Non ketidakmampuan dan dapat pula menyebabkan gangguan tidur.
Farmakologik Nyeri terutama ditangani melalui penggunaan obat-obatan,
namun beberapa teknik nonfarmakologik dapat membantu
mengendalikan nyeri: masase, relaksasi dan imajinasi, stimulasi
saraf dengan listrik transkutan, penggunaan kompres panas dan
dingin, sentuhan terapeutik, meditasi, hipnotis dan akupresur,
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve stimulation) dan telah
dibuktikan dalam beberapa penelitian bahwa adanya pengaruh
yang signifikan penggunaan metode non farmakologik terhadap
penurunan nyeri pada lansia, sehingga dengan demikian
penggunaan metode nonfarmakologik dalam menurunkan nyeri
pada lansia sangat disarankan digunakan dalam menurunkan
nyeri pada lansia.
PENDAHULUAN bentuk arthritis (Fowles, 1990 dalam Maas,
Nyeri merupakan masalah umum dkk, 2011).
yang terjadi pada pasien yang masuk ke Analgesik secara kontinyu
klinik dan rumah sakit. Kurang dari 1% merupakan terapi utama dalam
dari 4000 makalah tentang nyeri yang penatalaksanaan nyeri. Sayangnya, salah
diterbitkan setiap tahunnya memfokuskan satu alasan terbesar penanganan nyeri yang
pada lansia. Terdapat beberapa alasan tidak tepat di Amerika Serikat adalah
mengapa nyeri dan kurangnya masalah kurangnya pengetahuan tentang
penanganan nyeri dapat menjadi masalah farmakologi analgesic. Walaupun nyeri
bagi lansia (Mickey S dan Patricia GB, terutama ditangani melalui penggunaan
2007). Keluhan rasa nyeri yang dirasakan obat-obatan, beberapa teknik
nonfarmakologik juga dapat membantu
oleh para lansia biasanya bersifat
mengendalikan nyeri: masase, relaksasi dan
multifaktorial dan terkadang menemui
imajinasi, stimulasi saraf dengan listrik
banyak kendala dalam penatalaksanaanya. transkutan, penggunaan kompres panas dan
Akibat penatalaksanaan yang kurang baik dingin, sentuhan terapeutik, meditasi,
pada keluhan rasa nyeri yang dialami hipnoti sdan akupresur, TENS
seseorang akan berdampak pada stautus (Transcutaneus Electrical Nerve
kesehatan dan kualitas hidup lansia stimulation). Tehnik-tehnik ini pada
tersebut. Penatalaksanaan yang tidak umumnya aman, tersedia dengan mudah
adekuat dapat berhubungan dengan rasa dan dapat dilakukan di rumah atau dalam
depresi, isolasi hubungan social, lingkungan fasilitas perawatan akut
ketidakmampuan dan dapat pula (Mickey S dan Patricia GB, 2007).
menyebabkan gangguan tidur (Cavaliery,
2002). RASA NYERI DAN PERUBAHAN
Lebih dari 50% kanker di Amerika FISIK AKIBAT MENUA
Serikat terjadi pada orang yang berusia Nyeri adalah pengalaman sensori dan
lebih dari 65 tahun, dan 60 sampai 80% emosional yang tidak menyenangkan akibat
dengan kanker mengalami nyeri sedang kerusakan jaringan yang aktual dan
sampai berat. Survey kesehatan nasional potensial (Mohammad, 2012 dalam Lestari,
2001 menunjukkan pada usia ≥ 55 tahun 2014). Arthur C Curton, (1983) dalam A.
40% lansia mengalami nyeri (Depkes RI, Azis, (2009) mengemukakan bahwa nyeri
2002). Nyeri arthritis terjadi pada lebih merupakan suatu mekanisme produksi bagi
dari setengah jumlah seluruh lansia dengan tubuh, timbul ketika jaringan sedang
osteoarthritis yang menyebabkan lebih dirusak, dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan
banyak nyeri kronis daripada kondisi yang
rangsangan nyeri. Menurut Smeltzer &
lain. Jenis nyeri lain yang sering terjadi Bare (2002), International Association for
pada lansia adalah sakit kepala, nyeri the Study of Pain (IASP) mendefinisikan
punggung bagian bawah, dan nyeri tajam nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan
dan menusuk, nyeri neuropatik terbakar pengalaman emosional yang tidak
(misalnya fantom ekstremitas, neuropati menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
diabetes, neuralgia pasca herpetic, jaringan aktual dan potensial atau yang
neuralgia trigeminal, dan kausalgia dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana
(Mickey S dan Patricia GB, 2007). Masalah terjadi kerusakan.
musculoskeletal merupakan masalah kronis
yang paling lazim terjadi pada lansia
dengan sekitar 49% lansia mengalami

179
179
Ketika manusia mengalami penuaan mereka jalani dan mereka takut kalau
maka akan terjadi masalah penurunan fisik mengalami penyakit berat atau meninggal
yang berakibat terjadinya nyeri. Penurunan jika nyeri diperiksakan (Potter dan Perry,
fisik yang menyebabkan nyeri ditimbulkan 2005).
oleh antara lain penipisan kartilago,
kartilago yang semula halus, putih, tembus KLASIFIKASI DAN MENILAI
cahaya, menjadi buram dan kuning dan DERAJAT NYERI
tipis sehingga terjadi nyeri, kaku, hilang Intensitas nyeri adalah gambaran
gerakan, adanya penurunan produksi cairan tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
synovial sehingga menyebabkan individu, pengukuran intensitas nyeri
peradangan pada sendi juga menyebabkan sangat subyektif dan individual dan
nyeri, fraktur yang sering terjadi pada kemungkinan nyeri dalam intensitas yang
lansia. Kelainan musculoskeletal paling sama dirasakan sangat berbeda.
sering menimbulakan rasa nyeri, Low Back Pengukuran nyeri dengan pendekatan
Pain (LBP) merupakan prevalensi terbesar. obyektif yang paling mungkin adalah
LBP merupakan akibat penurunan diskus menggunakan respon fisiologik tubuh
spinalis. Degenerasi diskus ini merupakan terhadap nyeri itu sendiri. Namun
akibat dari menurunnya produksi matriks pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
extraseluler pada lansia. Selanjutnya dapat memberikan gambaran pasti tentang
degenerasi makin meningkat karena nyeri itu sendiri (Anas Tamsuri, 2006).
berkurangnya aliran darah dan nutrisi ke sel Nyeri berdasarkan jenisnya, meliputi
diskus (Suharko, 2006). Pada Sistem secara umum di bagi menjadi dua :
integument terjadi penurunan lapisan sub 1) Nyeri akut
kutan, perbaikan sel epidermis lebih Merupakan nyeri yang timbul secara
lambat, penurunan vaskularisasi sehingga mendadak dan cepat menghilang, tidak
kulit mudah rusak, penyembuhan luka lebih melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
lambat akan menimbulkan nyeri lebih lama peningkatan tegangan otot (Hidayat,
pada lansia (Mickey S dan Patricia GB, 2010).
2007). 2) Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang timbulnya secara
DAMPAK RASA NYERI perlahan-lahan, biasanya berlangsung
Nyeri yang terjadi pada lansia akan dalam waktu cukup lama, yaitu lebih
memiliki dampak fisiologis seperti dari 6 bulan yang termasuk dalam
peningkatan respirasi rate, vasokostriksi kategori ini adalah nyeri
perifer, peningkatan gula darah, terminal,syndroma nyeri kronis, nyeri
peningkatan kekuatan otot, penurunan psikosomatik (Hidayat, 2010).
motilitas GI, dilatasi pupil, muka pucat, Pengukuran subyektif nyeri dapat
nafas cepat, pernyataan verbal (menangis, dilakukan dengan menggunakan berbagai
mendengkur, meringis, menggigit bibir, alat pengukur nyeri seperti skala visual
gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, analog, skala nyeri numerik, skala nyeri
peningkatan gerakan tangan, menurunnya deskriptif, atau skala nyeri Wong-Bakers
kontak /interaksi social (focus dengan (Black & Hawks, 2009).
nyeri, menghindari percakapan). Pada
lansia cenderung memendam rasa nyeri
yang dialami, karena mereka menganggap
nyeri merupakan hal alamiah yang harus

180
Skala Intensitas Nyeri Deksriptif Sederhana digunakan untuk mempengaruhi keadaan
fisik, emosional, mental, estetik dan
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri spiritual, untuk mendukung proses belajar
Ada Ringan Sedang Hebat Sangat Paling
Nyeri Hebat Hebat dan membangun rasa percaya diri., 3)
Masage atau pijatan merupakan manipulasi
yang dilakukan pada jaringan lunak yang
Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10 bertujuan untuk mengatasi masalah fisik,
fungsional atau terkadang psikologi.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Teknik massage yang dapat dilakukan
antara lain: remasan, selang seling tangan,
Pengelompokan : gesekan, eflurasi, petriasi, tekanan
menyikat, 4) Guide Imaginary yaitu upaya
Sumber : Muhlisin, A (2015).
yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi
No . Skala Keteranga n rasa nyeri dengan mendorong pasien untuk
1. 0 : Tidak nyeri mengkhayal dengan bimbingan, 5)
2. 1-3 : Nyeri ringan . dapat berkomunikasi Relaksasi adalah keadaan dimana klien
3. 4-6 : Nyeri sedang, mendesis, menyeringai. membayangkan dirinya dalam keadaan
4. 7-9 : Nyeri berat : tidak dapat mengikuti
perintah damai dan tenang, 6) Akupuntur yaitu
5. 10 : Nyeri sangat berat : tidak mampu lagi tehnik pengobatan cina untuk memblok chi
berkomunikasi dengan jarum dan menusuknya ke titik-titik
tubuh tertentu yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan yin dan yang,
PENDEKATAN NON FARMAKOLOGI 7) Termal terapi yaitu terapi dengan
DALAM MENGATASI RASA NYERI memanasi bagian tubuh tertentu yang nyeri,
Pendekatan secara farmakologik memanasi bagian tubuh yang nyeri, otot
lebih banyak digunakan dalam yang lelah akan membuka pembuluh darah
penatalaksanaan rasa nyeri, namun sehingga meningkatkan aliran oksigen dan
pendekatan non farmakologik merupakan menghilangkan iritasi kimia yang terjadi
pengobatan yang efektif untuk rasa nyeri (Turk & Winter, 2005)
yang ringan dan sedikit terjadi efek Banyak penelitian membuktikan
samping, serta lebih murah (Suharko, tentang keefektifan terapi non
2006). Masase, relaksasi dan guide farmakologis, pada penelitian yang
imagery, stimulasi saraf dengan listrik dilakukan Dina Dewi (2009) tentang
transkutan, penggunaan kompres panas dan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
dingin, sentuhan terapeutik, meditasi, terhadap penurunan persepsi nyeri
hipnotis dan akupresur, TENS menunjukkan adanya pengaruh yang
(Transcutaneus Electrical Nerve signifikan antara pemberian teknik
stimulation). Tehnik-tehnik ini pada relaksasi nafas dalam dengan uji analisis
umumnya aman, tersedia dengan mudah Wilcoxon Test menunjukkan nilai ρ =
dan dapat dilakukan di rumah atau dalam 0,005 < α = 0,05. Pada penelitian (Ani,
lingkungan fasilitas perawatan akut 2014) tentang adanya pengaruh terapi
(Mickey S dan Patricia GB, 2007). 1) kompres hangat dalam menurunkan nyeri
Tehnik distraksi adalah tehnik yang persendian osteoartritis pada lanjut usia
dilakukan untuk mengalihkan perhatian dengan analisis uji paired T Test
klien dari nyeri seperti: melakukan hal yang menunjukkan ρ = 0,000 dan nilai rata-rata
sangat disukai, bernafas lembut dan 2,83. Pada penelitian Theresia (2015),
berirama secara teratur, 2) terapy music
adalah proses interpersonal untuk
tentang efektifitas latihan lutut terhadap Hidayat, A. (2010). Buku Ajar Kebutuhan
penurunan intensitas nyeri pasien Dasar Manusia Health. Surabaya :
osteoarthritis lutut menunjukkan efektif Books.
menurunkan nyeri lutut dengan nilai ρ =
0,004. Lestari, Indah. (2014). Terapi Kompres
Jahe dan Massage Pada Osteoartritis
KESIMPULAN DAN SARAN di Panti Wreda ST Theresia Dhrma
Penanganan nyeri pada lansia dengan Bhakti Kasih Surakarta. [Skripsi]
metode non farmakologik telah terbukti Surakarta: Program Studi S1
dapat membantu lansia dalam menurunkan Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
nyeri dan efek samping yang ditimbulkan Kesehatan Surakarta Kusuma Husada.
sangat kecil dan tidak mahal, sehingga
penggunaan metode non farmakologik Mickey S & Patricia GB, 2007. Buku Ajar
sangat disarankan dalam menurunkan nyeri Keperawatan Gerontik. EGC.
pada lansia.
Mass, ML, dkk. (2011). Asuhan
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Geriatrik. Jakarta:
Ani Dwi P, Harmilah (2014). Pengaruh Penerbit Buku Kedokteran.
terapi kompres hangat dalam
menurunkan nyeri persendian Muhlisin, A. (2015). Menilai Skala Nyeri.
osteoartritis pada lanjut usia. Jurnal [Artikel]. Diakses tanggal 08 Maret
Kebidanan dan Keperawatan. Vol 10. 2015.http://mediskus.com/penyakit/me
No 1. Juni 2014. nilai-skala-nyeri.

A. Azis Alimul H. (2009). Pengantar Potter dan Perry, (2005), Fundamental


Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Keperawatan :Konsep, Proses dan
Medika. Praktik vol 1 edisi 4. Jakarta : EGC

Anas, Tamsuri. (2006). Konsep & Suharko, (2006). Penatalaksanaan Rasa


Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. Nyeri Pada Lanjut Usia. Jurnal
Universa Medicina. Vol 25 No 1.
Cavaliery TA. 2002. Pain Management in
The Elderly.J Am Osteopath Smeltzer S.C & Bare B.G. (2002) Buku Ajar
Assoc;102: 481-5 Keperawatan Medikal Bedah Volume
3 Edisi 8. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. Laporan SKRT Turk, D, C & Winter F. (2005).The Pain
2001: Studi Morbiditas dan Disabilitas. Survival Guide: How to Reclaim Your
Jakarta. Departemen Kesehatan RI, Life (APA Lifetools.) Washington DC:
2002. American Psychological Association.

Dina Dewi, (2009). Pengaruh Teknik Windyasih, ( ). Non Pharmalogical


Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Pain Management.
Penurunan Persepsi Nyeri Pada https://Windyasih.wordpress.com
Lansia Dengan Artritis Reumatoid.
The Soedirman Journal of Nursing.
Volume 4, No 2. Juli 2009.

Anda mungkin juga menyukai