Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEPERAWATAN (P2K2 II)

LAPORAN RONDE KEPERAWATAN LBP

Disusun oleh :

Aman Rohman 19.20.3014 Norhafizhah 19.20.3034


Khusnul Mar’iyah 19.20.3008 Novia Ardila 19.20.3022
Lidia Rezky Damayanti 19.20.3015 Nurholisoh 19.20.3023
Lisa 19.20.3016 Rizky Maharani 19.20.3025
Muhammad Ismul Fajar 20.20.20048 Ruwaida 19.20.3026
Muhammad Latif 19.20.3020 Siti Fatimah 19.20.3035

Clinical Instructur : Raimi Hidayat S.Kep.,Ns

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Stase Manajemen Keperawatan dengan judul

“Laporan Ronde Keperawatan LBP”

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Oleh:

Aman Rohman 19.20.3014 Norhafizhah 19.20.3034


Khusnul Mar’iyah 19.20.3008 Novia Ardila 19.20.3022
Lidia Rezky Damayanti 19.20.3015 Nurholisoh 19.20.3023
Lisa 19.20.3016 Rizky Maharani 19.20.3025
Muhammad Ismul Fajar 20.20.20048 Ruwaida 19.20.3026
Muhammad Latif 19.20.3020 Siti Fatimah 19.20.3035

Menyatakan bahwa Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan yang disusun telah
diperiksa dan disetujui.

Banjarbaru, 20 Februari 2022

Clinical Instructur

Raimi Hidayat S.Kep.,Ns

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan P2K2 II dalam stase Keperawatan Medikal
Bedah III yang berjudul “Laporan Ronde Keperawatan LBP”.

Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
tulus dan penghargaan yang tinggi kepada yang terhormat:
1. Raimi Hidayat S.Kep.,Ns selaku Clinical Instructur P2K2 II di RSD Idaman Kota
Banjarbaru
2. Adi Surya saputra, Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing P2K2 II Manajemen
Keperawatan.
3. Orangtua kami yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan laporan ini.
4. Serta Teman yang telah membantu dan menyelesaikan laporan ini.

Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin yaa robbal a’lamin

Banjarbaru, 20 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1. Latar Belakang................................................................................ 1

2. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

3. Tujuan Penelitian............................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3

1. Pengertian Ronde Keperawatan..................................................... 3

2. Tujuan Ronde Keperawatan........................................................... 3

3. Karakteristik Ronde Keperawatan................................................. 4

4. Tipe Ronde Keperawatan.............................................................. 4

5. Langkah Ronde Keperawatan........................................................ 5

6. Peran Ronde Keperawatan............................................................. 5

7. Komponen Ronde Keperawatan..................................................... 7

8. Pelaksanaan Ronde Keperawatan.................................................. 9

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15

1. Kesimpulan ..................................................................................... 15

2. Saran................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu
dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi
yang salah yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Masalah
nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering
terjadi pada mahasiswa (Idyan, 2017).
LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak
pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok,
yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12
minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk
dalam faktor resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh
yang meliputi berat badan, tinggi badan, pekerjaan, dan aktivitas / olahraga
Penelitian di Spanyol oleh Fernandez et al (2009) pada orang dewasa
diperoleh pravelensi LBP adalah 19,9%. LBP lebih banyak terjadi pada
perempuan (67,5%) dari pada laki-laki (33,5%). Penderita LBP dari kelompok
31-50 tahun 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok umur 16-30
tahun. Hasil penelitian di seluruh Indonesia ditemukan sekitar 18% yanG
berkunjung di Poliklinik Neurologi adalah pasien LBP dan merupakan urutan
kedua tertinggi setelah sefalgia (Meliala et al,2013).
Hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia
oleh kelompok Nyeri Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI)
ditemukan 18,13% pasien LBP dengan rata- rata nilai VAS (Visual Analog2
Scale) sebesar 5,46 ± 2,56 yang berarti nyeri sedang sampai berat (Purba
&Susilawaty, 2018)

1
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah Pengertian Ronde Keperawatan
b. Bagaimanakah Tujuan Ronde Keperawatan
c. Bagaimanakah Karakteristik Ronde Keperawatan
d. Bagaimanakah Tipe Ronde Keperawatan
e. Bagaimanakah Langkah Ronde Keperawatan
f. Bagaimanakah Peran
g. Bagaimanakah Komponen yang terlibat dalam Ronde Keperawatan
h. Bagaimanakah Pelaksanaan Ronde Keperawatan

3. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mengetahui Pengertian Ronde Keperawatan
b. Untuk Mengetahui Tujuan Ronde Keperawatan
c. Untuk Mengetahui Karakteristik Ronde Keperawatan
d. Untuk Mengetahui Tipe Ronde Keperawatan
e. Untuk Mengetahui Langkah Ronde Keperawatan
f. Untuk Mengetahui Peran
g. Untuk Mengetahui Komponen yang terlibat dalam Ronde Keperawatan
h. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Ronde Keperawatan
i.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Ronde Keperawatan


Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat perimer dan atau konsulen, kepala
ruangan, perawat assosciate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
(Nursalam, 2013)
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau mahasiswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh  pengajar atau siswa perawat dengan anggota
sifatnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011). Karakteristik:
a. Klien dilibatkan secara langsung  
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat Assosciate, Perawat Primer dan konsulen melakukan diskusi
bersama diskusi bersama
d. Konsulen memfasilitasi kreatifitas
e. Konsulen membantu mengembangkan kemampuan perawat Assosciate,
perawat Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah

2. Tujuan Ronde Keperawaatan


a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis  
b. Menumbuhkan pemikiran tentang keperawatan yang berasal dari masalah
klien
c. Meningkatkan validitas data klien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan

3
3. Karakteristik Ronde Keperawatan
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Perawat asosiet , perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi
bersama
c. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
d. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
primer
e. Perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah

4. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi
kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2019) ada
empat tipe ronde yaitumatrons’rounds, nurse management rounds, patient
comfort rounds dan teaching rounds.
a. Matron rounds menurut Close & Castlide (2019) seorang perawat
berkeliling ke ruanganruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standar
pelayanan, kebersihan dan kerapian, dan menilai  penampilan dan
kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management rounds menurut Close & Castlide (2019) ronde ini
adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok  pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses  pembelajaran antara
perawat dengan head nurse.
c. Patient comfort rounds menurut Close & Castledine (2019) ronde di sini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari,  perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.

4
d. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2019) dilakukan antara
teacher nurse  dengan perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa
perawat. Dengan pembelajaran langsung perawat atau siswa dapat
langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien

5. Langkah-langkah Ronde Keperawatan


a. Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan
kegiatan ronde keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas
sebelum melakukan ronde keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari
membuat menyadari tujuan : demonstrasi temuan klinis, komunikasi
dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi  pasien.
b. During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat
lingkungan yang nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2)
menghormati: perawat: hormati mereka sebagai pemberi layanan pada
pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari
latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi
kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar
semua tingkat  peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi
(4) libatkan pasien: dorong  pasien untuk berkontribusi mengenai
masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan
tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti  pasien,
dsb.
c. After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.

6. Peran
a. Perawat Primer dan Perawat Assosciate Dalam menjalankan
pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang dapat memaksimalkan
kebersihan, antara lain:
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
5
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil  
b. Peran Perawat Primer lain dan atau Konsulen
a) Memberikan Justifikasi
b) Memberikan Reinforcement
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keparawatan serta
tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajar.
c. Menurut Nursalam (2013) langkah –  langkah ronde keperawatan dibagi
menjadi :
a) Pra ronde
˗ Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
˗ Menentukan tim ronde
˗ Mencari sumber atau literature
˗ Membuat proposal
˗ Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
˗ Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang
mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan
hambatan apa yang ditemukan selama  perawatan?  
b) Pelaksanaan Ronde
˗ Salam pembuka
˗ Memperkenalkan tim ronde
˗ Menyampaikan identitas klien dan masalah klien
˗ Menyampaikan tujuan ronde
˗ Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer tentang konsep
penyakit Low Back Pain dan difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang  perlu
didiskusikan
˗ Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut

6
˗ Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan.
c) Pasca Ronde
˗ Evaluasi, revisi, dan perbaikan
˗ Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.

7. Komponen yang terlibat dalam Ronde Keperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde ini adalah perawat primer dan
perawat konselor , kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainya.
a. Peran ketua tim dan anggota tim
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang kita ambil  
b. Peran ketua tim lain Perawat primer (ketua tim) dan perawat associate
(anggota tim)
a) Memberi justifikasi
b) Memberikan reinfocoment
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah , intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintergrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

8. Pelaksanaan
a. Persiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde  
b) Pemberian infomed consent kepada klien dan keluarga
b. Pelaksanaan Ronde
a) Salam pembuka  
7
b) Memperkenalkan tim ronde
c) Menyampaikan identitas klien dan masalah klien
d) Menyampaikan tujuan ronde
e) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan  pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau dilaksanakan dan memiliki prioritas yang
perlu didiskusikan.
f) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
g) Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor /
manajer tetang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
h) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada yang
akan ditetapkan
c. Pasca Ronde
Mendikusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut seta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan

8
RONDE KEPERAWATAN
Topik : LBP
Sasaran Sasaran : Tn. Hariono
Waktu : 09.00 WITA
Hari/ Tanggal Tanggal : Kamis/24 Februari 2022
1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat
teratasi.  
b. Tujuan Khusus
a) Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan
mampu : Menumbuhkan cara berfikir kritis  
b) Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
c) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
d) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
e) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi
g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
h) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
2. METODE
a. Diskusi  
b. Bed side teaching
3. MEDIA
a. Diskusi  
b. Leflet
4. TEAM RONDE
a. Kepala Ruangan Ruangan : Muhammad Ismul Fajar
b. Katim 1 : Rizky Maharani
c. Katim 2 : Aman Rohman
d. Perawat Primer : Siti Fatimah, Ruwaida, Lidia Rezky
Damayanti
9
5. PROSES RONDE
a. Pra ronde
a) Menentukan kasus dan topik
b) Menentukan tim ronde
c) Menentukkan literature
d) Membuat proposal
e) Mempersiapkan pasien  
b. Pelaksanaan ronde keperawatan
a) Pembukaan
˗ Salam pembuka  
˗ Memperkenalkan tim ronde
˗ Menyampaikan identitas klien dan masalah klien
˗ Menyampaikan tujuan ronde  
b) Penyajian masalah
˗ Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga
kepada tim ronde  
˗ Menjelaskan konsep penyakit Low Back Pain
˗ Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan
c. Pasca ronde
a) Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan  
b) Penutup
6. MATERI (Sindrom Steven Jonshon)
a. Pengertian
LPB (Low Back Pain) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi
pada regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai
sebab. Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama
pada mereka yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah (Anonim,
2013).
b. Etiologi

10
Umumnya nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu
dari berbagai masalah muskuloskeletal. Nyeri terjadi akibat gangguan
muskuloskeletal dapat di pengaruhi oleh aktivitas.
a) Regangan lumbosakral akut.
b) Ketidak stabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot.
c) Osteoartritis tulang belakang.
d) Stenosis tulang belakang.
e) Masalah diskus intervertebralis.
f) Perbedaan panjang tungkai.
g) Pada lansia : akibat faktur tulang belakang, osteoporosis atau
metastasis tulang.
h) Penyebab lain, seperti gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal, dan masalah psikosomatik.
c. Patofisiologi
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus itu bersifat
sirkumferensial. Karena adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan
itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah
terjadi, resiko LBP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja.
Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan seperti gaya traumatic ketika
hendak menegakan badan waktu terpleset, mengangkat benda berat, dan
sebagainya.
Menjebolnya (herniasi) nucleus puposus dapat mencapai ke
korpus tulang belakang diatas atau dibawahnya. Bisa juga menjebol
langsung ke kanalis vertebralis. Menjebolnya sebagian nucleus pulposus
ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan
dikenal sebagai nodusschmorl. Sobekan sirkum ferensial
dan radial pada annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan
terbentuknya nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low
back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iskhialgia atau siatika.
Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa
nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama arteria radipularis
yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di
11
sisi lateral tidak aka nada radiks yang terkena jika tempat herniasinya
berada di tengah.
Pada tingkat L2 dan terus ke bawah tidak terdapat medulla
spinalis lagi, maka herniasi yang berada di garis tengah tidak akan
menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. Setelah terjadi HNP, sisa
diskusintervertebralis mengalami lisis, sehingga dua corpora vertebra
bertumpang tindih tanpaganjalan.
Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di
punggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP
terbagi atas HNP sentral dan HNP lateral. HNP sentral akan menunjukan
paraparesis flasid, parestesia, danretansi urine. Sedangkan HNP lateral
bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
punggung bawah, ditengah-tengah area bokong dan betis, belakang tumit,
dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex
achiler negatife. Pada HNPlateral L4-L5rasa nyeri dan nyeri tekan
didapatkan di punggung bawah, bagian lateralpantat, tungkai bawah
bagian lateral dan di dorsum perdis. Kekuatan ekstensi ibu jarikaki
berkurang dan reflek patella negatif. Sensibilitas dermatom yang sesuai
dengan radiks yang terkena menurun.
Pada percobaan tes laseque atau tes mengangkat tungkai yang
lurus (straight legraising), yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan
fleksi pada sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian
belakang (tanda laseque positif).
d. Tanda dan Gejala
Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun nyeri
punggung kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal, dikaji lokasi
nyeri, sifatnya, dan pelajaran sepanjang serabut saraf (sciatika). Nyeri
yang berasal dari masalah muskuloskeletal biasanya akan semakin jelas
pada gerakan. Juga dievaluasi cara jalan pasien, mobiltas tulang
belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris, dan persepsi
sensoris, bersama dengan derajat ketidak nyamanan yang dialami.
Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri
menunjukan iritasi serabut saraf.
12
Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot
paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang
berlebiahan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal
yang mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa
dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksai dan deformitas
yang diakibatkan oleh spasmus akan menghilang.
Kadang – kadang, dasar organik nyeri punggung tak dapat
ditemukan. Kecemasan dan stres dapat membangkitkan spasme otot dan
nyeri. Nyeri punggung bawah bisa merupakan manifestasi depresi atau
konflik mental atau reaksi terhadap stresor lingkungan dan kehidupan.
Bila kita memeriksa penderita dengan nyeri punggung bawah, perawat
perlu meninjau kembali hubungan keluarga, variabel lingkungan dan
situasi kerja.
Gejala yang sering muncul adalah :
a) Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu
sampai beberapa tahun) nyeri sesuai dengan distribusi saraf skiatik.
b) Sifat nyeri khas dari posisi terbaring ke duduk, nyeri mulai dari
pantat dan terus menjalar ke bagian belakang lutut kemudian ke
tungkai bawah.
c) Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakangerakan
pinggang saat batuk atau mengejan, berdiri, atau duduk untuk jangka
waktu yang lama dan myeri berkurang klien klien beristirahat
berbaring.
d) Penderita sering mengeluh kesemutan (parostesia) atau bahkan
kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persyarafan yang
terlibat.
e) Nyeri bertambah bila daerah L5 - L1 (garis antara dua Krista iliaka)
ditekan.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang
dilakukan karena suatu indikasi tertentu guna memperoleh keterangan
lebih lengkap :
a) Pemeriksaan Laboratorium.
13
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan sesuai indikasi,
berguna untuk melihat laju endap darah (LED), morfologi darah tepi,
kalsium, fosfor, asam urat, alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen
spesifik prostat (jika ditemukan kecurigaan metastasis karsinoma
prostat) danelektroforesis protein serum (protein myeloma). 2
b) Pemeriksaan Radiologis.
˗ Foto Rontgen.
Foto rontgen merupakan tes yang sederhana, dan sangat
membantu untuk menunjukkan keabnormalan pada tulang.
Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama untuk
mengevaluasi nyeri punggung bawah.Foto X-ray dilakukan pada
posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila perlu oblique kanan
dan kiri.
˗ MRI.
MRI digunakan untuk melihat defek intra dan ekstra
dural serta melihat jaringan lunak.Pada pemeriksaan dengan
MRI bertujuanuntuk melihat vertebra dan 33 level neurologis
yang belum jelas, kecurigaan kelainan patologis pada medula
spinalis atau jaringan lunak, menentukan kemungkinan herniasi
diskus pada kasus post operasi, kecurigaan karena infeksi atau
neoplasma.
˗ CT.
CT-Mielografimielografi merupakan alat diagnostik
yang sangat berharga untuk diagnosisLBP untuk menentukan
lokalisasilesi pre-operatif dan menentukan adanya sekuester
diskus yang lepas dan mengeksklusi suatu tumor

14
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat perimer dan atau konsulen, kepala
ruangan, perawat assosciate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
(Nursalam, 2013)
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu
dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari
mobilisasi yang salah yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena
yang sering terjadi pada mahasiswa (Idyan, 2017).

2. Saran
Bagi perawat ataupun tenaga kesehatan lain diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan atau keperawatan yang baik terhadap klien
dan bisa bertugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.

15
DAFTAR PUSTAKA
Arwin, dkk. 2017. Buku Ajar Alergi Imunologi Anak. Edisi 2. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Bechman, Richard. 2020. Nelson Esensi
Pediatrik . Edisi 4. Jakarta: EGC.
Close, A., & Castledine, G. (2019). Clinical nursing rounds p g rounds part 2:
Nurse management rounds. art 2: Nurse management rounds. Britsh
Journal of Nursing. Vol 14, No 16.
Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. 2008. Erupsi Ale  Erupsi
Alergi Obat. rgi Obat. Dalam: Kapita  Dalam: Kapita Selekta Selekta
Kedokte  Kedokteran. Edisi ran. Edisi ke-3. Jakarta: Media
Aesculapius  Nursalam. 2013 Manajeman keperawatan: Aplikasi dalam praktik
keperawatan `professional. Salamba Medika: Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai