Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 8

• Masruroh Ainul Aziz 14205090

• Ayu Fitri Yanti 14205075

• Yunda Cucu Cahyani 14205068

• Helni J Hamid 14205083


MENGENAL HADIST DHAIF
DAN PENDAPAT PARA ULAMA
SALAF DALAM MENGAMALKAN
HADIST DHAIF
Definisi hadist dhaif

Kata dha’if menurut bahasa berasal dari kata dhuifun yang berarti lemah
lawan dari kata qawiy yang berarti kuat Sedangkan dha'if berarti hadits
yang tidak memenuhi hadits hasan. Hadits dhaif disebut juga hadits
mardud (ditolak).

Kata dha'if menurut bahasa berarti 'ajiz atau lemah sebagai lawan dari kata
qawiy atau yang kuat. Adapun lawan dari kata shahih adalah kata dha'if yang
berarti saqim atau yang sakit. Sebutan hadits dha'if secara bahasa bearti hadits
yang lemah atau hadits yang kuat (Ranuwijaya dikutip Suyitno, 2008).
Klasifikasi Hadis Dhaif Para ulama Muhaditsin mengemukakan sebab-
sebab tertolaknya hadis dari dua jurusan, yakni dari jurusan sanad dan
jurusan matan.

Ke-dha'if-an dari Segi Sanadnya yang Terputus:


1. Terwujud cacat-cacat pada rawinya, baik tentang keadilan maupun ke-
dhabit-annya.
2. Ketidakbersambungan sanad, dikarenakan adalah seorang rawi atau
lebih, yang digugurkan atau saling tidak bertemu satu sama lain.
Ke-dha'if-an dari Sudut Sandaran Matannya
Dari segi sandaran matannya hadits terbagi tiga,
yaitu : marfu’, mauquf, dan maqthu’. Hadist
dikelompokkan kedalam hadist dha'if adalah hadist yang
bukan disandarkan kepada Rasullah ‫( ﷺ‬marfu’)
melainkan kepada sahabat atau tabi'in (hadist mauquf
dan maqthu').
Hadist Dha’if Karena Tidak Bersambunga- sambung Sanad-nya /di lihat dari segi terputusnya sanad
dha’if

a.Hadis Mu’allaq
b.Hadis Muntaqhi’
c.Hadis Mu’dha
d.Hadis Mudallas. • Hadis Mu’allaq Yaitu hadis yang seorang rawinya atau lebih gugur dari awal
sanad secara berurutan.
• Hadis Muntaqhi Yaitu hadis yang gugur seorang, atau dua orangdengan tidak berturut- turut di
tengah sanad.
 • Hadis Mudhal Yaitu hadis yang gugur dua orang perawi berturut-turut di pertengahan sanad.
• Hadis Mudallas Yaitu hadis yang tidak disebut dalam sanad atau sengaja digugurkan oleh seorang
perawi nama gurunya dengan cara yang memberi waham (keraguan) apakah dia mendengar sendiri
hadis itu dari orang yang disebut namanya itu.
Ke-dha’if-an dari Sudut Kecacatan Rawinya
Ada perbedaan pendapat dalam pembagian ini, sebagian mengatakan ada 12 macam dan sebagian menganggap 11 macam dikarena tidak menganggap
hadits maudhu' bagian dari hadits tidak memasukannya kebagian dari hadits dha'if.

Hadits matruk
Hadits munkar dan ma'ruf
Hadits mu'alal
Hadits mudraj
Hadits maqlub
Hadits mudltharib
Hadits muharraf
Hadits mushahaf
Hadits mubham, majhul, dan mastur
Hadits syadz dan makhfudh
Hadits mukhtalith
Pemakaian Hadis Dha’if Mengenai pemakaian hadis dha’if ada tiga mazhab ulama.
1. Hadis Dha’if itu sama sekali tidak boleh diamalkan. Tidak boleh dalam soal hukum, tidak boleh
dalam soal tagrib dll.
2. Hadis-hadis Dha’if itu dipergunakan untuk menerangkan fadhilah (keutamaan) amal (fadhal’il al-
a’mal)
3. Mempergunakan hadis dha’if, apabila dalam sesuatu masalah tidak diperoleh hadis-hadis
shahih atau hasan.

Sementara menurut penerangan Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany bahwa oleh ulama yang
mempergunakan hadis dha’if, mensyaratkan tiga kebolehan mengambilnya, yaitu :
A. Kelemahan hadis itu tidak seberapa. Maka hadis yang hanya diriwayatkan oleh orang yang
tertuduh dusta, tidak dipakai.
B. Petunjuk hadis itu ditunjuki oleh suatu dasar yang dipegangi, dengan arti bahwa memeganginya
tidak berlawanan dengan sesuatu dasar hukum yang sudah dibenarkan.
C. Jangan di-i’tiqad- kan (diyakini) ketika memeganginya bahwa hadis itu benar dari Nabi SAW.
Hanya dipergunakan sebagai ganti memegangi pendapat yang tidak berdasarkan nash sama
sekali.
‫َج َزا ُك ُم هللا َخ ْي ًرا َكثِ ْي ًرا‬

Anda mungkin juga menyukai