OLEH:
OKTARIA SAFITRI
0210109001
1
2
RINGKASAN KEGIATAN
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat
terutama di Negara berkembang. Prevalensinya kejadian anemia di Negara
berkembang mencapai 20% World Health Organization (2001). Menurut
WHO, sekitar 25-40% remaja putri di Asia Tenggara menderita
anemiatingkat ringan sampai berat. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995 prevalensi anemia remaja putri adalah 57.1%
sedangkan tahun 2001 sebesar 30%.
Hasil penelitian pada beberapa Negara di Indonesia menunjukkan
tingginya pravalensi anemia pada remaja di Indonesia. Penelitian yang
dilakukan oleh Saidin (2001) dan Legimen (2002), didapatkan pravalensi
anemia pada remaja sebesar 41 dan 85%. Masa remaja merupakan masa
pertumbuhan dimana remaja membutuhkan energi, protein dan zat-zat gizi
lainnya yang lebih banyak dibanding dengan kelompok umur lain.
Pematangan seksual pada remaja menyebabkan kebutuhan zat besi
meningkat.
Tingkat pengetahuan seseorang terhadap asupan besi akan
berpengaruh pada kecukupan besi pada seseorang. Hasil penelitian dari
Rachmawati (2008) juga sejalan dengan penelitian Dian Gunatmaningsih
yang mengatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang berhubungan
dengan kejadian anemia.Pendidikan mengenai bahan makanan dan pola
hidup sehat menyebabkan pengaruh yang signifikan antara tingkat
pendidikan terhadap status anemia di Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat
TRIDARMA perguruan tinggi akbid Bandar Lampung, dimana kegiatan ini
akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016 bertempat di SMA I
Kedondong. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini berupa
penyuluhan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan siswa terhadap kebutuhan besi dalam upaya untuk mencegah
kejadian anemia.
3
KATA PENGANTAR
Penulis
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Kegiatan..................................................................................... 4
D. Manfaat Kegiatan .................................................................................. 4
E. Sasaran .................................................................................................. 4
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 26
B. Saran ................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1) Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
remaja mengenai pentingnya asupan gizi untuk mencegah kejadian
anemia.
2) Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap pentingnya asupan gizi
untuk mencegah anemia
D. Manfaat Kegiatan
Setelah diberi penyuluhan diharapkan mahasiswa dapat:
1) Memiliki pengetahuan terhadap pentingnya asupan gizi untuk
mencegah anemia
2) Memiliki wawasan terhadap gaya hidup dan pola makan dalam
memenuhi status gizi
3) Memiliki wawasan terhadap kondisi yang dapat mempengaruhi anemia
E. Sasaran Kegiatan
Remaja awal yang berada di Wilayah SMA N 1 KEDONDONG
KABUPATEN PESARAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Remaja
Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata
bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju
kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional.
(Al-Mighwar, 2006).
Masa remaja merupakan kelompok penduduk dengan usia 10-19
tahun yang disebut juga dengan masa transisi, biologik, psikologis,
maupun sosial ekonomi. Masa remaja juga disebut dengan masa
adolesence yaitu yang disebut dengan masa muda young peopel (10-24
tahun) atau usia muda youth (15-24 tahun).
Masa remaja (usia 10-19 tahun) adalah masa yang khusus dan
penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia. Masa remaja disebut juga masa pubertas, merupakan masa
transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi dan
pisikis. Tumbuh kembang masa remaja dibedakan dari:
1. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
2. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
3. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.
Perkembangan fisik remaja:
5
6
B. Akibat Pubertas
C. Anemia
1. Pengertian Anemia
asam folat dan vitamin B12, tetapi yang sering terjadi karena
kekurangan zat besi.
3. Penyebab Anemia
5. Pencegahan Anemia
b. Aktivitas Fisik
Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas tubuh
meningkat sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat
(Moeji, 2003).
5) Sintesis (Syntetis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun farmasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara
nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap
itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo, 2003).
Sikap positif atau negatif aorang dalam menilai pentingnya
status gizi akan berpengaruh pada asupan besi seseorang yang
selanjutnya berkontribusi pada kejadian anemia. Sikap
seseorang terhadap suatu tindakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya 1) Pengalaman pribadi, 2) pengaruh orang
lain yang dianggap penting, 2) pengaruh budaya, 3) Media
masa, 3) faktor pendidikan, 5) dan faktor psikis.
Sikap positif seseorang dalam melakukan tindakan
ditentukan oleh arah dan tujuan dari sebuah tindakan,
keseringan melakukan tindakan (intensitas), keleluasaan (setuju
atau tidak setuju dalam melakukan tindakan), konsistensi
15
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
Tingginya angka
anemia pada
remaja di
Peningkatan Meningkatnya
Kurangnya pengetahuan pengetahuan
pengetahuan remaja remaja remaja
mengenai mengenai mengenai
pentingnya asupan anemia anemia, asupan
gizi dan besi melalui gizi dan cara
penyuluhan mencegahnya
Tingginya Pola
makan dan gaya
hidup pada remaja
B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 bertempat di SMA N 1
Sendang Agung. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, diskusi,
tanya jawab dan demonstrasi. Media yang digunakan berupa poster dan
leaflet.
19
20
D. Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Februari Maret April
M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Pelaporan
E. Anggaran Kegiatan
No Kegiatan Kebutuhan Anggaran
1 Pembukaan Konsumsi 40 x 10.000 Rp. 400.000
2 Pembuatan Leaflet, 40 x @Rp. 4.000 Rp. 200.000
Bannner dan poster
3 Pembuatan Banner 1 x @ 80.000 Rp. 80.000
4. Fotocopy materi 40 x @ 3.000 Rp. 120.000
5. Penyewaan Audio, Rp. 50.000
proyektor, dll
6. ATK Rp. 50.000
7. Transport @ 100.000 Rp. 100.000
8. Pembuatan Laporan 2 x @ 50.000 Rp. 100.000
9. Souvenir @ 50.000 Rp. 50.000
Total Rp. 1.150.000
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
B. Proses Pelaksanaan
Proses penyuluhan diawali dengan persiapan yang dilakukan oleh tim kegiatan
pengabdian dan pihak sekolah, selanjutnya siswa melakukan registrasi dengan
21
22
C. Pembahasan
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb/hitung eritrosit lebih
rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb<1.4 g/dl dan
Ht<41% pada pria atau Hb<12 g/dl dan Ht<37% pada wanita. Hasil
identifikasi mengenai pengetahuan terhadap pengetahuan siswa mengenai
anemia menunjukkan sebaian besar siswa memiliki pengetahuan cukup
mengenai anemia pada remaja. Kurangnya informasi dan kepedulian siswa
terhadap asupan gizi menjadi faktor utama penyebab rendahnya pengetahuan
terhadap anemia.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan
sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo, 2003).
Sikap positif atau negatif orang dalam menilai pentingnya status gizi akan
berpengaruh pada asupan besi seseorang yang selanjutnya berkontribusi pada
kejadian anemia. Sikap seseorang terhadap suatu tindakan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya 1) Pengalaman pribadi, 2) pengaruh orang lain
yang dianggap penting, 2) pengaruh budaya, 3) Media masa, 3) faktor
pendidikan, 5) dan faktor psikis.
D. Susunan Kegiatan
No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Media, Alat Waktu
Peserta dan cara
1 Persiapan Oktaria safitri - Ketersediaan 11.00
dan Mahasiswa alat dan tempat
2 Registrasi Tim Mengisi 12.00 –
pengabdian lembar absensi 12.15
3 Pembukaan Bidan Mendengarkan Ceramah 12.15-
dan koordinator dan 12.30
sambutan ketua tim
pengabdian
masyarakat
4. Penyampaian Pemateri dari Mendengarkan, Power point,
materi tim pengabdian tanya jawab video, gambar
dan audio
Pembukaan 12.30
(pre test)
Inti
(ceramah, 12.40
tanya jawab,
diskusi)
Penutupan 13.00-
(Post test) 13.10
No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Media, Alat Waktu
25
25
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
2. Sebagian besar siswa memiliki sikap negatif terhadap pola makan dan
memiliki pengetahuan yang kurang mengenai pengetahuan terhadap
kebutuhan status gizi
B. Saran
26
Daftar Pustaka
WHO. lron Deficiency Anemia assessment, Prevention and Control. A guide for
Programe Managcr. 200 1 .2. Saidin M. Efektifitas.
Khumaidi, M., 1989. Gizi Masyarakat. Pusat Antar Universitas Pangan & Gizi
Bogor: IPB.
Kanani, S.J. & Poojara, R.H., 2000. Suplementation with Iron and Folic Acid
Enhances Growth in Adolescent Indian Girls. Am. J. Clin. Nutr, vol 130,p:
452S-453S
Permaesih, D, dkk., 1989. Hubungan Status Anemia dan Status Besi Wanita
Remaja Santri. Penelitian Gizi dan Makanan. Vol 11, p. 38-46.
27
DOKUMENTASI
28
29
30
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ANEMIA PADA REMAJA
1. Topik : Anemia
2. Sub pokok bahasan : Penyuluhan dan penanganan anemia pada remaja
3. Hari, Tanggal : 17 Maret 2016
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : SMA N 1 KEDONDONG
6. Penyuluh : Tim pengabdian masyarakat Adila Bandar
Lampung
7. Sasaran : Siswa remaja awal SMA N 1 Kedondong
8. Karakteristik : Remaja tingkat II SMA N 1 Kedondong
9. Jumlah : 40 orang
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
remaja mengenai pentingnya asupan gizi untuk mencegah kejadian anemia.
31
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang anemia diharapkan mahasiswa
dapat :
d. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap pentingnya asupan gizi untuk
mencegah anemia
B. Metode
Ceramah, diskusi, tanya jawab
C. Media
Leaflet, slide presentasi dan vidio
D. Susunan Kegiatan
E. Materi
Terlampir
Lampiran 1 Materi Penyuluhan
2. Penyebab Anemia
a. Kurang nutrisi / kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap
b. Penyakit kronis
c. Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan,
masa tumbuh kembang (untuk laki-laki sampai dengan usia 20 tahun,
untuk perempuan sampai dengan usia 18 tahun), dan penyakit infeksi
d. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan seperti haid yang
berlebihan, sering melahirkan, kecelakaan dan infeksi karena cacing.
33
e. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi
4. Jenis-jenis Anemia
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
2. Anemia kekurangan zat besi
3. Anemia Pada Penyakit Kronik: Anemia ini sering terjadi pada seseorang
yang mempunyai penyakit koronik seperti gagal ginjal, abses pada paru,
arthritis rematoid, dan nekrosis jaringan
4. Anemia Akibat kekurangan vitamin B12 karena gangguan absorbs
vitamin.
5. Anemia Defisiensi Asam Folat
Disebabkan karena penurunan defisiensi asam folat
6. Anemia Karena Perdarahan
7. Anemia hemolitik akibat usia sel darah merah pendek (Normalnya 120
hari)
8. Anemia Hemolitik Auto Imun: Merupakan kelainan sel darah merah yang
diakibatkan auto antibody IGG.
9. Anemia Aplastik : Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk
membentuk sel-sel darah mer
5. Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia dapat dicegah dan tergantung dari penyebab anemia
itu sendiri. Seperti yang disebabkan karena diet yang salah dan sembarangan.
Untuk pencegahan anemia dengan sebab kesalahan dalam diet anda dapat
34
mengkonsumsi atau diet dengan memastikan makanan yang anda makan
mengandung zat besi.
6. Akibat Anemia
a. Gangguan/ hambatan pada pertumbuhan badan dan perkembangan otak
b. Kecerdasan dan prestasi belajar menurun
c. Tubuh menjadi lemah dan kurang bugar
d. Produktivitas dan aktivitas menurun
e. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.
35
b. Bagi Bayi :
Pertumbuhan janin mungkin terganggu sehingga bayi lahir dengan berat
lahir rendah (BBLR) dan perkembangan otaknya mungkin terganggu
9. Pengobatan
Pengobatan anemia zat besi tergantung pada faktor penyebab yang
menimbulkannya. Suatu contoh jika anemia yang terjadi adalah karena
kehilangan darah yang terlalu banyak maka penyebab dari kehilangan darah
tersebut yang perlu diobati. Jika anemia terjadi karena dalam konsumsi
makanan tanpa kandungan zat besi maka pengobatannya adalah megubah diet
makananan menjadi kaya akan zat besi.
a. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet
Tambah Darah (TTD).
b. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti:
kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
36