Anda di halaman 1dari 9

Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :

Kelompok 1

Tri Anita (04111003001)

Desti Elza Muslimah (04111003023)

Aprilia Nurhanifah (04111003016)

Janatia Anggraini (04111003030)

M.Sazla Ferdiansyah (04111003046)

Esa Zahirah (04111003053)

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013 / 2014

1
Kasus : Case Triger 1

Seorang pasien berumur 40 tahun, dirawat di RSU sejak 3 hari yang lalu. Beliau
datang dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas terutama setelah melakukan
pekerjaan yang melelahkan. Sebelumnya klien sering mengalami ngilu seluruh
badan dan lesu, kepala terasa sakit dan suara serak. Hasil pemeriksaan hari ini :
suhu 38C, HR 86 kali/menit, RR 28 kali/menit. Pada auskultasi didapatkan
wheezing intermitten dan ronchi. Hasil AGD PACO2 terkompensasi dan PAO2
menurun. Nafsu makan klien juga menurun. Saat ini klien mendapatkan terapi
tetrasiklin 4 x 500 mg, bisolvon 3 x 10 ml, B complek 3 x 1 tab, fisioterapi 3
kali/minggu

1. Apa yang terjadi pada pasien? Jelaskan secara konsep teoritis berdasarkan
data yang ada !
Berdasarkan data dan terapi yang diterima, diagnosa pasien adalah
bronkhitis. Bronkhitis adalah suatu peradangan bronkioli, bronkus
dan trakea oleh berbagai sebab, seperti Rhinovirus, Respiratory
Sincytial Virus (RSV), virus influenza dan parainfluenza. Dan
infeksi oleh bakteri disebabkan oleh Staphilokokus, Streptokokus,
Pneumokokus, dan H.Influenzae, dan bisa juga disebabkan oleh
parasit seperti askariasis dan jamur. Hal ini menyebabkan nyeri
dada dan sesak nafas.
Gambaran klinis bronkhitis antara lain :
a. Batuk, biasanya produktif dengan mukus kental dan sputum
yang purulen.
b. Dispnea
c. Demam
d. Suara serak
e. Ronchi (bunyi paru diskontinu yang halus atau kasar, terutama
saat inspirasi)
f. Nyeri dada yang kadang timbul
g. sering merasa panas atau linu

2
2. Pengkajian keperawatan dan pemeriksaan penunjang apa saja yang
diperlukan? Mengapa perlu diperiksa?
Jawab:
Pengkajian keperawatan :
a. Tanda vital : suhu 38C, HR 86 kali/menit, RR 28 kali/menit
b. Pernapasan : sesak napas, suara serak, wheezing intermitten, suara
ronchi
c. Fisik : nyeri dada, sakit kepala.
Selain itu format Pengkajian keperawatan pada bronchitis yaitu seperti :

a. Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, agama,


pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnosa
medis, dll )
b. Identitas penanggung Jawab ( nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien )
c. Keluhan utama
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien),
berkembang dan tindakan yang dilakukan dalam mengatasi
penyakitnya
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji dan tanyakan pada pasien, apakah seorang perokok, kaji
riwayat penyakit pernapasan yang lainnya
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada dalam anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama dengan klien dan kaji apakah ada riwayat
keluarga yang terkena penyakit saluran pernapasan.
g. Aktivitas/ istirahat
- Badan lesu
- Dispneu saat melakukan aktivitas melelahkan.
h. Sirkulasi

3
- Penurunan konsentrasi O2
- Peningkatan konsentrasi CO2
i. Integritas ego
- Anxietas
j. Makanan dan cairan
- nafsu makan turun
- badan lesu
k. hygiene
- oral hygiene
l. pernapasan
- dispneu
- wheezing intermitten
- ronchi

Pemeriksaan penunjang pada penderita bronchitis adalah :


a. Tes fungsi paru,bertujuan untuk menentukan penyebab dispneu dan
mengetahui kerja paru-paru seberapa banyak udara yang dapat ditahan
dari paru-paru dan seberapa cepat udara masuk dan keluar.
b. Biakan sputum,bertujuan untuk mengetahui organisme pathogen yang
ada di bronkus agar dapat menentukan pemberian obat.
c. Rontgen dada , untuk melihat secara jelas tempat terjadinya inflamasi/
tempat terjadinya penyempitan saluran nafas sehingga dapat
menentukan diagnosis secara tepat.
d. AGD, menentukan keseimbangan elekrolit dalam darah dan
menentukan konsentrasi antara CO2 dan O2
e. Bronkogram, menunjukkan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi,
dan pembesaran duktus mukosa pada bronchitis.

3. Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien tersebut?


Jawab :
Penatalaksanaan medis pada pasien bronchitis yaitu:

4
a. Medikamentosa : pemberian antibiotic seperti tetrasiklin, ampisilin,
eritromisin, spiramisin. Serta pemberian antipiretik untuk menurunkan
suhu tubuh.
b. Pemberian oksigen jika diperlukan dikarenakan sesak nafas berat.
c. Penggunaan nebulizer agar terjadinya bronkodilator pada jalan nafas
pasien.
d. Pemberian cairan intravena berupa RL karena Asidosis Respiratory
4. Bagaimana tindakan dan penatalaksanaan keperawatan pada pasien
tersebut?
Jawab:
Tindakan dan penatalaksanaan perawatan pada pasien bronchitis yaitu :
a. Batasi aktivitas pasien
b. Membersihkan jalan nafas agar tidak terjadinya penyumbatan oleh
secret.
c. Istirahat : untuk mengurangi kebutuhan oksigen, dan bebas merokok.
d. Diet : minum cukup, peningkatan asupan cairan dan pemberian
ekspectoran untuk mengencerkan sputum.
e. Fisioterapi : nafas dalam dan batuk efektif membantu mengeluarkan
sputum.

5
5. Buatlah maping/Nursing pathway berdasarkan masalah keperawatan
berdasarkan data?

BRONKITIS
Jawab:

Alergen Invasi
Kuman

Aktivitas IgE Infeksi

Pelepasan Iritasi Bacterimia /


Histamin Mukosa penyebaran bacteri
Bronkus keseluruh tubuh

Edema mukosa (sel goble


memproduksi mucus) laju
Hipertermi metabolism

Akumulasi Nyeri Dada


Intake
secret
nutrisi
kurang
Bersihan jalan Anxietas adekuat
nafas tidak
efektif
Gangguan
pola tidur
Batuk produktif, sesak napas,
kemapuan batuk efektif

Kurang O2
Gangguan Gangguan
Pola nafas Aktifitas

6. Berdasarkan maping bagaimana rencana asuhan keperawatan pada pasien


tersebut?
Jawab:
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

6
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi
bronkus
Kemungkinan dibuktikan oleh: sesak nafas
Intervensi :
- Anjurkan klien untuk melakukan posisi fowler atau semi fowler
- Ajarkan pasien untuk batuk efektif agar membantu pengeluaran
sekret
- Ajarkan pasien untuk melakukan nafas dalam
b. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
sekunder dari bakteri atau virus.
Kemungkinan dibuktikan oleh :demam
Intervensinya :
- Monitor status suhu tubuh secara periodik
- Beri kompres dingin di area axilla dan kepala
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan bersihan jalan nafas
Kemungkinan dibuktikan oleh : kurang nafsu makan
Intervensi :
- Kaji kebiasaan diet, evaluasi berat dan ukuran tubuh
- Beri makanan yang menarik nafsu makan klien
- Beri perawatan oral, buang sekret.
- Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat
d. Gangguan aktivitas sehari-sehari berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Kemungkinan dibuktikan oleh : dispneu
Intervensi
- Batasi aktivitas pasien
- Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
- Beri lingkungan yang tenang.
e. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan informasi tentang
penyakit yang dialami
Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan pasien

7
Intervensi :
- Diskusikan dengan pasien mengenai diagnosa, terapi saat ini, dan
hasil yang diharapkan.
- Akui rasa takut atau masalah pasien dan dorong mengekspresikan
perasaan.
- Beri kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur.

7. Bagaimana dicharge planning pada pasien tersebut?


Jawab:
a. Evaluasi kesiapan untuk pulang. Faktor yang dikaji adalah:
- Status pernafasan yang stabil
- Masukan nutrisi dan pertumbuhan yang adekuat.
- Kebutuhan obat yang stabil.
- Rencana pengobatan medis yang realistic untuk dirumah,seperti
sarana yang memadai dan pemantauan istirahat yang cukup oleh
keluarga.
b. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga sebelum pemulangan seperti:
- Penjelasan tentang penyakit
- Bagaimana memantau tanda-tanda distress pernafasan dan masalah
medis lainnya.
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
- Pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tanda darurat
penyakit pasien yang harus ditangani segera oleh tenaga
kesehatan.
- Memberitahu keluarga untuk pemantauan kondisi pasien.
- Memberitahu keluarga untuk mengingatkan pasien minum obat
secara teratur.
Memberitahu keluarga agar menjaga lingkungan agar tetap
kondusif , bebas polusi,bersih dan bebas dari asap rokok.

8
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. BUKU Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses


penyakit. Jakarta : EGC

Djojodibroto, darmanto. 2009. Respirologi. Jakarta:EGC

Batka, Made.,Suastika,Ketut.1999.Gawat Darurat di Bidang Penyakit


Dalam.Jakarta: EGC

Muttaqin,Arif.2012.Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan sistem


pernafasan.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai