PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam
memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan
bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut
Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan
sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu
karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya.
Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan
mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap
orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar
social jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di
dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi,
atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
1.3 Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
BAB 3
PEMBAHASAN
4
dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious
reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku
suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau
pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut
dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai
secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh
seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang
pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998a:4).
5
Hal utama dari pendekatan tradisional ini, untuk terjadinya belajar,
manusia harus melakukan performa/tampilan utama dan kemudian diberi
hadiah. Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan
gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognisi dalam proses
belajar dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian,
retensi/mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi.
3.1.1. Atensi / Perhatian
Jika reaksi baru yang dipelajari dari melihat/mendengar
lainnya, maka hal itu jelas bahwa tingkat memberi perhatian yang
lain akan menjadi yang terpenting. Lebih mendalam lagi berikut
faktor-faktor untuk mendapatkan perhatian :
3.1.1.1 Penekanan penting dari perilaku menonjol
3.1.1.2 Memperoleh perhatian dari ucapan /teguran
3.1.1.3 Membagi aktivitas umum dalam bagian bagian
yang wajar jadi komponen keterampilan dapat
menonjol.
3.1.2 Retensi
Setiap gambaran perilaku disimpan dalam memori atau
tidak, dan dasar untuk penyimpanan merupakan metode yang
digunakan untuk penyandian atau memasukkan respon.
Penyandian dalam symbol verbal dipermudah oleh berpikir aktif
orang atau ringkasan secara verbal tindakan yang mereka amati.
Waktu respon yang diamati disandikan, ingatan kesan visual atau
symbol verbal dapat berlanjut dengan melatih kembali secara
mental. Dengan begitu, penyandian akan mencoba untuk berpikir
giat mengenai tindakan dan memikirkan kembali penyandian
verbal.
3.1.3 Reproduksi Gerak
Waktu fakta-fakta dari tindakan baru disandikan dalam
memori, mereka harus dirubah kembali dalam tindakan yang tepat.
Rangkaian tindakan baru merupakan symbol pertama pengaturan
6
dan berlatih, semua waktu dibandiungkan dengan ingatan/memori
dari perilaku model. Penyesuaian dibuat dalam rangkaian tindakan
baru, dan rangkaian perilaku awal. Perilaku sebenarnya dicatat oleh
orang dan mungkin juga oleh pengamat yang memberikan timbal
balik yang benar dari perilaku suka meniru. Dasar penyesuaian dari
timbal balik membuat pengaturan simbolik rangkaian tindakan
baru, dan rangkaian perilaku dimulai lagi.
Teori belajar social memperkenalkan tiga prasyarat utama
untuk berhasil dalam proses ini. Pertama, orng harus memiliki
komponen keterampilan. Biasanya rangkaian perilaku model dalam
penelitian Bandura buatan dari komponen perilaku yang sudah
diketahui orang. Kedua, orang harus memiliki kapasitas fisik untuk
membawa komponen keterampilan dalam mengkoordinasikan
gerakan. Terakhir, hasil yang dicapai dalam koordinasi
penampilan/ pertuntukan memerlukan pergerakan individu yang
dengan mudah tampak.
3.1.4 Penguatan dan Motivasi
Pokok persoalan dari atensi, retensi, dan reproduksi gerak
sebagian besar berhubungan dengan kemampuan orang untuk
meniru perilaku penguatan menjadi relevan. Ketika kita mencoba
menstimulus orang untuk menunjukkan pengetahuan pada perilaku
yang benar. Walaupun teori belajar social mengandung penguatan
untuk tidak menambah pengetahuan guna mengecap dalam
perilaku, itu peran utama memberi penguatan (hadiah &
hukuman) seperti seorang motivator.
7
Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, misalan dan
teladan
3.2.2 Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kecekapan demonstrasi
guru sebagai model dan akan menguasai kemahiran itu jika dia
memperoleh kepuasan dan peneguhan yang berpatutan.
3.2.3 Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, pemikiran, peringatan,
peniruan dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai.
8
dan perhubungan dengan pemerhatian. Dalam pengajaran kita
perlu pastikan pelajar menumpukan perhatian kepada ciri- ciri
penting pelajaran dengan pengajaran yang jelas dan menekankan
isi- isi penting.
3.3.3 Reproduksi
Pemerhatian harus berupaya melakukan semula tingkah
laku yang ditirunya. Apabila seseorang tahu bagaimana sesuatu
tingkah laku ditunjukkan dan mengingat ciri- ciri atau langkah-
langkah dia mungkin belum boleh melakukannya dengan lancar.
Sesorang itu memerlukan latihan yang banyak, mendapat maklum
balas dan bimbingan tentang perkara- perkara penting sebelum
boleh menghasilkan tingkah laku model. Di peringkat penghasilan
latihan menjadikan tingkah laku lebih lancar dan mahir.
3.3.4 Peneguhan/Motivasi
Peneguha memainkan beberapa peranan dalam
pembelajaran pemerhatian. Seandainya kita mengharapkan untuk
mendapat peneguhan dengan meniru tindakan seseorang model,
kita mungkin menjadi lebih bermotivasi untuk menumpukan
perhatian, mengingat dan menghasilkan semula tingkah laku.
Selain itu, peneguhan penting untuk mengekalkan pembelajaran.
Seseorang yang mencuba menunjukkan tingkah laku baru tidak
akan mengekalkanya tanpa peneguhan. Sebagai contoh, seorang
pelajar yang tidak popular cuba memakai pakaian fesyen baru
tetapi diejek oleh rakan- rakan dan dia tidak akan meneruskan
peniruannya.
Terdapat lima jenis peneguhan yang memotivasikan
perlakuan tingkah laku yang ditiru. Pertama, pemerhati mungkin
menghasilkan semula tingkah laku model dan menerima peniruan
secara langsung. Kedua pemerhati mungkin melihat orang lain
menerima peniruan secara tidak langsung dan mengikut tingkah
laku orang yang diperhatikan. Ketiga ialah peniruan melalui proses
elistasi. Dalam proses ini seseorang akan meniru apa yang
9
dilakukan oleh orang lain jika dia sudah mengetahui cara- cara
melakukan tingkah laku tersebut. Sebagai contoh timbul keinginan
di hati. Keempat peniruan sekat lakuan. Peniruan yang sesuai
dilakukan dalam keadaan tertentu tetapi tidak digunakan dalam
keadaan atau situasi yang lain. Kelima yaitu peniruan tak sekat
lakuan. Dalam proses ini seseorang individu akan terus
mengamalkan peniruan dalam apa- apa jua situasi.
3.4 Kelemahan dan Kelebihan Teori Albert Bandura
3.4.1 Kelemahan/kritikan teori albert bandura
Teori pembelajaran social Albert bandura sangat sesuai jika
diklsaifikasikan dalam teori behavioristik. Ini kerana, teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku
dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan
dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk
tingkahlakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah
pasti terdapat sesetengah individu yang menggunakan teknik
peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif
termasuklah perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
10
perkembangan kanak-kanak. Penelitian ini berfokus pada proses
yang menjelaskan perkembangan kanak-kanak, faktor sosial dan
kognitif.
11
terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman
persepsinya mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan
dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model
tadi. Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga bergantung
pada persepsi peserta didik tentang siapa yang menjadi model.
Interaksi dengan lingkungan akan menimbulkan pengalaman baru
bagi anak tersebut.
12
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Rike. 2010. Konsep dan Implikasi Teori Belajar Sosial ( Albert Bandura ). Rike-
rikeriwyanti.blogspot.com. Diakses: 25 Maret 2014
14