Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG SAKARATUL MAUT DAN KEMATIAN HUSNUL KHOTIMAH


Untuk memenuhi salah satu Ujian Akhir Semester Keperawatan paliatif dan menjelang ajal
Dosen Pengampu: Ubad Badrudin,M.Pdi

Disusun Oleh:
Program Studi Keperawatan Tingkat 3A
Gisa Sonia Gandi (C1714201043)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, rahmat
dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah atas rahmat dan rahim-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“tentang sakaratul maut dan kematian husnul khotimah” yang disusun untuk memenuhi salah
satu Ujian Akhir Semester Keperawatan paliatif dan menjelang ajal Universitas Muhammadiyah
Tasikmalaya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya.sebelumnya saya minta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaiki makalah
ini di waktu yang akan datang.

Tasikmalaya, Desember 2019

Penyusun

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kematian (ajal) adalah hal yang pasti terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa,
tidak ada yang mengetahui kapan dan di mana ia akan menemui ajal, dalam keadaan baik
atau buruk. Bila ajal telah tiba maka maka tidak ada yang bisa memajukan ataupun
mengundurkannya. 1 Setiap Muslim wajib mengingat akan datangnya kematian, bukan
hanya karena kematian itu merupakan perpisahan dengan keluarga atau orang-orang yang
dicintai, melainkan karena kematian merupakan pertanggung jawaban atas amal yang
dikerjakan selama orang tersebut hidup di dunia. 2 Tiap manusia sudah ditentukan
ajalnya sendiri-sendiri oleh Allah swt, hanya saja manusia tidak mengetahui kapan ajal
itu akan datang, dan dimana tempatnya ia menghembuskan nafas penghabisan. Ada
manusia yang masih sangat muda meninggal dunia, atau masih bayi atau sudah tua dan
ada pula yang sudah sangat tua baru meninggal, semua itu Allah swt yang menentukan.
Walhasil manusia tidak dapat lari dari kematian. Mau lari ke mana, maka di sana pula
mati akan mengejarnya. Death is common to all people and varying cultures have their
own way of understanding life, death, and the state after death. (Kematian adalah umum
untuk semua orang dan budaya yang bervariasi memiliki cara mereka sendiri untuk
memahami kehidupan, kematian, dan keadaan setelah kematian).
Dalam Al-Quran disebutkan : Artinya; “Di mana saja kamu berada, kematian
akan mendapatimu sekalipun kamu berada dalam benteng yang kuat …. (Q.S. An Nisa’ :
78).
Dalam ajaran Islam, kehormatan manusia sebagai khalifah Allah swt dan sebagai
ciptaan termulia, tidak hanya terjadi dan ada ketika masih hidup di dunia saja. Akan
tetapi kemuliaannya sebagai makhluk Allah swt tetap ada walaupun fisik sudah
meninggal. Kesinambungan kemuliannya sebagai makhluk Allah terjadi karena ruhnya
tetap hidup berpindah ke alam lain, yang sering disebut dengan alam berzakh, alam di
antara dunia dan akhirat.

1
Penghormatan dan pemuliaan tersebut dilakukan sejak mulai dari perawatan
jenazah, yang diteruskan oleh ahli waris atau handai taulan yang masih hidup setelah
jenazah seseorang meninggal diberikan dalam beragam bentuk, seperti ziarah, berkirim
doa, dan sebagainya. Karena pentingnya pengurusan jenazah sejak memandikan jenazah
sampai penguburan jenazah maka Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi siapa
saja yang mau mengurus jenazah sampai selesai dengan pahala yang besar, sebagaimana
sabda beliau:
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa mengurus
jenazah sampai menyolatkannya, maka baginya satu qirath. Dan barangsiapa mengurus
jenazah sampai diamkamkan, maka baginya dua qirath” Seseorang bertanya: “Apa itu
dua qirath?” Beliau bersabda: “Dua gunung besar”.
Pengurusan jenazah muslim sangatlah penting karena jika ada seorang muslim
meninggal di suatu tempat dan tidak ada yang bisa merawatnya dengan benar (sesuai
dengan ajaran agama Islam), maka seluruh masyarakat yang tinggal di tempat tersebut
akan mendapatkan dosa karena pengurusan jenazah merupakan wajib kifayah bagi umat
Islam. Oleh sebab itu harus ada orang muslim yang mampu untuk mengurusi jenazah
dengan benar berdasarkan ajaran agama Islam tidak terkecuali bagi masyarakat muslim.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah:
1. Pengertian jenazah
2. Pendampingan masa kritis
3. Langkah langkah sakaratul maut
4. Siapakah orang yang meninggal dalam keadaan husnul khotimah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian jenzah
2. Agar mengetahui tata cara mendampingi orang pada masa sakaratul maut
3. Agar mengetahui langkah langkah orang yang sedang dalam masa sakaratul maut
4. Agar mengetahui siapa saja orang yang termasuk meninggal dalam keadaan
husnulkhotimah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab (‫( جن ذح‬yang berarti tubuh mayat dan kata
‫ جن ذ‬yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat
yang tertutup Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum
muslimin, khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah. Namun,
sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Dipejamkan matanya, mendo’akan dan meminta ampunkan atas dosanya.
2. Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya diluruskan.
3. Mengatupkan rahangnya atau mengikatnya dari puncak kepala sampai ke dagu
supaya mulutnya tidak menganga/terbuka.
4. Jika memungkinkan jenazah diletakkan membujur ke arah utaradan badannya
diselubungi dengan kain.
5. Menyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya dan handai
tolannya.
6. Lunasilah hutang-hutangnya dengan segera jika ia punya hutang.
7. Segerakanlah fardu kifayahnya.

B. Tata Cara Menuntun Orang Yang Sakaratul Maut


Maksud sakaratul maut adalah kedasyatan tekanan, dan himpitan kekuatan
kematian yang mengalahkan manusia dan munguasai akal sehatnya. Makna bil haq
(perkara yang benar) adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar. Yakin dan
mengetahuinya. Ada yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga
maknanya menjadi telah tiba sakaratul maut dengan kematian juga ayat :
ِ َ‫ي َبلَغ‬
‫ت ِإذَا كَآل‬ َ ‫{ ال ِف َراق أَنَّه َو‬28} ‫ت‬
َ ‫{ التَّ َرا ِق‬26} ‫{ َراق َمن َو ِقي َل‬27} ‫ظ َّن‬ ِ ‫{ ِبالسَّا‬29} ‫َر ِبكَ ِإلَى‬
ِ َّ‫ق السَّاق َوالتَف‬
‫ساق يَو َمئِذ‬
َ ‫{ ال َم‬30}

3
“sekali kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan.
Dan dikatakan (kepadanya): “siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin
bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dan berbalut betis (kiri) dengan betis
(kanan). Dan kepada rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”.[Al Qiyamah : 26-30].
Berikut ini adalah tatacara untuk menuntun seseorang yang telah mengalami sakaratul
maut :
1. Menalqin (menuntun) dengan syahadat
Sesuai dengan sabda rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam "Talqinilah orang
yang akan wafat di antara kalian dengan, "Laa illaaha illallah". Barangsiapa yang
pada akhir ucapannya, ketika hendak wafat, 'Laa illaaha illallaah', maka ia akan
masuk surga suatu masa kelak, kendatipun akan mengalami sebelum itu musibah
yang akan menimpanya." Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah
dapat dilakukan pada pasien muslim menjelang ajalnya terutama saat pasien akan
melepaskan nafasnya yang terakhir sehingga diupayakan pasien meninggal dalam
kedaan husnul khatimah. Para ulama berpendapat," Apabila telah membimbing orang
yang akan meninggal dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali
apabila ia berbicara dengan bacaan-bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu
barulah diulang kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika
menghadapi kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang
sakaratul maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan
memberikan hak-haknya."
Ciri ciri pokok pasien yang akan melepaskan nafasnya yang terakhir yaitu :
a. Pengindraan dan gerakan menghilang secara berangsur angsur yang dimulai pada
anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung
yang terasa dingin dan lembab.
b. Kulit Nampak kebiru biruan kelabu atau pucat.
c. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
d. Terdengar suara mendengkur diserati gejala nafas cyene stokes.
e. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa
nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan

4
bervariasi tiap individu.Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang
tadinya kelihatan cemas namfak lebih pasrah menerima.
2. Hendaknya mendoakannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali kata
kata yang baik.
Berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi Wa sallam telah bersabda. Artinya : “Apabila kalian mendatangi
orang yang sedang sakit atau orang yang hamper mati, maka, hendaklah kalian
mengucapkan perkataan yang baik-baik karena para malaikat mengamini apa yang
kalian ucapkan." Maka perawat harus berupaya memberikan suport mental agar
pasien merasa yakin bahwa Allah Maha Pengasih dan selalu memberikan yang
terbaik buat hambanya, mendoakan dan menutupkan kedua matanya yang terbuka
saat roh terlepas dari jasadnya.

3. Berbaik sangka kepada allah perawat membimbing pasien agar berbaik sangka
kepada allah SWT.
seperti di dalam hadits Bukhari" Tidak akan mati masing-masing kecuali dalam
keadaan berbaik sangka kepada Allah SWT." Hal ini menunjukkan apa yang kita
pikirkan seringkali seperti apa yang terjadi pada kita karena Allah mengikuti
perasangka umatNya
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang
yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian
disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena
bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit
untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat
meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal
itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al –
Mughni : 2/450 milik ibnu Qudamah).
5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut kea rah kiblat kemudian disunnahkan
untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat.

5
Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah
Saw., hanya saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus
shalih melakukan hal tersebut. Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara
bagaimana menghadap kiblat :
a. Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya
dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar
ia menghadap kearah kiblat.
b. Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap
ke kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara
yang paling benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka
biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.
Sebagian orang terbiasa membaca Al-Qur'an didekat orang yang sedang
menghadapi sakaratul maut dengan berdasrkan pada hadits : “bacallah surat
yaasiin untuk orang orang yang meninggal dunia”
"tidak ada seorang manusia yang mati, kemudian dibacakan surat yaasiin
untuknya, kecuali allah mempermudah segala urusannya”.
Padahal kedua hadits tersebut dianggap sebagai hadits dha'if, tidak boleh
memasukannya kedalam kitab hadits. Bahkan, Imam Malik telah mengatakan
bahwa hokum membaca Al- Quran disisi mayat adalah makruh.
Dalam kitabnya syarhu As- Syaghiir (1/220): "Dimakruhkan membaca
salah satu ayat dalam al-qur'an ketika datang kematian. Karena, tindakan tersebut
tidak pernah dilakukan oleh para salafus shalih.
Sekalipun, semua itu diniatkan sebagai do'a, memohon ampun, kasih
sayang dan mengambil pelajaran,"Dahsyatnya rasa sakit saat sakaratul maut Ibnu
Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu
'anhu, ia berkata: "Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan
akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan
gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana.
Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada
penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan
nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya.

6
Diantara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang
mengiringi perpisahan.jasad dengan ruhnya, firman Allah:
‫َو َجآ َءت‬ ‫سك َرة‬
َ ‫ت‬
ِ ‫ال َمو‬ ‫ق‬
ِ ‫بِال َح‬ َ‫ذَلِك‬ َ‫َماكنت‬ ‫ِمنه‬ ‫ت َِحيد‬
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu
lari darinya".
Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan
tusukan tiga ratus pedang” ( HR Tarmidzi). Sabda Rasulullah SAW : "Kematian
yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar
kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta
bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari). Atsar (pendapat) para sahabat
Rasulullah SAW Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang
pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki
menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua
bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".
Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul
maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian
orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari
setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala
hingga kaki". Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani
Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia
menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui
gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka
dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai
manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh
tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas
sakaratul maut itu belum juga hilang dariku” Proses sakaratul maut bisa memakan
waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran
detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir
kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi)
Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular,
dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak

7
dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya
melalui sebuah mimpi. Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan
berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau
kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan
bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar
siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu alam bis shawab.
Sakaratul maut orang orang Zhalim. Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang
menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut
ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran
perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut
berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang,
mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar
jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah
sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah malaikatul maut
rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk bisa tertawa dan
merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul
dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu".
Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena
kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa
sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia
hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan
suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah.
Setan laknatullah dan iblis laknatullah akan sentiasa mengganggu manusia,
bermula dengan memperdayakan manusia dari setitik mani hinggalah ke akhir hayat kita,
dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat yaitu ketika sakaratul maut. Setiap
orang yang teledor di dunia ini, baik dengan kekufuran maupun perbuatan maksiat
lainnya akan dilanda gulungan penyesalan, dan akan meminta dikembalikan ke dunia
meski sejenak saja, untuk menjadi orang yang insan muslim yang sholeh. Namun
kesempatan untuk itu sudah hilang, tidak mungkin disusul lagi. Jadi, persiapan harus
dilakukan sejak dini dengan tetap memohon agar kita semua diwafatkan dalam keadaan
memegang agama Allah. Wallahu a'lamu bishshawab. Washallallahu 'ala Muhamaad wa
'ala alihi ajmain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Manajeman Kematian ' Ketika Sakit , Sakaratul Maut , Saat Kematian Pemakaman dan Paska
Kematian '
Karya : Achmad Rohadi , Hermansyah
H. Muchtar Bahar,Manajeman Kematian ' Bagi Mereka yang Merindukan Kematian Mulia '
Karya : Khozin Abu Faqih , Lc
https://almanhaj.or.id/2570-sakaratul-maut-detik-detik-yang-menegangkan-dan-
menyakitkan.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai