Anda di halaman 1dari 11

NASKAH ROLEPLAY PALIATIF

Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

Disusun oleh :

Kelas B

Ade Roghit Alianda C1714201064


Afila Daeng Syayang C1714201065
Mukhsin Abdulah C1714201051
Reina Nurul Suciani C1714201054
Vina Alawiyah C1714201061

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

T.A 2019/2020
Peran :

Perawat 1 : Mukhsin Abdulah

Perawat 2 : Vina Alawiyah

Perawat 3 : Reina Nurul Suciani

Pasien : Ade Roghit Alianda

Istri : Afila Daeng Syayang

Seorang suami bernama Tn A ia berusia 30 tahun yang hendak berangkat kerja mengalami
kecelakaan lalu lintas, ia mengalami benturan yang sangat keras di bagian kepala. Dan patah
tulang dibagian kaki sebelah kanan. Orang-orang yang menyaksikan kecelakaan tersebut
langsung membawa pasien ke RS terdekat. Setelah sampai di RS pasien di bawa ke IGD,
dilakukan pertolongan pertama dan dilanjut dengan pemeriksaan penunjang, salah satunya
pemeriksaan CT Scan untuk mengetahui diagnosa medisnya. Lalu pasien dipindahkan ke ruang
perawatan. Setelah hasil pemeriksaan keluar, hasilnya menunjukan bahwa pasien mengalami
cedera kepala serta patah tulang sampai mengalami hemiplegia atau kelumpuhan tubuh sebagian.

Di ruang perawatan

Di Ruang Rumah Sakit

Perawat :“Assalamualaikum, Selamat pagi pak, Perkenalkan nama saya Mukhsin, saya
perawat dines pagi dari pukul 07.00-14.00 WIB. Sebelumnya benar ini dengan Tn.
Ade ?”

Pasien :“Waalaikumsalam, Iya pak perawat.”

Perawat :”Bagaimana Keadaan nya sekarang pak ?”

Pasien :“Bagian tubuh Sebelah kanan saya terasa lemas sus dan tidak bisa bergerak serta
kaki saya yang sebelah kiri nyeri dan bengkak.”(pasien agak bingung)

Perawat :“Iya pak, boleh saya lihat keadaan kaki kirinya ? nah, sekarang saya ingin
menyampaikan hasil pemeriksaan yang sudah keluar, tapi sebelumnya bapak ingin
ditemani keluarga atau anak tidak?”

Pasien :“Iya sus boleh, saya ingin ditemani istri saya saja sus, boleh tolong panggilkan istri
saya sus ?”

Perawat :“kakinya terlihat memar, kemerahan, bengkak, dan warna nya terlihat pucat. iya
baik saya panggilkan istrinya ya.”
Tak lama kemudian perawat pun memanggil istri pasien dan meminta untuk masuk ke
ruangan pasien dan menemani pasien.

Perawat :“(menghampiri istri) istri dari Tn. Ade?”

Istri Pasien :“iya pak perawat saya istrinya, ada apa?”

Perawat :“Baik bu silahkan masuk suami ingin ditemani istrinya, saya akan menyampaikan
hasil pemeriksaan yang sudah keluar tadi pagi.”

Istri Pasien :”(masuk ruangan) Baiklah pak perawat.”

Perawat :”Bu sebelum nya Ibu mengetahui kondisi suami sebelum di bawa ke Rumah Sakit,
bisa ibu ceritakan.”

Istri Pasien :“Begini pak perawat, suami saya sebelum nya baik-baik saja, namun ketika suami
saya pergi ke kantor, suami saya mengalami kecelakaan dan mengalami benturan
keras sampai helm pun terlepas dan suami saya terlihat kesakitan sambil
memegangi kaki kirinya.”

Perawat :”Bagitu yah bu, Bapak sebelumnya sudah tahu apa yang bapak alami ? “

Pasien :”Saya hanya merasa tubuh sebelah kanan saya sulit digerakkan dan kaki kiri saya
terasa nyeri sekali.”

Perawat :“Apakah bapak pernah mencari tahu tentang penyakit yang tanda gejalanya bapak
alami sekarang?”

Pasien :”Saya belum pernah mencari tahu sebelumya.”

istri Pasien : “ jadi sebenarnya suami saya ini kenapa pak perawat, saya merasa khawatir
sekali.”

Perawat :”Tenang dulu ya bu, apakah bapak juga mengalami kesulitan menopang BB
dengan area kaki yang sakit?”

Pasien :“iya pak perawat sulit dan sakit sekali.”

Perawat :”Baik.ibu bapak, Apakah sekarang Ibu dan bapak sudah siap mendengar informasi
tentang hasil pemeriksaanya ?”

Istri Pasien :”Iya siap pak perawat, Saya sangat khawatir dengan keadaan suami saya ini.”

Perawat :”Baik ,bu hasil tes CT-Scan sudah keluar, saya khawatir kabar yang saya
sampaikan ini adalah kabar yang kurang baik, dilihat dari hasil CT scan
menunjukan bahwa bapak mengalami cedera kepala akibat benturan yang bapak
alami yang menyebabkan hemiplagia atau kelumpuhan sebagian tubuh dan di sisi
lain bapak juga mengalami cedera tulang yaitu fraktur kaki kiri (patah tulang)
sehingga kaki kiri bapak terasa nyeri dan bengkak.”

Pasien :”Apa pak perawat sebagian tubuh saya lumpuh? dan kaki kiri saya juga patah?
Tidak mungkin, kalau kaki saya lumpuh dan patah bagaimana saya bisa balapan
lagi, ayahhh bagaimana ini ???? (menangis)”

Istri Pasien :”Ya alloh kenapa ini terjadi pada suami saya. Sabar ya pak (ibu terlihat sedih).

Pasien :“Bagaiamana bisa sabar bu, kaki ku patah dan aku lumpuh. bagaiaman aku bisa
bekerja lagi (terus menangis)”

Istri pasien :”Iya ibu tahu, ibu juga kaget dengernya, masih banyak kok orang yang bisa
menjalankan hidupnya seperti bapak.”

Pasien :”Tidakkkkkkkkkkkk, (menangis).

Istri pasien :”Sabar pak, ibu akan selalu menemani bapak sampai bapak sembuh.”

Perawat :”Sekarang bapak tenang dulu, saya tahu bawa hasil ini adalah hasil yang tidak kita
harapkan, dari beberapa pasien yang pernah saya tangani dengan kasus yang sama
bahwa Cedera tulang fraktur bisa ditangani dengan memasang gips. Gips ini adalah
alat fiksasi untuk penyembuhan patah tulang. Setelah beberapa memasang gips,
gips dilepas dan bapak bisa melakukan terapi fisik atau rehabiltasi yaitu untuk
mengurangi kekakuan dan mengembalikan gearakan di kaki yang cedera. Dan
untuk alat bantunya bapak bisa menggunakan tongkat penyangga, untuk membantu
bapak berjalan.”

Pasien :”Apakah saya bisa sembuh?”

Perawat :”Insyaallah penyakit apapun bisa di sembuhkan jika Allah sudah berkehendak
asalkan didukung dengan bapak patuh sama pengobatanya, terus yang penting
bapak harus tetap semangat, karena faktor paling penting buat kesembuhanya itu ya
diri bapak sendiri.”

Istri Pasien :”Jangan menyerah dan tetap semangat, ibu akan selalu ada menemani sampai
bapak bisa sembuh.”

Pasien :“(hanya mengangguk)”

Perawat :“Bapak pasti bisa. Kan banyak orang yang sayang sama bapak, ada istri, anak,
keluarga, jadi banyak yang dukung bapak biar sembuh, jadi bapak harus semangat
ya?”
Pasien :“(hanya mengangguk)”

Istri Pasien :”Lalu apa harus dilakukan dengan kelumpuhan yang suami saya alami sus?”

Perawat :”Untuk kelumpuhan sebagian tubuh yang bapak alami, bapak bisa melakukan
beberapa terapi diantaranya yang pertama terapi Stimulasi listrik yaitu terapi untuk
meningkatkan sensitivitas saraf sensorik, memperkuat bagian tubuh yang terkena
kelumpuhan, yang kedua terapi psikoterapi yaitu terapi mental imaginery dimana
bapak membayangkan menggerakkan bagian tubuh yang lumpuh dan mengaktifkan
area otak dan otot seolah olah bapak benar- benar melakukan aktivitas tsb, yang
ketiga dengan bantuan alat bantu yaitu seperti tongkat atau kursi roda untuk
membantu bapak dalam bergerak dan mencegah adanya cedera lebih parah. Terapi
terapi diatas setidaknya membutuhkan waktu berminggu inggu, berbulan bulan
hingga bertahun tahun untuk mencapai pemulihan secara penuh.

Istri Pasien :”Iya pak perawat kami akan melakukan terapi apapun demi agar suami saya bisa
sembuh dan dapat beraktivitas kembali.”

Perawat :”Nah, untuk sekarang apa yang akan bapak dan Ibu lakukan?”

Istri Pasien :”Saya akan mengikuti terapi yang sudah pak perawat sarankan,”

Perawat :”Baiklah pak itu bagus sekali, seperti yang sudah saya katakan tadi, ada beberapa
terapi yang dapat kita rencanakan untuk bapak ambil kedepanya salah satunya
terapi latihan fisik yaitu tujuan terapi ini untuk mengambalikan otot-otot bapak agar
bisa kembali seperti biasa. Selain terapi yang saya jelaskan bapak juga harus
meminum obat secara teratur ya obat yang harus bapak minum yang pertama obat
pengencer darah untuk mengurangi penyumbatan pada pembuluh darah, selain itu
juga bapak akan diberikan suntik antibiotik untuk membantu melawan infeksi pada
tubuh, dan injeksi obat botulinum toxin juga untuk merangsang pergerakan otot
tubuh.

Pasien :”iyah pak perawat.”

Istri Pasien :”Baik pak saya akan mengikuti seluruh pengobatan itu, saya ingin suami saya
sembuh.”

Pasien :”saya ingin sembuh.”

Perawat :”Iya pak, harus yakin bahwa bisa sembuh ya, maka dari itu bahwa harus rajin
minum obat dan mengikuti terapi secara teratur yah.”

Pasien :”Iya pak saya semangat mau balapan lagi.”

Perawat :”Ya bagus sekali, bapak apa ada yang ingin ditanyakan kembali?”
Istri Pasien :”Tidak ada pak perawat, terima kasih atas informasinya.”

Perawat :”Iya pak, Baik kalau tidak ada, kalau begitu saya pamit terlebih dahulu. Kalau ada
apa-apa bisa panggil saya atau perawat lainya di ruang perawat. Assalamualaikum.”

Beberapa waktu kemudian, pasien memutuskan untuk meneruskan perawatan dan


melakukan terapi. Perawat melakukan pengkajian untuk mengetahui perkembangan
kondisi pasien.

Di ruang perawatan

Perawat :”Assalamualaikum. Bapak, ibu"

Pasien :”Waalaikumsalam”

Perawat :”Perkenalkan nama saya perawat Vina, saya yang dinas pagi di ruang ini dari
pukul 07.00-14.00 WIB. Bapak dengan bapak siapa?”

Pasien :”Nama saya Bapak Ade.”

Perawat :”Bapak, disini saya akan melakukan pengkajian atau wawancara kepada bapak
yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan kondisi bapak, dan hasil dari
pengkajian ini berpengaruh untuk tindakan-tindakan selanjutnya yang diberikan
kepada bapak. Apakah bapak bersedia?”

Pasien :”(mengangguk)”

Perawat :”Apakah sekarang bapak merasa nyaman dengan posisi seperti ini?”

Pasien :”Tidak, tapi kalau saya berpindah posisi sulit dan kaki sebelah lanan saya merasa
sakit sekali”

Perawat :”Baiklah, apakah ada yang ingin bapak tanyakan terlebih dahulu?”

Pasien :”Tidak pak.”

Perawat :”Apa yang bapak keluhkan saat ini pak?”

Pasien :”Badan saya lemas dan sulit untuk diberikan sebaguan, yang sebelah kiri. Dan kaki
kanan saya nyeri sekali jika digerakan sedikit saja”

Perawat :”Dari nyeri yang bapak sampaikan, jika diukur nyerinya ada pada rentang nilai
berapa pak? Disini ada 10 angka.”

Pasien :” 6”
Pearawat :”Oh iya pak, berarti nyerinya sedang ya pak. Jika saya bertanya bagaimana
awalnya nyeri itu bisa terjadi?”

Pasien :”Saya awalnya kecelakaan yang mengakibatkan kondisi sayang yang seperti
sekarang ini.”

Perawat :”Nyerinya berkurang jika bapak melakukan apa dan bertambah jika bapak
melakukan apa?”

Pasien :”Itu tergantung posisi pak, kalau posisi seperti sekarang tidak terasa nyeri, namun
jika bergerak posisi saya merasakan nyeri pada kaki.

Perawa :”Nyerinya seperti apa pak? Apakah seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti disusk-
tusuk benda tumpul?”

Pasien :”seperti ditusuk-tusuk tumpul”

Perawat :”Nyerinya disebelah mana? Dan apakah ada penyebaran nyeri?”

Pasien :”Di kaki sebelah kanan tepat di area patah tulang”

Perawat :”Skala nyeri nya bisa sebutkan ulang pak?”

Pasien :” 6”

Perawat :”Berapa lama nyeri itu berlangsung pak?”

Pasien :”Tidak tentu.”

Perawat :”Apakah ada tambahan gejala pak? Sepertua mual atau muntah atau mungkin
sesak?”

Pasien :”Sedikit pusing pak”

Perawat :”(pemeriksaan fisik head to toe)

Perawat :”Sekarang, apakah bapak sudah menerima kondisi bapak yang sekarang?”

Pasien :”Saya memang sangat merasa tidak percaya awalnya, tapi setelah saya renungkan
kembali segala sesuatu terjadi pasti ada hikmahnya.”

Perawat :”apakah ada yang ingin bapak sampaikan?”

Pasien :”Saya bingung, saya juga kaget setelah saya sadar ternyata keadaan sudah sangat
berubah. Saya merasa mimpi buruk menimpa saya. Saya juga kasihan melihat istri
saya menangis melihat kondisi saya yang seperti ini. Tapi saya tidak menyalahkan
siapapun, apalagi tuhan. Jadi saya mencoba untuk menerima dan bersyukur dengan
kondisi yang sekarang.”

Perawat :”Dengan kondisi bapak yang sekarang, bagaimana pandangan diri bapak terhadap
kondisi bapak saat ini?”

Pasien :”Ada perubahan pada diri saya, perubahan fungsi tubuh saya. Yang asalnya saya
bisa bergerak bebas tanpa batasan, sekarang saya merasa asing dengan konidisi ini.
Saya harus terus berbaring dan tidak bisa bergerak bebas.

Perawat :”Lalu apakah perubahan tentang peran yang sebelumnya bisa bapak lalukuan dan
sekarang tidak bisa?”

Pasien :”Ada, peran sebagai ayah dan peran sebagai tulang punggung keluarga. Karena,
dengan kondisi saya yang seperti ini saya sulit dan bahkan tidak bisa bekerja lagi.”

Perawat :”Lalu, apakah bapak merasa puas dengan kondisi bapak sekarang?”

Pasien :”Tidak, saya merasa kondisi saya sekarang menjadi beban untuk istri dan keluarga
saya. Saya ingin cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasanya.”

Perawat :”apakah bapak mensyukuri keadaan bapak saat ini?”

Pasien :”Iya saya selalu bersyukur dengan apa yang tuhan berikan kepada saya, walaupun
kondisi saya seperti ini, mungkin ini cobaan dari allah untuk saya.”

Perawat :”Apakah bapak mempunyai teman dekat ? siapa namanya?”

Pasien :”Ada, namanya bapak aldy.”

Perawat :”Apakah bapak suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitar?”

Pasien :”Iya, namun pada saat sakit saya tidak bisa bersosialisasi dan hanya berbaring di
tempat tidur.”

Perawat :”Bapak apa komunikasi bapak sekarang dengan orang lain berjalan lancar.”

Pasien :”Iya.”

Perawat :”Mohon maaf pak sebelumnya, kalau boleh saya tau bapak menganut kepercayaan
apa?”

Pasien :”Agama saya Islam. Saya muslim sus.”

Perawat :”Apa harapan bapak kedepannya terhadap terapi yang akan bapak lakukan?”
Pasien :”Saya berharap dengan menjalankan terapi ini saya bisa bertahan dan selalu
bersyukur dengan keadaan saya yang sekarang.”

Perawat :”Biasanya kan di masyarakat suka ada organisasi-organisasi masyarakat ya pak.


Apakah ada yang bapak ikuti?”

Pasien :” Iya, saya mengikuti salah satu organisasi masyarakat.”

Perawat :”Sekarang, dengan kondisi bapak yang seperti ini bagaimana bapak melaksakanan
ibadah?”

Pasien :”Saya dibantu berwhudu oleh istri saya dan sholat berbaring pak. Alhamdulillah
Islam mempermudah segalanya.”

Perawat :”Alhamdulillah pak, proses pengkajian sudah selesai. Bapak sangat kooperatif
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Dari wawancara yang
sudah dilakukan dapat disimpulkaan bahwa bapak sudah mencoba menerima dan
bersyukur dengan keadaan bapak yang sekarang. Saya bangga sekali dengan
semangat bapak untuk bisa pulih kembali.

Pasien :”Iya sus, terimakasih do’akan saya semoga saya bisa bertahan dan melanjutkan
hidup dengan bersyukur setiap harinya.”

Perawat :”Sebelum saya permisi apakah ada yang ingin bapak tanyakan terlebih dahulu
pak?”

Pasien :”Tidak, terimakasih sus.”

Perawat :”Baiklah jika seperti itu, nanti akan ada perawat selanjutnya yang akan datang
untuk merawat bapak kedepannya. Saya permisi dulu pak. Assalamualaikum.”

Pasien :”Terimakasih. Waaalikumsalam.”

Setelah beberapa saat, perawat datang lagi ke ruangan perawatan untuk melihat kondisi
dan mengkaji manajemen nyeri pasien.

Di ruangan

Perawat :”Assalamualaikum. Selamat pagi bapak.

Pasien :”Waalaikumsalam selamat pagi pak.”

Perawat :”Pak, perkenalkan saya perawat Reina. Saya Rekan perawat Vina yang
sebelumnya mengkaji bapak. Apakah masih ingat?”

Pasien :” Oh iya iya, saya masih ingat”


Perawat :”Bapak dengan bapak siapa?”

Pasien :”Saya Ade.”

Perawat :”Pak, disini saya mengkaji lagi tingkat nyeri yang bapak rasakan dan melakukan
manajemen nyeri yang tujuannya untuk mengetahui rentang nilai nyeri dan untuk
tindakan manajemen nyeri yang akan saya lakukan terhadap bapak. Apakah bapak
bersedia?”

Pasien :”Iya saya bersedia”

Perawat :”Saya membawa alat ukur nyeri pak, bapak boleh memilih nilai nya dari 1-10.”

Pasien :”Saya berada pada nilai 7 pak. Saya merasa nyeri saya kok malah bertambah ya
pak.”

Perawat :”Apa yang biasa bapak lakukan kalau nyeri nya sedang berlangsung?”

Pasien :”Saya juga bingung, malah saya cape kalau sedang merasa nyeri, malah merasa
agak sesak juga. Itu kenapa ya?”

Perawat :”Nah iya pak, itu sesak nafas karena efek dari bapak merasa nyeri dan tidak bisa
mengatur nafas. Jadi, bapak cape dan berujung sesak nafas.”

Pasien :”Jadi saya harus bagaimana?”

Perawat :”Saya punya terapi relaksasi nafas dalam, ini manfaatnya agar bapak bisa
mengatur nafas dan teralihkan dari nyeri yang bapak rasakan. Caranya pak, kalau bapak merasa
nyeri, bapak bisa tarik nafas dari hidung tahan 3 detik dan keluarkan lewat mulut. Lakukan itu
secara berulang-ulang. Mari kita praktekan pak.”

Pasien :”Baik sus.”

Perawat :”bagus sekali pak, cara ini bisa dilakukan jika nyeri timbul. Bapak kan bilang
tadi ada sesak, nah itu kan efek dari tidak teraturnya nafas saat bapak merasa nyeri. Jadi, kalau
melakukan relaksasi nafas dalam nafas bapak akan teratur dan tidak akan menimbulkan sesak
nafas.”

Pasien :”Alhamdulillah saya jadi tau cara mengatasinya. Saya akan melakukan cara itu
sus. Terimakasih”

Perawat :”Iya pak sama-sama. Saya berharap dengan melakukan teknik relaksasi nafas
dalam ini, nyeri bapak sedikit teralhikan dan bapak tidak merasa sesak.”

Pasien :”Aamiin. Terimakasih sus.”


Perawat :”Tidak terasa waktu sudah habis, sebelum saya permisi ada yang ingin bapak
tanyakan atau bapak butuhkan?”

Pasien :”Tidak”

Perawat :”Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu. Kalau ada apa-apa nanti keluarga
bapak bisa langsung panggil saya di ruang perawat. Assalamualaikum”

Pasien :”Waalaikumsalam.”

Akhir cerita Tn. Ade menerima secara lapang dada dengan keadaan sekarang ini karena
support dari keluarga dan pelayanan kesehatan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai