Anda di halaman 1dari 15

“NASKAH DRAMA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI”

Judul : Resiko Bunuh Diri

Pelaku :

1. Andin sebagai perawat 1

2. eka sebagai perawat 2

3. ajeng adinda maulia sebagai pasien beresiko bunuh diri

4. ari sebagai saudara pasien

5. dede fikri sebagai Kakek

6. lusi sebagai Narator

Terdapat dua saudara yang mempunyai kemampuan yang berbeda. Yaitu ari dan ajeng.
Mereka adalah anak yang berbakti kepada orang tua. Tetapi diantara mereka berdua, ari lebih
terbuka terhadap orang lain. Sedangkan ajeng orangnya pemalu dan tertutup. Dia lebih suka
menyendiri dan sulit beradaptasi dengan orang lain .ari adalah sosok yang punya intelejensi di
atas rata-rata. Dia selalu jadi juara di setiap jenjang pendidikan yang ia singgahi dalam menuntut
ilmu. Dia anak pertama dari 3 bersaudara, ya ari anak pertama, anak kedua laki-laki. Dan anak
ketiga adalah ajeng. Ajeng adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Dia cenderung pendiam dan
tergolong introvert atau tidak mudah sharing tentang masalah yang ia hadapi, terlebih lagi sejak
ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri Ibunya meninggal secara tragis dengan
menggantungkan dirinya di palang pintu ruang dapur di rumahnya yang sebelumnya juga ajeng
juga sering menyaksikan ibunya dipukuli oleh Ayahnya.

Pada suatu hari ari meraih juara di sekolahnya. Sedangkan ajeng tidak pernah meraih
juara. Sehingga Kakeknya (pengganti Ayah dan Ibunya sebagai orang tua setelah Ibu mereka
meninggal dan Ayahnya pergi membawa saudara laki-lakinya)lebih menyayangi ari daripada
dirinya.

ari : “Aku tiap tahun selalu juara di kelas. Sedangkan kamu tidak pernah.”
Ajeng : “Iya, adek ngerti kok kak, adek memang tidak pernah bisa seperti kakak. Maka dari itu
gak ada yang sayang adek.”

ari : “Huuuu. Apa yang kamu bilang tadi itu gak bener dek. Kata siapa gak ada yang sayang
sama kamu? Kakek sayang sama kamu kok dek.”

Ajeng : “Ya… tapi gak seperti kakek sayang ke kakak.”

(Kemudian ajeng pergi tanpa berkata apapun)

Defik : “Kenapa kamu termenung cucuku sayang?

ari : “Tadi adik bilang kalau Kakek itu hanya sayang sama aku karena aku selalu dapat juara.
Sedangkan dia tidak pernah. Kasihan dia Kek.”

Defik : “Halah sudahlah tidak usah mikirin adikmu itu. Dia memang beda dengan kamu. Kamu
memang cucu kesayangan Kakek.”

(Tanpa mereka sadari ajeng mendengar perbincangan kakek dan cucu

kesayangannya itu dari kamarnya)

Malampun tiba….

Kemudian ajeng menutup kamarnya dan dia merasa sedih. Semenjak mendengar
perkataan Kakeknya itu, dia menjadi sering murung, menyendiri dan dia putus asa untuk
mendapatkan kasih sayang Kakeknya seperti yang ilma dapatkan. Kemudian ilma masuk kamar
untuk tidur, tok… tok… tok…

Ari : “ajeng kamu kenapa? Kok pintunya dikunci, sejak habis makan malam tadi kamu di kamar
terus, bukain pintunya dong…”

Ajeng : “Kakek lebih sayang ke kakak daripada adek.”

ari : “itu tidak benar dek.”

Ajeng : “Sepertinya adik tidak begitu berarti untuk Kakek. Adek tidak ada gunanya di sisni.
Lebih baik aku bunuh diri saja biar bisa bareng sama Ibu di surga.”
Ari : “Sudah sudah kamu jangan berfikiran yang gak-gak. Sudah malam sekarang waktunya
tidur.”

Beberapa hari setelah kejadian itu, ajeng depresi, dia tidak mau makan dan minum. Tidak
mau bicara dengan siapapun. Dan tiba – tiba ari menemukan ajeng sedang berada di dapur. Ari
memergoki ajeng yang sedang memegang pisau dan ari pun langsung menghentikan ajeng yang
sedang mencoba bunuh diri.

ari : “Apa yang kamu lakukan dik!?”

ajeng : “Adek mau bareng Ibu saja kak. Ayah dan Kak Rio pergi ninggalin adek, Kakek juga
benci sama adek, gak ada yang sayang sama adek.”

Ari : “Jangan seperti itu. Itu tidak benar. Ayah dan Kak Rio itu kerja, Cuma kerjanya jauh jadi
gak bisa bareng kita. Kakek sayang kok sama kamu.”

ajeng pun mengamuk dan ari berteriak memanggil Kakeknya.

ari : “Kakek….Kakeeeeeeeeeeeek…. ! ajeng Kek…”

Sebenarnya kejadian itu bukan kali pertama yang ajeng pernah lakukan. Dia pernah
minum 10 obat tidur sekali tenggak, namun nyawanya masih tertolong. Kemudian ajeng dibawa
ke RS jiwa oleh mereka. Meskipun hati ari tidak bisa mengikhlaskan adiknya dibawa ke RSJ. Di
sana ajeng langsung ditangani. Kemudian di berikan obat penenang. Setelah ajeng tenang terjadi
perbincangan antara Perawat dan kakeknya

Andini : “Maaf bapak, sebelumnya boleh saya tahu kenapa saudari ajeng ini bisa mengamuk?”

Defik : “Dia mencoba bunuh diri dan saudaranya si ilma mencoba menghentikannya. Setelah itu
dia mengamuk.”

Andini : “Apakah dia tidak pernah menceritakan kalau dia sedang ada masalah?”

defik : “Tidak Mbak”

andini : “Maaf pak apakah sebelumnya, mungkin dulu-dulu saudari ajeng ini pernah melakukan
hal serupa atau menjadi saksi hal yang serupa?”
ari : “Ya sus, adik saya sudah pernah minum 10 obat tidur sekali tenggak, dia juga menjadi saksi
kematian ibu yang gantung diri… (selagi menangis)”

andini : “Hm… jadi seperti itu. Baiklah kami akan merawat saudari ajeng. Kami akan berusaha
agar dia bisa kembali seperti dulu dan bisa beraktivitas dengan baik lagi.”

Dede : “Terima kasih sus’’.

Kemudian Kakek dan ilma pun pulang. Dan ajeng di rawat di RS jiwa selama beberapa
hari.

eka : “Selamat siang Dek ajeng? Saya eka perawat yang akan merawat adek selama beberapa
hari ini.”

(ajeng tidak merespon omongannya eka , dia tetap diam tanpa mengeluarkan sepatah kata
apapun)

Selama 3 hari perawat andin dan perawat eka menyapa ajeng tetapi tidak pernah
direspon. Setelah minggu keempat barulah ajeng membalas sapaan perawat andin dan perawat
eka.

andini : “Selamat pagi Dik ajeng?”

ajeng : “Selamat pagi.. (dengan nada ketus)”

andini : “Dik ajeng sudah makan hari ini?”

ajeng : “Sudah”

andini : “Bagaimana Perasaannya Dik ajeng sekarang?”

ajeng : “Baik”

eka : “Apakah Dik ajeng punya masalah? Dik ajeng bisa cerita kepada saya.”

Ajeng : “Gak ada yang sayang sama saya, Ayah dan kak Rio ninggalin saya. Kakek juga tidak
suka pada saya, bahkan dia benci sama saya. Saya mencoba bunuh diri karena saya sudah putus
asa. Hanya Kak ari yang disayang oleh Kakek.”
eka : “Apa saudara ajeng mempunyai alternative lain untuk melampiaskan kemarahan saudara
selain bunuh diri, seperti membaca atau mengerjakan hal lain yang lebih menyenangkan? Saya
yakin anda bisa mengendalikan diri anda. Coba pikirkan kalau anda melakukan hal
menyenangkan seperti yang saya bilang tadi, pasti Kakek anda senang dan saya yakin Kakek
anda sayang pada anda.”

Ajeng : “Iya saya akan mencoba dan berusaha untuk bisa mengontrol emosi saya.”

andini : “Baiklah, bagaimana perasaan anda sekarang setelah sering bercerita tentang masalah
anda?

Ajeng : “Saya sedikit lebih lega dan saya senang karena masih ada yang peduli pada saya. Tapi
bisakah anda menyuruh Kakek saya datang, saya ingin tahu apakah benar dia memang sayang
pada saya”

Eka : “Baiklah besok kita sambung lagi pembicaraan kita dan saya usahakan besok Kakek yang
menyayangi anda datang menjenguk anda, kira- kira jam 9 pagi. Bagaimana? Baiklah kalau
begitu saya akan temui dek ajeng besok sebelum Kakek dik ajeng tiba kesini”

Ajeng : “Baik sus. Terima kasih”

Singkat cerita, Setelah beberapa hari setelah dirawat di RS jiwa, ajeng pun sembuh dan
Kakeknya pun sadar kalau tindakannya selama ini salah.
 “NASKAH DRAMA KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN”

TOKOH
Azizah : perawat 1
Ilma hikmawati : perawat 2
Maulana : pasien 1
Awal febrian                       : pasien 2 (TAK)
Anis                        : perawat 3 (TAK)
Eva sopiati             : Pasien 3 (TAK)
Febby : perawat 4 (TAK)
Mukhsin                       : perawat 5 (TAK)
Acep               : Pasien 4 (TAK)

Pagi hari pukul 07.00 pagi di suatu Rumah sakit Jiwa muhammadiyah tasikmalaya,
tepatnya di dalam ruang perawatan pasien, sebelum masuk ke dalam ruangan, perawat yang
bertugas (dinas) di ruangan tersebut mempersiapkan diri untuk berhadapan langsung dengan
pasien, yaitu kesiapan fisik, mental, pengetahuan serta teknis.

ORIENTASI      

Azizah : “Selamat pagi pak , perkenalkan nama saya azizah dan ini teman saya ilma , bapak bisa
memanggil saya azizah. Kami adalah mahasiswi praktik di rumah sakit ini, jadi jika bapak
memerlukan bantuan, kami akan siap membantu.... Nama bapak siapa, senangnya dipanggil
apa?”
Maulana : “maul”
Azizah :  “Iya pak maul , Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah masih ada perasaan kesal
atau marah?”
Maulana : (Diam)
Ilma : “Baiklah, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah bapak. Berapa
lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?”
Maulana : “Jangan lama-lama, bosan saya di sini,”
Ilma : “Baik pak, bapak maunya kita bincang-bincang di mana? Bagaimana kalau di sana
saja?’’ (berpindah duduk dari dalam kamar pasien menuju tempat duduk di luar kamar sambil
menggiring pasien)
maulana : “Iya,”

KERJA

Azizah : “Apa yang menyebabkan bapak marah?”

Maulana : “Mereka itu tidak pernah menghargai perasaan orang.Saya tahu, saya hanya anak
angkat (yatim piatu) dan saya tidak tamat SD, tapi saya juga manusia,, Bahkan saya tidak bisa
sekolah karena uang orangtua kami dipakai buat sekolahnya mereka. Harusnya mereka berterima
kasih, saya sudah mau berkorban untuk mereka, mereka malah menganggap saya beban dalam
keluarga, selalu menatap saya dengan tatapan sinis, seolah-olah saya memang sudah tidak bisa
apa-apa lagi.. yang jelas saya merasa tidak dihargailah... Betul-betul kurang ajar mereka,”

Azizah : “Mereka itu Kakak tiri-nya bapak ya?”

maulana : “Dan istrinya,, sama saja tidak ada bedanya...”

ilma : “Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Apakah penyebabnya sama dengan sekarang?”

maulana : “Iya”

azizah : “Oh... Jadi bapak marah karena tidak dihargai dalam keluarga. Pada saat bapak marah,
apa yang bapak rasakan? Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”

maulana : “Ya iya lah, namanya juga lagi marah,gimana sih kamu ini”(muka meremehkan)

azizah : “Setelah itu apa yang Ibu lakukan”

maulana : “apa yang ada disekitar saya,saya lempar dan saya pecahkan,”
ilma : “ Oh..iya, jadi bapak memecahkan barang-barang yang ada disekitar bapak, apakah
dengan cara ini mereka akan lebih menghargai bapak?”

maulana : “Tidak, tapi rasanya puas,”

ilma : “ Iya, tentu tidak. Apa kerugian dari cara yang bapak lakukan?”

maulana : “Mereka ketakutan. Mereka pikir saya pasti akan membunuh mereka semua,”

azizah : “Betul, keluarga jadi takut kepada bapak, barang-barang pecah, harus mengeluarkan
uang untuk membeli barang baru lagi. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah
bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

maulana : “Bagaimana?”

azizah : ”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Bagaimana kalau kita belajar
satu cara dulu?”

maulana : ”Iya,”

ilma : ”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?”
maulana : “Agak lebih tenang,”
azizah : “Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

Azizah : “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”

Maulana : ”Lumayan lebih tenang,”


Azizah : ”Iya, jadi penyebab dari kemarahan bapak adalah karena tidak dihargai, dan yang
bapak rasakan adalah kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal. Yangbapak lakukan adalah membanting dan memecahkan barang-
barang yang ada disekitar bapak dan mereka semua ketakutan, semua barang  juga pecah dan
berhamburan,”

ilma : ”Coba selama kami tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang
Ibu lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak?
Sekarang kita buat jadwal latihannya ya, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?”
maulana : “3 kali,”
ilma : “Jam berapa saja pak?”
maulana : ”jam 9 pagi,Jam 12,dan  jam 4 sore,”

azizah : ”Baik Bu, oh iya pak 2 jam lagi akan dilakukan terapi akitivitas kelompok bapak ikut
yaa ”
maulana : ‘’iya sus gimana nanti saja “
2 jam kemudian Di sebuah Rumah Sakit Jiwa muhammadiyah tasikmalaya tepatnya di
ruang strawberry  tampak terlihat tim perawat akan melaksanakan terapi aktivitas kelompok
kepada kelompok pasien dengan perilaku kekerasan dengan berbagai macam sebab,adapun latar
belakang pasien-pasien itu untuk pasien pertama Tn.awal berumur 28 tahun dengan latar
belakang pernah diselingkuhi isterinya dan saat ini masih berstatus suami isteri, Tn.acep
berumur  34 tahun dengan berbagai macam tuntutan dari sang isteri dan juga sampai saat ini
masih berstatus suami isteri, ny.eva berumur 27 tahun mengalami latar belakang ditinggal pergi
sang suami tanpa kejelasan sampai saat ini masih dalam tahap pengingkaran bahwa suaminya
telah pergi dan sering melampiaskan dengan mengamuk menghancurkan barang barang yang ada
pasien masih berstatus suami isteri.
Perawat sudah memilah dan memilih klien yang sesuai dengan indikasi dan membuat
kontrak dengan kien. tim terapis sudah mempersiapkan materi yang akan disampaikan  serta alat
dan bahan untuk melakukan terapi.
Kemudiian perawat terapis memasuki ruangan yang sudah diteetapkan dan memulai
aktifitas kelompok pasien dengan perilaku kekerasan.
mukhsin  : Selamat pagi semuanya,

semua px : Pagi sus…..

mukhsin   : saya perawat mukhsin yang akan memimpin jalannya TAK pada pagi ini. Saya
ditemani oleh suster anis perawat febby yang membantu dalam TAK hari ini,bisakah bapa
masing-masing memperkenalkan diri  kepada kami dan senangnya di panggilnya apa?

awal                 : nama saya awal febrian,bisa di panggil rian

acep                 : nama saya acep hermawan ,bisa di panggil cecep

eva                 : nama saya eva sopiati ,bisa dipanggil titi

mukhsin            : baik bapak ibu bagaimana perasaan nya hari ini ?

semua Px          : baik sus *serentak*

mukhsin           : apakah bapak ibu disini masih ada yang mempunyai rasa kesal dan jengkel
            yang masih terpendam serta masih mengamuk ?

awal                 : kadang-kadang ada sus.

acep                : masih ada rasa kesal sus tapi kadang kadang.

eva                 :  hemm kadang kadang memang masih ada sus

mukhsin             : Baiklah bapak jadi terapi aktivitas kelompok  yang kita akan laksanakan ini
yang  pertama bertujuan untuk mengetahui tanda –tanda yang muncul ketika marah, apa saja hal
yang menyebabkan bapak marah,lama kegiatannya kira kira kurang lebih 30 menit dan jika nanti
bapak ibu mau meninggalkan ruangan diharapkan bapak meminta ijin terlebih dahulu, serta
bapak-bapak diharapkan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir apakah bapak bersedia ?

semua Px                    : bersedia sus

febby        :  Baiklah bagaimana kalau kita akan berbincang-bincang sekarang  tentang perasaan
marah bapak ?

semua Px                     : Baik sus.


KERJA :

anis      : nah bapak ibu sebelumnya saya bertanya dulu, biasanya tanda-tanda fisik apa saja yang
muncul ketika bapak mau marah dan sedang marah

awal               : saya biasanya, dada saya berdebar debar sus

acep                 : kalau saya bisanya tangan saya mengepal sus, muka saya terasa panas, mulut
saya tertutup sus,

eva                 : kalau saya sus, mata saya melotot,   

anis      : iya benar sekali, tanda – tanda marah seperti yang sudah bapak-bapak sebutkan tadi,
muka terasa panas, tangan mengepal, rahang atau mulut tertutup, mata melotot, dan juga dada
berdebar-debar, jadi bapak-bapak sekalian sudah dapat mengenali dan mengetahui tanda-
tandanya bukan?

Semua Px                    : iya sus, sudah bisa

febby        : kita masuk ketujuan kedua ya, kami ingin mengetahui penyebab kemarahan bapak
dan ibu yang mengarah ke preilaku kekerasan, Kalau boleh tau apa yang menyebabkan bapak
dan ibu marah?

awal                 : karena saya diselingkuhi

acep      : karena saya terlalu dituntut

eva              : karena ada yang hilang dalam hidup baru saya sus

febby         : Mereka itu siapa Bapak ya?

awal             : isteri saya sus

acep                : isteri saya juga sus


eva                 : suami saya sus.

Febby       : begitu ya ,jadi penyebab marah bapak dan ibu semua dikrenakan oleh istri dan suami
bapak dan ibu,  Apakah jika Bapak dan ibu merasakan marah bapak dan ibu merasakan tanda-
tanda seperti yang bapak sebutkan tadi , seperti dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?”

Semua Px                    : iya sus, *mengangguk*

febby        : Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Apakah penyebabnya sama dengan
sekarang?” “Terus apa yang bapak-bapak lakukan ketika bapak mengalami marah tersebut?

awal               :*mengangguk* pernah sus,entah kenapa saya slalu merasa kesal terhadap orang
lain karena saya ingat dengan isteri saya yang selingkuh jadi saya teriaki mereka dan memaki
mereka sus.

acep                 : tentu saja pernah bahkan sering,iya sus sama seperti sekarang saya melihat
orang lain seakan-akan menuntut saya terus menerus,jadi saya lempari mereka dengan barang
barang yang ada sus.

Eva                : saya sangat sering marah sus,iya penyebabnya karena suami saya yang
menghilang jadi saya melihat orang-orang itu seperti menyembunyikan suami saya sus jadi saya
kejar orang-orang itu sus dan akan saya pukul.

febby         : perilaku kekerasaan apa yang paling sering bapa dan ibu lakukan dan bapa ibu bisa
untuk peragakkan.

Awal              : paling sering saya memaki orang sus.

Acep           : Melempar lempar barang keorang lain sus yang paling saya sering lakukan.

eva                : memukul orang lain sus yang paling saya lakukan

febby         : baiklah bapa karena bapak tadi sudah menyebutkan kebiasaan bapak awal sering
membentak orang, bapak  acep melempar barang dan ibu eva sering memukul orang nah bapak
ibu bisa memperagakannya dengan perawat anis
( Pasien memperagakan Perilaku kekerasan dengan perawat.)

Anis         : apa yang bapak rasakan setelah bapak memaki-maki seperti tadi?

awal                 : saya merasa tidak nyaman , tenggorokan saya sakit Karen teriak-teriak

acep                 : barang barang saya pada rusak karena banyak saya lempar

eva                 : kalau saya, tangan terasa sakit karena meukul orang lain

(Setelah selesai melakukan stimulasi perilaku kekerasan perawat pun melakukan evaluasi kepada
klien.)

mukhsin            : nah hal-hal yang bapak rasakan tadi merupakan dampak yang ditimbulkan
karena perasaan marah yang tak terkendali tersebut, dari bapak awal karena teriak-teriak bisa
kehilangan suara , bapak acep karena marah-marah barang-barang bapak banyak yang rusak
rusak dan tak bisa digunakan lagi, dan ibu eva tangan ibu sakit dan terluka karena memukul,
apakah bapak ibu sekalian merasa rugi?

Semua Px                    : iya sus

mukhsin                         : bagaimana bapak ibu setelah bapak dan ibu melakukan simulasi
perilaku kekerasaan tadi ?

awal              : lumayan tenang sus.

acep                 : rada sedikit lega an sus

eva                : merasa sedikit lebih nyaman sus.

mukhsin            :, saya ingin bertanya, apa saja tadi tanda-tanda yang ditimbulkan ketika marah,
apakah bapak ibu masih ingat?

Semua Px         : ingat sus

mukhsin             : bisa disebutkan bapak-bapak? Dari ibu eva

eva                 : tangannya mengepal sus, dan mata melotot


mukhsin            : iya bagus bu, kalau dari bapak awal ?

awal                 : kalau saya, muka terasa panas, rahang tertutup sus

mukhsin             : iya bagus bapak, yang terakhir, bisa disebutkan bapak acep?

acep               : dada berdebar-debar sus

mukhsin            : iya bagus pak,apakah bapak tahu  dan mengerti dampak perilaku kekerasan
yang bapak ibu  lakukan/simulasikan tadi ?

awal               : ya sekarang saya lebih tahu sus dengan saya memaki tadi saya bisa kehilangan
                suara saya dan tidak bisa berbicara lagi

acep                :ya sekarang saya lebih tahu ada kerugian yang saya dapat yaitu dengan
melempar-lempar barang tersebut maka barang-barang saya akan terbuang hancur sia-sia

eva                :tentu saja saya tahu dampak yang dimunculkan dari perilaku saya adalah membuat
tangan saya kesakitan dan terluka karena memukul orang lain.

febby         : nah bapak ibu sudah mengatahui tanda gejala serta akibat dari perilaku bapak tadi,
saya ingin sedikit menambahkan dari bapak awal berteriak tadi tidak hanya  menyakiti untuk
bapa sendiri tapi bagi orang lain juga berdampak misalnya istirahat orang lain terganggu bapak
di jauhi orang lain,bapak acep juga pasti merasa rugi selain untuk bapak sendiri orang lain yang
bapak lempari juga akan terluka oleh benda benda yang bapak lempar, untuk ibu eva juga
merasakan sakitkan ditangan bapak, orang lain yang bapak pukul pun juga pasti merasa sakit dan
ibu di jauhi oleh orang lain tersebut,bapak ibu sudah bagus bisa menyampaikan penyebab marah
tanda dan gejala marah dan sudah dapat mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dan
sering bapak lakukan,bapak ibu juga bisa memperagakan perilaku kekerasan dengan perawwat
serta dapat mengetahui dampak perilaku kekerasaan tersebut

mukhsin              : kita sudah 30 menit melaksanakan TAK,, baiklah bapa-bapak hari kamis nanti
kita akan melakukan kegiatan TAK lagi dengan topic yang berbeda

awal                    : temanya apa suster?


mukhsin            : yaitu bapak belajar  cara mencegah perilaku kekerasan fisik.kegiatannya akan
kita mulai pukul 09.00 WIb diruangan ini lagi selama kurang lebih 30 menit.baiklah bapak
karena waktunya sudah habis,sekarang kita tutup kegiatan ini dan bapak ibu bisa melanjutkan
kegiatan yang lain.terimaksih ats kerja sama bapak ibu seklaian, mohon maaf jika kami ada salah
kata-kata, Wasalamualaikum wr.wb selamat pagi semuanya.

Hari selanjutnya pasien melkukan terapi aktivitas kelompok dihari kedua dengan tujuan
mencegah perilaku kekerasan, pada hari pertama semua pasien mengikuti dengan aktif , pasien
dapat menyebutkan tanda dan gejala serta dampak dari perilaku kekerasan yang dilakukan nya.

Anda mungkin juga menyukai