NIT . 20.42.010
TEKNIKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu kamar mesin pada suatu kapal terdapat
bermacam-macam jenis permesinan, beroperasinya suatu kapal
maka semua mesin bantu akan ikut beroperasi, sehingga terdapat
kebocoran-kebocoran yang terjadi di dalam kamar mesin, yang
sering mengalami kebocoran adalah sistem pelumasan pada mesin
penggerak utama / main engine seperti minyak bersih, minyak
kotor, dan bahan bakar. Karena sebagian besar mesin yang berada
di kamar mesin sangat berkaitan dengan minyak. Jenis-jenis tangki
untuk penampungan minyak untuk kebutuhan operasional mesin-
mesin yang ada di kapal juga banyak terdapat kebocoran-
kebocoran, sehingga minyak yang bocor akan mengalir menuju ke
bilge tank.
Banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pencemaran air laut akibat pengoperasian kapal yang tidak
beraturan munculah peraturan-peraturan untuk mencegah
terjadinya pencemaran air laut guna menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan air laut beserta ekosistemnya. Polusi
terbesar yang sering terjadi di kapal adalah pencemaran minyak
melalui pembuangan limbah air got. Oleh karena itu terdapat
peraturan yang mengharuskan pemasangan pesawat yang di
lengkapi dengan sebuah alat pemisahan air dengan minyak yang
lebih di kenal dengan istilah oily water separator (OWS) khusus
untuk kapal yang memakai bahan bakar minyak atau yang
mengangkut muatan minyak dan menetapkan zona-zona air laut
yang tidak di perbolehkan membuang minyak.
3
Oily water separator adalah pesawat yang digunakan untuk
memisahkan minyak dengan air. Untuk meningkatkan kemampuan
kerja dari oily water separator agar dapat beroperasi secara
maksimal maka pesawat tersebut harus mendapatkan perawatan
secara rutin dan berkala. Tujuan manajemen perawatan dan
perbaikan ini di lakukan adalah supaya meningkatkan efektifitas
dan produktivitas dalam memanfaatkan oily water separator
dengan sebaik-baiknya. Selain itu untuk mencegah agar air laut
tidak tercemar oleh minyak yang berasal dari kapal atau para anak
buah kapal yang membuang minyak tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku maka pembuangan limbah air got tidak boleh di
buang langsung ke laut harus di buang melewati pesawat oily water
separator sehingga pencemaran air laut akan terhindarkan dari
minyak kotor yang di akibatkan oleh limbah air got kamar mesin,
sehingga limbah air got yang di buang ke laut sudah benar-benar
seteril dari campuran minyak. Dalam hal ini untuk melakukan
perawatan harus terlebih dahulu diadakan sebuah perencanaan
yang sesuai dengan buku petunjuk (manual book) dan keadaan
lapangan yang baik maupun suku cadangnya (spare part) yang
cukup memadahi serta peralatan-peralatan yang lengkap pada saat
dibutuhkan dengan sesuai penggunaannya.
Oleh karena itu pesawat oily water separator mempunyai
peranan yang sangat penting pada setiap kapal guna mencegah
terjadinya pencemaran air laut. Kemungkinan terjadinya penurunan
kemampuan pada oily water separator terhadap proses
pembuangan air yang mengandung oly dari bilge holding tank.
Mengingat pentingnya oily water separator diatas kapal maka
penulis tertarik mengambil judul ”Analisa Terjadinya Alarm Pada
Oil Discharge Monitoring Pada Kapal”
4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian latar belakang penyebab timbulnya
permasalahan
diatas, maka penulis membuat perumusan masalh sebagai
berikut:
1. Apa yang menyebabkan sinyal Alarm Oil Discharge Monitoring
berbunyi?
2. Apa yang harus dilakukan pada saat Alarm Oil Discharge
Monitoring tidak dapat bekerja dengan baik?
3. Bagaimana upaya mengatasi pencegahan terjadinya masalah
pada Alarm Oil Discharge Monitoring?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk menganalisa dan mengetahui faktor apa yg menyebabkan
Alarm pada Oil Discharge Monitoring berbunyi.
2. Menganalisa apa saja yang dilakukan agar Alarm Oil Discharge
Monitoring dapat beroprasi dengan baik dan melakukan
perawatan rutin agar dapat berjalan dengan lancar,baik itu
sebelum dan sesudah pengoprasian di atas kapal.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan terjadinya masalah pada
Alarm Oil Discharge Monitoring di atas kapal
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagi Penulis Proposal
Memberikan pengetahuan dan wawasan serta pemahaman
tentang penelitian materi Oil Discharge Monitoring dan
memberikan pengetahuan tentang prosedur perawatan serta
upaya untuk mencegah terjadinya masalah-masalah diatas kapal.
2. Bagi Organisasi dan Perusahaan
Agar dapat memberikan suatu masukan yang bermanfaat bagi
perusahaan Management yg ditempati, agar dapat diperhatikan
kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan dan
cara mengatasinya sehingga dapat berjalan dengan baik.
3. Bagi Kepentingan Akademik
Untuk menambah pengetahuan serta wawasan terhadap masalah
yang sering terjadi dan dapat memahami serta menanggulangi
masalah tersebut.
E. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diidentifikasikan
6
3. Kerusakan pompa hisap yang mengakibatkan tekanan hisap
berkurang dan menyebabkan Oil Discharge monitoring berbunyi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
yang namanya masuk didalam daftar pada negaranya sendiri
sendiri.
Kebijakan MARPOL yang sudah dilaksanakan di beberapa
negara yaitu:
1. Annex I diberlakukan dimulai pada tanggal 2 Oktober 1983
serta berkaitan dengan pembuangan minyak ke lingkungan
laut. Hal tersebut menggabungkan standar pembuangan
minyak yang ditetapkan didalam amandemen 1969 Konvensi
Internasional untuk mencegah Polusi Laut oleh Minyak Bumi
pada tahun 1954. Hal tersebut menetapkan fitur desaign kapal
tanker minyak dan bertujuan agar meinimalisir pembuangan
minyak ke laut saat kapal masih berjalan serta kalau kecelakan
terjadi. Berdasarkan Annex I Reg 9 “Control Discharge of Oil”
menyatakan bahwasan minyak serta cairan yang dibuang
diizinkan jika :
a. Bukan berada pada “Special Area” seperti Laut
Mediteranean, Laut Baltic, Laut Hitam, Laut Merah serta
daerah teluk.
b. Tempat untuk membuang tidak kurang dari 50 mill laut
dihitung dari daratan.
c. Proses membuang minyak dikerjakan saat kapal bergerak.
d. Minyak yang dibuang tidak boleh lebih dari 30 liter/ nautical
mill.
e. Membuang minyak tidak lebih dari 1:30.000 total berat
muatan.
f. Kapal Tanker diharuskan lengkap dengan oil discharge
monitoring atau ODM dengan sistem kontrolnya.
2. Annex II Tercemarnya laut oleh zat Beracun (Nuxious
Substance)
3. Annex III Tercemarnya laut oleh barang berbahaya (Hamful
Substances) didalam bentuk terbungkus
8
4. Annex IV Tercemarnya laut oleh kotoran manusia hewan
(Sewage)
5. Annex V Tercemarnya laut berhubungan dengan sampah yang
berasal dari kapal
6. Annex VI Pencemaran udara yang berasal dari kapal
9
dimana air got tersebut akan melewati plat– plat pemisah utama
yang terpasang horizontal dalam tabung pemisah sehingga lumpur
tidak akan melewati ataupun ikut dengan air got ke ruang. Air got
yang masih mengandung minyak yang melewati plat–plat utama ini
akan menjalani proses pemisahan pada plat– plat kedua, sehingga
lumpur yang ringan akan tertahan. Selanjutnya dalam tabung ini
akan terjadi proses pemisahan dimana prinsip kerjannya
berdasarkan berat jenis cairan sehingga minyak yang memiliki
berat jenis lebih rendah dari air akan berada dipermukaan air dan
terkumpul dalam ruang pengumpulan minyak. Kemudian air got
yang telah dipisahkan dengan minyak berdasarkan berat jenis ini,
akan disalurkan ke tabung pemisah kedua.
b. Proses pemisah pada tabung kedua Setelah melalui
proses pemisahan pada tabung pemisah pertama, air got yang
telah berkurang kandungan minyaknya akan mengalami proses
pemisahan lagi, dimana pada tabung pemisah kedua air got akan
disaring kembali melalui Coallescer sehingga partikel–partikel
minyak akan dialirkan keluar tabung pemisah untuk dibuang ke
laut, namun sebelumnya melalui suatu alat pendeteksi kandungan
minvak (Oil Content meter) untuk mencegah teriadinya
pencemaran di laut
c. Proses Pengeluaran Minyak dari Ruang Pengumpul pada
Tabung Pemisah Setelah mengalami proses pemisahan antara air
got dan kandungan minyak dalam tabung, maka kandungan minyak
yang terkumpul dalam ruang pengumpul minyak akan terus
bertambah selama pompa bilge masih bekerja, hingga pada saat
tingkat minyak dalam ruang sudah tinggi, maka alat pengontrol
tingkat ketinggian minyak akan bekerja sehingga mengaktifkan
katup solenoid untuk membuka. Maka pada saat itulah minyak
yang terkumpul dalam ruang pengumpulan akan mengalir ke Waste
Oil Tank.
10
D. FUNGSI KOMPONEN OIL WATER SEPARATOR (OWS)
Pada sebuah pesawat Oil Water Separator (OWS) terdapat
beberapa komponen yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, berikut adalah beberapa bagian dari Oil Water
Separator (OWS) antara lain fungsi :
1. Bilge Pump, berfungsi sebagai penghisap air got. Bilge
Pump atau pompa got adalah salah satu pompa yang fungsinya
untuk membuang air berminyak (oil water) yang ada di got (bilge)
kamar mesin. Pompa ini harus di lengkapi unit separator air
berminyak (OWS), agar cairan yang dibuang kelaut mengandung
minyak tidak lebih dari 15 ppm.
11
komponen pemisah air got dengan minyak. Komponen ini
merupakan bagian terpenting dari proses pemisan air dan minyak.
Gambar 2.2 Bilge Seperator
12
5. Valve Berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air isap
yang terpisah yang dimana minyak air kotor masuk ke Sludge tank.
13
berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau
supply (service unit), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai
terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke
pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk
mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger
bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve pneumatic
bekerja. Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering
digunakan dalam fluidics. Tugas dari solenoid valve adalah untuk
mematikan, release, dose, distribute atau mix fluids. Solenoid Valve
banyak sekali jenis dan macamnya tergantung tipe dan
penggunaannya, namun berdasarkan modelnya solenoid valve
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu solenoid valve single
coil dan solenoid valve double coil.
14
8. Filter, Berfungsi sebagai penyaringan yang berada di
coaliser ( stage II ). Filter merupakan lapisan penyaring atau tahap
finishing dari pemisahan antar minyak dan air pada alat ini.
Komponen ini merupakan komponen yang sangat perlu perhatian,
khususnya dalam jangka waktu tertentu harus dilakukan pergantian
terhadap komponen ini. Pergantian filter ini minimal dilaksanakan 1
bulan sekali agar hasil yang didaptkan sesuai dengan yang
diinginkan.
15
a. Buka katup-katup yang terletak antara pompa got dan oily water
separator.
b. Tutup katup keluar sludge.
c. Buka katup yang terletak antara tabung pemisah pertama dan
kedua.
d. Tutup katup yang terletak di atas tabung ( katup pengeluaran
minyak) kedua.
e. Buka semua test cook pada tabung pemisah.
f. Buka katup manometer yang terpasang di atas tabung.
g. Buka katup yang terletak pada pipa pengeluaran air bersih.
h. On-kan saklar automatic controller dan oil content meter.
2. Langkah pemasukan air.
a. Buka katup pengisapan air laut untuk pengisian air laut ke tabung.
b. Jalankan pompa got,saat air laut masuk ke tabung, udara dalam
tabung akan keluar lewat automatic air ventilation.
c. Periksa air laut pada tabung dengan melihat test cook,atur
tekanan air 0,5- 0,7 kg/cm2. bila pada test cock air telah keluar,
tutup test cook tabung pertama dan kedua.
d. Buka katup pengisapan air laut dan katup air got perlahan-laha
sampai akhirnya katup pengisapan air got terbuka penuh dan
katup air laut tertutup.
e. Selama proses pemisahan pada oily water separator berlangsung,
perhatikan lampu yang terdapat pada tabung kedua (lampu
indicator) bila menyala berarti tingkat minyak dalam tabung tinggi,
buka katup pengeluaran untuk mengalirkan minyak ke sludge
tank, setelah lampu padam tutup kembali katup pengeluaran.
Sedang pada tabung pertama, pembukaan katup pengeluaran
minyak di atur oleh splenoid yang mendapat sinyal dari oil level
sensor melalui automatic controller.
16
F. Perawatan Oily Water Separator
Selama perawatan rutin dan harian Oily Water Separator,
pengaturan dibuat sama dengan instruksi pada manual book
untuk mengurangi risiko operasi jangka panjang dari Oily Water
Separator. Isi perawatan meliputi:
b. Bilge Pump
Merawat bearing motor serta memeriksa bagian
yang penting untuk pompa seperti mechanical seal, packing
serta valve kepada pompa untuk pompa bisa bekerja pada
tekanan yang diperlukan hingga motor tidak menimbulkan
getar yang berlebihan. Dan menghasilkan masa pakai
pompa yang berthana lama.
17
kotoran dengan cara penyemprotan air ke coalescer. Hal
tersebut juga diupayakan agar OWS bisa melakukan
pekerjaannya dengan lancar serta normal tidak ada
hambatan lain yang berarti.
d. 3-Way Valve
18
serta outlet pada sisi kiri serta kanan valve, serta bagian bawah
valve adalah arah kembali ke tangki atau resirkulasi. Diatas ada
pengontrol yang mengontrol katup. 3-Way valve ini dinyalakan
memakai sinyal yang diterima dari 15 ppm oil content monitor
serta udara yang menggerakkan (air supply 0.4 - 0.9MPa)
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
20
2. Tinjauan Pustaka (library research)
Merupaka metode yang digunakan agar mendapat data
dengan membaca serta mempelajari literatur, seperti buku,
tulisan yang berkaitan dengan problem atau masalah yang
akan dipelajari agar bisa mendapatkan landasan teori yang
digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang diteliti.
21
DAFTAR PUSTAKA
22