Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR TERJADINYA ALARM PADA OIL


DISCHARGE MONITORING DI ATAS KAPAL

MUHAMMAD ARYAH ASHAR

NIT . 20.42.010

TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARANMAKASSAR
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………….……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................6
E. HIPOTESIS.....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7
A. MARPOL (marine pollution)............................................................7
B. Pengertian Oil Water Seperator......................................................9
C. Prinsip Kerja Oil Water Seperator...................................................9
D. FUNGSI KOMPONEN OIL WATER SEPARATOR (OWS)..........10
E. Cara Pengoperasian Oily Water Separator..................................15
F. Perawatan Oily Water Separator..................................................16
G. Pengertian Oil Discharge Monitoring............................................18
H. Prinsip Kerja Oil Discharge Monitoring.........................................19
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................20
A. Tempat dan waktu penelitian........................................................20
B. Metode pengumpulan data...........................................................20
C. Jenis dan Sumber Data................................................................20
D. Metode Analisis Data....................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................22

2
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu kamar mesin pada suatu kapal terdapat
bermacam-macam jenis permesinan, beroperasinya suatu kapal
maka semua mesin bantu akan ikut beroperasi, sehingga terdapat
kebocoran-kebocoran yang terjadi di dalam kamar mesin, yang
sering mengalami kebocoran adalah sistem pelumasan pada mesin
penggerak utama / main engine seperti minyak bersih, minyak
kotor, dan bahan bakar. Karena sebagian besar mesin yang berada
di kamar mesin sangat berkaitan dengan minyak. Jenis-jenis tangki
untuk penampungan minyak untuk kebutuhan operasional mesin-
mesin yang ada di kapal juga banyak terdapat kebocoran-
kebocoran, sehingga minyak yang bocor akan mengalir menuju ke
bilge tank.
Banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pencemaran air laut akibat pengoperasian kapal yang tidak
beraturan munculah peraturan-peraturan untuk mencegah
terjadinya pencemaran air laut guna menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan air laut beserta ekosistemnya. Polusi
terbesar yang sering terjadi di kapal adalah pencemaran minyak
melalui pembuangan limbah air got. Oleh karena itu terdapat
peraturan yang mengharuskan pemasangan pesawat yang di
lengkapi dengan sebuah alat pemisahan air dengan minyak yang
lebih di kenal dengan istilah oily water separator (OWS) khusus
untuk kapal yang memakai bahan bakar minyak atau yang
mengangkut muatan minyak dan menetapkan zona-zona air laut
yang tidak di perbolehkan membuang minyak.

3
Oily water separator adalah pesawat yang digunakan untuk
memisahkan minyak dengan air. Untuk meningkatkan kemampuan
kerja dari oily water separator agar dapat beroperasi secara
maksimal maka pesawat tersebut harus mendapatkan perawatan
secara rutin dan berkala. Tujuan manajemen perawatan dan
perbaikan ini di lakukan adalah supaya meningkatkan efektifitas
dan produktivitas dalam memanfaatkan oily water separator
dengan sebaik-baiknya. Selain itu untuk mencegah agar air laut
tidak tercemar oleh minyak yang berasal dari kapal atau para anak
buah kapal yang membuang minyak tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku maka pembuangan limbah air got tidak boleh di
buang langsung ke laut harus di buang melewati pesawat oily water
separator sehingga pencemaran air laut akan terhindarkan dari
minyak kotor yang di akibatkan oleh limbah air got kamar mesin,
sehingga limbah air got yang di buang ke laut sudah benar-benar
seteril dari campuran minyak. Dalam hal ini untuk melakukan
perawatan harus terlebih dahulu diadakan sebuah perencanaan
yang sesuai dengan buku petunjuk (manual book) dan keadaan
lapangan yang baik maupun suku cadangnya (spare part) yang
cukup memadahi serta peralatan-peralatan yang lengkap pada saat
dibutuhkan dengan sesuai penggunaannya.
Oleh karena itu pesawat oily water separator mempunyai
peranan yang sangat penting pada setiap kapal guna mencegah
terjadinya pencemaran air laut. Kemungkinan terjadinya penurunan
kemampuan pada oily water separator terhadap proses
pembuangan air yang mengandung oly dari bilge holding tank.
Mengingat pentingnya oily water separator diatas kapal maka
penulis tertarik mengambil judul ”Analisa Terjadinya Alarm Pada
Oil Discharge Monitoring Pada Kapal”

4
B. Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian latar belakang penyebab timbulnya
permasalahan
diatas, maka penulis membuat perumusan masalh sebagai
berikut:
1. Apa yang menyebabkan sinyal Alarm Oil Discharge Monitoring
berbunyi?
2. Apa yang harus dilakukan pada saat Alarm Oil Discharge
Monitoring tidak dapat bekerja dengan baik?
3. Bagaimana upaya mengatasi pencegahan terjadinya masalah
pada Alarm Oil Discharge Monitoring?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk menganalisa dan mengetahui faktor apa yg menyebabkan
Alarm pada Oil Discharge Monitoring berbunyi.
2. Menganalisa apa saja yang dilakukan agar Alarm Oil Discharge
Monitoring dapat beroprasi dengan baik dan melakukan
perawatan rutin agar dapat berjalan dengan lancar,baik itu
sebelum dan sesudah pengoprasian di atas kapal.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan terjadinya masalah pada
Alarm Oil Discharge Monitoring di atas kapal

5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagi Penulis Proposal
Memberikan pengetahuan dan wawasan serta pemahaman
tentang penelitian materi Oil Discharge Monitoring dan
memberikan pengetahuan tentang prosedur perawatan serta
upaya untuk mencegah terjadinya masalah-masalah diatas kapal.
2. Bagi Organisasi dan Perusahaan
Agar dapat memberikan suatu masukan yang bermanfaat bagi
perusahaan Management yg ditempati, agar dapat diperhatikan
kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan dan
cara mengatasinya sehingga dapat berjalan dengan baik.
3. Bagi Kepentingan Akademik
Untuk menambah pengetahuan serta wawasan terhadap masalah
yang sering terjadi dan dapat memahami serta menanggulangi
masalah tersebut.

E. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:


1. Kurangnya sparepart Oil Discharge Monitoring diatas kapal.
2. Tidak sesuainya jadwal pergantian filter media terhadap Oil
Discharge Monitoring yang mengakibatkan proses pemisahan
pada limbah got tidak maximal.

6
3. Kerusakan pompa hisap yang mengakibatkan tekanan hisap
berkurang dan menyebabkan Oil Discharge monitoring berbunyi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. MARPOL (marine pollution)
MARPOL 73/78 merupakan satu dari sekian banyak aturan
yang mencangkup tentang lingkungan laut internasional yang
sangat penting, yang dirumuskan oleh Organisasi Maritim
Internasional (IMO) untuk meminimalisir tercemarnya laut, salah
satunya adalah pembuangan, polusi minyak dan udara. Konvensi
ini memiliki tujuan yaitu melindungi laut dan lingkungannya dan
berusaha agar bisa membuat polusi minyak serta zat lain yang
berbahaya bisa menghilang dari laut serta meminimalisir kebocoran
yang secara tidak sengaja terjadi pada kapal yang mengandung
banyak zat zat yang bisa mencemari laut. MARPOL ditanda tangani
pada 17 Feb 1973, tetapi belum diberlakukan saat ditanda tangani.
Konvensi ini merupakan kombinasi dari Konvensi 1973 serta
Protokol 1978, yang diberlakukan mulai saat tanggal 2 Oktober
1983. Hingga april 2016 ada total 154 negara telah bergabung,
yang merupakan 98,7% dari tonase pelayaran dunia. Semua kapal
yang ditandai sebagai penandatangan MARPOL, di mana pun
mereka berlayar, harus mematuhi persyaratan mereka, serta para
negara anggota diharuskan memiliki tanggung jawab untuk kapal

7
yang namanya masuk didalam daftar pada negaranya sendiri
sendiri.
Kebijakan MARPOL yang sudah dilaksanakan di beberapa
negara yaitu:
1. Annex I diberlakukan dimulai pada tanggal 2 Oktober 1983
serta berkaitan dengan pembuangan minyak ke lingkungan
laut. Hal tersebut menggabungkan standar pembuangan
minyak yang ditetapkan didalam amandemen 1969 Konvensi
Internasional untuk mencegah Polusi Laut oleh Minyak Bumi
pada tahun 1954. Hal tersebut menetapkan fitur desaign kapal
tanker minyak dan bertujuan agar meinimalisir pembuangan
minyak ke laut saat kapal masih berjalan serta kalau kecelakan
terjadi. Berdasarkan Annex I Reg 9 “Control Discharge of Oil”
menyatakan bahwasan minyak serta cairan yang dibuang
diizinkan jika :
a. Bukan berada pada “Special Area” seperti Laut
Mediteranean, Laut Baltic, Laut Hitam, Laut Merah serta
daerah teluk.
b. Tempat untuk membuang tidak kurang dari 50 mill laut
dihitung dari daratan.
c. Proses membuang minyak dikerjakan saat kapal bergerak.
d. Minyak yang dibuang tidak boleh lebih dari 30 liter/ nautical
mill.
e. Membuang minyak tidak lebih dari 1:30.000 total berat
muatan.
f. Kapal Tanker diharuskan lengkap dengan oil discharge
monitoring atau ODM dengan sistem kontrolnya.
2. Annex II Tercemarnya laut oleh zat Beracun (Nuxious
Substance)
3. Annex III Tercemarnya laut oleh barang berbahaya (Hamful
Substances) didalam bentuk terbungkus

8
4. Annex IV Tercemarnya laut oleh kotoran manusia hewan
(Sewage)
5. Annex V Tercemarnya laut berhubungan dengan sampah yang
berasal dari kapal
6. Annex VI Pencemaran udara yang berasal dari kapal

B. Pengertian Oil Water Seperator


Oil Water Separator adalah pesawat bantu yang dipakai diatas
kapal untuk memisahkan air got di kamar mesin dari campuran
minyak, tumpahan, minyak kotor,dari limbah operasi separator
minyak lumas, separator bahan bakar dan kebocoran-kebocoran
minyak lumas dari pipa-pipa, dari bodi, mesin induk, juga dari
mesin-mesin bantu yang bercampur dengan air yang tertampung di
got kamar mesin. Dengan demikian air yang dibuang adalah air
yang bersih yang memenuhi persyaratan 15 (PPM) sesuai
(MARPOL 1973 protokol 1978).

C. Prinsip Kerja Oil Water Seperator


Berdasarkan fungsi Oil Water Separator dikapal cara
kerjanya dibagi menjadi tiga tahapan atau proses antara lain :
proses pemisahan pada tabung pertama, proses pemisahan pada
tabung kedua, dan proses pengeluaran minyak dari ruang
pengumpul pada tabung pemisah adapun prinsip kerja pemisah Oil
Water Separator yaitu dilakukan dengan mengubah kecepatan dan
arah Fluida dari sumur (Well), sehingga Fluida tersebut dapat
terpisah, Berikut cara kerja Oil Water Separator adalah sebagai
berikut :
a. Proses Pemisahan pada tabung pertama Air got yang
dipornpa masuk ke tabung pertama akan menjalani pemisahan

9
dimana air got tersebut akan melewati plat– plat pemisah utama
yang terpasang horizontal dalam tabung pemisah sehingga lumpur
tidak akan melewati ataupun ikut dengan air got ke ruang. Air got
yang masih mengandung minyak yang melewati plat–plat utama ini
akan menjalani proses pemisahan pada plat– plat kedua, sehingga
lumpur yang ringan akan tertahan. Selanjutnya dalam tabung ini
akan terjadi proses pemisahan dimana prinsip kerjannya
berdasarkan berat jenis cairan sehingga minyak yang memiliki
berat jenis lebih rendah dari air akan berada dipermukaan air dan
terkumpul dalam ruang pengumpulan minyak. Kemudian air got
yang telah dipisahkan dengan minyak berdasarkan berat jenis ini,
akan disalurkan ke tabung pemisah kedua.
b. Proses pemisah pada tabung kedua Setelah melalui
proses pemisahan pada tabung pemisah pertama, air got yang
telah berkurang kandungan minyaknya akan mengalami proses
pemisahan lagi, dimana pada tabung pemisah kedua air got akan
disaring kembali melalui Coallescer sehingga partikel–partikel
minyak akan dialirkan keluar tabung pemisah untuk dibuang ke
laut, namun sebelumnya melalui suatu alat pendeteksi kandungan
minvak (Oil Content meter) untuk mencegah teriadinya
pencemaran di laut
c. Proses Pengeluaran Minyak dari Ruang Pengumpul pada
Tabung Pemisah Setelah mengalami proses pemisahan antara air
got dan kandungan minyak dalam tabung, maka kandungan minyak
yang terkumpul dalam ruang pengumpul minyak akan terus
bertambah selama pompa bilge masih bekerja, hingga pada saat
tingkat minyak dalam ruang sudah tinggi, maka alat pengontrol
tingkat ketinggian minyak akan bekerja sehingga mengaktifkan
katup solenoid untuk membuka. Maka pada saat itulah minyak
yang terkumpul dalam ruang pengumpulan akan mengalir ke Waste
Oil Tank.

10
D. FUNGSI KOMPONEN OIL WATER SEPARATOR (OWS)
Pada sebuah pesawat Oil Water Separator (OWS) terdapat
beberapa komponen yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, berikut adalah beberapa bagian dari Oil Water
Separator (OWS) antara lain fungsi :
1. Bilge Pump, berfungsi sebagai penghisap air got. Bilge
Pump atau pompa got adalah salah satu pompa yang fungsinya
untuk membuang air berminyak (oil water) yang ada di got (bilge)
kamar mesin. Pompa ini harus di lengkapi unit separator air
berminyak (OWS), agar cairan yang dibuang kelaut mengandung
minyak tidak lebih dari 15 ppm.

Gambar 2.1 Oil Water Separator (OWS)

Sumber : MV.QUEEN ALEXANDRA I

2. Bilge Separator ( Stage I ) Berfungsi sebagai tabung


pemisah air got dengan minyak, Bilge separator merupakan

11
komponen pemisah air got dengan minyak. Komponen ini
merupakan bagian terpenting dari proses pemisan air dan minyak.
Gambar 2.2 Bilge Seperator

3. Coaliser ( Stage II ) Berfungsi sebagai tempat


penampungan air got yang di pisah oleh bilge separator dari
endapan minyak.

4. Oil Level Sensor Komponen ini berfungsi untuk


mendeteksi kandungan minyak pada saat pemisahan.

12
5. Valve Berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air isap
yang terpisah yang dimana minyak air kotor masuk ke Sludge tank.

6. Selenoide Valve Berfungsi sebagai pengatur aliran air got,


bekerja atas dasar kiriman sinyal dari minyak air kotor (centra
unit ).Selenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh
energi listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai
penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang
dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve
pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang
keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan,

13
berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau
supply (service unit), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai
terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke
pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk
mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger
bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve pneumatic
bekerja. Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering
digunakan dalam fluidics. Tugas dari solenoid valve adalah untuk
mematikan, release, dose, distribute atau mix fluids. Solenoid Valve
banyak sekali jenis dan macamnya tergantung tipe dan
penggunaannya, namun berdasarkan modelnya solenoid valve
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu solenoid valve single
coil dan solenoid valve double coil.

7. Sludge Oil Tank ( tangki minyak air kotor ) Berfungsi


sebagai tangki untuk menampung minyak kotor hasil pemisahan
oleh OWS terhadap air got.(Kapasitas minimum 2% dari volume
tangki muatan).

14
8. Filter, Berfungsi sebagai penyaringan yang berada di
coaliser ( stage II ). Filter merupakan lapisan penyaring atau tahap
finishing dari pemisahan antar minyak dan air pada alat ini.
Komponen ini merupakan komponen yang sangat perlu perhatian,
khususnya dalam jangka waktu tertentu harus dilakukan pergantian
terhadap komponen ini. Pergantian filter ini minimal dilaksanakan 1
bulan sekali agar hasil yang didaptkan sesuai dengan yang
diinginkan.

9. oil discharge monitoring Komponen ini berfungsi untuk


mendeteksi kandungan minyak pada saat pemisahan.

E. Cara Pengoperasian Oily Water Separator


Berikut ini adalah langka-langka yang harus dilakukan untuk
pengoperasian oil water separator.
1. Langkah persiapan.

15
a. Buka katup-katup yang terletak antara pompa got dan oily water
separator.
b. Tutup katup keluar sludge.
c. Buka katup yang terletak antara tabung pemisah pertama dan
kedua.
d. Tutup katup yang terletak di atas tabung ( katup pengeluaran
minyak) kedua.
e. Buka semua test cook pada tabung pemisah.
f. Buka katup manometer yang terpasang di atas tabung.
g. Buka katup yang terletak pada pipa pengeluaran air bersih.
h. On-kan saklar automatic controller dan oil content meter.
2. Langkah pemasukan air.
a. Buka katup pengisapan air laut untuk pengisian air laut ke tabung.
b. Jalankan pompa got,saat air laut masuk ke tabung, udara dalam
tabung akan keluar lewat automatic air ventilation.
c. Periksa air laut pada tabung dengan melihat test cook,atur
tekanan air 0,5- 0,7 kg/cm2. bila pada test cock air telah keluar,
tutup test cook tabung pertama dan kedua.
d. Buka katup pengisapan air laut dan katup air got perlahan-laha
sampai akhirnya katup pengisapan air got terbuka penuh dan
katup air laut tertutup.
e. Selama proses pemisahan pada oily water separator berlangsung,
perhatikan lampu yang terdapat pada tabung kedua (lampu
indicator) bila menyala berarti tingkat minyak dalam tabung tinggi,
buka katup pengeluaran untuk mengalirkan minyak ke sludge
tank, setelah lampu padam tutup kembali katup pengeluaran.
Sedang pada tabung pertama, pembukaan katup pengeluaran
minyak di atur oleh splenoid yang mendapat sinyal dari oil level
sensor melalui automatic controller.

16
F. Perawatan Oily Water Separator
Selama perawatan rutin dan harian Oily Water Separator,
pengaturan dibuat sama dengan instruksi pada manual book
untuk mengurangi risiko operasi jangka panjang dari Oily Water
Separator. Isi perawatan meliputi:

a. 15 PPM Oil content Monitor


Pengecekan 15 ppm oil content monitor seperti saat
megetes terhadap control panel serta test alarm hingga jika
melampaui 15 ppm. Jadi alarm akan memberikan
peringatan melalui lampu indicator berwarna merah, maka
secara otomatis katup 3-Way valve akan tertutup serta air
bilge akan bersirkulasi balik ke tangki.

b. Bilge Pump
Merawat bearing motor serta memeriksa bagian
yang penting untuk pompa seperti mechanical seal, packing
serta valve kepada pompa untuk pompa bisa bekerja pada
tekanan yang diperlukan hingga motor tidak menimbulkan
getar yang berlebihan. Dan menghasilkan masa pakai
pompa yang berthana lama.

c. Coalescer atau Penyaring


Berdasar pada instruksi Manual Book of Oily Water
Separator menjelaskan jika bagian OWS yang dirawat
diharukan sesuai dengan PMS yaitu satu kali dalam
setahun atau annual cleaning.
Tata cara membersihkan coalescer bisa melalui
penyikatan atau memakai bahan kimia pembersih agar bisa
menghilangkan kerak atau scale. Hal lainnya bisa memakai
high pressure water jet agar bisa menyingkirkan debu dan

17
kotoran dengan cara penyemprotan air ke coalescer. Hal
tersebut juga diupayakan agar OWS bisa melakukan
pekerjaannya dengan lancar serta normal tidak ada
hambatan lain yang berarti.

d. 3-Way Valve

Gambar 2.9. 3-Way Valve

Sumber: Pandu Riski Mahardika (2021).


3-way valve Ini memiliki katup yang memungkinkan cairan
atau udara mengalir dalam 3 arah. Tiga arah itu merupakan inlet

18
serta outlet pada sisi kiri serta kanan valve, serta bagian bawah
valve adalah arah kembali ke tangki atau resirkulasi. Diatas ada
pengontrol yang mengontrol katup. 3-Way valve ini dinyalakan
memakai sinyal yang diterima dari 15 ppm oil content monitor
serta udara yang menggerakkan (air supply 0.4 - 0.9MPa)

G. Pengertian Oil Discharge Monitoring


Oil Discharge Monitoring Equipment (ODME) adalah alat
pengukur kadar minyak di slop tank dan ballast tank yang telah
disesuaikan dengan peraturan, dengan memberikan data secara
system computer yang dapat membuang minyak keluar kapal
(Overboard) bukan muatan pada kapal oil tangker yang dibuang
melaikan residu minyak yang diperoleh saat ada sisa tank cleaning
atau ballast, yang terindikasi adanya konten minyak, dan saat
prosesi disconnecting loading arm ada sedikit tetesan minyak di
drip tray, lalu itu semua dikumpulkan kesatu tanki yaitu slop tank

H. Prinsip Kerja Oil Discharge Monitoring


Berdasarkan dengan mengukur kandungan minyak pada slop
atau ballast tank pada satuan Part Per million (PPM) yang di ambil
dari titik sample. ODME secara computerize akan menerima hasil
analisis akan menentukan kadar minyak dari titik sampel bisa atau
tidaknya dibuang keluar kapal apabila tidak maka akan Kembali ke
titik sampel (sirqulating).

19
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan waktu penelitian
Tempat serta waktu pada saat studi ini dilaksanakan adalah
saat taruna/i sedang ada didalam kapal untuk melakukan praktek di
laut.

B. Metode pengumpulan data


Data serta informasi yang diperlukan dalam menulis studi ini
berkumpul dengan cara sebagai berikut:
1. Metode Lapangan (Field Research) 
Data diambil dengan meninjau langsung objek penelitian.
Data serta informasi dikumpul dengan cara berikut: 
Observasi, pengamatan secara langsung di lapangan dimana
penulis melaksanakan praktek laut di atas kapal.

20
2. Tinjauan Pustaka (library research)
Merupaka metode yang digunakan agar mendapat data
dengan membaca serta mempelajari literatur, seperti buku,
tulisan yang berkaitan dengan problem atau masalah yang
akan dipelajari agar bisa mendapatkan landasan teori yang
digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data


Agar bahasan yang dibahas oleh penulis bisa lengkap
diperoleh data serta sumber.
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dihasilkan dari mengamati
secara langsung. Data di studi ini dihasilkan dengan survey,
atau pengamatan, pengukuran serta pencatatan secara
langsung pada lokasi penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang membuat data
primer lengkap, dimana data ini diapat dari sumber
kepustakaan seperti literatur, pelajaran, serta data dari objek
yang tengah diamati dan juga segala hal yang berkaitan
dengan studi ini.

D. Metode Analisis Data


Metode analisis yang dipakai yaitu analisis deskriptif yang
dimana cara ini menjabarkan dengan rinci peristiwa peristiwa yang
telah terjadi di lapangan dan memiliki hubungan dengan topic yang
akan dipelajari, serta memberi suatu penjelasan yang berkaitan
dengan keadaan waktu itu.

21
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (8 Juli 2019). MARPOL Annex 1 : Cara Mencegah Polusi Minyak


di Laut.https://cabmakassar.org/marpol-annex-1-cara-mencegahpolusi-
minyak-di-laut/

MARITIME WORLD: TEKNIKA

Odme Function and Introduction on Oil Tankers - Koneksea Navigation

SISTEM PERAWATAN DAN PERBAIKAN OIL WATER SEPARATOR (OWS) UNTUK


MENCEGAH TERJADINYA PENCEMARAN LAUT DI KAPAL KM. NGGAPULU -
Repository Universitas Maritim AMNI (UNIMAR AMNI) Semarang (unimar-
amni.ac.id)

Setiabudi, Lanny. (2020). Bab II Landasan teori Oil water separator,


prinsip kerja oil water separator, petunjuk perawatan oil
https://docplayer.info/194911225-Bab-ii-landasan-teori-oil-water-
separator-prinsip-kerja-oil-water-separator-petunjuk-perawatan-
oil.html

Thutu Asrul. Oil Water Separator Ows Kapal


https://id.scribd.com/doc/87034857/Oil-Water-Separator-Ows-Kapal

22

Anda mungkin juga menyukai